Perancangan Sistem Pemodelan Kontrol Level Air Steam Drum Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA STEAM DRUM BOILER 1102 DI PT. PETROKIMIA GRESIK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

Oleh : Alif Tober Rachmawati

BAB III PERANCANGAN DAN METODOLOGI

PERANCANGAN SOFTSENSOR STEAM QUALITY PADA STEAM GENERATOR DENGAN OPTIMASI NILAI SPESIFIK VOLUM DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

PERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA STACK HASIL KELUARAN HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN

(Kodar Sudiono, Hendra Cordova)

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

PERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA

PENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF

KONTROL CASCADE GENERALIZED PREDICTIVE UNTUK BOILER DRUM LEVEL BY ASTRIATONO ( )

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB III DINAMIKA PROSES

Perancangan Sistem Kontrol Busur Listrik pada Tungku Peleburan Besi dan Baja Dengan Pengontrol Robas H

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

SENSOR FAKTOR KOMPRESIBILITAS DAN MASSA GAS ALAM KELUARAN DEHYDRATION UNIT

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE BACKPROPAGATION DAN RADIAL BASIS FUNCTION UNTUK MEM PREDIKSI CURAH HUJAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Pemodelan dan Pemetaan Potensi Energi Angin Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) di Bendungan Karangkates Kabupaten Malang

Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati

PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA)

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Sistem Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Berroda dengan Model Pembelajaran On-line Menggunakan NN

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

PRAKIRAAN BEBAN PUNCAK JANGKA PANJANG PADA SISTEM KELISTRIKAN INDONESIA MENGGUNAKAN ALGORITMA ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM

STUDI PERFORMANSI SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR, RELIABILITY DAN SAFETY PADA HEAT EXCHANGER PT. PETROWIDADA GRESIK

METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

Architecture Net, Simple Neural Net

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

Prediksi Laju Korosi pada Instalasi Pipa Logam Aliran Fluida Cair Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan(JST)

Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

PEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

Ir.Muchammad Ilyas Hs DONY PRASETYA ( ) DOSEN PEMBIMBING :

RANCANG BANGUN TOOL UNTUK JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) MODEL PERCEPTRON

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 ABSTRAK

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN ANTISURGE KOMPRESOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURAL NETWORK DI KALTIM-1 PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR-BONTANG

MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG)

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

ANALISIS KINERJA PROSES CO2 REMOVAL PADA KOLOM STRIPPER DI PABRIK AMONIAK UNIT 1 PT. PETROKIMIA GRESIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

RANCANG BANGUN PENGENDALIAN ph PADA INLINE FLASH MIXING DENGAN METODE NEURO-REGULATOR CONTROLLER. Dosen Pembimbing : Hendra Cordova, ST, MT.

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

BAB II LANDASAN TEORI

X Sistem Pengendalian Advance

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

Rancang Bangun Pengendalian ph Pada Inline Flash Mixing Menggunakan Metode Neural Network Controller

Perancangan Sistem Kendali Cascade pada Deaerator Berbasis Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS)

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENGENALAN POLA TULISAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

MENGENALI FUNGSI LOGIKA AND MELALUI PEMROGRAMAN PERCEPTRON DENGAN MATLAB

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN RBF PADA SISTEM KONTROL VALVE UNTUK PENGENDALIAN TINGGI MUKA AIR

PERANCANGAN SISTEM KONTROL POSISI DAN KECEPATAN PADA KAPAL SELAM MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI LAJU TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PADA PROVINSI JAWA TIMUR

PERANCANGAN SISTEM KENDALI BERJARINGAN MENGGUNAKAN METODE DECOUPLING DAN KONTROLER STATE FEEDBACK UNTUK SISTEM MIMO PADA BOILER PLANT SIMULATOR

terinspirasi dari sistem biologi saraf makhluk hidup seperti pemrosesan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Pemodelan dan Optimisasi Kandungan Oksigen dengan Jaringan Syaraf Tiruan dan Algoritma Genetik pada Gas Buang Boiler PT.

Herry gunawan wibisono Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT

Transkripsi:

