GAMBARAN FAKTOR RESIKO PENYEBAB TERJADINYA MIOMA UTERI DI POLIKLINIK KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak yang tumbuh pada rahim. Dalam istilah kedokteranya disebut

BAB I peran penting dalam kelanjutan generasi penerus bangsa (Manuaba, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

HUBUNGAN UMUR DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KOTA BANDA ACEH. Ermila Eviana

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUANG POLI KANDUNGAN RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2014 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui program Keluarga Berencana (BKKBN,2010). pemerintah yang pada awalnya diatur berdasarkan Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

HUBUNGAN USIA DENGAN KEJADIAN MYOMA UTERI DI BANGSAL SAKINAH RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2013 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BBLR PERIODE JANUARI SAMPAI DESEMBER 2012 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN USIA MENARCHE DAN PARITAS DENGAN MIOMA UTERI

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Amerika Serikat diperkirakan setiap 4-5 wanita mengidap. kelainan ini dan menunjukkan kecenderungan pertumbuhan pada dekadeusia

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

Analisis Usia Menarchee Dan Status Gizi Terhadap Usia Ibu Menopause

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Prolapsus uteri merupakan salah satu bentuk prolapsus organ panggul dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Maulina. Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

Kata Kunci : umur, paritas,usia menikah,stadium kanker serviks Daftar Pustaka : 15 buku

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

Tingkat Pengetahuan Bidan Tentang Penanganan Infeksi Pada Bayi Akibat Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh Tahun 2012

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

PENGARUH USIA MENARCHE DAN PEKERJAAN TERHADAP TERJADINYA MENOPAUSE DI DESA BULOH PEUDAYA KECAMATAN PADANG TIJI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI), sehingga menempatkannya diantara delapan tujuan Millennium

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI CYCLOFEM TERHADAP SURAKARTA TAHUN Oleh. Siti Maesaroh 1) dan Nur Hayati 2) AKBID Mamba`ul `Ulum Surakarta

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

HUBUNGAN RIWAYAT SECTIO CAESAREA DENGAN VBAC (VAGINAL BIRTH AFTER CAESAREA) DI RSUD ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2012.

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Dwika Suryaningdyah. Abstrak

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

Jurnal Kesehatan Kartika 7

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PEMERINTAH ACEH TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RSB UMMI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi.

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

Dini Dwi Jayani dan Bambang Kuntarto/ Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Preeklamsi/1-11

BAB 1 PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

Kurnia Mutiara. Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

BAB 3 METODE PENELITIAN. digunakan pada penelitian yang terdiri dari desain penelitian, populasi, teknik

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( )

HUBUNGAN ANTARA USIA SAAT TIMBULNYA MENARCHE DENGAN USIA SAAT TERJADINYA MENOPAUSE WANITA DI KECAMATAN KARTASURA. Merry Tiyas Anggraini*

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

Transkripsi:

Jurnal Kesehatan Masyarakat GAMBARAN FAKTOR RESIKO PENYEBAB TERJADINYA MIOMA UTERI DI POLIKLINIK KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2012 ITA RAHMI 1 1 Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh INTI SARI Mioma uteri merupakan tumor paling umum pada traktus genetalis, mioma terjadi kira-kira 5% pada wanita selama masa reproduksi. Tumor ini tumbuh dengan lambat dan mungkin dideteksi secara klinik pada kehidupan. Di Indonesia pada tahun 2008 persentase ibu dengan mioma uteri sekitar 19,8%, dan tahun 2009 11,70%, sedangkan di provinsi NAD persentase mioma uteri pada tahun 2008 sekitar 20,20%. Namun pada tahun 2009 jumlah mioma uteri sekitar 15,90%. Sedangkan dari hasil pendataan di Poliklinik Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin diperoleh jumlah ibu yang mengalami mioma uteri pada tahun 2011 adalah sebanyak 64 orang. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran faktor resiko penyebab terjadinya mioma uteri. Metodelogi penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi adalah semua pasien yang menderita mioma uteri. Jumlah sampel sebanyak 64 orang, teknik pengambilan sampel secara total populasii. Penelitian dilakukan pada tanggal 5 s/d 6 September tahun 2012 di Poliklinik kebidanan RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Teknik pengumpulan data dengan cara melihat catatan rekam medic. Analisa data dengan menggunakan statistic deskriptif. Hasil penelitian menunjukan Usia menarch lambat (>16 thn) mempunyai resiko terjadinya mioma uteri yaitu sebanyak 28 responden dengan persentase 43,8%.Paritas Multipara mempunyai resiko terjadinya mioma uteri yaitu mayoritas yaitu sebesar 38 responden dengan persentase 59,4%, Status gizi gemuk mempunyai resiko terjadinya mioma uteri yaitu sebesar 25 responden dengan persentase 31,2%. Kata Kunci: Mioma Uteri, Menarche, Paritas, Status gizi PENDAHULUAN Latar Belakang World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa di dunia setiap tahunnya ada 6,25 juta penderita tumor dalam 20 tahun terakhir ini ada 9 juta manusia meninggal karena tumor. Dan perlu dicatat bahwa 2/3 kejadian ini terjadi di Negara yang sedang berkembang (Bustan, 2007). Penelitian di Amerika Serikat yang dilakukan Schwortz, angka kejadian mioma uteri 2-12,8 orang per 1000 wanita setiap tahunnya. Schwortz menujukan angka kejadian mioma uteri 2-3 lebih tinggi pada wanita kulit hitam dibandingkan kulit putih (Victory, 2006). Mioma uteri merupakan tumor paling umum pada traktus genetalis. Mioma terjadi pada kira-kira 5% pada wanita selama masa reproduksi. Tumor ini tumbuh dengan lambat dan mungkin baru dideteksi secara klinis pada kehidupan decade ke 4. Pada dekade ke 4 ini insiden mencapai kirakira 20%. Mioma lebih sering terjadi pada wanita nulipara atau wanita yang hanya mempunyai satu anak. (Derek, 2002).

Mioma uteri dikenal juga dengan istilah leiomoma uteri, fibromioma uteri fibroid, ditemukan sekurang-kurangnya pada 20-25% wanita diatas usia 30 tahun. Laporan dari suatu studi melalui pemeriksaan post mortem pada jenazah wanita, menunjukkan angka kejadian mioma uteri yang lebih tinggi yaitu mencapai 50% atau lebih (Djuwantono, 2004). Pengobatan mioma uteri degan gejala klinik pada umumnya adalah tindakan operasi yaitu histerektomi (pengangkatan rahim) atau pada wanita yang ingin mempertahankan kesuburannya dengan miomektomi(pengangkatan mioma ) dapat menjadi pilihan. (We R miomiess, 2005). Di Indonesia mioma uteri ditemukan 3%-12% pada tahun 2004 dari semua penderitan ginekolog yang dirawat (Prawirohardjo, 2002). Menurut penelitian yang dilakukan Karel Tangkudung (2004) di Surabaya angka kematian mioma uteri adalah sebesar 10,30%. Sebelum tahun 2001 di Surabaya penelitian yang dilakukan Susilo Rahardjo angka kejadian mioma uteri sebesar 11,87 % dari 1000 wanita setiap tahunnya. (Yuad H, 2009). Berdasarkan otopsi, novak menemukan 27 % wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri belum pernah ( dilaporkan ) terjadi sebelum menars. Setelah menopause hanya kira kira 10% mioma yang masih bertumbuh. Di Indonesia uteri ditemukan 2,39 11,7 % pada semua penderita ginekologi yang dirawat. (Prawiroharjo,2008). Faktor faktor yang berpengaruh adalah ketidakseimbagan emosi misalkan sering stres, daya tahan tubuh rendah, gaya hidup yang tidak seimbang, semua itu menyebabkan gangguan pada hormon dan kemungkinan timbul mioma uteri. Ukuran besar kecilnya mioma uteri juga dipengaruhi oleh jumlah kalori, dapat tubuh karena timbulnya kalori dalam tumbuh mempengaruhi pertumbuhan mioma. Makin gemuk seseorang, makin banyak timbunan kalorinya dan membuat moima tumbuh cepat. Mioma juga dapat karena adanya faktor bakat, yang kemudian di picu oleh rangsangan rangsangan hormon (karena emosi tidak stabil), makan sembarangan dan berat badan yang berlebihan. Namun pertumbuhan mioma uteri paling sedikit memerlukan waktu sekitar 8 tahun, infeksi dan jamur dalam rahim juga bisa menjadi perangsang pertumbuhan mioma uteri atau memungkinkan mioma uteri tumbuh kembali walaupun telah diangkat. Oleh karena itu kebersihan alat kelamin, berat badan tubuh, dan keseimbangan emosi harus dijaga agar mioma tidak terangsang pertumbuhannya. (Prawirohardjo. 1996). Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Gambaran Faktor faktor Resiko Penyebab Terjadinya Mioma Uteri Di Poliklinik Kebidanan RSUD dr Zainoel Abidin Aceh Tahun 2012? Tujuan Penelitian 2

Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah : Untuk memperoleh gambaran faktor penyebab terjadinya mioma uteri di poliklinik kebidanan RSUD dr.zainoel Abidin Banda Aceh 2012. Tujuan khusus. 1. Untuk mengetahui gambaran faktor usia menarche resiko penyebab terjadinya mioma uteri di Poliklinik Kebidanan RSUD dr Zainoel Abidin tahun 2012. 2. Untuk mengetahui gambaran faktor paritas resiko penyebab terjadinya mioma uteri di poliklinik kebidanan RSUD dr Zainoel Abidin tahun 2012. 3. Untuk mengetahui gambaran faktor IMT resiko penyebab terjadinya mioma uteri di poliklinik kebidanan RSUDZA tahun 2012. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak pihak sebagai berikut 1. Bagi Peneliti Sebagai saran untuk menambahkan wawasan dengan berpikir secara ilmiah 2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bacaan bagi mahasiswa 3. Bagi petugas badan pelayanan khususnya di poliklinik kebidanan RSUDZ Banda Aceh diharapkan menjadi bahan masukan dan memberi pelayanan kepada penderita mioma uteri. METODE PENELITIAN Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan satu terhadap konsep lain dari masalah yang ingin diteliti, agar dapat diamati dan diukur maka konsep tersebut digambarkan kedalam sub-sub variabel. (Notoatmodjo,2005). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan bahwa gambaran faktor resiko penyebab terjadinya mioma uteri adalah menarche, paritas, IMT. (Manuaba,IBG,2004). Variabel Independe Variabel Dependen Usia Menarche Paritas Indeks Masa Tubuh Jenis penelitiann Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan pendekatan Retrospektif, yaitu study yang didasarkan pada catatan medis, mencari mundur terhadap pengamatan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Dalam penelitian ini peneliti hanya ingin mengetahui Gambaran Faktor Resiko Penyebab Terjadinya Mioma Uteri Poli Resiko Mioma Uteri 3

