JAKARTA 9USUS, KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA. : tf lfjpl

dokumen-dokumen yang mirip
2014, No c. bahwa dalam praktiknya, apabila pengadilan menjatuhkan pidana tambahan pembayaran uang pengganti, sekaligus ditetapkan juga maksimu

2 tersebut dilihat dengan adanya Peraturan Mahkamah agung terkait penentuan pidana penjara sebagai pengganti uang pengganti yang tidak dibayarkan terp

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Milik Negara/ Badan Usaha Milik Daerah digugat di pengadilan oleh

BAB II PIDANA TAMBAHAN DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI YANG BERUPA UANG PENGGANTI. A. Pidana Tambahan Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Berupa Uang

P U T U S A N NOMOR 74/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

2017, No kementerian/lembaga tanpa pernyataan dirampas, serta relevansi harga wajar benda sitaan Rp300,00 (tiga ratus rupiah) yang dapat dijual

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu lembaga negara yang ada di Indonesia adalah Badan Pemeriksa

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III PENUTUP. menyimpulkan hal-hal sebagai berikut : Jaksa Agung Muda, peraturan perihal Jaksa Agung Muda Pengawasan

Berdasarkan angka 1 dan 2 diatas dan dengan pertimbangan hal-hal, antara lain: 1. Azas peradilan yang cepat, sederhana dan biaya ringan

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG. Penyelesaian. Uang Pengganti. Pengadilan. Pemberantasan TIPIKOR. Petunjuk Pelaksanaan.

Untuk kewenangan kejaksaan di bidang pidana yang menyangkut tentang eksekutor adalah merupakan tindakan dari pihak kejaksaan sebagai eksekutor (pelaks

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA OLEH KORPORASI

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENUTUP. Tinjauan hukum..., Benny Swastika, FH UI, 2011.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MANTAN BOS ADHI KARYA KEMBALI DAPAT POTONGAN HUKUMAN.

PELAKSANAAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 Tanggal 1 Agustus Presiden Republik Indonesia,

Pemeriksaan BPK berindikasi -l'indak Pidana yang disampaikan kepada lnstiansi Penegak Hukum.

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1983 Tentang : Pelaksanaan Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

2018, No Penjualan Langsung Benda Sitaan atau Barang Rampasan Negara atau Benda Sita Eksekusi dan untuk mendukung optimalisasi penerimaan negar

A. KESIMPULAN. Penggunaan instrumen..., Ronny Roy Hutasoit, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013

UANG PENGGANTI. (Sumber Gambar : tokolarismanis.files.wordpress.com)

12. 1 (satu) rangkap Asli back up data Pekerjaan Pembangunan Gedung Rektorat Lanjutan Tahun Anggaran 2014; (satu) rangkap fotocopy Rekapitulasi

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan hukum dan penegakkan hukum yang sah. pembuatan aturan atau ketentuan dalam bentuk perundang-undangan.

BERITA NEGARA. No.711, 2013 MAHKAMAH AGUNG. Penyelesaian. Harta. Kekayaan. Tindak Pidana. Pencucian Uang. Lainnya PERATURAN MAHKAMAH AGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini jumlah perkara tindak pidana korupsi yang melibatkan Badan Usaha Milik

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG PERMOHONAN KASASI PERKARA PIDANA YANG TERDAKWANYA BERADA DALAM STATUS TAHANAN

AGUNG REPUBLlK INDONESIA JAKARTA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana; 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementer

2011, No tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pe

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat. disimpulkan sebagai berikut:

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

KADIS PENDIDIKAN MTB DAN PPTK RUGIKAN NEGARA Rp200 JUTA LEBIH.

BISMILLAH HIROHMAN NIROHMIN

PROBLEMATIKA PENYELESAIAN PIUTANG BUMN DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Oleh: Wiwin Sri Rahyani, SH., MH *

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Rep

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN KEMENTERIAN KEUANGAN DALAM PEMULIHAN ASET TINDAK PIDANA KORUPSI

Tanggal Efektif 15 Juli 2016 Website :

BAB III HASIL PENELITIAN KESEIMBANGAN SANKSI PIDANA KURUNGAN SEBAGAI SANKSI PENGGANTI SANKSI PIDANA DENDA

PENGADILAN TINGGI MEDAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 1999/140, TLN 3874]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlihat dengan adanya pembangunan pada sektor ekonomi seperti

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001

Demikian untuk dilaksanakan.

