Jurnal Kesehatan Masyarakat GAMBARAN FAKTOR RESIKO PENYEBAB TERJADINYA MIOMA UTERI DI POLIKLINIK KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2012 ITA RAHMI 1 1 Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh INTI SARI Mioma uteri merupakan tumor paling umum pada traktus genetalis, mioma terjadi kira-kira 5% pada wanita selama masa reproduksi. Tumor ini tumbuh dengan lambat dan mungkin dideteksi secara klinik pada kehidupan. Di Indonesia pada tahun 2008 persentase ibu dengan mioma uteri sekitar 19,8%, dan tahun 2009 11,70%, sedangkan di provinsi NAD persentase mioma uteri pada tahun 2008 sekitar 20,20%. Namun pada tahun 2009 jumlah mioma uteri sekitar 15,90%. Sedangkan dari hasil pendataan di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin diperoleh jumlah ibu yang mengalami mioma uteri pada tahun 2011 adalah sebanyak 64 orang. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran faktor resiko penyebab terjadinya mioma uteri. Metodelogi penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi adalah semua pasien yang menderita mioma uteri. Jumlah sampel sebanyak 64 orang, teknik pengambilan sampel secara total populasii. Penelitian dilakukan pada tanggal 5 s/d 6 September tahun 2012 di Poliklinik kebidanan RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Teknik pengumpulan data dengan cara melihat catatan rekam medic. Analisa data dengan menggunakan statistic deskriptif. Hasil penelitian menunjukan Usia menarch lambat (>16 thn) mempunyai resiko terjadinya mioma uteri yaitu sebanyak 28 responden dengan persentase 43,8%.Paritas Multipara mempunyai resiko terjadinya mioma uteri yaitu mayoritas yaitu sebesar 38 responden dengan persentase 59,4%, Status gizi gemuk mempunyai resiko terjadinya mioma uteri yaitu sebesar 25 responden dengan persentase 31,2%. Kata Kunci: Mioma Uteri, Menarche, Paritas, Status gizi PENDAHULUAN Latar Belakang World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa di dunia setiap tahunnya ada 6,25 juta penderita tumor dalam 20 tahun terakhir ini ada 9 juta manusia meninggal karena tumor. Dan perlu dicatat bahwa 2/3 kejadian ini terjadi di Negara yang sedang berkembang (Bustan, 2007). Penelitian di Amerika Serikat yang dilakukan Schwortz, angka kejadian mioma uteri 2-12,8 orang per 1000 wanita setiap tahunnya. Schwortz menujukan angka kejadian mioma uteri 2-3 lebih tinggi pada wanita kulit hitam dibandingkan kulit putih (Victory, 2006). Mioma uteri merupakan tumor paling umum pada traktus genetalis. Mioma terjadi pada kira-kira 5% pada wanita selama masa reproduksi. Tumor ini tumbuh dengan lambat dan mungkin baru dideteksi secara klinis pada kehidupan decade ke 4. Pada dekade ke 4 ini insiden mencapai kirakira 20%. Mioma lebih sering terjadi pada wanita nulipara atau wanita yang hanya mempunyai satu anak. (Derek, 2002).
