BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PEMBAHASAN. Selama penelitian bulan Januari 2010 Desember 2010 terdapat 77 neonatus

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang.

BAB V HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan penderita dengan bangkitan kejang demam

BUKU REGISTER PARTUS DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 1,2. penyebab mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir dan akan membawa berbagai

BAB IV METODE PENELITIAN

Asfiksia merupakan salah satu penyebab

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

BESAR SAMPEL. Saptawati Bardosono

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

BAB VI PEMBAHASAN. pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

BUKU REGISTER PARTUS DI PUSKESMAS

BAB IV METODE PENELITIAN. Bedah Kepala dan Leher subbagian Neuro-otologi. Perawatan Bayi Resiko Tinggi (PBRT) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia

BAB 5. HASIL PENELITIAN. diperoleh 52 subjek yang menderita LLA yang terbagi menjadi 2 kelompok,

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan

BUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB I PENDAHULUAN. perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kriteria inklusi penelitian. Subyek penelitian ini adalah kasus dan kontrol, 13

Persalinan adalah Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta

BAB V PEMBAHASAN. sucking. Responden yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut hasil SDKI 2007 yang dikutip Wahdi (2007) Indonesia yaitu 307 per kelahiran hidup, menempatkan upaya

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Subyek penelitian adalah 48 neonatus dengan hiperbilirubinemia. Jenis kelamin

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS. TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI)

Peningkatan kadar kreatinin serum 24 jam setelah tindakan intervensi koroner di RSUP.H. Adam Malik Medan.

PENJELASAN MENGIKUTI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan medik maupun paramedik serta sebagai pelayanan peningkatan

Dalam dua dekade terakhir teknik monitor

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu kesehatan Anak, khususnya

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS. environment

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan studi kasus kontrol. Penyetaraan matching dilakukan

pasien hipertensi di Puskesmas Mergansan dan Puskesmas Kraton Yogyakarta pada tahun 2015.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup tempat : RSIA. Hermina Pandanaran Semarang. Indonesia.

PENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan

LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA WANITA USIA LEBIH DARI 35 TAHUN di RSUP Dr. KARIADI, SEMARANG, TAHUN 2008

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian

BAB III METODE PENELITIAN. observasional cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas

1

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

1. LEMBAR INFORMASI PENELITIAN PERBEDAAN KADAR PROTEIN TOTAL, ALBUMIN, UREUM, DAN KREATININ ANTARA PENGGIAT BODYBUILDING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik. Diikuti prospektif. Perawatan terbuka (Kontrol)

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Karakteristik sampel, faktor risiko tumbuh kejar. dijadikan sebagai sampel, terdiri atas 13 bayi KMK dan 13 bayi SMK.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL. 24 Universitas Indonesia. Hubungan kadar..., Krishna Pandu W., FK UI., 2009

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rentan terjadi, hal ini sering banyaknya kejadian atau kasus-kasus yang

BAB I PENDAHULUAN meninggal dunia dimana 99% terjadi di negara berkembang. 1 Angka

BAB III METODE PENELITIAN. diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Arief, 2008).

NOVIANI SABTINING KUSUMA PUTRI J

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pada saat persalinan. Di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

LAMPIRAN. Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSHAM. 1. Prof. dr. H. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K) 6. dr. Hj. Beby Syofiani Hasibuan, SpA

1. Nama : Tgl lahir / Umur : Pekerjaan : Alamat :...

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik RSSN Bukittinggi pada tanggal

BAB 4 HASIL. Hubungan antara..., Eni Indrawati, FK UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14