PENJATUHAN PIDANA BERSYARAT DAN MASALAHNYA SERTA KAITANNYA DENGAN PEMBINAAN DISIPLIN PRAJURIT DI KESATUANNYA

Lex Crimen Vol. IV/No. 5/Juli/2015

P U T U S A N. Nomor : 28/PID.SUS.Anak/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010

RANCANGAN PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA

BAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA

BAB IV PENUTUP. diajukan dalam tesis dapat disimpulkan sebagai berikut :

PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG - UNDANG TENTANG PERAMPASAN ASET * Oleh : Dr. Ramelan, SH.MH

ABU BAKAR ALIAS ABU BAKAR BAA SYIR BIN ABUD BAA SYIR ALIAS ABDUS SAMAD

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

SALINAN. jdih.bulelengkab.go.id

Kasus Korupsi PD PAL

II. TINJAUAN PUSTAKA

Instrumen Perdata untuk Mengembalikan Kerugian Negara dalam Korupsi

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Matriks Perbandingan KUHAP-RUU KUHAP-UU TPK-UU KPK

KEJURUSITAAN PENGADILAN

3. 1 (satu) rangkap dokumen kontrak Perencanaan pembangunan Gedung Rektorat Lanjutan Tahun Anggaran 2014; 4. 1 (satu) rangkap Berita Acara Prestasi

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA

130/PMK.03/2009 TATA CARA PENGHENTIAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN UNTUK KEPENTINGA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.258, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Penghentian Penyidikan. Prosedur.

2016, No Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan Pasal 64D ayat (4) Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bertransformasi dalam bentuk-bentuk yang semakin canggih dan

1. Penerapan KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLlK INDONESIA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pidana korupsi yang dikategorikan sebagai kejahatan extra ordinary crime.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA

P U T U S A N NO 93/PID/2013/PT.MDN.-

Meminimalisir Bolak Baliknya Perkara Antara Penyidik dan Penuntut Umum.

2014, No c. bahwa guna memberikan kepastian hukum dalam pelaksanaan Pencegahan dalam rangka pengurusan Piutang Negara dan tidak dilaksanakannya

PELAKSANAAN PUTUSAN PIDANA PEMBAYARAN UANG PENGGANTI DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI DI SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. dan sejahtera tersebut, perlu secara terus-menerus ditingkatkan usaha-usaha pencegahan dan

PENETAPAN PENUNJUKAN MAJELIS HAKIM ATAU HAKIM TUNGGAL FORM PENUNJUKAN PANITERA PENGGANTI FORM PENUNJUKAN MAJELIS HAKIM PERKARA PIDANA SINGKAT FORM

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. : Abdul Muchid Bin Achmad Jamaluddin (Alm) Umur/tanggal lahir : 50 tahun/ 05 Maret 1961

BAB II PERAN JAKSA DALAM EKSEKUSI PUTUSAN PIDANA. 1. Pengertian dan Fungsi Barang Bukti dalam Proses Peradilan Pidana

STANDART OPERASIONAL KEPANITERAAN

PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesepuluh, Penelusuran Aset Penelusuran Aset. Modul E-Learning 3

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkannya Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang. Undang Nomor 20 Tahun 2001 selanjutnya disebut dengan UUPTPK.

