INSTRUMEN PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

IMPLEMENTASI PENANAMAN TRADISI KEILMUAN ISLAMI PADA SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH AL-FATTAH DESA TAMBAKROTO SAYUNG DEMAK TAHUN PELAJARAN

INSTRUMEN WAWANCARA KEPALA MTS. SAFINATUL HUDA SOWAN KIDUL KEDUNG JEPARA. 1. Bagaimana sejarah berdirinya MTs. Safinatul Huda Sowan Kidul Kedung

BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

TRANSKIP WAWANCARA. 1. Peneliti: Apa Visi Misi MTs NU 07 Patebon dan bagaimana penjelasannya?

BAB III PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS SISWA SMP ISLAM WALISONGO KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Fokus penelitian ini adalah Peran KH. Munir Abdullah dalam Membimbing Agama Masyarakat Desa Ngroto Kecamatan Gubug

Pedoman Wawancara Guru

BAB I PENDAHULUAN. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru, Surabaya, 1997, hlm. 2.

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB III KEGIATAN PEMBIASAAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MIS KARANGANYAR 01 KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

APLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH PERCONTOHAN (UNGGULAN) TAHUN 2014

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

BAB VI PENUTUP. pihak lembaga madrasah beserta komite madrasah dan tokoh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm

BAB IV DESKRIPSI ANALISA DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

METODE PENGUMPULAN DATA

Pedoman Wawancara. A. Kepala Sekolah Islamic Boarding School SMP Muhammadiyah Apa latar belakang ibu membuat progam Islamic Boarding School SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

PEDOMAN MERUMUSKAN VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri terhadap aspek-aspek kehidupan dan lingkungan yang

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. 2005, Hlm, 28

BAB I PENDAHULUANN. Kurikulum merupakan hal penting dalam

BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN. 1. Latar Belakang Berdirinya MTs Nurul Hilal Senuro

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang bertanggung jawab

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Institut KeIslaman Abdullah Faqih (INKAFA) adalah perguruan tinggi Islam,

BAB IV PENUTUP. kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Pesantren di Sekolah Dasar Al- Ahmadi Surabaya peneliti dapat menyimpulkan :

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sebagai penutup laporan penelitian ini, disajikan kesimpulan dan

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA TPQ AL-BURHAN MRANGGEN DEMAK. No. PERTANYAAN JAWABAN

CURRICULUM VITAE. : Kusumaning Dwi Nuraini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

ANGKET INTENSITAS MENGHAFAL AL-QUR AN PERNYATAAN DAN PERTANYAAN ANGKET

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Siti Mariam beralamatkan di Jalan Kelayan A Gg. PGA

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan diskripsi hasil penelitian yang telah penulis lakukan di MTs. NU TBS Kudus, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

Musthofa Rembangy, Pendidikan Transformatif, (Yogyakarta: TERAS, 2008), hal. 5.

Gambaran Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji di Kementerian Agama Kabupaten Demak tahun 2016

Lampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI

PENGUMUMAN Nomor: 366.A/Dt.I.II/KP.00.2/5/2018

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah NU (MA NU) Limpung 1. Letak Geografis

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 02/KONBES-XVIII/VI/2012

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA DI SLB ABC SWADAYA KENDAL

Transkripsi:

INSTRUMEN PENELITIAN No Fokus Teori Wawancara Observasi Dokumentasi 1 Implementasi Penanaman Tradisi Keilmuan Islami Pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al- Fattah Desa Tambakroto Sayung Demak Tahun Pelajaran 2015-2016 1. Aspek Penting Pendidikan dalam Islam: 1. aspek pendidikan ketuhanan, 2. aspek pendidikan akhlak, 3. aspek pendidikan akal dan ilmu pengetahuan, 4. aspek pendidikan fisik, 5. aspek pendidikan kejiwaan, 6. aspek pendidikan keindahan. (6 Aspek Penting Pendidikan dalam Islam oleh Desi Mandasari http://abiummi.com 19 april 2016) 2. Para ahli didik Islam telah merumuskan berbagai metode pendidikan Islam diantaranya : 1. Metode Teladan 2. Metode Nasihat 3. Metode Ceramah 4. Metode Tanya Jawab 5. Metode Diskusi 6. Metode perumpamaan 1. Bagaimana latar belakang berdirinya Madrasah Aliyah Al-Fattah? 2. Bagaimana latar belakang pendidikan guru PAI di Madrasah Aliyah Al- Fattah? 3. Apa saja Aspek Keilmuan Islami yang ditanamkan pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah ini? 4. Bagaimanakah Implementasi atau pelaksanaan penanaman tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah? 5. Apakah mapel PAI yang diajarkan pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah hanya menggunakan kurikulum kementerian agama atau ada mapel tambahan selain yang dari kemenag? 6. Bagaimana minat siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah dalam mempelajari mapel PAI dibanding mapel umum? 7. Apa saja Pendekatan dan metode yang Gambaran umum Madrasah Aliyah Al- Fattah Desa Tambakroto Sayung Demak Kondisi Madrasah Kondisi sarana dan prasarana Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Data Peserta Didik Data Sarana dan Prasarana Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Al-Fattah Desa Tambakroto Sayung Demak. Struktur

7. Metode Pengulangan 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Proses Pendidikan: Faktor pendukung: 1. Pembawaan/hereditas 2. Kepribadian 3. Keluarga 4. Guru/pendidik 5. Lingkungan Faktor penghambat 1. Keterbatasan waktu di sekolah 2. Kesibukan orang tua 3. Sikap orang tua 4. Lingkungan 5. Media massa digunakan dalam menanamkan tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah? 8. Bagaimana prestasi belajar siswa Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al- Fattah pada mapel PAI? 9. Bagaimana peran Madrasah Aliyah Al- Fattah dalam pengembangan pendidikan islam? 10. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Implementasi penanaman tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah? Organisasi Visi dan Misi

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA IMPLEMENTASI PENANAMAN TRADISI KEILMUAN ISLAMI THW. 01/VIII/2016 Transkrip wawancara Kode : 01 / VIII / 2016 Nama Informan : Drs. Asrori Jabatan : Kepala Madrasah Tanggal : 10 Agustus 2016 Jam : 10.00-12.30 WIB Tempat wawancara : Kantor ruang Kepala Madrasah Madrasah Aliyah Al- Fattah Tambakroto Sayung Demak Topik wawancara : Tentang Implementasi Penanaman Tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah Desa Tambakroto Sayung Demak Tahun Pelajaran 2015-2016 Daftar Pertanyaan : 1. Peneliti : Mohon jelaskan sejarah singkat berdirinya Madrasah Aliyah Al-Fattah ini? Responden : Madrasah Aliyah Al-Fattah Tambakroto ini didirikan oleh Bpk. KH. Shodiq putra dari Bpk. KH. Hamzah Usman seorang ulama sekaligus tokoh masyarakat yang sangat dihormati dan disegani di desa Tambakroto. Beliau Bpk. KH. Hamzah Usman pada saat itu menjabat sebagai pimpinan NU di kecamatan Sayung. Sedangkan putra beliau Bpk. KH. Shodiq Hamzah menjabat sebagai Ro is Syuriyah NU Kota Semarang. Madrasah Aliyah Al-Fattah Tambakroto ini beliau dirikan karena rasa cinta terhadap tanah kelahiran serta kepedulian terhadap dunia pendidikan khususnya pendidikan