Mioma uteri dikenal juga dengan istilah leiomoma uteri, fibromioma uteri fibroid, ditemukan sekurang-kurangnya pada 20-25% wanita diatas usia 30 tahun. Laporan dari suatu studi melalui pemeriksaan post mortem pada jenazah wanita, menunjukkan angka kejadian mioma uteri yang lebih tinggi yaitu mencapai 50% atau lebih (Djuwantono, 2004). Pengobatan mioma uteri degan gejala klinik pada umumnya adalah tindakan operasi yaitu histerektomi (pengangkatan rahim) atau pada wanita yang ingin mempertahankan kesuburannya dengan miomektomi(pengangkatan mioma ) dapat menjadi pilihan. (We R miomiess, 2005). Di Indonesia mioma uteri ditemukan 3%-12% pada tahun 2004 dari semua penderitan ginekolog yang dirawat (Prawirohardjo, 2002). Menurut penelitian yang dilakukan Karel Tangkudung (2004) di Surabaya angka kematian mioma uteri adalah sebesar 10,30%. Sebelum tahun 2001 di Surabaya penelitian yang dilakukan Susilo Rahardjo angka kejadian mioma uteri sebesar 11,87 % dari 1000 wanita setiap tahunnya. (Yuad H, 2009). Berdasarkan otopsi, novak menemukan 27 % wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri belum pernah ( dilaporkan ) terjadi sebelum menars. Setelah menopause hanya kira kira 10% mioma yang masih bertumbuh. Di Indonesia uteri ditemukan 2,39 11,7 % pada semua penderita ginekologi yang dirawat. (Prawiroharjo,2008). Faktor faktor yang berpengaruh adalah ketidakseimbagan emosi misalkan sering stres, daya tahan tubuh rendah, gaya hidup yang tidak seimbang, semua itu menyebabkan gangguan pada hormon dan kemungkinan timbul mioma uteri. Ukuran besar kecilnya mioma uteri juga dipengaruhi oleh jumlah kalori, dapat tubuh karena timbulnya kalori dalam tumbuh mempengaruhi pertumbuhan mioma. Makin gemuk seseorang, makin banyak timbunan kalorinya dan membuat moima tumbuh cepat. Mioma juga dapat karena adanya faktor bakat, yang kemudian di picu oleh rangsangan rangsangan hormon (karena emosi tidak stabil), makan sembarangan dan berat badan yang berlebihan. Namun pertumbuhan mioma uteri paling sedikit memerlukan waktu sekitar 8 tahun, infeksi dan jamur dalam rahim juga bisa menjadi perangsang pertumbuhan mioma uteri atau memungkinkan mioma uteri tumbuh kembali walaupun telah diangkat. Oleh karena itu kebersihan alat kelamin, berat badan tubuh, dan keseimbangan emosi harus dijaga agar mioma tidak terangsang pertumbuhannya. (Prawirohardjo. 1996). Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Gambaran Faktor faktor Resiko Penyebab Terjadinya Mioma Uteri Di Poliklinik Kebidanan RSUD dr Zainoel Abidin Aceh Tahun 2012? Tujuan Penelitian 2
Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah : Untuk memperoleh gambaran faktor penyebab terjadinya mioma uteri di poliklinik kebidanan RSUD dr.zainoel Abidin Banda Aceh 2012. Tujuan khusus. 1. Untuk mengetahui gambaran faktor usia menarche resiko penyebab terjadinya mioma uteri di Poliklinik Kebidanan RSUD dr Zainoel Abidin tahun 2012. 2. Untuk mengetahui gambaran faktor paritas resiko penyebab terjadinya mioma uteri di poliklinik kebidanan RSUD dr Zainoel Abidin tahun 2012. 3. Untuk mengetahui gambaran faktor IMT resiko penyebab terjadinya mioma uteri di poliklinik kebidanan RSUDZA tahun 2012. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak pihak sebagai berikut 1. Bagi Peneliti Sebagai saran untuk menambahkan wawasan dengan berpikir secara ilmiah 2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bacaan bagi mahasiswa 3. Bagi petugas badan pelayanan khususnya di poliklinik kebidanan RSUDZ Banda Aceh diharapkan menjadi bahan masukan dan memberi pelayanan kepada penderita mioma uteri. METODE PENELITIAN Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan satu terhadap konsep lain dari masalah yang ingin diteliti, agar dapat diamati dan diukur maka konsep tersebut digambarkan kedalam sub-sub variabel. (Notoatmodjo,2005). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan bahwa gambaran faktor resiko penyebab terjadinya mioma uteri adalah menarche, paritas, IMT. (Manuaba,IBG,2004). Variabel Independe Variabel Dependen Usia Menarche Paritas Indeks Masa Tubuh Jenis penelitiann Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan pendekatan Retrospektif, yaitu study yang didasarkan pada catatan medis, mencari mundur terhadap pengamatan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Dalam penelitian ini peneliti hanya ingin mengetahui Gambaran Faktor Resiko Penyebab Terjadinya Mioma Uteri Poli Resiko Mioma Uteri 3
