BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah dimana sasarannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2005) kematian balita disebabkan oleh Infeksi Saluran

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian terhadap Hubungan Penyuluhan Ibu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tabumela Kecamatan Tilango

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. Hasil Survey

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan anak yang berkualitas dapat dilakukan dengan. memenuhi kebutuhan anak. Kebutuhan pada anak tidak hanya meliputi

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Nixen Rachmawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. Status gizi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mewujudkan

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEPERCAYAAN DENGAN PERILAKU IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU III KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. berkelanjutan (sustainable development). Peningkatan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan yang sangat vital bagi kesehatan

KUESIONER UNTUK KADER

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa golden period, potensi-potensi yang dimiliki seseorang akan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kurangnya Kunjungan Anak Balita Di Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin

BAB I PENDAHULUAN. Kuantitas perkembangan jumlah posyandu sangat menggembirakan, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

Nelly Malahayati 1. STIKes Bina Nusantara ABSTRAK. : Posyandu, Peran Kader,Dukungan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya adalah posyandu. Posyandu

HUBUNGAN PARTISIPASI IBU MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI DI DESA TABUMELA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

STUDI PERKEMBANGAN POSYANDU PASCA REVITALISASI POSYANDU DI WILAYAH PUSKESMAS KENJERAN SURABAYA Oleh Pipit Festy

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Sebagai pusat kegiatan

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKA KARYA KOTA SABANG

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan ibu. Posyandu dicanangkan tahun 1986, jumlah posyandu di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyelenggaraan pembangunan kesehatan dasar terutama ibu, bayi dan anak balita

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. kurang berfungsinya lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat, seperti posyandu

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DENGAN FREKUENSI TERJADINYA ISPA DI DESA KEBONDALEM

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu merupakan bagian dari pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah dimana sasarannya adalah pembangunan kesehatan untuk mencapai keluarga kecil, bahagia dan sejahtera yang dilaksanakan oleh keluarga, bersama masyarakat dengan bimbingan dari petugas kesehatan setempat. (Pamungkas ; 2009) Program posyandu dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat, maka diharapkan masyarakat sendiri yang aktif membentuk, menyelenggarakan memanfaatkan dan mengembangkan posyandu sebaik-baiknya. Kelangsungan posyandu tergantung dari partisipasi masyarakat itu sendiri. Adapun penyelenggara posyandu adalah kader-kader dan ibu-ibu PKK dari desa tersebut. (Napu ; 2009) Program-program dari pemerintah yang dilaksanakan dalam kegiatan posyandu terbukti memilki pengaruh terhadap pemantauan tumbuh kembang anak dan kesehatan secara langsung dalam rangka penurunan kematian bayi. Untuk itu dengan adanya program kegiatan posyandu diasumsikan agar kader, petugas kesehatan, dan masyarakat khusunya ibu balita benar-benar aktif dalam kegiatan, ataupun dapat berpastisipasi dalam kunjungan posyandu. (Mubaraq ; 2009)

Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang kesehatan untuk kota/ kabupaten (Depkes RI; 2008 )tentang indikator pemanfaatan posyandu diukur dari tingkat kunjungan.tingkat kunjungan secara komulatif mencapai 90% atau lebih dianggap baik dan kurang dari 90% dianggap belum baik pemanfaatannya. Di Indonesia jumlah posyandu meningkat pada tahun 2010 yaitu berkisar 77% dari 90 %. Rasio posyandu terhadap desa/ kelurahan adalah 3,55 posyandu perdesa/kelurahan. Namun peningkatan ini masih dianggap belum baik kerena belum mencapai standar yaitu 90%. (Depkes RI) Menurut Notoatmodjo (2005) Adapun hal-hal yang berhubungan dengan rendahnya atau kurangnya pemanfaatan posyandu dari tingkat kunjungan ibu yaitu terdiri dari beberapa faktor sebagai berikut : Pendidikan, pengetahuan, Sikap, Motivasi, Pekerjaan, Akivitas Kader, Kelengkapan Sarana, Keaktivan Petugas Kesehatan, Kebijakan Pemerintah. Hal ini di dukung dari hasil penelitian Syahrir (2013) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar. Dimana menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu. Ada lebih dari sebagian responden memiliki tingkat pendidikan yang tinggi (54,2%) dan 45,8% responden yang berpendidikan rendah. Selanjutnya untuk Pengetahuan dalam hasil penelitianya menyatakan bahwa dalam analisa univariat jumlah responden dengan pengetahuan yang baik