Kebidanan RSUD dr.zainoel Abidin Banda Aceh. Waktu Dan Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 5 September s/d 6 September 2012 di PoliKlinik Kebidanan badan pelayanan kesehatan RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012. Populasi Dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien penderita mioma uteri di poliklinik kebidanan RSUD dr. Zainoel Abidin yang berjumlah 64 orang penderita dari bulan januari 2011 sampai bulan januari 2012. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan total sampling yaitu berjumlah 64 orang. Teknik Pengumpulan Data Data sekunder diperoleh dari rekam medik dan buku registrasi di poliklinik Kebidanan RSUD dr Zainoel Abidin dengan menggunankan teknik cheklis. Data dalam penelitian ini hanya data sekuder. Data sekuder adalah data yang diperoleh dari Poliklinik Kebidanan RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Pengolahan dan Analisis Data Data yang dikimpulkan adalah secara manusal dengan langkah Editing, Coding, Transfering, Tabulating Analisi Data a. Analisa Univariat Merupakan Analisa yang digunakan dengan menjabarkan secara deskriptif distrubusi frekuensi variabel-variabel yang diteliti,baik variabel terikat maupun variabel bebas, dengan analisa dibuat dalam bentuk proporsi ordinal.selanjutnya data dimasukkan dalam table distribusi frekuensi dan ditentukan persentase dari masing-masing sub variabel. HASIL PENELITIAN Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Menarche Pasien Yang Menderita Mioma Uteri No Usia Menarche F % 1 Cepat (<13 thn) 16 25,0 2 Normal (13-15 thn) 20 31,2 3 lambat (>16 thn) 28 43,8 Total 64 100,0 Berdasarkan tabel 5.1 menujukan bahwa distribusi frekuensi usia menarche pasein yang menderita mioma uteri di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh mayoritas pada kategori lambat yaitu sebesar 28 responden (43,8%). Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Paritas Pasien Yang Menderita Mioma Uteri No Paritas F % 1 Primipara 26 40,6 2 Multipara 38 59,4 Total 64 100,0 Sumber data tahun 2012 4

Berdasarkan tabel 5.2 menujukan bahwa distribusi frekuensi paritas pasien yang menderita mioma uteri di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh mayoritas pada kategori multipara yaitu sebesar 38 responden (59,4%). Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Status Gizi Pasien Yang Menderita Mioma Uteri No Status Gizi F % 1 Kurus (17,0-18,0) 19 29.7 2 Normal (17,0-18,0) 20 31.2 3 Gemuk (>25,0-27,0) 25 39.1 Total 64 100,0 Berdasarkan tabel 5.3 menujukan bahwa distribusi frekuensi status gizi pasein yang menderita mioma uteri di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh mayoritas pada kategori gemuk yaitu sebesar 25 responden (31,2%). Pembahasan 1. Menarche Berdasarkan hasil penelitian menujukan bahwa distribusi frekuensi usia menarche pasein yang menderita mioma uteri di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh mayoritas pada kategori lambat yaitu sebesar 28 responden (43,8%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pasien dengan usia menarche yang cepat lebih sedikit mengalami mioma uteri, sedangkan pasien dengan usia menarch lambat lebih cenderung dan banyak mengalami mioma uteri. Menstruasi merupakan perdaraan bulanan yang berasal dari pelapis rahim melalui vagina pada wanita yang seksual dewasa dan tidak hamil. Dalam kondisi normal, menstruasi tidak menyebabkan gangguan yang cukup berarti. Terlambat haid atau menstruasi yang tidak teratur juga patut diwaspadai karena itu berarti telah terjadi abnormalitas pada siklus menstruasi. Menurut Prawihardjo (2002) mioma uteri lebih sering terjadi pada wanita nulipara atau yang kurang subur, faktor keturunan juga memegang peran, perubahan sekunder pada mioma uteri yang terjadi sebagian besar bersifat degenerasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti (2009) menyatakan dari 60 responden yang mengalami mioma uteri sebagian besar disebabkan oleh faktor usia menarche yang lambat yaitu sebanyak 34 responden (56,6%). Menurut asumsi peneliti mioma uteri banyak terjadi pada pasien dengan usia menarch lambat, karena disebabkan usia menarche yang lambat merupakan salah satu tanda terdapatnya gangguan pada status kesuburan seseorang wanita, wanita yang kurang subur biasanya lebih beresiko terjadinya mioma uteri. 2. Paritas Berdasarkan hasil penelitian menujukan bahwa 5

