BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB IV KESIMPULAN. merupakan suatu bentuk penghormatan kepada nenek moyang masyarakat Suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul. Kebudayaan daerah merupakan aset yang cukup penting bagi pengembangan

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

PENGEMBANGAN PARIWISATA MINAT KHUSUS KESENIAN TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

I. Pendahuluan Bahasa adalah salah satu alat perhubungan paling utama untuk berkomunikasi karena dengan adanya bahasa seseorang akan mampu

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. primer dan sekunder yang berbeda (R.M. Soedarsono, 2001: 170).

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki kebudayaan yang beragam. Kebudayaan juga

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siaran yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam memberi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan

BAB I PENDAHULUAN. berkunjung dan menikmati keindahan yang ada di Indonesia khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berliyana Agustine, 2014 Transmisi kesenian sintren di sanggar sekar pandan keraton kacirebonan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. di dunia yang kekayaan alamnya menjadi aset bagi Negara yang berada

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah menjadi sektor industri yang sangat pesat dewasa ini, pariwisata sangat berpengaruh besar di dunia sebagai salah satu penyumbang atau membantu meningkatkan perekonomian negara dengan cara menghasilkan devisa atau pendapatan besar untuk suatu negara. Terlihat dengan adanya persaingan antar negara untuk menghasilkan pariwisata yang maju, dengan potensi yang dimilikinya pariwisata disuatu negara dikemas dengan berbagai cara agar terlihat menarik wisatawan yang hendak berkunjung menikmatinya. Potensi wisata dapat dikategorikan sebagai wisata alam, pariwisata bahari dan pariwisata seni dan budaya. Salah satunya keanekaragaman suku bangsa Indonesia telah melahirkan. Bermacam-macam bentuk kesenian, upacara keagamaan, ritual dan festival yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakatnya terus melestarikan adat dan tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang. Indonesia mempunyai banyak objek wisata baik wisata budaya, wisata buatan manusia, ataupun wisata alam. Peluang Indonesia untuk menjadi pemasok turis terbesar di ASEAN bahkan ASIA masih terbuka lebar karena Indonesia memiliki kemajemukan tradisi dan budaya, serta peninggalan sejarah dan purbakala yang dapat dikembangkan menjadi objek wisata minat khusus. Keutamaan dan nilai positif pengemasan kesenian tradisional baik berupa tari, musik, batik, ataupun kerajinan tangan, di samping merupakan upaya-upaya pelestarian, juga untuk pengembangan kesenian itu sendiri, sebagai sarana kreatifitas seniman, serta dalam upaya pengenalan keluar. Selain hal tersebut juga mempunyai unggulan kompetitif untuk bersaing dengan objek wisata negara lain. Nilai positif yang dapat dipetik dari kegiatan kepariwisataan lebih khusus pariwisata minat khusus di antaranya adalah mengangkat citra bangsa Indonesia di mata internasional karena saat ini nama bangsa Indonesia sedang merosot, 1

2 sedangkan nilai positif lain yang dapat diperoleh untuk memelihara dan mengembangkan segala macam bentuk kesenian yang berada di kawasan Indonesia dan juga sebagai upaya meningkatkan pendapatan nasional maupun daerah. Banyak objek wisata di Indonesia, baik wisata budaya, wisata buatan manusia, ataupun wisata alam. Sektor pariwisata tersebut merupakan salah satu komoditi yang tidak dapat diabaikan untuk meningkatkan devisa negara dan pendapatan daerah. Berkaitan dengan kesenian tradisional, hampir di setiap pelosok desa atau kecamatan memiliki berbagai ragam kesenian. Kesenian-kesenian yang ada sangat menarik untuk dilestarikan, digali, dikembangkan, dan dikemas sebagai komoditi industtri pariwisata, lebih khusus industri wisata minat khusus (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi/article/view/1397). Indramayu salah satunya yang menjadi lokasi dalam penelitian ini yang memiliki potensi wisata yang lengkap, baik wisata pantai, wisata ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), wisata agro dan wisata rohani, selain itu Indramayu kaya akan potensi seni dan budaya yang beragam serta tradisi yang masih bertahan akan tetapi untuk mengembangkannya perlu kesadaran masyarakat agar masyarakat dapat berfikir maju untuk mengembangkan potensi yang ada. Kesenian Kabupaten Indramayu juga sangat beraneka ragam dan itu merupakan sebuah seni yang patut dilestarikan. Setiap daerah memiliki keanekaragaman kesenian, di Kabupaten Indramayu terdapat beberapa kesenian diantaranya Sintren, kesenian ini dimiliki oleh masyarakat Jawa dan terkenal di pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Barat, antara lain Pemalang, Pekalongan, Brebes, Banyumas, Kuningan, Cirebon, dan Indramayu. Banyak yang menyebut Sintren dengan sebutan Lais dan kesenian lainnya yaitu Tari Topeng kesenian yang berasal dari daerah Cirebon dan juga termasuk Indramayu. Tarian ini merupakan salah satu tarian di tatar Parahyangan. Tari Topeng juga beraneka ragam dan juga mengalami perkembangan dalam hal gerakannya, maupun cerita yang ingin disampaikan dalam tarian tersebut. Tari topeng bisa dilakukan sendiri