islam yang sudah beliau geluti sejak masih di pesantren hingga menjadi guru di MTs Futuhiyyah Mranggen Demak. Selanjutnya pengelolaan serta penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar diserahkan kepada orang-orang yang beliau percaya serta ikut andil dan memiliki peran besar dalam pendirian lembaga sosial dan pendidikan Al-Fattah yang merupakan kelanjutan dari MTs Al-Fattah yang sudah didirikan lebih dulu. Ide pendirian MA Al-Fattah ini sudah merupakan cita-cita beliau setelah mendirikan MTs Al-Fattah lebih dulu dan melihat perkembangannya dianggap bagus karena pada saat itu lembaga pendidikan lanjutan setelah Sekolah Dasar dan Lanjutan pertama di lingkungan pedesaan masih sangat jarang ditemui sehingga dapat mengangkat masyarakat sekitar untuk dapat memiliki pendidikan yang lebih tinggi dan layak. Juga pada saat itu anak-anak yang berasal dari keluarga menengah kebawah jarang yang dapat mengenyam pendidikan yang sampai pada sekolah lanjutan atas yaitu Madrasah Aliyah (MA). Disamping agar masyarakat setempat dapat menyekolahkan anak-anaknya di sebuah lembaga pendidikan yang terdapat materi Ilmu Pengetahuan Umum dan Pengetahuan Agama sekaligus. Berdasarkan hal-hal tersebut serta didorong oleh keinginan luhur ikut bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mengisi kemerdekaan yang telah dicapai maka dengan tekad bulat dan motivasi dari berbagai pihak MA Al-Fattah Tambakroto ini akan senantiasa menjaga budaya toleransi serta budaya perdamaian dengan tetap mengedepankan dan menjunjung tinggi ajaran islam Ahlus Sunnah wal Jama ah, mengusung nilai-nilai perjuangan islam dan mempererat persaudaraan antar manusia.

2. Peneliti : Mohon jelaskan juga letak geografis dari Madrasah Aliyah Al-Fattah ini? Responden : Madrasah Aliyah Al-Fattah Tambakroto terletak di Jl. KH. Usman No 1 desa Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak dengan jarak kurang lebih 6 KM dari jalan raya pantura Semarang-Demak. MA Al-Fattah sebelah selatan berbatasan dengan Jl. KH. Usman sebelah utara perkampugan penduduk sebelah barat jalan gang desa dan sebelah Timur rumah kerabat pimpinan Yayasan. Letak yang demikian memang tampak kurang strategis karena berada di tengah perkampungan desa Tambakroto serta jarak dari jalan alternatif Demak-Semarang menuju ke sekolah masih masuk ke barat lebih kurang 1 KM. Meskipun begitu, letaknya yang dekat dengan kota juga akses jalan yang sudah baik mebuat MA Al-Fattah mudah di jangkau dari arah mana saja. Jaringan telepon dan internet juga ada sehingga memudahkan berkomunikasi dengan berbagai instansi dan lembaga yang terkait dan bertanggung jawab terhadap perkembangan dan kemajuan pendidikan di era global ini. 3. Peneliti : Apa saja Aspek Keilmuan Islami yang ditanamkan pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah ini? Responden : Mengacu pada kurikulum Kementerian Agama, Mapel agama islam yang ada di sekolah kami terdiri atas beberapa aspek di antaranya, aspek keimanan dan budi pekerti seperti pada Mapel Aqidah Akhlak, aspek pendidikan ibadah dan muamalah pada Mapel Fikih, aspek pendidikan sejarah pada Mapel SKI, serta aspek pengetahuan dasar islam pada Mapel Qur an Hadits. 4. Peneliti : Bagaimanakah Implementasi atau pelaksanaan penanaman tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah?

Responden : Karena sudah berwujud lembaga pendidikan formal, para peserta didik mau tidak mau tetap harus mengikuti setiap pelajaran yang dilaksanakan. Dengan adanya Mata pelajaran Agama Islam yang diajarkan secara kontinyu ini diharapkan semangat belajar agama islam itu menjadi rutinitas para peserta didik messkipun nanti sudah tidak berstatus sebagai pelajar. 5. Peneliti : Apakah mapel PAI yang diajarkan pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah hanya menggunakan kurikulum kementerian agama atau ada mapel tambahan selain yang dari kemenag? Responden : Sebagian besar mengikuti kurikulum Kementerian Agama ditambah mata pelajaran tambahan kearifan lokal yaitu ke- NU-an yang merupakan penanaman nilai-nilai keahlussunnah wal jamaah-an yang menjadi pegangan organisasi Nahdhotul Ulama yang kita ikuti, serta kitab Ta lim Muta allim yang berisi panduan praktis cara belajar menurut agama islam. 6. Peneliti : Bagaimana minat siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah dalam mempelajari mapel PAI dibanding mapel umum? Responden : Kalau saya lihat sekilas mengacu pada antusiasme mereka pada saat pelajaran PAI mereka bisa dibilang sangat berminat. 7. Peneliti : Apa saja Pendekatan dan metode yang digunakan dalam menanamkan tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah? Responden : Untuk pendekatan dan metode,y ang paling utama adalah pembiasaan dan pengulangan. Dengan Indoktrinasi terus menerus diharapkan nanti lama kelamaan bisa menjadi pola pola pikir dan mewujud dalam kebiasaan mereka untuk menuntut ilmu agama islam meskipun sudah lulus dari

