I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta

PENDAHULUAN. dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer (on-farm

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Kontribusi Tanaman Pangan Terhadap PDB Sektor Pertanian pada Tahun (Miliar Rupiah)

3 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1960, namun sampai sekarang ketergantungan terhadap beras dan terigu

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

TINJAUAN PUSTAKA. antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan merupakan salah satu sumber protein hewani yang

PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan ketersediaan lahan sawah yang mencapai 8,1 juta ha, lahan tegal/kebun

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang

PENGENALAN KONSEP AGRIBISNIS MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN KONSEP AGRIBISNIS

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian dipandang dari dua pilar utama dan tidak bisa

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang terbentang di sepanjang garis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

prasyarat utama bagi kepentingan kesehatan, kemakmuran, dan kesejahteraan usaha pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas guna meningkatkan

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN , , ,99. Total PDRB , , ,92

BAB I PENDAHULUAN. dalam kebijakan pangan nasional. Pertumbuhan ekonomi di negara negara

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

PENDAHULUAN Latar Belakang

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan tersebut

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Daging Ayam Ras Pedaging ( Broiler Tabel 6.

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

I. PENDAHULUAN. Harmonized System (HS). Di pasar internasional, kacang tanah diperdagangkan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija penting di Indonesia.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sistem agribisnis memiliki cakupan yang sangat luas. Sistem agribisnis terdiri dari tiga subsistem utama, yaitu: Pertama, subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness) yang merupakan kegiatan ekonomi yang menyediakan sarana produksi bagi pertanian, seperti industri dan perdagangan agrokimia. Kedua, subsistem usahatani (on-farm agribusiness) yang merupakan kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem agribisnis hulu untuk menghasilkan produk pertanian primer. Ketiga, subsistem agibisnis hilir (down-stream agribusiness) yang berupa kegiatan ekonomi yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir, beserta kegiatan perdagangan di pasar domestik maupun di pasar internasional. Keempat ini dikenal sebagai subsistem penunjang. Subsistem penunjang adalah seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga transportasi, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah (Saragih, 2000). Produk pertanian yang banyak ditemui dan dimanfaatkan dalam keseharian masyarakat salah satunya adalah kacang tanah. Menurut Aak (1989), kacang tanah adalah komoditas agribisnis yang bernilai ekonomi cukup tinggi dan merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk Indonesia. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, diversifikasi pangan, serta meningkatnya kapasitas industri makanan di Indonesia. Selain itu, produk olahan dari kacang tanah yang beranekaragam membuat komoditas kacang tanah ini menjadi digemari oleh sebagaian besar masyarakat. Kacang tanah merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang memiliki kandungan gizi seperti protein dan lemak yang tinggi. Kacang tanah mengandung lemak 40,5%, protein 27%, karbohidrat serta vitamin A, B, C, D, E dan K, juga 1

2 mengandung mineral diantaranya, Calcium, Chlorida, Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium dan Sulphur (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2012). Kacang tanah juga sangat digemari oleh masyarakat karena rasanya yang enak. Selain itu kacang tanah sudah lama dimanfaatkan untuk bahan pangan. Bentuk olahan kacang tanah antara lain kacang rebus, kacang goreng, kacang atom, bumbu sayur maupun minyak goreng, susu nabati dan roti kering. Dari semua kegiatan penjualan baik kacang tanah yang belum diolah maupun kacang tanah diolah termasuk kedalam konsumsi kacang tanah. Berikut data mengenai konsumsi kacang tanah di Indonesia dari tahun 2010-2014. Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Kacang Tanah dalam Rumah Tangga Tahun 2010-2014 Tahun Konsumsi Pertumbuhan (kg/kapita/minggu) (kg/kapita/tahun) (%) 2010 0,01040 0,5423 15,56 2011 0,00620 0,3233-40,38 2012 0,00560 0,2920-9,68 2013 0,00600 0,3131 7,21 2014 0,00585 0,3049-2,62 Sumber: Susenas, BPS 2015 Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa selama periode tahun 2010-2014 konsumsi kacang tanah perkapita di Indonesia berfluktuasi namun cenderung mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 4,27%. Penurunan konsumsi kacang tanah terbesar terjadi pada tahun 2011 yakni mencapai 40,385 atau dari 0,5423 kg/kapita pada tahun 2010 menjadi 0,3233 kg/kapita pada tahun 2011. Hal ini menggambarkan bahwa konsumsi kacang tanah yang menurun disebabkan karena produksi kacang tanah yang kurang memenuhi. Produksi kacang tanah berbeda-beda disetiap daerah. Adanya perbedaan produksi ini diakibatkan karena luasan lahan yang ditanami kacang tanah berbeda-beda dan keadaan iklim suatu daerah pun juga berbeda. Berikut merupakan data luas tanaman pangan di Kabupaten Karanganyar tahun 2010-2013.