distribusi frekuensi paritas pasien yang menderita mioma uteri di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh mayoritas pada kategori multipara yaitu sebesar 38 responden (59,4%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa mioma uteri lebih banyak terjadi pada pasien dengan paritas multipara dibandingkan dengan paritas primipara. Hal ini sesuai dengan teori Hafiz Etal (2003)nyang menyatakan mioma uteri banyak terjadi pada wanita dengan multipara dibandingkan dengan wanita yang mempunyai riwayat frekuensi melahirkan satu kali, mioma uteri terjadi 74% pasien dengan paritas multipara, dan 135 pasien dengan paritas nulipara, dengan kata lain sebagian besar mioma uteri terjadi pada paritas multipara. Menurut asumsi peneliti semakin banyak paritas multipara yang melahirkan anak dengan jarak kehamilan kurang dari 2 tahun semakin memicu pesatnya pertumbuhan mioma uteri dimana terjadinya peningkatan hormone estrogen yang tidak stabil karena adanya proses penyembuhan/involusi uterus yang belum sempurna. 3. Status Gizi Berdasarkan hasil penelitian menujukan bahwa distribusi frekuensi status gizi pasein yang menderita mioma uteri di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh mayoritas pada kategori gemuk yaitu sebesar 25 responden (31,2%). Dari data diatas dapat disimpulkan ibu dengan status gizi lebih cenderung lebih banyak mengalami mioma uteri dibandingkan ibu dengan status gizi kurang dan normal. Hal ini sesuai dengan teori Parker (2008) yang menyatakan keadaan gizi obesitas sangat berperan dalam terjadinya mioma uteri, berhubungan dengan konversi endogen menjadi estrogen oleh enzim aromatase di jaringan lemak. Hasilnya pningkatan jumlah estrogen didalam tubuh meningkat. Menurut asumsi peneliti keadaan status gizi dapat mempengaruhi terjadinya mioma uteri, karena dari data yang didapatkan peneliti saat melakukan penelitian, ibu dengan status gizi gemuk lebih beresiko dari pada ibu dengan status gizi kurang. Kesimpulan 1. Gambaran faktor usia resiko penyabab terjadinya mioma uteri di poliklinik kebidanan RSUD dr. Zainoel Abidin tahun 2012 mayoritas pada usia menarche lambat (>16 thn) yaitu sebanyak 28 responden dengan persentase 43,8%. 2. Gambaran faktor paritas resiko penyebab terjadinya mioma uteri di poliklinik kebidanan RSUD dr. Zainoel Abidin tahun 2012 mayoritas pada paritas multipara yaitu sebesar 38 responden dengan persentase 59,4%. 6

3. Gambaran faktor Status Gizi resiko penyebab terjadinya mioma uteri di poliklinik kebidanan RSUD dr. Zainoel Abidin tahun 2012 mayoritas pada status gizi gemuk yaitu sebesar 25 responden dengan persentase 31,2%. Saran 1. Bagi Peneliti Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menambah wawasan kepada peneliti agar berpikir secara ilmiah. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bacaan bagi mahasiswa. 3. Bagi Petugas Kesehatan Diharapkan agar dapat menjadi bahan masukan dan memberikan asuahan pelayanan yang baik. Pendidikan Bidan. Edisi Ke 2 EGC Jakarta. Prawiharjo, 2002. Ilmu Kandungan. Wiknjosaputro N, Saifuddin AB, Rachimhadi T. Editor,Edisi Ke-3. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta DAFTAR PUSTAKA Bustan MN, 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Rineka Cipta. Jakarta. Derek LJ, 2011. Dasar obstetri dan Genekologi. Edisi Ke 6, Hipokkrater, Jakarta. Djuantono T, 2004. Terapi GnRH Agonis sebelum Histerektomi Miomikromi, Farmasia Vol III No.12 Juli 2004, Jakarta 38 41. Manuaba IBG, 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk 7