Madrasah ini. Untuk pengajaran, metode yang kami gunaan masih standar yaitu ceramah, bercerita, tanya jawab, dan praktek terutama pada mata pelajaran Fikih. Untuk teladan kami usahakan setiap guru PAI secara khusus dan guru mapel selain PAI secara umum kami usahakan memilih guru yang memiliki kualitas budi pekerti yang standar dan cenderung santun sehingga diharapkan nanti proses pembelajaran yang mereka laksanakan berjalan dengan baik. 8. Peneliti : Bagaimana prestasi belajar Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah pada mapel PAI? Responden : Untuk prestasi dalam arti Nilai nanti bisa ditanyakan pada guru mapel terkait. Adapun prestasi budi pekerti kaitannya dengan perbuatan, interaksi dan tingkah polah para anak didik kami, kami usahan sebaik mungkin mereka menjadi anak-anak yang baik budi pekertinya baik di dalam keluarga lebih-lebih di tengah masyarakat sehingga berimbas pula pada nama baik kami sebagai institusi pendidikan agama. 9. Peneliti : Bagaimana peran Madrasah Aliyah Al-Fattah dalam pengembangan pendidikan islam? Responden : Untuk pengembangan dalam arti memberikan sesuatu yang baru bukan wilayah kami. Kami hanya bertugas mendidik keilmuan dasar-dasar islam serta mendidik budi pekerti. Untuk pengetahuan islam lebih lanjut, kami berusaha semaksimal mungkin agar para anak didik kami mencintai belajar agama islam sebagai bekal mereka ketika nanti sudah keluar dari sini tetap menuntut ilmu agama terus menerus sepanjang hayat. 10. Peneliti : Apa saja faktor pendukung dan penghambat Implementasi penanaman tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah?

Responden : diantara faktor pendukungnya adalah adanya guru-guru sarjana agama islam, materi yang berbahasa indonesia sehingga relatif mudah mereka pelajari. Sedangkan faktor penghambatnya diantaranya keberadaan kami sebagai pendidik yang tidak bisa fulltime mendampingi mereka, berbeda dengan madrasah yang terintegrasi dengan pondok pesantren. Juga iklim pergaulan muda-mudi yang seringkali miris kita lihat sehingga sedikit banyak berpengaruh terhadap cara bergaul mereka terutama adanya akses tak terbatas ke media internet yang tanpa kontrol.

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA IMPLEMENTASI PENANAMAN TRADISI KEILMUAN ISLAMI THW. 02/VIII/2016 Transkrip wawancara Kode : 02 / VIII / 2016 Nama Informan : Ali Mashar, S. HI, S. Pd. Jabatan : Waka Kurikulum Tanggal : 11 Agustus 2016 Jam : 11.00-12.30 WIB Tempat wawancara : Ruang Guru Topik wawancara : Tentang Implementasi Penanaman Tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah Desa Tambakroto Sayung Demak Tahun Pelajaran 2015-2016 Daftar Pertanyaan 1. Peneliti : Apa saja Aspek Keilmuan Islami yang ditanamkan pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah ini? Responden : Materi Pendidikan Agama Islam yang diajarkan pada anak didik kami secara umum khusunya anak kelas X mencakup aspek Ketuhanan agar mereka memahami ilmu-ilmu ketuhanan, aspek Ubudiyyah agar mereka mengetahui tata cara ibadah, aspek Hablun minannaas agar mereka mengetahui tata cara bergaul, aspek sejarah agar mereka mengetahui sejarah islam, aspek pendidikan Al-Qur an dan Hadits Nabi agar mereka mengetahui kandungan al Qur an dan Hadits Nabi.

