PENGARUH PELATIHAN LOMPAT KATAK TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 4 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL ILMIAH Diajukan Kepada Universitas Pendidikan Ganesha untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Keolahragaan Oleh Decky Florentana NIM 1116021007 JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2015 1
PENGARUH PELATIHAN LOMPAT KATAK TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 4 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Decky Florentana, I Gusti Lanang Agung Parwata, Ni Putu Dewi Sri Wahyuni Jurusan Ilmu Keolahragaan, FOK Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: decky.id3@gmail.com, agungparwata@yahoo.co.id, putudewisri@gmail.com, @undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan lompat katak terhadap kekuatan dan daya ledak otot tungkai. Jenis penelitian adalah eksperimen sungguhan dengan rancangan the randomized pretest postest control group design. Sampel penelitian 40 orang dari populasi 157 yang ditentukan dengan teknik simple random sampling. Kekuatan di ukur dengan menggunakan tes Back and Leg Dynamometer dan daya ledak otot tungkai dengan tes Jump DF, selanjutnya data dianalisis dengan uji t-independent pada taraf signifikansi (α) 0,05 dengan bantuan program SPSS 16.0. Hasil penelitian menunjukkan variabel kekuatan kelompok perlakuan mengalami peningkatan 10,30 dari hasil pre-test 63,00 menjadi 73,30 pada saat post-test. Sedangkan kelompok kontrol mengalami penurunan 0,50 dari hasil pre-test 63,20 menjadi 62,70 pada saat post-test. Variabel daya ledak menunjukkan kelompok perlakuan mengalami peningkatan 13,10 dari hasil pre-test 47,55 menjadi 60,65 pada saat post-test. Sedangkan kelompok kontrol mengalami penurunan 0,85 dari 47,65 pada saat pre-test menjadi 46,80 pada saat post-test Berdasarkan hasil uji t-independent variabel kekuatan diperoleh nilai signifikansi hitung sebesar 0,000, sedangkan daya ledak otot tungkai diperoleh nilai signifikansi hitung sebesar 0,000 sehingga hipotesis penelitian pelatihan lompat katak berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan dan daya ledak otot tungkai diterima. Dari hasil penelitian dan analisis data disimpulkan bahwa: Pelatihan lompat katak berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan dan daya ledak otot tungkai pada siswa putra kelas VIII SMPN 4 Singaraja tahun pelajaran 2014/2015. Disarankan agar guru olahraga, pelatih, atau pembina olahraga, serta atlet agar menggunakan pelatihan lompat katak sebagai salah satu alternatif pelatihan untuk meningkatkan kemampuan kekuatan dan daya ledak otot tungkai Kata-kata kunci: pelatihan lompat katak, kekuatan, daya ledak otot tungkai 2
Abstract This study aimed to determine the effect of leapfrog training towards the strength and explosive power of leg muscle. This study was true-experiment in form of the randomized pretest post-test control group design. The research sample was 40 students from 157 of population using simple random sampling. The strength was measured using Back and Leg Dynamometer test and explosive power of leg muscle was measured using Jump DF test, proceeding the data were analyzed using independent t-test at significance level (α) 0,05 with SPPS 16.0. The finding shows that the variable of strength of treatment group increases by 10.30 where the result of pre-test is 63.00 and the result of post-test is 73.30. Meanwhile, control group experiences the decrease by 0.50 where the pre-test is 63.20 and the posttest is 62.70. The variable of explosive power shows that the treatment group experiences the increases by 13.10 where the result of pre-test is 47.55 and the result of post-test is 60.65. Meanwhile, control group experiences the decrease by 0.85 where the result of pre-test is 47.65 and the result of post-test 46.80. Based on the result of independent t-test, variable of strength is obtained that arithmetical significance is 0.000, meanwhile the variable of explosive power is obtained that arithmetical significance is 0.000 thus the research hypothesis Leapfrog training affects towards the increase of the strength and explosive power of leg muscle is accepted. From the result of study and data analysis, it can be concluded that leapfrog training affects towards the increase of strength and explosive power of leg muscle on VIII grade male students at SMP N 4 Singaraja in academic year 2014/ 2015. Thus, it is recommended that physical education