BAB V HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

BAB V HASIL ENELITIAN 5.1 Karakteristik neonatus dan ibu engambilan sampel dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan Desember 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 77 neonatus, 7 orang tua/wali menolak mengikuti penelitian dan 7 neonatus meninggal selama pemantauan. Total subyek penelitian adalah 63 neonatus yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian yaitu lahir dengan keadaan asfiksia, terdiri atas 31 neonatus dengan asfiksia sedang sebagai kelompok tidak terpapar dan 32 neonatus dengan asfiksia berat pada periode yang sama sebagai kelompok terpapar. Tidak didapatkan adanya asfiksia ringan dalam kelompok tidak terpapar dikarenakan selama periode penelitian tidak terdapat neonatus asfiksia ringan yang dirawat di bangsal BRT dan NICU. Tabel 3. Karakteristik neonatus Karakteristik neonatus asfiksia berat n = 32 asfiksia sedang n = 31 Berat lahir (gram) 2.871,9 ± 353,77 3.060 ± 353,9 0,03* Jenis kelamin bayi Laki-laki 17 (%) 12 (%) erempuan 15 (%) 19 (%) 0,2 Cara lahir Spontan 16 (50%) 8 (25,8%) Sectio caesaria 12 (37,5%) 12 (38,7%) Ekstraksi vakum 4 (12,5%) 11 (35,5%) 0,3 Uji Chi-Square Uji Kolmogorov- Smirnov 64

Tabel 3 menunjukkan rerata berat badan lahir neonatus pada kelompok asfiksia sedang adalah lebih berat dibanding pada kelompok asfiksia berat dan perbedaan tersebut bermakna secara statistik (p=0,03). Berdasarkan jenis kelamin bayi, pada kelompok terpapar lebih banyak bayi berjenis kelamin laki-laki, sebaliknya pada kelompok tidak terpapar lebih banyak berjenis kelamin perempuan. Hasil uji statistik menunjukkan perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik (p=0,2). Lima puluh persen subyek penelitian pada kelompok terpapar lahir secara spontan dan paling sedikit adalah lahir dengan cara ekstraksi vakum. Sedangkan pada kelompok tidak terpapar sebagian besar lahir secara sectio caesaria dan paling sedikit adalah lahir secara spontan. Namun, hasil uji statistik menunjukkan perbedaan distribusi cara lahir antara kedua kelompok penelitian adalah tidak bermakna (p=0,3). 65

Tabel 4. Karakteristik ibu Karakteristik ibu asfiksia berat n = 32 asfiksia sedang n = 31 Umur ibu (tahun) 29,75 ± 6,06 27,71 + 6,96 0,2 endidikan ibu; n (%) Tamat SD 8 (25%) 7 (22,6%) Tamat SM 10 (31,3%) 12 (38,7%) Tamat SMU 13 (40,6%) 10 (32,3%) Tamat T 1 (3,1%) 2 (6,5%) 1 ekerjaan ibu; n (%) Tidak bekerja 21 (65,6%) 20 (64,5%) NS 1 (3,1%) 1 (3,2%) Swasta 4 (12,5%) 6 (19,4%) Wiraswasta 0 (0%) 3 (9,7%) Buruh 6 (18,8%) 1 (3,2%) 0,8 enyakit kehamilan Tidak ada 22 (68,8%) 22 (71%) Hipertensi 10 (31,3%) 9 (29%) 0,8* Indikasi persalinan pre eklamsia/eklamsia 7 (21,9%) 6 (19,4%) perdarahan antepartum 2 (6,3%) 1 (3,2%) deep transverse arrest 1 (3,1%) 6 (19,4%) partus tak maju 4 (12,5%) 3 (9,7%) fetal distress 6 (18,8%) 8 (25,8%) inpartu 12 (37,5%) 7 (22,6%) 0,8 Uji t-tidak berpasangan * Uji Chi Square Uji Kolmogorov-Smirnov endidikan ibu pada kedua kelompok penelitian sebagian besar adalah tamat SMU, sedangkan yang paling sedikit adalah tamat perguruan tinggi, namun hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna pada distribusi tingkat pendidikan ibu pada kedua kelompok penelitian. Jenis pekerjaan ibu pada kedua kelompok penelitian menunjukkan sebagian besar ibu adalah tidak bekerja, sedangkan jenis pekerjaan yang terbanyak dijalani 66