3 dan ada juga yang dilakukan oleh beberapa orang (Laisan,Sintren Indramayu.htm). Dan kesenian Sintren termasuk kategori wisata minat khusus yaitu suatu bentuk perjalanan wisata, di mana wisatawan melakukan perjalanan atau mengunjungi suatu tempat karena memiliki suatu minat atau motivasi khusus mengenai suatu jenis objek atau kegiatan yang dapat ditemui atau dilakukan di sebuah lokasi wisata (Read, 1980). Weiler and Colin (1992) menjelaskan bahwa wisata minat khusus bertumpu pada dua hal pokok yaitu novelty seeking atau motivasi pada pencarian terhadap objek dan daya tarik wisata yang unik dan baru, pencarian/eksplorasi terhadap lokasi-lokasi baru lebih menantang untuk jenis atraksi wisata yang diamati. Bentuk-bentuk objek dan daya tarik wisata yang mampu memberikan nilai manfaat yang berarti bagi wisatawan, nilai pengkayaan atau pengembangan diri (enriching), nilai tantangan atau petualangan, serta nilai pengetahuan atau wawasan baru. Pengalaman yang berkualitas (quality experience), dalam hal ini akan diperoleh melalui unsur partisipatori atau keterlibatan aktif wisatawan baik secara fisik, mental, atau emosional terhadap objek-objek atau kegitan wisata yang diikuti (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi/article/view/1397). Sehingga penulis akan meneliti salah satu kesenian yang ada di Kabupaten Indramayu yaitu Sintren. Sintren atau Lais merupakan salah satu kesenian rakyat yang masih tetap hidup dan berkembang dimasyarakat pesisir, terutama pantai utara. Selain nuansa magis, kurungan ayam, menjadi daya tarik dari kesenian Sintren hal ini dimuat dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Bab 1 pasal 1 tentang kepariwisataan dijelaskan beberapa istilah menyangkut kepariwisataan diantaranya, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Serta didalam Undang-undang Pariwisata Nomor 10 Tahun 2009 Pasal 14 tentang Jenis-jenis Usaha Pariwisata usaha penyelenggaraan kegiatan berupa usaha seni pertunjukan, arena permainan, karaoke, serta kegiatan hiburan dan rekreasi lainnya yang bertujuan untuk pariwisata.