2. Peneliti : Bagaimanakah Implementasi atau pelaksanaan penanaman tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah? Responden : Aktifitas belajar mengajar di madrasah kami berjalan sesuai dengan jadwal yg telah dibuat. Begitu juga pada mapel PAI baik mapel yang ditentukan oleh Kementerian Agama maupun Muatan Lokal atau Mulok. 3. Peneliti : Apakah mapel PAI yang diajarkan pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah hanya menggunakan kurikulum kementerian agama atau ada mapel tambahan selain yang dari kemenag? Responden : selain mata pelajaran yang ditentukan oleh Kemenag ada mapel tambahan selain yang dari kemenag yaitu muatan lokal atau mulok yang terdiri dari mapel Ta lim, Nahwu Shorof, dan ke-nu-an. 4. Peneliti : Bagaimana minat siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah dalam mempelajari mapel PAI dibanding mapel umum? Responden : relatif. Ada siswa yang minatnya tinggi pada mata pelajaran PAI ada yang pada mapel umum. Tetatpi untuk keseluruhan lebih banyak yang minatnya tinggi pada mapel PAI. 5. Peneliti : Apa saja Pendekatan dan metode yang digunakan dalam menanamkan tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah? Responden : pendekatan keteladanan yang paling utama. Guru memberi contoh dan memberi motivasi untuk mempelajari agama islam dan mengamalkannya. Untuk metode dalam proses belajar mengajar kami menggunakan metode ceramah, bercerita, praktek ibadah, berdiskusi tanya jawab, dll. 6. Peneliti : Bagaimana prestasi belajar Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah pada mapel PAI?

Responden : prestasi dalam arti nilai bisa konfirmasi langsung kepada guru mapel masing-masing. Untuk prestasi dalam arti tingkah laku, akhlak, sopan santun alhamdulillah di masa-masa akhir tahun ini cenderung ada peningkatan dibanding pada saat mereka baru masuk ke sekolah ini. Indikasinya bisa dilihat pada saat mereka bersosialisasi di luar kelas baik saat bersosialisasi kepada para guru maupun pada sesama mereka. 7. Peneliti : Bagaimana peran Madrasah Aliyah Al-Fattah dalam pengembangan pendidikan islam? Responden : mengenai peran kami dalam pengembangan pendidikan islam bisa kami pahami dalam kerangka kegiatan belajar mengajar agama islam yaitu kami telah melaksanakan tugas kami dalam mengajarkan amanat berupa pengetahuan ilmu agama islam yang sudah kami ketahui kepada para anak didik kami. Sedangkan pengambangan pendidikan islam dalam artian menemukan sesuatu hal yang baru kami kira hal itu bukan merupakan tugas kami sebagai institusi Madrasah Aliyah. 8. Peneliti : Apa saja faktor pendukung dan penghambat Implementasi penanaman tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah? Responden : termasuk faktor pendukung kegiatan belajar mengajar mata pelajaran PAI adalah materinya yang relatif lebih familiar atau akrab ditelinga siswa disamping juga lebih mudah. Sedangkan faktor penghambatnya adalah adanya beberapa siswa yang belum bisa baca tulis Al-Qur an. padahal sudah usia Madrasah Aliyah. Termasuk juga pergaulan anak muda sekarang yang mudah sekali mempengaruhi anak-anak lain yang sebenarnya agak tekun menjadi mudah terpengaruh pada hal-hal yang kurang baik seperti malas belajar lebih suka main hp.

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA IMPLEMENTASI PENANAMAN TRADISI KEILMUAN ISLAMI THW. 03/VIII/2016 Transkrip wawancara Kode : 03 / VIII / 2016 Nama Informan : Samroni, S. Pd. I. Jabatan : Guru Akidah Akhlak Tanggal : 12 Agustus 2016 Jam : 10.00-11.30 WIB Tempat wawancara : Ruang Guru Topik wawancara : Tentang Implementasi Penanaman Tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah Desa Tambakroto Sayung Demak Tahun Pelajaran 2015-2016 Daftar Pertanyaan 1. Peneliti : Bagaimana minat siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah dalam mempelajari mapel PAI dibanding mapel umum? Responden : pada mata pelajaran yang kami ampu yaitu mata pelajaran Aqidah Akhlak, alhamdulillah mayoritas para siswa kami minatnya cukup tinggi dalam menerima pelajaran meskipun ada beberapa siswa yang tampak kurang berminat. Kami kira fenomena ini tidak hanya ada pada mata pelajaran Aqidah Akhlak tetapijuga terjadi pada semua mata pelajaran. Tidak hanya pada pelajaran Agama. 2. Peneliti : Apa saja Pendekatan dan metode yang digunakan dalam menanamkan tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah?