teachers, trainers, coaches, and athletes to use leapfrog training as one of alternative trainings to improve the strength and explosive power of leg frog. Key terms: leapfrog training, strength, explosive power of leg muscle PENDAHULUAN Olahraga masa kini sering dilupakan atau bahkan ditinggalkan oleh masyarakat di semua kalangan baik itu dari kalangan anak-anak maupun kalangan orang dewasa. Hal tersebut dikarenakan semakin tingginya kemajuan teknologi yang mengakibatkan masyarakat lebih memilih hal-hal yang bersifat praktis atau instan, sehingga masyarakat lupa akan pentingnya berolahraga dan manfaat yang didapatkan dengan berolahraga. Di dalam peningkatan prestasi seorang atlet maka diperlukan berbagai macam pembinaan kondisi fisik. Pembinaan kondisi fisik merupakan pembinaan awal dan sebagai dasar pokok dalam mengikuti pelatihan olahraga untuk mencapai suatu prestasi. Kekuatan dan daya ledak merupakan komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga. Dari banyaknya solusi latihan, pelatihan lompat katak dapat digunakan untuk pelatihan peningkatan kekuatan dan daya ledak otot tungkai. Pelatihan lompat katak merupakan suatu latihan yang memanfaatkan kedua kaki untuk melakukan gerakan 3
melompat seperti katak yang dilakukan berulang kali. Kelompok otot utama yang dipengaruhi adalah fleksor pinggul, hamstrings, gluteals, punggung bagian bawah dan shoulder girdle. Dampak dari latihan akan nampak setelah latihan yang berkesinambungan dan terprogram dari pelatih. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dengan mewawancarai guru Penjasorkes di SMPN 4 Singaraja, sekolah tersebut belum mencapai prestasi yang maksimal dalam bidang olahraga cabang atletik nomor lompat. Hal tersebut telihat dari belum mampunya SMPN 4 Singaraja menjuarai event-event olahraga yang diikuti. Berlandaskan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul pengaruh pelatihan lompat katak terhadap kekuatan dan daya ledak otot tungkai pada siswa putra kelas VIII SMPN 4 Singaraja tahun pelajaran 2014/2015. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan lompat katak terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada siswa putra kelas VIII SMPN 4 Singaraja tahun pelajaran 2014/2015. b. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan lompat katak terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai pada siswa putra kelas VIII SMPN 4 Singaraja tahun pelajaran 2014/2015. METODE Dalam penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen sungguhan, dengan rancangan Penelitian The Randomized Pre-test Post-test Control Group Design (Kanca I Nyoman, 2006:73). Sampel penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII SMPN 4 Singaraja tahun 2014/2015 yang berjumlah 40 orang, kemudian diberikan pre-test untuk mengukur kekuatan dengan menggunakan tes back and leg dynamometer dan untuk mengukur daya ledak otot tungkai dengan menggunakan tes jump df. Berdasarkan hasil tes, sampel dibagi menjadi 2 kelompok dengan teknik ordinal pairing yaitu Kelompok 1: kelompok perlakuan pelatihan lompat katak dan kelompok 2: kelompok control (pelatihan konvensional) yaitu permainan sepak bola. Setelah program pelatihan selesai, maka kedua kelompok diberikan post-test yang 4
sama dengan test awal (pre-test). Teknik analisis data untuk uji normalitas sebaran data menggunakan instrument uji lilliefors manual pada taraf signifikansi (α) 0,05. Untuk uji homogenitas varian data menggunakan analisis uji Lavene dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Sedangkan untuk uji hipotesis diuji dengan instrument uji-t independent (uji t) dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Tempat pelaksanaan dalam penelitian ini adalah Lapangan SMPN 4 Singaraja. Penelitian dilaksanakan selama 4 minggu dengan frekuensi latihannya adalah 3 kali pertemuan dalam seminggu, yang bertujuan untuk memberikan kesempatan tubuh beradaptasi terhadap beban yang diberikan dalam pelatihan ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Data hasil penelitian kekuatan dan daya ledak otot tungkai dari data pre-test dan post-test. Data pretest diambil pada awal kegiatan penelitian yaitu sebelum sampel penelitian diberikan perlakuan, sedangkan data post-test diambil pada akhir kegiatan penelitian yaitu setelah sampel penelitian diberikan perlakuan selama 12 kali pelatihan Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Kekuatan Variabel data Pre-test Post-test Gain Score Perlakua Perlakua n Kontrol Perlakuan Kontrol n Kontrol Jumlah Sampel 20 20 20 20 20 20 Rata-rata 63.00 63.20 73.30 62.70 9.50-0.50 Median 63.50 64.00 72.50 62.50 9.00 0.00 Modus 60.00 70.00 76.00 70.00 7.00 2.00 Nilai tertinggi 78.00 75.00 89.00 77.00 13.00 4.00 Nilai Terendah 50.00 48.00 63.00 49.00 7.00-6.00 Standar Deviasi 7.01 7.23 5.98 8.52 2.04 3.20 Varian 49.12 52.27 35.80 72.54 4.16 10.26 Rentanga n 28.00 27.00 26.00 28.00 6.00 10.00 5
Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian Daya Ledak Otot Tungkai Variabel Pre-test Post-test Gain Score Data Perlakua Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol n Jumlah 20 20 20 20 20 20 Sampel Rata-rata 47.55 47.56 60.65 46.80 13.00-0.85 Median 46.50 46.00 61.00 45.50 12.50-0.50 Modus 46.00 46.00 57.00 42.00 10.00 1.00 Nilai 54.00 60.00 68.00 60.00 18.00 2.00 tertinggi Nilai 38.00 41.00 54.00 39.00 10.00-5.00 Terendah Standar 3.89 5.58 4.43 5.92 2.63 2.25 Deviasi Varian 15.10 31.19 19.61 35.01 6.94 5.08 Rentanga n 16.00 19.00 14.00 21.00 8.00 7.00 Pengujian terhadap normalitas sebaran data penelitian dilakukan pada data beda (gain score) dari data daya ledak otot tungkai pada kelompok perlakuan lompat katak, dan kelompok kontrol yang menggunakan uji Lilliefors dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi ( ) 0,05. Kriteria pengambilan keputusan menurut Candiasa (2004:8) yaitu jika signifikansi yang diperoleh > (sig > 0,05), maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sebaliknya, jika signifikansi yang diperoleh < (sig < 0,05), maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Dengan Instrumen Lilliefors manual Sumber Data Lilliefors L hitung L tabel Keterangan Kekuatan Perlakuan 0.1703 0,1920 Normal Kontrol 0.1192 0,1920 Normal Daya Ledak Perlakuan 0.1628 0,1920 Normal Kontrol 0.1038 0,1920 Normal Dari hasil uji homogenitas data dilakukan terhadap data gain score kekuatan dan daya ledak otot tungkai menggunakan instrumen uji 6
Levene dengan bantuan program komputer SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Diperoleh nilai uji 3,540 dengan signifikansi 0,068 untuk variabel kekuatan, sedangkan pada variabel daya ledak otot uji didapatkan nilai signifikansi hitung untuk kedua data tersebut lebih besar dari pada α (Sig > 0,05), dengan demikian data yang diuji berasal dari data dengan variansi homogen. tungkai diperoleh nilai uji 0,848 dengan signifikansi 0,363. Dari hasil Tabel 4.4 Uji Homogenitas Kekuatan Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic df1 df2 Sig. Kekuatan Based on Mean 3.540 1 38 0.068 Based on Median 2.403 1 38 0.129 Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean 2.403 1 30.831 0.131 3.421 1 38 0.072 Tabel 4.5 Uji Homogenitas Daya Ledak Otot Tungkai Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic df1 df2 Sig. Daya Ledak Based on Mean 0.848 1 38 0.363 Based on Median 0.640 1 38 0.429 Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean 0.640 1 37.050 0.429 0.734 1 38 0.397 Pembahasan Hasil analisis data hasil penelitian untuk variabel terikat penelitian menunjukan adanya peningkatan nilai rata-rata (mean) untuk masing-masing variabel. Dari deskripsi data variabel kekuatan seperti terlihat dari deskripsi data variabel kekuatan pada tabel 4.1 terlihat kelompok perlakuan 7
mengalami peningkatan nilai ratarata sedangkan kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan ratarata. Nilai pre-test kelompok perlakuan untuk variabel kekuatan memiliki rata-rata 63,00 dan ratarata nilai post-test 73,30 dengan demikian nilai rata-rata kelompok perlakuan meningkat 10,30. Kelompok kontrol untuk variabel kekuatan mengalami penurunan nilai rata-rata sebesar 0,50 dari 63,20 pada saat pre-test menjadi 62,70 pada saat post-test. Bentuk pelatihan perlakuan lompat katak yang dilakukan adalah pelatihan dengan frekuensi pelatihan adalah sebanyak 3 kali seminggu selama 4 minggu. Pelatihan Lompat Katak Berpengaruh Terhadap Peningkatan Kekuatan Berdasarkan hasil uji-t independen untuk variabel kekuatan, antara gain score kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapatkan nilai t hitung = 11,777 dengan nilai signifikansi = 0,000 pada taraf signifikansi 0,05. Nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), dengan demikian hipotesis penelitian pelatihan lompat katak secara signifikan berpengaruh terhadap kekuatan pada siswa putra kelas VIII SMPN 4 Singaraja tahun pelajaran 2014/2015 diterima. Secara teoritik hasil penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Kekuatan adalah gaya (force) yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam suatu satu kontraksi maksimal (Widiastuti, 2011: 76). Di dalam olahraga umumnya pelatihan untuk meningkatkan komponen kekuatan lebih banyak ditujukan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan dan tungkai. Latihan lompat katak memberikan beban kerja pada otot tungkai berupa gerakan jongkok dan melompat yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga akan menyebabkan otot tungkai beradaptasi terhadap beban kerja tersebut sehingga sistem kerja otot quadriceps, hamstrings, fleksor pinggul, gastronemius, dan glueteals akan meningkat dan terjadi perubahan. Sampel yang diberikan pelatihan ini akan mengalami perubahan secara fisiologis pada organ tubuhnya. Beban latihan yang diberikan akan dapat meningkatkan aktivitas dan kerja mitokondria dalam sel otot dan memberikan perubahan pada otot atau 8
bertambah besarnya diameter (hypertrophy) pada serabut otot tungkai. Otot mempunyai kemampuan untuk mengadakan penyesuaian terhadap pembebanan fisik. Jika otot menerima pembebanan fisik dalam batasbatasnya, maka akan terjadi penyesuaian dan dapat meningkatkan kekuatan otot yang bersangkutan. Hal ini terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor seperti meningkatnya ukuran serabut otot yang digunakan dalam latihan, meningkatnya jumlah pembuluh kapiler yang melayani serabut otot. Dengan meningkatnya sistem kerja otot yang disebabkan oleh pelatihan yang diberikan sehingga pelatihan lompat katak diduga dapat meningkatkan kekuatan. Pelatihan Lompat Katak Berpengaruh Terhadap Peningkatan Daya ledak otot tungkai Berdasarkan hasil uji-t independen untuk variabel daya ledak otot tungkai, antara gain score kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapatkan nilai t hitung = 17,996 dengan nilai signifikansi = 0,000 pada taraf signifikansi 0,05. Nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), dengan demikian hipotesis pelatihan lompat katak berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai diterima. Secara teoritis hasil pelatihan lompat katak berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai dapat dijelaskan sebagai berikut: Daya ledak otot merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot menghadapi tahanan atau beban secara maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Salah satu komponen yang harus dimiliki atlet adalah daya ledak oto tungkai, daya ledak otot tungkai merupakan kekuatan otot dan kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga, disamping itu memegang peran sangat penting dalam olahraga Pelatihan lompat katak merupakan pelatihan yang menggunakan gerakan melompat ke depan dengan kedua kaki secara berulang-ulang. Pelatihan ini memberi perubahan secara fisiologis pada organ tubuh. Pemberian pelatihan lompat katak dalam satu repetisi diharuskan untuk melakukan gerakan melompat ke depan sebanyak 10 kali. Beban latihan yang diberikan pos berpusat pada otot tungkai berupa jongkok dan melompat 9
dilakukan secara berulang-ulang akan memberikan stress pada otot tungkai sehingga otot akan mengalami adaptasi organ tubuh. Adaptasi otot yang utama yaitu hypertrophy, bertambahnya massa otot. Perkembangan hypertrophy berhubungan dengan terjaganya jumlah peningkatan jaringan protein aktin dan miosin yang mampu mengerut. Selanjutnya, kekuatan otot bertambah melalui adaptasi sistem saraf yang memungkinkan subyek yang menggerakkan jumlah unit gerak yang membesar pada suatu waktu dari pelatihan yang diberikan serta karena bertambahnya serabut otot otomatis memperbanyak sel-sel otot, dimana didalamnya terdapat penambahan mitokondria. Maka pelatihan yang diberikan dapat menyebabkan adaptasi fisiologis terhadap otot berupa hypertrophy otot, hyperplasia otot, meningkatnya jumlah mitokondria, kekuatan otot meningkat sehingga dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelatihan lompat katak berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 4 Singaraja tahun pelajaran 2014/2015. 2. Pelatihan lompat katak berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 4 Singaraja tahun pelajaran 2014/2015 DAFTAR RUJUKAN Candiasa, Made. 2004. Statistik Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan SPSS. Singaraja. IKIP Negeri Singaraja Kanca, I Nyoman. 2006. Metodelogi Penelitian Keolahragaan. Singaraja. Jurusan Ilmu Keolahragaan. Widiastuti. 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta. PT Bumi Timur Raya SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dalam 10