Transkripsi:

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA Nomor Sifat Lampiran Perihal : 8-2267 tf lfjpl 09 1201 0 : Biasa : 1 (satu) Eksemplar : Permohonan Fatwa ttqkrrrr--- Jakarta, 24 September 2010 KEPADA YTH. KEPALA KEJAKSAAN TINGGI Dt- SELURUH INDONESIA Menindaklanjuti surat Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia yang ditujukan kepada Kepala Staf Angkatan Darat Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta Nomor : 1Z7lKMNVllll2O1A tanggat 25 Agustus 2010 perihal sebagaimana tersebut di atas, bersama ini disampaikan Fatwa/Pendapat Hukum Nomor : 038/KMA/IV/2009 tanggat 2 April 2009 untuk dipedomani dalam pelaksanaan tugas. Demikian untuk menjadi perhatian. JAKSA AGUNG MUDA TINDAK 9USUS, H. MOH Tembusan: 1. Yth. Jaksa Agung Republik lndonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik lndonesia; (1 &2 sebagai laporan); 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda; 4. Yth. Sekretaris JAM Pidsus; 5. Yth. Para Direktur pada JAM Pidsus; 6. A-r-s-!-p:r------

KETUA TilAHKAIIAH AGUNG REPUBLIK INDOHESIA Nomor : 127lKMNVllU20't0 Lampiran : 1 (satu) surat Perihal : Permohonan Fatwa Hukum Jakarta, 25 Agustus 2010 Kepada Yth : Kepala Staf Angkatan Darat Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta Sehubungan dengan surat Kepala Staf Angkatan Darat tertanggal 9 Agustus 2010 No. B/16$Mlll201O, perihal seperti tersebut di dalam pokok surat, setelah Mahkamah Agung mempelajari secara seksarna maksud surat beserta seluruh lampirannya bersama ini dengan hormat disampaikan pendapat hukum sebagai berikut: 1. Pelaksanaan putusan Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi maupun Mahkamah Agung dalam perkara pidana yang telah berkekuatan hukum tetap dalam kaitannya dengan amar putusan nperampasan" harta benda/ kekayaan dalam tindak pidana yang bermotif ekonomi seperti Korupsi, Pencucian Uang, dilakukan oleh lnstitusi Kejaksaan selaku eksekutor, dengan cara melakukan pelelangan obyek perampasan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan hasil pelelangan kemudian disetorkan ke kas Negara; 2. Dalam praktek ternyata beberapa kasus tertentu harta bendakekayaan yang dildang dan hasil blangnya disetorkan ke kas Negara, sebagian atau seluruhnya dari aspek hukum perdata adalah milik badan hukum/korporasi baik milik Negara maupun Swasta, lalu mengalami kesulitan untuk menarik kembali kepemilikannya itu. Sedangkan oleh lnstitusi Kejaksaan hasil pelelangan tersebut telah disetorkan ke kas Negara, lalu timbul

kesulitan Juridis prosedural bagaimana pemilik hasil pelelangan yang berasal dari harta benda hasit tindak pidana yang dirampas untuk Negara, agar dapat dikembalikan kepada korban (pemilik harta benda a quo); 3. Atas permintaan Menteri Keuangan Mahkamah Agung telah mengeluarkan Fatwa/Pendapat Hukum tertanggal 2 April 2009 No. 038/KMA/IVtZ0O9 (terlampir) guna mengatasi kesulitan tersebut kiranya fatwa dapat dijadikan rujukan dalam penyelesaian kasus-kasus serupa, yang dialami oleh Badan Hukum/Korporasi Milik Negara maupun milik Swasta; 4. lmplementasinya terhadap pendapat hukum tersebut bertitik berat pada Menteri Keuangan untuk mengeluarkan peraturan tata cara penyerahan hasil pelelangan tersebut, sementara lnstitusi Kejaksaan sebagai eksekutor juga dapat merujuk pada pendapat hukum tersebut di dalam tuntutannya, apabila di persidangan telah terbukti nyatanyata bukan milik Negara, sehingga di dalam amar putusan Hakim dapat menyesuaikan misalnya berbunyi "dirampas untuk Negara/dikembalikan kepada pemiliknya" Demikian untuk dimaklumi adanya. H AGUNG R.I Tembusan: 1. Wakil Ketua Mahkamah Agung Rl Bidang yudisial 2. MenteriKeuangan Rl 3. Jaksa Agung Rl 4. Arsip.