adalah sebagai pegawai swasta. Hanya dua orang yang bekerja sebagai NS. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara jenis pekerjaan ibu pada kedua kelompok penelitian (p=0,8). enyakit kehamilan yang diderita ibu selama hamil dari kedua kelompok penelitian hanya didapatkan hipertensi dan secara statistik dari kedua kelompok penelitian tidak didapatkan perbedaan yang bermakna (p=0,8). Indikasi untuk mengakhiri kehamilan yang terbanyak adalah karena keadaan ibu yang sudah inpartu, sedangkan perdarahan antepartum merupakan indikasi persalinan yang paling sedikit dari kedua kelompok penelitian. Secara statistik tidak didapatkan perbedaan yang bermakna di antara kedua kelompok penelitian (p=0,8). 5.2.Hasil analisa gas darah Analisa gas darah pada kelompok terpapar dan tidak terpapar ditampilkan pada tabel 5. Tabel 5. Hasil analisa gas darah Hasil pemeriksaan asfiksia berat asfiksia sedang n = 32 n = 31 ph 7,18 ± 0,1 7,23 ± 0,5 0,03* po 2 (mmhg) 177,22 ± 77,14 181,94 ± 70,61 0,8 pco2 (mmhg) 26,84 ± 9,73 24,68 ± 6,38 0,3 Base excess (mmol/l) - 14,96 ± 4,39-12,74 ± 3,52 0,04 * Uji t tidak berpasangan Kadar po 2 dan pco 2 tidak berbeda bermakna antara kelompok terpapar dan tidak terpapar (p>0,05), sedangkan kadar ph berbeda bermakna (p=0,03) dan base 67

excess berbeda bermakna (p=0,04) antara kedua kelompok. Kadar ph dan base excess lebih rendah pada kelompok terpapar. 5.3. Hasil pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin Hasil pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin bayi pada hari keempat dan lima ditunjukkan pada tabel 6. Tabel 6. Hasil pemeriksaan ureum (mg/dl) dan kreatinin (mg/dl) Hasil pemeriksaan asfiksia berat n = 32 mean±sd (median) Kadar ureum hari ke 4 (mg/dl) 27,19 ± 14,01 (22) Kadar ureum hari ke 5 32,38 ± 16,44 (31) Kadar kreatinin hari ke 4 (mg/dl) 1,14 ± 0,52 (1,08) Kadar kreatinin hari ke 5 1,06 ± 0,48 (1,15) Uji t-tidak berpasangan asfiksia sedang n = 31 mean±sd (median) 26,55 ± 10,35 (28) 27,06 ± 11,88 (25) 0,84 ± 0,46 (0,69) 0,77 ± 0,34 (0,63) 0,6* 0,15 0,02 0,02* Tabel 6 menunjukkan kadar ureum hari keempat dan kelima pada kelompok terpapar lebih tinggi dibanding kelompok tidak terpapar. Namun, perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik (hari keempat p=0,6; hari kelima p=0,15). Rerata hasil pemeriksaan kadar ureum pada hari keempat kelompok terpapar adalah 27,19 ± 14,01 mg/dl dengan kadar ureum terendah 8 mg/dl dan kadar tertinggi 67 mg/dl sedangkan pada kelompok tidak terpapar adalah 26,55 ± 10,35 mg/dl dengan kadar ureum terendah 10 mg/dl dan kadar tertinggi 64 mg/dl. 68

60 40 20 0 asfiksia sedang diagnosa pasien asfiksia berat Gambar 2. Grafik Boxplot Kadar Ureum hari ke-4 Gambar dua menunjukkan sebaran distribusi data kadar ureum hari keempat antara kelompok asfiksia sedang dan berat tidak normal. Terdapat data ekstrim dari kelompok asfiksia sedang sehingga dapat dikatakan bahwa kadar tertinggi ureum sebesar 64 mg/dl pada kelompok asfiksia sedang merupakan kejadian yang tidak disengaja. Rerata hasil pemeriksaan kadar ureum pada hari kelima kelompok terpapar adalah 32,38 ± 16,44 mg/dl dengan kadar ureum terendah 10 mg/dl dan kadar tertinggi 66 mg/dl, sedangkan pada kelompok tidak terpapar adalah 27,06 ± 11,88 mg/dl dengan kadar ureum terendah 15 mg/dl dan kadar tertinggi 78 mg/dl. 69