Responden : kami dalam Kegiatan Belajar Mengajar mata pelajaran Akidah Akhlak menggunakan metode ceramah, bercerita, membacakan materi siswa menulis dan merangkum, dan diselingi diskusi dan tanya jawab. 3. Peneliti : Bagaimana prestasi belajar Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah pada mapel PAI? Responden : untuk prestasi akademik semua sudah memenuhi target hanya beberapa siswa yang agak kurang. Sedangkan prestasi budi pekerti dan aqidah islam masih kami usahakan agar semuanya menjadi baik. 4. Peneliti : Bagaimana peran Madrasah Aliyah Al-Fattah dalam pengembangan pendidikan islam? Responden : kami hanya mentrasfer materi yang sudah ada dan memastikan bahwa materi tersebut dapat diterima dengan baik oleh siswa. 5. Peneliti : Apa saja faktor pendukung dan penghambat Implementasi penanaman tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah? Responden : Salah satu faktor pendukung proses pembelajaran aqidah akhlak adalah materinya yang relatif mudah dipelajari. Sedangkan faktor penghambatnya adalah mereka cenderung menganggap mudah atau meremehkan materi yang hendak mereka pelajari yang berakibat mereka tidak mempelajarinya dan hal itu berakibat pada melemahnya penguasaan mereka terhdap sebagian materi yang kami ajarkan.

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA IMPLEMENTASI PENANAMAN TRADISI KEILMUAN ISLAMI THW. 04/VIII/2016 Transkrip wawancara Kode : 04 / VIII / 2016 Nama Informan : Khubbatun Nashihah Jabatan : Siswa Kelas X Tanggal : 12 Agustus 2016 Jam : 09.30-10.00 WIB Tempat wawancara : Ruang Kelas X Topik wawancara : Tentang Implementasi Penanaman Tradisi Keilmuan Islami pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah Desa Tambakroto Sayung Demak Tahun Pelajaran 2015-2016 Daftar Pertanyaan 1. Peneliti : Bagaimana minat siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah dalam mempelajari mapel PAI dibanding mapel umum? Responden : Alhamdulillah kami senang pada mata pelajaran Agama Islam karena pelajarannya mudah tidak perlu banyak berfikir dan gurunya menyenangkan. 2. Peneliti : Bagaimana prestasi belajar Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Fattah pada mapel PAI? Responden : Alhamdulillah kami dapat nilai bagus pada semua pelajaran agama islam.

DOKUMENTASI MA AL-FATTAH TAMBAKROTO SAYUNG DEMAK GEDUNG MA AL-FATTAH TAMBAKROTO SAYUNG DEMAK

PAPAN NAMA MA AL-FATTAH TAMBAKROTO SAYUNG DEMAK WAWANCARA DENGAN KEPALA MA AL-FATTAH TAMBAKROTO SAYUNG DEMAK

WAWANCARA DENGAN WAKA KURIKULUM MA AL-FATTAH TAMBAKROTO SAYUNG DEMAK WAWANCARA DENGAN PERWAKILAN SISWA MA AL-FATTAH TAMBAKROTO SAYUNG DEMAK

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Identitas Diri a. Nama : MUHAMAD ANSORI b. Tempat/ Tgl Lahir : Demak, 21 Juni 1980 c. Alamat : Prampelan Rt 04/01 Sayung Demak d. Agama : Islam e. Nama Orang Tua : Ayah : Damuri Ahmad Ibu : Aminah 2. Riwayat Pendidikan a. SD Negeri Prampelan 2 Sayung Demak lulus tahun 1992 b. MTs Rohmaniyyah Menur Mranggen Demak lulus tahun 1995 c. MA Futuhiyyah Mranggen Demak lulus tahun 1998 3. Pengalaman organisasi a. GP Ansor 2009-sekarang