I(ETUA $n}$(affih AGU}IG REPUBUK INI}ONESIA Jakarta, 2 April2009 Nomor 038lKMA/lV/2009 KePada Yth : l-ampiran 1 (satu) surat Perihal : Permohonan Fatwa di Hukum Jakarta Sdr. ffiiltef;h I(EUA*GAU R.l Sehubungan dengan surat Saudara tertanggal 12 Januari 2009 No S.19/MK.06/2009, perihal sebagaimana tersebut pada pokok surat (copy terlampir). Setelah mempelajari secara seksama isi surat beserta seluruh lampirannya bersama ini dengan hormat disampaikan pendapat hukum sebagai berikut : 1. Bafrwa ketentuan "perampasan" bendalharta milik Terdakwa diatur di dalam Pasal 39 KUHP (buku I aturan Umum KUHP) adalah merupakan salah satu bentuk pidana tambahan menurut Pasal 10 KUHP: a. Dalam tindak pidana korupsi ditentukan dalam Pasal 18 ayat (1), (2), (3) io Pasal 18 Undang- Undang No. 31 Tahun 1999 jo Pasal 38A ayat (1, 2,3, 4,5, 6) Undang-Undang No. 30 Tahun 2041. b. Dalam tindak pidana pencucian.uang diatur dalam Pasal 37 Undang-Undang No. 15 Tahun 2AO2io Undang-Undang No. 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. yang pada asasnya harta kekayaan Terdakwa yang telah disita dirampas untuk negara, jika Terdakwa dinyatakan bersalah baik sebagian maupun seluruhnya.

2 Pelaksanaan putusan Pengadilan Negeri / Pengadilan Tinggi atau putusan Mahkamah Agung terhadap amar putusan perampasan harta kekayaan dalam perkara Tipikor (Tindak Pidana Korupsi), Pencucian Uang dilakukan oleh Kejaksaan dengan cara melelang objek perampasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan hasil lelang disetorkan ke kas negara. 3. 4. Dalam tindak pidana tersebut di atas tidak jarang "harta" yang yang dilelang dan hasil lelangnya disetorkan ke kas negara, ternyata sebagian atau seluruhnya milik BUMN (Badan Usaha Milik Negara), BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), sehingga korban yang menderita kerugian adalah korporasi yang sesuai dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas merupakan kekayaan Perseroan (BUMNIBU MD). Dalam tindak pidana Tipikor terdapat beberapa komponen yang wajib disetor ke kas negara sebagai akibat dari amar putusan pemidanaan yaitu : a. Pidana denda adalah menjadi "hak negara" b. Pidana tambahan "pembayaran uang pengganti" sepatutnya dikembalikan kepada korban (Negara, BUMN, BUMD, atau badan hukum perbankan pemerintah) sebagai pihak yang menderita kerugian. c. Hasil pelelangan atas harta benda yang dirampas untuk negara, namun jika yang menjadi korban akibat tindak pidana korupsi adalah negara menjadi hak negara. d. Hasil pelelangan atas harta kekayaan yang dirampas untuk negara akan tetapi pihak korban adalah BUMN/ BUMD atau badan hukum milik negara maka hasil pelelangan disetorkan ke kas negara dan kemudian oleh negara dikembalikan ke badan hukum milik negara yang menjadi korban perbuatan pidana

korupsi tersebut; 5. Sesuai dengan Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang "Keuangan Negara" jo Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang No. 1 tahun 2004 serta Undang-Undang tentang Perbendaharaan Negara. Menteri Keuangan adalah Bendahara Umum Negara", seluruh hasil pelelangan harta benda hasil rampasan, dalam konteks pelaksanaan putusan perkara pidana korupsi, pencucian uang dan lainlain, adalah menjadi wewenang dari Menteri Keuangan; 6. Dengan dernikian maka uang hasil pelelangan harta benda rampasan yang terbukti asal-usulnya adalah milik badan hukum milik negara (BUMN/BUMD) dan pembayaran uang pengganti dalam tindak pidana Tipikor maka tata cara pengembatiannya kepada BUMN/BUMD sebagai korban tindak pidana korupsi atas hasil pelelangan a quo ditentukan oleh Menteri Keuangan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan Yang ada. Demikian pendapat hukum Mahkamah Agung untuk rnenjadi maklum.