80 60 40 20 asfiksia sedang diagnosa pasien asfiksia berat Gambar 3. Grafik Boxplot Kadar Ureum hari ke-5 Gambar tiga dapat menerangkan adanya kadar tertinggi ureum pada kelompok asfiksia sedang sebesar 78 mg/dl hanya kejadian kebetulan dan tidak dapat digeneralisasi karena distribusi data tidak normal, di mana pada kelompok asfiksia sedang terdapat data ekstrim. Kadar kreatinin hari keempat dan kelima pada kelompok terpapar juga lebih tinggi dari kelompok tidak terpapar dan perbedaan ini bermakna secara statistik (hari keempat dan kelima p=0,02). Rerata hasil pemeriksaan kadar kreatinin pada hari keempat kelompok terpapar adalah 1,14 ± 0,52 mg/dl dengan kadar kreatinin terendah 0,33 mg/dl dan 70

kadar tertinggi 2,34 mg/dl sedangkan pada kelompok tidak terpapar adalah 0,84 ± 0,46 mg/dl dengan kadar kreatinin terendah 0,3 mg/dl dan kadar tertinggi 1,95 mg/dl. Rerata hasil pemeriksaan kadar kreatinin pada hari kelima kelompok terpapar adalah 1,06 ± 0,48 mg/dl dengan kadar kreatinin terendah 0,31 mg/dl dan kadar tertinggi 2,4 mg/dl sedangkan pada kelompok tidak terpapar adalah 0,77 ± 0,34 mg/dl dengan kadar ureum terendah 0,4 mg/dl dan kadar tertinggi 1,8 mg/dl. 5.4. Hasil pengukuran diuresis Tabel 7 menunjukkan hasil pengukuran diuresis hari keempat dan kelima pada kelompok tidak terpapar lebih banyak dibanding kelompok terpapar. Secara statistik perbedaan tersebut bermakna. (hari keempat p=0,03; hari kelima p=0,003). Tabel 7. Hasil pengukuran diuresis (ml/kgbb/jam) Hasil pemeriksaan asfiksia berat n = 32 asfiksia sedang n = 31 Rerata diuresis hari ke 4 0,95 ± 0,66 1,26 ± 0,5 0,03* Rerata diuresis hari ke 5 0,95 ± 0,65 1,43 ± 0,59 0,003* 5.5. Hubungan antara asfiksia dengan kejadian gagal ginjal akut Kadar ureum subyek penelitian berdasarkan hasil pemeriksaan pada hari keempat dan kelima ditampilkan pada tabel 8. 71

Tabel 8. Kadar ureum berdasarkan hasil pemeriksaan hari keempat dan kelima Hasil pemeriksaan Rerata (mg/dl) emeriksaan hari keempat Gagal ginjal akut (+) 33,6 ± 13,53 < 0,001* Gagal ginjal akut (-) 22,45 ± 9,07 emeriksaan hari kelima Gagal ginjal akut (+) 41,36 ± 14 < 0,001* Gagal ginjal akut (-) 22,13 ± 8,67 Kadar ureum bayi yang mengalami gagal ginjal akut lebih tinggi pada pemeriksaan hari keempat dan kelima dibanding bayi yang tidak gagal ginjal akut dan perbedaan tersebut bermakna secara statistik (p<0,001). Tabel 9. Kadar kreatinin berdasarkan hasil pemeriksaan hari keempat dan kelima Hasil pemeriksaan Rerata (mg/dl) emeriksaan hari keempat Gagal ginjal akut (+) 1,54 ± 0,35 < 0,001 Gagal ginjal akut (-) 0,64 ± 0,17 emeriksaan hari kelima Gagal ginjal akut (+) 1,39 ± 0,3 < 0,001* Gagal ginjal akut (-) 0,6 ± 0,12 Uji t tidak berpasangan Kadar kreatinin bayi yang mengalami gagal ginjal akut lebih tinggi pada pemeriksaan hari keempat dan kelima dibanding bayi yang tidak gagal ginjal akut dan perbedaan tersebut bermakna secara statistik (p<0,001). 72