3 Tabel 2. Luas Tanaman Pangan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010-2013 Tanaman 2010 2011 2012 2013 Total Padi Gogo 164.105 142.104 141.859 150.512 598.580 Ubi Kayu 56.438 35.740 6.181 53.163 151.520 Jagung 26.939 22.272 12.002 19.600 80.813 Kacang 17.652 14.206 6.718 9.849 48.425 Tanah Ubi Jalar 2.448 3.961 3.767 4.126 14.302 Kedelai 842 1.524 1.420 398 4.184 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar (2015) Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui luas tanaman kacang tanah dibandingkan dengan luas lahan tanaman bahan makanan lain yaitu padi gogo, jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan kedelai. Dilihat pada total luas bahan makanan, kacang tanah berada pada posisi ketiga setelah padi gogo dan jagung dengan nilai 48.425 Ha. Hal ini dapat memberikan gambaran bahwa tanaman kacang tanah masih banyak diusahakan oleh masyarakat Kabupaten Karanganyar. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui potensi yang dimiliki terkait pengembangan produk yang berbahan baku kacang tanah. Industri pengolahan merupakan sektor yang membantu dalam memantapkan perekonomian Indonesia. Perkembangan sektor industri pengolahan dirasa sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perekonomian di Indonesia. Industri pengolahan pangan merupakan industri yang bergerak dalam pengolahan hasil pertanian, baik nabati maupun hewani menjadi produk pangan. Menurut soleh (2013), adanya pengembangan industri pengolahan pangan didukung oleh sumberdaya alam pertanian, baik nabati maupun hewani yang mampu menghasilkan berbagai produk olahan yang dibuat dan dikembangkan dari sumberdaya alam lokal. Adanya perkembangan produk lokal maka akan menghasilkan berbagai jenis produk baru. Perkembangan industri akan menghasilkan produk-produk baru yang semakin beragam. Adanya keberagaman produk ini membuat perusahaan harus mengikuti perkembangan. Berbagai strategi-strategi tertentu dipersiapkan agar

4 mampu bersaing dengan produk lain. Strategi yang dikembangkan perusahaan harus mempunyai efisiensi tinggi dan dapat berdampak positif bagi produk perusahaan tersebut. Strategi bersaing juga akan berpengaruh besar dalam menjaga kelangsungan hidup dan mengatasi masalah-masalah yang ada di suatu industri maupun usaha. Suatu analisis usaha, terkadang kita perlu melakukan identifikasi terhadap usaha atau proyek yang akan dijalankan. Indentifikasi yang juga penting untuk dilakukan yaitu identifikasi potensi usaha. Competitive Profile Matrix (CPM) adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang memakai prinsip pembentukan jaringan. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap diketahui dengan pasti dengan adanya CPM ini, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan fasilitas analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan. Seorang pengusaha sukses merupakan seseorang yang benar-benar mengerti akan peluang. Seorang pengusaha akan mencoba segala peluang yang ada. Peluang tidak hanya ditimbulkan dari hal hal positif namun juga dari keadaan negatif. Misalnya peluang bisnis akibat adanya kesenjangan antara produksi dan konsumsi. Hal ini dapat lebih dipahami dengan contoh : kacang tanah amat potensial dalam pengembangan program nasional sebagai sumber prtein nabati, pakan ternak, dan keanekaragaman pangan. Meskipun produksi dan produktivitas kacang tanah di Indonesia terus meningkat namun tetap tidak bisa memenuhi permintaan. Kesenjangan tersebut merupakan peluang pengembangan usaha tani kacang berpola agribisnis. Peningkatan produksi kacang tanah nasional juga dapat dirancang sebagai komoditas ekspor ke pasar internasional dalam memasuki era perdagangan bebas (Rukmana, 2000).