sebanyak 53,0% dan responden dengan pengetahuan yang kurang sebanyak 47,0%. Dan analisa bivariat menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan ibu yang mempunyai balita ke posyandu. Dalam analisa multivariat menunjukan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan kunjungan ibu mempunyai balita ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar adalah pengetahuan ibu Penelitian Pipit 2012 tentang Studi Perkembangan Posyandu Pasca Revitalisasi Posyandu Diwilayah Puskesmas Kenjeran Surabaya. Pendidikan yang ada di wilayah Kecamatan Bulak dari 25 responden, responden mempunyai latar belakang pendidikan sebanyak 5 responden adalah lulusan SD (20%), 11 responden lulusan SMP (44%), 6 responden lulusan SMA (24%), 3 responden lulusan PT (12%). Dalam penelitian ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan seseorang berpengaruh pada kelangsungan suatu kegiatan. Dan selanjutnya Karakteristik responden menurut Pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga 84% sehingga kesempatan datang dalam penyelenggaraan Posyandu lebih besar daripada kader yang mempunyai pekerjaan seperti wanita karier. Penelitian Pamungkas 2009 tentang hubungan antara faktor pengetahuan, sikap, dan kepercayaan, dengan perilaku ibu berkunjung ke posyandu III kelurahan Grabag Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, pada taraf signifikansi 5% didapatkan p value 0,031 maka α < 0,005 maka Ha diterima yang artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu balita dengan kunjungan keposyandu dikelurahan Grabag Kecamatan Grabag

Kabupaten Magelang. Berikut pada sikap untuk taraf signifikan 5% didapatkan p- value 0,035 maka α < 0,05 maka Ha diterima yang artinya bahwa terdapat hubungan sikap dengan kunjungan posyandu Penelitian Suharti 2012 tentang hubungan faktor pengetahuan,sikap, dan dukungan keluarga dengan perilaku kunjungan ke posyandu pada ibu pekerja di Banja Negara Jawa Tengah. Dimana dalam penelitiannya responden mempunyai sikap yang mendukung mencapai 54,4% terhadap kunjungan posyandu, sikap dapat berupa respon positif ataupun negative. Sikap responden yang tidak mendukung terhadap kunjungan posyandu didapatkan sebesar 43,6 %. Fitriani 2009 tentang Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kunjungan Balita ke Posyandu Di Kecamatan Pemulutan Selatan Kabupaten Ogan Ilir. dimana dalam hasil penelitiannya bahwa Penelitian ini mendapatkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan responden dengan kunjungan aktif ke posyandu, dimana P. Value 1,0. 0,05. Penelitian Yogiswara 2011 tentang Hubungan Antara Tingkat Partisipasi Ibu Di Posyandu Dengan Status Gizi Balita. Dalam pembahasanya Data yang didapatkan tentang karakteristik responden pada penelitian ini yaitu Tingkat tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pendidikan responden terbanyak adalah SMA dengan jumlah 28 orang atau 70%. Jenis pekerjaan yang paling banyak adalah tidak bekerja / ibu rumah tangga dengan jumlah 20 orang atau 50%. Sedangkan tingkat pengeluaran terbanyak pada kelompok pengeluaran < Rp. 1.000.000 dengan jumlah 19 orang atau 47%.

