11 September 2001: Babak Baru Hubungan Barat dan Islam? 1

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

LAPORAN PENELITIAN. Oleh: Ekram Pawiroputro' M.Pd. Samsuri, M.Ag. FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVBRSITAS NBGERI YOGYAKARTA 2004

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,

There are no translations available.

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

Sudan masuk list negara teroris?

SENGKETA INTERNASIONAL

Kebijakan luar negeri..., Sri Winingsih, FISIP UI, BAB 4 KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana

KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT MENINGKATKAN HUBUNGAN DENGAN NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN BARRACK OBAMA

BAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. media visual yang bekerja dengan gambar-gambar, simbol-simbol, dan

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB II POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT. dan melindungi negara sekutu. Politik luar negeri Amerika Serikat selalu sejalan

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

Orang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris.

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.

BAB III METODE PENELITIAN

Peristiwa apa yang paling menonjol di tahun 2009, dan dianggap paling merugikan umat Islam?

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

ADAADNAN ABDULLA MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH NEO KHAWARIJ MENGUNGKAP BIANG TERORISME, RADIKALISME, DAN SOLUSINYA. Diterbitkan secara mandiri

BAB I PENDAHULUAN. meyampaikan pendapatnya di pertemuan rakyat terbuka untuk kepentingan

Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain

Tidak hanya di Indonesia, Amerika bermain hampir di semua kawasan negeri Islam.

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam hal ini adalah Amerika. Setelah kemenangannya dalam Perang

pendekatan agama-budaya atasi terorisme

WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah

BAB I PROLOG. 1.1 Sebuah Usaha Memetakan Kecendrungan Sikap Anti Amerika di. kecendrungan sikap anti-amerika bisa muncul di kalangan mahasiswa Islam

Telah terjadi penembakan terhadap delapan TNI dan empat warga oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Bagaimana tanggapan Anda terkait hal ini?

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki fokus dan kepedulian pada bidang-bidang kemanusiaan. Didirikan

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

BAB V KESIMPULAN. Internasional yang bergerak untuk tujuan kemanusiaan. Pertama kali didirikan untuk

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

Mari Menyebut Islam dengan Islam Saja

Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Terorisme Internasional

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. New York, 23 September 2003

Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi

Kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini.

Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tidak lagi menjadi isu-isu utama yang dihadapi oleh negara-negara sekarang ini.

NUSA DUA, BALI 10 AGUSTUS Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Selamat sore, salam sejahtera untuk kita semuanya. Yang saya hormati,

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

PENUTUP. berbagai belahan dunia, di Malaysia ada Islam Hadhori di bawah pimpinan. Abdullah bin Ahmad Badawi dan di Yordania ada Islam Wasatiyyah yakni

MENGAPA TERORIS MUSLIM SEDIKIT? P r o j e c t. i t a i g. D k a a n. Rizal Panggabean. Edisi 012, Maret 2012 Review Buku

Narsum I 8.15 Sekjen Forum Umat Islam - KHMuhammad Al Khaththath-

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, korban jiwa

SERANGAN AMERIKA SERIKAT KE AFGHANISTAN DAN IMPLIKASINYA DITINJAU DARI SUDUT PANDANG HUKUM INTERNASIONAl

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

Indonesia saat ini telah dikepung oleh 13 pangkalan militer Amerika. Ada apa?

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

{mosimage}ismail Yusanto, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

PERAN MEDIA MASSA DI AMERIKA SERIKAT DALAM MEMPENGARUHI KEBIJAKAN INVASI KE IRAK PADA TAHUN Oleh R.A Cintya Nurma Juwita

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

BAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RADIKALISME AGAMA DALAM KAJIAN SOSIOLOGI

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. II ( ) pada umumnya memiliki sudut pandang Sekutu sentris, dengan kata

Mam MAKALAH ISLAM. Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI

I. PENDAHULUAN. cadangan minyak bumi nomer dua terbesar di dunia dan gas alamnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ternyata tidak membuat situasi perpolitikan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UPAYA AMERIKA SERIKAT DALAM MEMERANGI KELOMPOK TERORIS AL-QAEDA DI YAMAN (PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN BARRACK OBAMA PERIODE 1)

BAB V KESIMPULAN. BAB V merupakan bab yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari setiap

Negara Jangan Cuci Tangan

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

Transkripsi:

11 September 2001: Babak Baru Hubungan Barat dan Islam? 1 Nur Rachmat Yuliantoro 2 TANGGAL 11 September 2001 akan selalu dikenang orang sepanjang masa sebagai hari di mana keadikuasaan Amerika Serikat dirontokkan oleh hantaman pesawat-pesawat sipil ke gedung kembar World Trade Center di New York dan markas Departemen Pertahanan di Pentagon. Perasaan mereka yang menyaksikan tayangan runtuhnya gedung WTC tentu beragam, ada yang senang dan ada pula yang geram. Terlepas dari perbedaan sudut pandang itu, satu hal sudah pasti: doktrin bahwa kekuatan AS sebagai negara adidaya yang tidak dapat dilumpuhkan punah sudah. Sebagaimana diperkirakan oleh beberapa pengamat, tidak lama sesudah peristiwa tragis itu AS segera memainkan jurus lamanya: menuduh tokoh dan gerakan Islam sebagai pihak yang bertanggung jawab atas terorisme terhadap dua lambang kedigjayaan AS itu. Sebagai tindak lanjutnya, AS segera menyatakan perang terhadap terorisme melalui pidato Bush di depan Kongres pada tanggal 20 September 2001: Every nation in every region now has a decision to make, either you are with us or you are with the terrorist. From this day forward, any nation that continues to harbour or support terrorism will be regarded by the United States as a hostile regime. Usama bin Ladin, yang pernah mendeklarasikan perang kepada AS, dan pemerintahan Taliban di Afghanistan, yang melindungi Usama, menjadi target utama dari seruan perang Bush. Meski tanpa didukung bukti-bukti yang kuat, AS (yang disokong Inggris dan Australia) segera menetapkan Usama dan Afghanistan sebagai prioritas segera mereka dalam perang melawan terorisme. 1 Disampaikan dalam diskusi bertemakan Reposisi Negara-negara Islam dalam Politik Internasional pasca 11 September 2001, yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Jinayah Siyasah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 26 November 2001. 2 Staf Pengajar Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada. 1

Sikap Negara-negara Islam TRAGEDI 11 September terasa sangat mengagetkan bagi seluruh bagian dunia, tidak terkecuali negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim. Di satu sisi, dengan pengecualian sejumlah negara garis keras, dunia Islam mulai dari Maroko di barat hingga Indonesia di timur umumnya menyampaikan pernyataan senada: mengutuk serangan yang menimbulkan banyak korban jiwa itu. Bahkan Presiden Megawati, dengan mengesampingkan keberatan sementara pihak di dalam negeri, sampai merasa perlu menyampaikan langsung keprihatinan Indonesia saat ia menjadi kepala negara pertama yang mengunjungi Bush pasca tragedi 11 September. Di sisi yang lain, reaksi negara-negara Islam radikal pun mudah ditebak: Iran, Irak, dan Suriah memandang tragedi itu tidak lebih sebagai tanda hancurnya kepongahan AS. Negara-negara ini pulalah yang segera mengingatkan dunia Islam bahwa sebagai dampak dari serangan itu dunia Islam akan kembali mendapatkan stigma buruk dari AS sebagai pelaku-pelaku terorisme. Namun, pemetaan sederhana Dunia Islam sebagaimana disampaikan di atas segera berubah saat Bush memaklumkan perang terhadap terorisme. Sejumlah negara yang tadinya dikenal kritis terhadap Amerika Serikat, seperti Pakistan, Malaysia, dan Sudan mulai melunak. Pakistan, di bawah rejim militer Parvez Musharraf, adalah negara yang selama ini diposisikan sebagai ancaman bagi AS karena potensi pembangunan senjata nuklirnya. Entah apa yang ada dalam benak Musharraf ketika ia merespon seruan Bush dengan menyatakan bahwa Pakistan mendukung kampanye perang melawan terorisme AS dan mengijinkan wilayah udara Pakistan digunakan untuk serangan misil AS ke Afghanistan. Bahkan kemudian, atas permintaan AS, Pakistan memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Afghanistan dan mengusir duta besar Taliban dari Islamabad (pemutusan hubungan diplomatik ini diikuti pula oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dua negara Islam yang selama ini dikenal sebagai boneka AS di Timur Tengah). Perdana Menteri Mahathir Mohamad, yang diketahui lugas dan tajam dalam mengkritik berbagai kebijakan luar negeri AS terhadap negeri-negeri Muslim, bahkan menangkapi sejumlah warganya yang dituduh teroris tanpa ada bukti yang kuat. Meski tetap menentang serangan AS ke Afghani- 2

stan, tetapi Mahathir dipandang telah tunduk kepada kepentingan AS dengan pengangkapan-penangkapan itu. Sudan, yang sejak 1995 menerapkan hukum Islam dan termasuk salah satu negara dalam daftar penyokong terorisme versi AS, telah menerima imbalan get out of jail free dari AS atas kesediaannya menawarkan kerja sama intelejen. Bahkan AS mengesampingkan lemahnya demokrasi dan pelanggaran hak asasi manusia di Uzbekistan demi memperoleh lokasi basis serangan yang dibutuhkan untuk menggempur Afghanistan. Mengapa ada perubahan sikap dari beberapa negara Islam yang tadinya kritis menjadi berbalik mendukung AS? Tragedi 11 September sesungguhnya semakin memperkuat posisi AS terhadap negara-negara Islam. Melalui isu terorisme AS mulai menebarkan wabah ketakutan para penguasa negara-negara Islam terhadap gerakan-gerakan Islam di wilayah mereka masing-masing. Ketakutan ini semakin menjadi ketika sikap kritis terhadap kampanye perang melawan terorisme akan dimaknai oleh AS sebagai memilih bersama teroris. Kekuatan militer AS cukup menjadi bukti bahwa pernyataan Bush tidaklah main-main, sehingga hampir semua negara Islam merasa akan lebih aman mengekang bahkan membasmi gerakangerakan Islam daripada dianggap tidak berada di pihak Washington. Sebelum itu, juru bicara Gedung Putih Ari Fleischer pada tanggal 18 September 2001 mengungkap pernyataan menarik tentang politik carrot and stick yang sejatinya sudah lama diterapkan AS di Timur Tengah. Secara sederhana, politik ini diartikan sebagai memberi carrot alias bantuan kepada mereka yang mendukung AS, dan memukulkan stick alias memerangi mereka yang menentang AS. Kebijakan pragmatis ini segera dirasakan Indonesia kala Bush menjanjikan kepada Megawati bahwa AS akan mengucurkan bantuan untuk pengembangan militer Indonesia dalam rangka perang melawan terorisme (bantuan ini dihentikan sejak pertengahan tahun 1990-an akibat keterlibatan TNI dalam berbagai pelanggaran hak asasi manusia di Timor Timur). Masih berkait dengan politik carrot and stick ini, sejumlah negara Islam moderat di Timur Tengah (khususnya Arab Saudi) yang selama ini bergantung secara politis maupun ekonomis pada AS tidak hanya sekadar se- 3