5 Usaha Ampyang Khas Jawa merupakan usaha ampyang yang berada di Kabupaten Karanganyar. Usaha Ampyang Khas Jawa ini telah mengantongi ijin usaha baik itu PIRT (No. 2153313015401), MUI (No. 1512007381112) maupun SIUP (No. 503-15-11.34.09). Usaha ini merupakan salah satu usaha binaan Inkubator Bisnis PSP-KUMKM LPPM (Pusat Studi Pendampingan-Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) Universitas Sebelas Maret. Untuk meningkatkan usahanya, UKM Ampyang Khas Jawa perlu menyusun strategi-strategi agar mampu menjadi market leader dalam pemasaran ampyang. Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana seseorang atau kelompok orang memperoleh apa yang diinginkan melalui penukaran dan penciptaan produk dan nilai (Kotler, 1988). Luasnya pasar ampyang menyebabkan pemilik usaha harus menyesuaikan harga ampyang dari bahan baku maupun dari tenaga kerjanya agar konsumen dapat menikmati ampyang dengan harga yang sesuai. Menurut Zikmund & Babin (2011), penetapan harga meliputi penemuan sejumlah uang yang dikorbankan yang sesuai dengan nilai yang dipandang oleh pelanggan setelah mempertimbangkan berbagai macam hal yang ada di pasar. Penetapan harga ampyang yang dilakukan oleh pemilik ampyang terdapat dua tipe yaitu ampyang dengan kemasan kecil isi 12 seharga Rp 7000,- sedangkan ampyang dengan kemasan yang lebih besar isi 20 seharga Rp 12.000,-. Pemasaran produk maupun jasa tidak lepas dari kegiatan promosi. Promosi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menginformasikan, membujuk atau mengajak pembeli agar membeli produk atau jasa yang kita tawarkan (Zikmun & Babin, 2011). Begitupula dengan UKM Ampyang Khas Jawa yang berusaha dengan media promosi seperti media sosial (web, blog, facebook, instagram, BBM, dll), brosur, iklan di koran, spanduk, promosi sponsor kegiatan serta pameran. Adanya media promosi ini mampu membantu pengenalan serta pemasaran ampyang di UKM Ampyang Khas Jawa.

6 Pemahaman mengenai posisi produk atau jasa dalam peta persaingan adalah hal yang sangat penting. Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui analisis lingkungan (internal maupun eksternal) perusahaan. Pengetahuan tersebut dapat berupa informasi tentang apa yang dibutuhkan pelanggan, sumberdaya perusahaan, harga produk atau jasa kita, kapasitas mesin pabrik, keadaan jaringan pemasaran, komposisi sales representative, keadaan jaringan pemasok, hal-hal yang akan dilakukan oleh para pesaing, serta peluang-peluang yang mungkin ada. Apabila pengetahuan-pengetahuan tersebut telah dimiliki dan dapat dikelola dengan baik dan efektif, maka keunggulan kompetitif perusahaan dapat dicapai dengan mudah (Harisudin, 2011). Persaingan selalu terjadi di dunia usaha. Begitu juga dengan usaha di UKM Ampyang Khas Jawa ini. Meskipun berbagai cara seperti promosi dan inovasi rasa telah dilakukan, tetapi masih ada produk retur. Hal ini yang membuat kerugian pada suatu usaha. Kondisi persaingan yang terjadi pada UKM Ampyang Khas Jawa perlu untuk di perhatikan. Perhatian ini penting karena konsumen dapat memilih berbagai macam merk ampyang dengan karakteristik yang hampir sama atau lebih baik sehingga perlu adanya strategi-strategi untuk dapat memenangkan persaingan. Produk ampyang yang menjadi pesaing ampyang UKM Ampyang Khas Jawa yaitu berbagai produk ampyang gepeng dengan berbagai merk. Meskipun ampyang khas jawa memiliki keunikan dari bentuknya (bulat), namun banyak aspek yang diperhatikan oleh konsumen dalam membeli ampyang seperti harga, aroma, rasa, warna, ukuran, after taste, dan sebagainya. Pengembangan strategi perlu dilakukan untuk menghadapi persaingan yang terjadi pada UKM Ampyang Khas Jawa ini. Kegiatan analisis mengenai pesaing usaha harus mengetahui dengan pasti kelebihan dan kelemahan dari produk yang dihasilkan oleh pesaing. Agar mengetahui kelemahan dan kelebihan ini, dapat dipantau dengan cara membandingkan atribut produk pesaing yaitu: harga, rasa, warna, bentuk, ukuran,