4 Kesenian Sintren ini juga disajikan dengan alat musik yang khas berupa buyung, kendi dan bambu atau batang bambu. Dalam kesenian ini terkesan unsur magis yang kental didalamnya, namun ini merupakan salah satu dari kekayaan budaya yang dimiliki Kabupaten Indramayu. Sintren merupakan salah satu kesenian yang dimiliki oleh kabupaten Indramayu diseluruh kecamatan di Kabupaten hampir semuanya memiliki grup Sintren, Sintren biasanya dipentaskan pada malam hari setelah sholat isya hingga larut malam penonton pertunjukkan Sintren menikmatinya duduk dibawah atau menempel dengan tanah tidak ada alas yang dipakai dan kostum penari maupun pemain alat musik menggunakan pakaian sederhana. Sintren saat ini hampir punah disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengembangkan dan melestarikan kesenian Sintren di Kabupaten Indramayu, adapaun penyebab lainnya yaitu karena faktor perkembangan teknologi hal ini erat kaitannya dengan alat musik yang digunakan tidak lagi menggunakan alat musik tradisional melainkan alat musik yang dipakai sudah modern seperti, gitar, piano, keyboard dan lain-lain alat musik tersebut dapat ditemukan dalam acara, petunjukkan atau konser yang tidak lagi memiliki keunikan dan merupakan hal yang umum dan masyarakat justru lebih tertarik melihat atau menikmati pertujukkan seperti orkes dan pertunjukkan konser lainnya. Sintren merupakan warisan dari nenek moyang yang diwariskan kepada masyarakat Indramayu agar dipertahankan dan dikembangkan atau dilestarikan karena kesenian Sintren sangat unik berbeda dengan pertunjukkan kesenian lainnya dan juga berbeda dengan kesenian yang ada di daerah lainnya, sehingga penulis tertarik untuk meneliti kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata adapun penulis lebih fokus lebih kepada daya tarik wisata penyajian atau pengemasan kesenian Sintren agar wisatawan tertarik untu melihat bahkan mempelajari saat dipentaskan atau hanya sekedar menikmati, sehingga dapat memberikan kesan positif kepada wisatawan. Oleh karena judul dari penelitian ini mengenai Pengemasan Kesenian Sintren Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Indramayu.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan batasan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pertunjukkan kesenian Sintren yang ada di Kabupaten Indramayu saat ini? 2. Apa saja potensi kesenian Sintren yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata? 3. Bagaimanakah pengemasan kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memaparkan secara umum megenai kesenian Sintren yang ada di Kabupaten Indramayu saat ini. 2. Mengidentifikasi potensi kesenian Sintren yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata. 3. Menganalisis cara pengemasan kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini yang hendak dicapai adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Sebagai sumber informasi tentang pertunjukkan kesenian yang memiliki potensi untuk bisa dikembangkan atau dilestarikan agar tidak punah karena ini merupakan warisan dari nenek moyang serta bagaimana cara untuk mengemas produk khususnya kesenian Sintren dengan baik.

6 2. Manfaat Praktis Sebagai masukkan bagi pemerintah daerah Indramayu khususnya Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (DISPORABUDPAR), dan pemerintah setempat lainnya sebagai kebijakan untuk dapat dikembangkan dan menjadi pertunjukkan khas sebagai identitas Kabupaten Indramayu dan untuk pengelola pertunjukkan kesenian lainnya agar tetap dipertahankan jangan sampai punah dengan perkembangan zaman modern, boleh berubah dan dikemas dengan semenari mungkin akan tetapi tidak meninggalkan hal yang menjadi ciri khas pertunjukkan yang dipertontonkan. 3. Manfaat Sosial Sebagai pedoman masyarakat untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap kesenian Sintren agar untuk mempertahankan dan mengembangkan kesenian Sintren dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata supaya masyarakat atau wisatawan tertarik dan penasaran ingin melihat pergelaran kesenian ini. E. Definisi Operasional 1. Kesenian Sintren merupakan kesenian yang berasal dari daerah Kabupaten Indaramyu yang bersifat magis, kesenian Sintren ini biasanya dipentaskan pada malam hari sekitar pukul 08.00 malam yang berdurasi 2-3 jam. Pertunjukkan ini melibatklan seorang penari, kurungan ayam, dupa atau kemenyan serta alat musik yang masih tradisional pakaian yang digunakannya pun masih bersifat tradisional. 2. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Indonesia memiliki ragam budaya yang dimiliki, yang sangat unik dan menarik masing-masing wilayah dari Sabang sampai Merauke dan dari masing wilyah tersebut memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain. Dan hal ini menjadikan daya tarik Indonesia dikenal oleh wisatawan dating berkunjung ke Indonesia sehingga hal seperti ini dalam industri pariwisata Indonesia sangat

7 berkembang dengan pesat dari aspek budaya yang dapat dinikmati oleh wisatawan dan menjadikan wisatawan memiliki rasa penasaran untuk mengikuti bahkan belajar dalam kebudayaan yang ada di Indonesia. 3. Pengemasan atau packaging adalah merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu produk. Dari beberapa produk yang ada kemudian dikemas dengan baik agar pengemasan menjadi lebih menarik dan tertata sehingga memberikan kesan yang menarik dari sebuah rangkaian produk yang disajikan. Pengemasan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu meliputi pengemasan kostum atau pakaian penari Sintren dari kenyataan yang ada sekarang yang masih sangat tradisional menjadi lebih modern, selanjutnya alat musik yang digunakan dalam pertunjukkan Sintren serta lokasi atau tempat pertunjukkan dan waktu yang tepat untuk ditunjukkan kepada penonton kesenian Sintren ini.