Kebidanan RSUD dr.zainoel Abidin Banda Aceh. Waktu Dan Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 5 September s/d 6 September 2012 di PoliKlinik Kebidanan badan pelayanan kesehatan RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012. Populasi Dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien penderita mioma uteri di poliklinik kebidanan RSUD dr. Zainoel Abidin yang berjumlah 64 orang penderita dari bulan januari 2011 sampai bulan januari 2012. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan total sampling yaitu berjumlah 64 orang. Teknik Pengumpulan Data Data sekunder diperoleh dari rekam medik dan buku registrasi di poliklinik Kebidanan RSUD dr Zainoel Abidin dengan menggunankan teknik cheklis. Data dalam penelitian ini hanya data sekuder. Data sekuder adalah data yang diperoleh dari Poliklinik Kebidanan RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Pengolahan dan Analisis Data Data yang dikimpulkan adalah secara manusal dengan langkah Editing, Coding, Transfering, Tabulating Analisi Data a. Analisa Univariat Merupakan Analisa yang digunakan dengan menjabarkan secara deskriptif distrubusi frekuensi variabel-variabel yang diteliti,baik variabel terikat maupun variabel bebas, dengan analisa dibuat dalam bentuk proporsi ordinal.selanjutnya data dimasukkan dalam table distribusi frekuensi dan ditentukan persentase dari masing-masing sub variabel. HASIL PENELITIAN Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Menarche Pasien Yang Menderita Mioma Uteri No Usia Menarche F % 1 Cepat (<13 thn) 16 25,0 2 Normal (13-15 thn) 20 31,2 3 lambat (>16 thn) 28 43,8 Total 64 100,0 Berdasarkan tabel 5.1 menujukan bahwa distribusi frekuensi usia menarche pasein yang menderita mioma uteri di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh mayoritas pada kategori lambat yaitu sebesar 28 responden (43,8%). Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Paritas Pasien Yang Menderita Mioma Uteri No Paritas F % 1 Primipara 26 40,6 2 Multipara 38 59,4 Total 64 100,0 Sumber data tahun 2012 4
Berdasarkan tabel 5.2 menujukan bahwa distribusi frekuensi paritas pasien yang menderita mioma uteri di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh mayoritas pada kategori multipara yaitu sebesar 38 responden (59,4%). Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Status Gizi Pasien Yang Menderita Mioma Uteri No Status Gizi F % 1 Kurus (17,0-18,0) 19 29.7 2 Normal (17,0-18,0) 20 31.2 3 Gemuk (>25,0-27,0) 25 39.1 Total 64 100,0 Berdasarkan tabel 5.3 menujukan bahwa distribusi frekuensi status gizi pasein yang menderita mioma uteri di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh mayoritas pada kategori gemuk yaitu sebesar 25 responden (31,2%). Pembahasan 1. Menarche Berdasarkan hasil penelitian menujukan bahwa distribusi frekuensi usia menarche pasein yang menderita mioma uteri di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh mayoritas pada kategori lambat yaitu sebesar 28 responden (43,8%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pasien dengan usia menarche yang cepat lebih sedikit mengalami mioma uteri, sedangkan pasien dengan usia menarch lambat lebih cenderung dan banyak mengalami mioma uteri. Menstruasi merupakan perdaraan bulanan yang berasal dari pelapis rahim melalui vagina pada wanita yang seksual dewasa dan tidak hamil. Dalam kondisi normal, menstruasi tidak menyebabkan gangguan yang cukup berarti. Terlambat haid atau menstruasi yang tidak teratur juga patut diwaspadai karena itu berarti telah terjadi abnormalitas pada siklus menstruasi. Menurut Prawihardjo (2002) mioma uteri lebih sering terjadi pada wanita nulipara atau yang kurang subur, faktor keturunan juga memegang peran, perubahan sekunder pada mioma uteri yang terjadi sebagian besar bersifat degenerasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti (2009) menyatakan dari 60 responden yang mengalami mioma uteri sebagian besar disebabkan oleh faktor usia menarche yang lambat yaitu sebanyak 34 responden (56,6%). Menurut asumsi peneliti mioma uteri banyak terjadi pada pasien dengan usia menarch lambat, karena disebabkan usia menarche yang lambat merupakan salah satu tanda terdapatnya gangguan pada status kesuburan seseorang wanita, wanita yang kurang subur biasanya lebih beresiko terjadinya mioma uteri. 2. Paritas Berdasarkan hasil penelitian menujukan bahwa 5