7 aroma, nama merek, desain kemasan, kualitas kemasan, warna label kemasan, serta kelengkapan label (Halal MUI, izin dinas kesehatan, kejelasan tanggal kadaluarsa, cara penyajian, serta komposisi produk). Setelah dilakukan analisis terhadap atribut produk, maka dilakukan analisis strategi yang dapat dilakukan oleh usaha untuk dapat mengatasi kelemahan dan menambah kelebihan produk atau dapat disebut sebagai strategi bersaing. Penelitian ini lebih memfokuskan dalam menganalisis strategi bersaing yang efektif untuk diterapkan pada produk ampyang di UKM Ampyang Khas Jawa. Adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui strategi yang efektif yang dapat digunakan UKM Ampyang Khas Jawa dalam menghadapi kompetitornya. B. Rumusan Masalah Ampyang merupakan salah satu produk lokal yang masih digemari masyarakat. Salah satu produsen Ampyang di Kabupaten Karanganyar yaitu UKM (Usaha Kecil Menengah) Ampyang Khas Jawa. Sebagai salah satu produsen ampyang di Kabupaten Karanganyar, UKM Ampyang Khas Jawa harus mampu bersaing dengan produk ampyang pesaing. Produk ampyang yang berada di daerah pemasaran yang sama dengan produk UKM Ampyang Khas Jawa diantaranya yaitu ampyang Ario, ampyang Bu Shinta, ampyang Larasati, ampyang Notoroso, ampyang Miroso, dan ampyang Pak Sukardi. Adanya persaingan antara produk UKM Ampyang Khas Jawa dengan produk ampyang lain membuat UKM ini harus mempertahankan usahanya agar tetap berdiri dan mengalahkan pesaing. Perlu adanya usaha dalam menghadapi persaingan ini agar memperoleh laba maksimal sehingga UKM ini mampu memperkuat posisi dalam menghadapi produk pesaing. Persaingan suatu produk merupakan hal yang sering terjadi dalam usaha maupun bisnis. Adanya persaingan ini membuat usaha maupun bisnis dituntut untuk memiliki keunggulan agar dapat memenangkan persaingan. Keunggulan ini biasanya berupa karakteristik produk yaitu ciri-ciri produk yang hanya dimiliki oleh produk tertentu dan tidak dimiliki oleh produk lain. Misalkan produk

8 makanan, karakteristik produk meliputi rasa, warna, bentuk, ukuran, aroma, nama merek, desain kemasan, kualitas kemasan, warna label kemasan, kelengkapan label, dan lain-lain. Karakteristik produk inilah yang akan mempengaruhi keputusan pembelian produk. Keberhasilan UKM Ampyang Khas Jawa tergantung pada jumlah pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Adanya kegiatan pembelian, berarti konsumen sudah mempertimbangkan dengan melihat karakteristik produk yang ada. Adanya karakteristik produk, dapat menjelaskan posisi bersaing produk ampyang pada UKM Ampyang Khas Jawa dalam perbedaanya dengan produk ampyang lain yang ada di pasaran. Penentuan posisi bersaing ampyang, digunakan CPM (Competitive Profile Matrix) atau dapat juga disebut dengan Matriks Profil Kompetitif. Fungsi dari matriks ini adalah mengetahui titik kuat dan titik lemah produk ampyang pada UKM Ampyang Khas Jawa dibandingkan dengan ampyang pesaing. Hasil dari matriks ini, dapat dirumuskan strategi yang dapat digunakan oleh UKM Ampyang Khas Jawa dalam menghadapi persaingan. Strategi sangat diperlukan dalam mengembangkan suatu usaha. Analisis lingkungan perlu dilakukan agar mampu mengetahui kelebihan dan kekuatan pesaing yang nantinya akan dibandingkan dengan kelebihan dan kekurangan usaha yang dimiliki. Adanya pengetahuan terhadap kekurangan pada produk pesaing dan produk yang dimiliki dapat membantu usaha dalam merebut pasar, kelemahan yang ada di dalam produk pesaing dikembangkan dengan kelebihan yang ada pada produk yang dimiliki. Jadi, penyusunan strategi sangat bermanfaat bagi perkembangan usaha. Semakin banyaknya perusahaan sejenis membuat masyarakat dapat menentukan pilihan sesuai dengan kebutuhannya. Berbagai pertimbangan dalam memilih suatu produk dilakukan masyarakat untuk memenuhi kepuasan masyarakat terhadap kebutuhannya. UKM Ampyang Khas Jawa, Karanganyar yang berorientasi pada profit, memerlukan strategi yang digunakan untuk

9 mempertahankan usahanya dalam merebut pasar serta dapat mengetahui tindakan tepat yang harus dilakukan agar memiliki keunggulan bersaing. Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik produk ampyang di UKM Ampyang Khas Jawa? 2. Bagaimana posisi bersaing produk ampyang di UKM Ampyang Khas Jawa? 3. Strategi bersaing apa yang dapat dirumuskan dalam persaingan produk ampyang di UKM Ampyang Khas Jawa? C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi karakteristik produk ampyang di UKM Ampyang Khas Jawa. 2. Mengetahui posisi bersaing produk ampyang di UKM Ampyang Khas Jawa. 3. Merumuskan strategi bersaing produk ampyang di UKM Ampyang Khas Jawa. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai strategi bersaing dan juga dapat djadikan referensi dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau yang sejenis. 3. Bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) Ampyang Khas Jawa, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam rangka peningkatan usaha serta sebagai pertimbangan pengambilan keputusan mengenai strategi bersaing ampyang untuk masa yang akan datang.

10 4. Bagi Pemerintah, diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Karanganyar khususnya dalam pemasaran makanan tradisional ampyang.