Tabel 10. engukuran diuresis hari keempat dan kelima Hasil pengukuran Rerata (ml/kgbb/jam) Diuresis hari keempat Gagal ginjal akut (+) 0,45 ± 0,07 < 0,001* Gagal ginjal akut (-) 1,53 ± 0,37 Diuresis hari kelima Gagal ginjal akut (+) 0,45 ± 0,06 < 0,001* Gagal ginjal akut (-) 1,67 ± 0,37 Hasil pengukuran diuresis pada hari keempat dan kelima menunjukkan pada bayi gagal ginjal akut mempunyai rerata diuresis yang lebih sedikit dibanding bayi yang tidak gagal ginjal akut dan perbedaannya bermakna secara statistik (p<0,001). Seluruh bayi yang mengalami gagal ginjal akut mengalami oliguria pada hari keempat dan kelima dari hasil pengukuran diuresis. Hubungan antara asfiksia dengan kejadian gagal ginjal akut ditampilkan pada tabel 11. Tabel 11. Hubungan antara asfiksia dengan kejadian gagal ginjal akut Keluaran RR (95% Interval Gagal ginjal (+) Gagal ginjal (-) kepercayaan) Asfiksia berat 18 (56,3%) 14 (43,7%) 2,5 (1,2 s/d 5,1) 0,006 Asfiksia sedang 7 (22,6%) 24 (77,4%) Uji Chi-Square asfiksia berat 56,3% mengalami gagal ginjal akut sedangkan pada kelompok asfiksia sedang hanya sebesar 22,6%. Asfiksia berat merupakan faktor 73

risiko terhadap terjadinya gagal ginjal akut, di mana neonatus dengan asfiksia berat mempunyai kemungkinan 2,5 kali lebih besar terjadi gagal ginjal akut dibandingkan dengan neonatus asfiksia sedang. 5.6. Faktor yang turut berpengaruh terhadap kejadian gagal ginjal akut Distribusi faktor yang turut berpengaruh terhadap kejadian gagal ginjal akut pada kelompok terpapar dan tidak terpapar ditampilkan pada tabel 12. Obat nefrotoksik yang digunakan adalah gentamisin dengan dosis 5 mg/kgbb/hari terbagi dua dosis selama minimal lima hari. Tabel 12. Distribusi pemakaian obat gentamisin Asfiksia Berat Asfiksia Sedang Mendapat obat gentamisin Ya 31 (96,9%) 21 (67,7%) Tidak 1 (3,1%) 10 (32,3%) 0,002 Uji Chi-Square Tabel 12 menunjukkan jumlah subyek penelitian yang mendapat obat gentamisin adalah lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak mendapat obat gentamisin. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada distribusi penggunaan obat gentamisin pada kedua kelompok (p=0,002). Tabel 13. Faktor yang berpengaruh terhadap gagal ginjal akut Keluaran Gagal ginjal (+) Gagal ginjal (-) RR (95% Interval kepercayaan) Obat gentamisin Diberikan 24 (96%) 28 (73,7%) Tidak 1 (4%) 10 (26,3%) 5,08 (0,77 s/d 33,66) 0,052* * Uji Chi-Square 74

enggunaan obat gentamisin dengan dosis 5 mg/kgbb/hari terbagi dua dosis selama minimal lima hari bukan merupakan faktor risiko terhadap terjadinya gagal ginjal akut karena nilai 95% interval kepercayaan melingkupi angka satu. 75