distribusi frekuensi paritas pasien yang menderita mioma uteri di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh mayoritas pada kategori multipara yaitu sebesar 38 responden (59,4%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa mioma uteri lebih banyak terjadi pada pasien dengan paritas multipara dibandingkan dengan paritas primipara. Hal ini sesuai dengan teori Hafiz Etal (2003)nyang menyatakan mioma uteri banyak terjadi pada wanita dengan multipara dibandingkan dengan wanita yang mempunyai riwayat frekuensi melahirkan satu kali, mioma uteri terjadi 74% pasien dengan paritas multipara, dan 135 pasien dengan paritas nulipara, dengan kata lain sebagian besar mioma uteri terjadi pada paritas multipara. Menurut asumsi peneliti semakin banyak paritas multipara yang melahirkan anak dengan jarak kehamilan kurang dari 2 tahun semakin memicu pesatnya pertumbuhan mioma uteri dimana terjadinya peningkatan hormone estrogen yang tidak stabil karena adanya proses penyembuhan/involusi uterus yang belum sempurna. 3. Status Gizi Berdasarkan hasil penelitian menujukan bahwa distribusi frekuensi status gizi pasein yang menderita mioma uteri di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh mayoritas pada kategori gemuk yaitu sebesar 25 responden (31,2%). Dari data diatas dapat disimpulkan ibu dengan status gizi lebih cenderung lebih banyak mengalami mioma uteri dibandingkan ibu dengan status gizi kurang dan normal. Hal ini sesuai dengan teori Parker (2008) yang menyatakan keadaan gizi obesitas sangat berperan dalam terjadinya mioma uteri, berhubungan dengan konversi endogen menjadi estrogen oleh enzim aromatase di jaringan lemak. Hasilnya pningkatan jumlah estrogen didalam tubuh meningkat. Menurut asumsi peneliti keadaan status gizi dapat mempengaruhi terjadinya mioma uteri, karena dari data yang didapatkan peneliti saat melakukan penelitian, ibu dengan status gizi gemuk lebih beresiko dari pada ibu dengan status gizi kurang. Kesimpulan 1. Gambaran faktor usia resiko penyabab terjadinya mioma uteri di poliklinik kebidanan RSUD dr. Zainoel Abidin tahun 2012 mayoritas pada usia menarche lambat (>16 thn) yaitu sebanyak 28 responden dengan persentase 43,8%. 2. Gambaran faktor paritas resiko penyebab terjadinya mioma uteri di poliklinik kebidanan RSUD dr. Zainoel Abidin tahun 2012 mayoritas pada paritas multipara yaitu sebesar 38 responden dengan persentase 59,4%. 6
3. Gambaran faktor Status Gizi resiko penyebab terjadinya mioma uteri di poliklinik kebidanan RSUD dr. Zainoel Abidin tahun 2012 mayoritas pada status gizi gemuk yaitu sebesar 25 responden dengan persentase 31,2%. Saran 1. Bagi Peneliti Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menambah wawasan kepada peneliti agar berpikir secara ilmiah. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bacaan bagi mahasiswa. 3. Bagi Petugas Kesehatan Diharapkan agar dapat menjadi bahan masukan dan memberikan asuahan pelayanan yang baik. Pendidikan Bidan. Edisi Ke 2 EGC Jakarta. Prawiharjo, 2002. Ilmu Kandungan. Wiknjosaputro N, Saifuddin AB, Rachimhadi T. Editor,Edisi Ke-3. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta DAFTAR PUSTAKA Bustan MN, 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Rineka Cipta. Jakarta. Derek LJ, 2011. Dasar obstetri dan Genekologi. Edisi Ke 6, Hipokkrater, Jakarta. Djuantono T, 2004. Terapi GnRH Agonis sebelum Histerektomi Miomikromi, Farmasia Vol III No.12 Juli 2004, Jakarta 38 41. Manuaba IBG, 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk 7