Dari profil Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, pengukuran pemanfaatan posyandu dilihat dari balita yang terdaftar di wilayah tempat tinggal dan terdaftar dalam kegiatan posyandu. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mengupayakan target kunjungan ibu balita dalam kegiatan posyandu mencapai 85 %, sementara hasil profil Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, untuk tingkat wilayah provinsi pada tahun 2011 adalah 72,0%, dan pada tahun 2012 75, 0%, dan untuk tingkat wilayah kabupaten pada tahun 2011 mencapai 74,7 %, dan tahun 2012 71,2% Dari data awal yang telah dilakukan peneliti pada tahun 2013 di Wilayah Kecamatan Desa Tabumela Kecamatan Tilango, terdapat 5 (lima) dusun yang lokasi posyandu terdapat 2 lokasi, untuk dusun 2, dan 3 posyandu dilakukan di balai desa (kantor desa), dan dusun 1,4,5 di Polindes Tabumela, dan, berdasakan rekapan data dari puskesmas tilango dari seluruh masing-masing dusun, didapatkan data pemanfataan posyandu didesa tabumela pada 3 bulan terkahir yaitu pada bulan September 2013 jumlah keseluruhan balita sebanyak 139 balita, dan yang datang hanya 80, untuk bulan Oktober 2013 jumlah balita sebanyak 142, dan yang datang hanya 53 balita. Bulan November 2013 jumlah balita 140, dan yang datang hanya 70 balita. Dan berdasarkan survey terakhir perolehan data yang diperoleh dari setiap kader lewat buku hadir posyandu, pada tanggal 23 dan 24 Desember 2013 di Dusun Satu kunjungan balita keposyandu hanya 32 balita dari 47, di Dusun Dua jumlah balita sebanyak 44 balita, dan yang hadir dalam kegiatan posyandu hanya 39 orang, Dusun Tiga jumlah balita sebanyak 23 orang, dan yang hadir hanya 12 orang, Dusun Empat, jumlah balita sebanyak 26, dan yang hadir bejumlah 12

balita, dan terakhir Di Dusun Lima jumlah balita sebanyak 76, dan yang hadir bejumlah 41 balita. Berdasarkan latar belakang tersebut keaktifan ibu balita dalam kunjungan posyandu dari ke 5 (lima) dusun tersebut masih belum mencakup keseluruhan jumlah semua balita yang terdaftar dalam kegiatan posyandu dan melihat harapan target yang di inginkan menurut Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo yang mencapai 85%, dan sementara dari ADRA (Adventist Development and Relief Agency) Indonesia seharusnya semua balita seharusnya 100% hadir, dari lima posyandu di desa tabumela Kecamatan Tilango belum mencapi target, oleh karena itu perlu diketahui apa yang menyebabkan masyarakat khususnya ibu balita tidak aktif dalam kunjungan posyandu Di Desa Tabumela Kecamatan Tilango, dan untuk menyikapi hal itu maka dipandang perlu mengangkat permasalahan dengan menentukan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketidakaktifan Ibu Balita Dalam kunjungan Posyandu Di Desa Tabumela Kecamatan Tilango. 1.2 Identifikasi masalah - Kunjungan posyandu pada tahun 2010 hanya mencapai 70% dari 100 % semua jumlah balita yang ada yaitu 216 balita di Desa Tabumela - Dari informasi keder, para kader harus menjemput ibu-ibu balita di rumahnya agar ibu-ibu balita dapat hadir dalam kunjungan posyandu dan membawa anak balitanya. - Setelah beberapa bulan, dari bulan November 2013, bersama Pengurus Gerakan Sehat Cerdas ( GSC ) mengadakan program undian setiap jadwal posyandu, dengan maksud agar kehadiran ibu-ibu balita dalam