pendapat dengan AS bahwa Usama berada di balik tragedi 11 September, tetapi juga mendukung kebijakan AS menyerang Afghanistan. Babak Baru Hubungan Barat dan Islam? MEREKA yang mendukung tesis Samuel Huntington tentang fenomena benturan peradaban antara Barat di satu sisi dan Islam (serta Konfusianisme) di sisi yang lain boleh jadi akan tersenyum ketika konstelasi politik internasional pasca 11 September seolah membenarkan tesis itu. Pernyataan Bush dan Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang berkali-kali mengatakan bahwa Tragedi 11 September tidak ada kaitannya dengan Islam seolah mentah ketika AS dan sekutunya menyerang Afghanistan untuk memburu para teroris. Sebagai akibatnya, mayoritas umat Islam percaya bahwa serangan terhadap Afghanistan dan perang melawan terorisme secara keseluruhan merupakan bagian strategis dari politik luar negeri AS yang pragmatis untuk menghancurkan Islam yang menurut Huntington berpotensi besar menjadi musuh peradaban Barat di masa yang akan datang. Tidaklah dapat disangkal bahwa hubungan antara Barat dan Islam sejak beratus-ratus tahun yang lalu bukanlah hubungan yang harmonis. Kebencian menyejarah sejak Perang Salib, prasangka buruk, dan langkanya sikap saling pengertian membuat hubungan Barat dengan Islam tidak pernah lepas dari konflik yang bagaikan bara dalam sekam. Khususnya di era modern, Islam dan umatnya hampir senantiasa berada di pihak yang kalah. Hal yang sama berulang kembali dengan terjadinya tragedi 11 September 2001. AS menggalang opini bahwa negara-negara Islam tertentu adalah sarang teroris untuk mendapatkan dukungan internasional guna menghadapi musuh-musuh yang dapat mengganggu hegemoni imperialnya. Sebagaimana dapat dilihat dalam paparan di atas, hampir semua negara Islam mendukung AS dalam kampanye melawan terorisme -nya. Sementara kalangan menyatakan bahwa segala sesuatunya telah berubah dan dunia tidak akan pernah sama sejak 11 September. Pernyataan ini mungkin masih perlu dibuktikan kebenarannya, tetapi ada satu hal yang pasti: ini bukanlah babak baru dalam hubungan Barat (yang diwakili AS) dengan Islam. Tanpa ada tragedi itu pun, Barat akan tetap memandang 4

Dunia Islam dengan kacamata yang sama: ada yang dicap teroris, ada pula yang dipuji sebagai pahlawan ; ada negara yang moderat, dan ada pula yang radikal. Perubahan sikap Pakistan, Malaysia, dan Sudan mungkin bisa menjadi gambaran bahwa ada sedikit reposisi negara-negara Islam pasca 11 September, tetapi selebihnya tetap sama: Dunia Islam tetap tidak bisa melepaskan diri dari bayang-bayang ketakutan akan dominasi sang hegemon Amerika Serikat. Mengimpikan akan munculnya tatanan dunia baru pasca 11 September, di mana negara-negara Islam tidak lagi dengan mudahnya tunduk kepada kepentingan AS, tentu tidak salah; tetapi, yang jelas mimpi itu tidak semudah membalikkan tangan. Wallahu a lam. Bacaan: 1. Beberapa artikel dari situs Pusat Informasi Islam Indonesia <http://www.alislam.or.id>, khususnya A. Husaini, Politik Belah Bambu AS; A. Sudirman, Sikap-sikap Penguasa Muslim Dilihat dari Kacamata Islam; A.K. Rokan, Lonceng Bahaya bagi Gerakan Islam; B. Eydar, Jihad, Terorisme, dan Hegemoni Barat; dan R. Sumantyo, Tesis Huntington dan Lahirnya Tata Dunia Baru. 2. S. Huntington, The Clash of Civilizations?, Foreign Affairs, 72/3, Summer 1993. 5