kunjungan posyandu dapat lebih aktif dan mengalami peningkatan. Dengan adanya Program tersebut kunjungan ibu balita mengalami peningkatan dari 70% menjadi 90%. - Namun dengan demikian meskipun ada peningkatan kunjungan ibu balita dalam kegiatan posyandu, pencapaian ini belum sampai pada target yang diharapkan yaitu 100%, sehingga dengan demikian masalah untuk di indentifikasi terkait dengan kegiatan posyandu yaitu faktor-faktor yang behubungan dengan ketidakaktifan ibu balita dalam kunjungan posyandu yaitu : Akitvitas Kader, Kebijakan Pemerintah, Kelengkapan Sarana, Keaktifan Tugas Pembina/ Petugas Kesehatan, Pengetahuan Ibu Balita, Pendidikan, Sikap, Motivasi, dan Pekerjaan Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini hanya dibatasi pada hubungan antara faktor sikap ibu balita, pekerjaan ibu balita, pengetahuan, dan pendidikan ibu balita dengan ketidakaktifan dalam kunjungan posyandu di Desa Tabumela. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana hubungan antara pendidikan dengan ketidak aktifan ibu balita dalam kunjungan keposyandu di Desa Tabumela? 2. Bagaimana hubungan antara pengetahuan dengan ketidakaktifan ibu balita dalam kunjungan Posyandu Di Desa Tabumela?

3. Bagaimanakah hubungan sikap ibu balita dengan ketidakaktifan ibu balita dalm kunjungan posyandu di Desa Tabumela? 4. Bagaimanakah hubungan pekerjaan dengan ketidakaktifan ibu balita dalam kunjungan posyandu di Desa Tabumela? 5. Bagaimanakah keaktifan Ibu Balita dalam kunjungan Posyandu di Desa Tabumela? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1.4.1 Tujuan Umum Diidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakaktifan ibu balita dalam kunjungan posyandu di Desa Tabumela. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Diidentifikasinya pendidikan ibu balita dalam kunjungan posyandu di Desa Tabumela 2. Diidentifikasinya pengetahuan ibu dalam kunjungan posyandu di Desa Tabumela 3. Diidentifikasinya sikap ibu dalam kunjungan posyandu di Desa Tabumela 4. Diidentifikasinya pekerjaan ibu dengan kunjungan posyandu di Desa Tabumela 5. Diidentifikasinya hubungan antara pendidikan ibu balita dengan keaktifan dalam kunjungan keposyandu di Desa Tabumela

6. Diidentifikasinya hubungan antara pengetahuan dengan ketidakaktifan ibu balita dalam kunjungan posyandu di Desa Tabumela 7. Diidentifikasinya hubungan antara sikap ibu balita dengan ketidakaktifan dalam kunjungan posyandu di Desa Tabumela 8. Diidentifikasinya hubungan pekerjaan dengan ketidakaktifan ibu balita dalam kunjungan posyandu di Desa Tabumela 9. Diidentifikasinya kunjungan Ibu balita di posyandu 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk masukan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan khusunya serta menambah informasi tentang segala hal yang berhubungan dengan posyandu tersebut 2. Manfaat praktis a. Bagi pengelola program posyandu di wilayah kabupaten, khususnya di Desa Tabumela Hasil penelitian dapat dijadikan bahan koreksi, dan masukan kepada pengelola program posyandu agar lebih memperhatikan kegiatan posyandu di Desa Tabumela b. Bagi Petugas Kesehatan Dapat dijadikan bahan masukan untuk petugas kesehatan agar lebih meningkatkan keaktifan dalam kegiatan posyandu di Desa Tabumela

c. Bagi Masyarakat Memberikan informasi penting bagi masyarakat, khusunya Ibu-Ibu Balita tentang Pentingnya membawa anaknya keposyandu d. Bagi Pendidikan Sebagai tambahan literature tentang posyandu. e. Bagi Peneliti Dapat dijadikan bahan untk menambah pengetahuan khususnya tentang hal-hal yang berhubungan dengan posyandu.