Perancangan Sistem Pemodelan Kontrol Level Air Steam Drum Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Ardian Oktakaisar, Supari, Herwin Suprijono Jurusan Teknik elektro, Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Jl. Nakula 1-5, Semarang 60131 E-Mail: kaisaradian@yahoo.co.id, supary_p@yahoo.com, herwin.suprijono@gmail.com Abstrak Pengendalian level air yang ada di steam drum sangatlah berpengaruh terhadap kualitas uap yang dihasilkan HRSG yang digunakan untuk memutar steam turbin. Pengendalian level yang selama ini digunakan di real plant adalah sistem kendali PID. Pada kondisi tertentu, parameter kendali ini perlu disetting ulang agar kinerjanya lebih optimal. Sedangkan tunning yang dilakukan masih bersifat trial and error. Untuk itulah perlu dirancang suatu sistem yang dapat mengatasi ketidaklinieran kondisi tersebut dengan kemampuan belajar terhadap berbagai perubahan kondisi yang tak terduga, dan salah satunya adalah dengan Jaringan syaraf tiruan. Pemodelan sistem pengendalian level steam drum ini menggunakan struktur model NNARX (Neural Network Auto Regresive with external input), dan agoritma pembelajaan Lavenberg Marquardt. Penelitian dilakukan dengan memodelkan plant dengan model JST sehingga menghasilkan nilai RMSE = 0.017650 dan untuk model pengendali dihasilkan nilai RMSE sebesar = 0.0017. Didapat performansi pengendalian DIC menghasilkan Mp = 2.99%, ts = 44 sekon. Kata kunci: Steam Drum, Pengendalian Level, Jaringan Syaraf Tiruan. 1. PENDAHULUAN Steam drum merupakan salah satu komponen penting pada proses pembangkitan listrik yang berfungsi untuk memisahkan uap antara fase gas dan fase cair kemudian melewatkan uap fase gas yang bertekanan. Uap gas ini kemudian dipanaskan lagi hingga menjadi uap kering. Di dalam Heat Recovery Steam Generator (HRSG) sendiri terdapat dua buah steam drum yaitu low presure drum (LP drum) dan high presure drum (HP drum).variabel yang dikendalikan dalam kedua steam drum ini adalahlevel fluida cair. Level fluida tersebut dijaga pada ketinggian yang telah ditentukan. Bila steam drum mengalami kondisi low water atau high water maka sistem akan mengalami kondisi trip, yaitu kondisi dimana system berhenti beroperasi hingga perlu dilakukan waktu untuk restart awal untuk memulai proses. Kondisi high water merupakan kondisi yang sangat berbahaya bagi proses selanjutnya, dimana masukan turbin yang berupa steam akan tercampur dengan air dari kelebihan level air di steam drum. Hal ini akan mengakibatkan korosi dan bahkan kerusakan pada steam turbin. Kondisi inilah yang tidak diinginkan oleh perancang. Selain kondisi itu, kondisi low water juga sangat berbahaya, karena jika proses berlangsung tetapi kekurangan level air di steamdrum yang akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada komponen-komponen pembangkitan listrik sehingga sangat merugikan selain juga berbahaya. (Wawan [1]) Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dirancang suatu sistem pemodelan berbasis jaringan saraf tiruan yang diharapkan mampu menghasilkan respon sistem yang cepat dan akurat ketika mengalami gangguan. Diharapkan melalui penelitian ini, hasilnya dapat dijadikan kajian bagi perusahaan. 2. METODE PENELITIAN 2.1 HRSG HRSG berfungsi untuk memanaskan air dengan menggunakan panas gas buang dari turbin gas sehingga dihasilkan uap dengan tekanan dan temperatur tertentu yang konstan. Gas buang dari turbin gas yang temperaturnya masih tinggi (sekitar 550 C) dialirkan masuk ke HRSG untuk memanaskan air didalam pipa-pipa pemanas, kemudian gas buang ini dibuang ke atmosfir melalui cerobong dengan temperatur yang sudah rendah (sekitar 130 C). Air didalam pipa-pipa yang berasal dari drum sebagian berubah menjadi uap karena pemanasan tersebut. Campuran air dan uap ini selanjutnya

masuk kembali ke dalam drum. Di dalam drum, uap dipisahkan dari air menggunakan separator. Uap yang terkumpul kemudian diarahkan untuk memutar turbin uap, sedangkan airnya dikembalikan kedalam drum untuk disirkulasikan lagi kedalam pipa-pipa pemanas bersama dengan air pengisi yang baru. Demikian proses ini terjadi berulang-ulang selama HRSG beroperasi. Agar dapat memproduksi uap yang banyak dalam waktu yang relatif cepat, maka perpindahan panasnya dilakukan dengan aliran berlawanan atau cross flow, dan sirkulasi airnya harus cepat (Pusdiklat PLN[2]). Salah satu parameter operasi boiler yang harus dijaga dengan baik adalah level/ ketinggian permukaan air dalam HP drum. Untuk boiler dengan kapasitas besar, pengontrolan level steam drum dikenal dengan istilah tiga (three) elemen dan satu (single) elemen level control. Single element level control akan difungsikan pada saat produksi steam masih di bawah 30%, dan begitu lebih besar daripada 30%, maka sistem kontrol level secara otomatis pindah ke three elemen level control. Pada single element, level semata-mata dikontrol oleh level air pada steam drum, sedang pada threeelement, di mana parameter proses dikontrol adalah kombinasi dari level air pada steam drum, laju aliran steam yang dihasilkan, dan tekanan steam yang dihasilkan. (Yuliati[3]). 2.2 Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan Saraf Tiruan adalah paradigma pemrosesan suatu informasi yang terinspirasi oleh sistim sel syaraf biologi, sama seperti otak yang memproses suatu informasi. Elemen mendasar dari paradigma tersebut adalah struktur yang baru dari sistim pemrosesan informasi.jst, seperti manusia, belajar dari suatu contoh. JST dibentuk untuk memecahkan suatu masalah tertentu seperti pengenalan pola atau klasifikasi karena proses pembelajaran (Elyani[4]). Algoritma pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah algoritma Levenberg Marquardt. Algoritma Levenberg Marquardt memiliki kelebihan yaitu karakteristiknya lebih cepat konvergen (rapid convergence), namun demikian algoritma Levenberg Marquardt membutuhkan penurunan yang lebih rumit dibanding algoritma Multi layer Perceptron. Algoritma Levenberg Marquardt adalah metoda standar untuk meminimialisasi mean square error criterion. Pada algoritma ini mempunyai parameter λ untuk menjaga konvergensi.harga λ dikendalikan dengan rasio antara penuruan harga aktual dan harga prediksi.tujuan dari proses training adalah untuk mendapatkan bobot yang menghasilkan keluaran paling baik. Kriteria yang digunakan untuk menilai keluaran adalh Root Mean Square Error (RMSE) dan Variance Anccounted For (VAF). Apabila keluaran model telah memenuhi nilai RMSE dam VAF yang paling baik maka bobot yang dihasilkan dari proses training yakni wlf bobot dari input layer kc hidden layer, hidden node serta history length disimpan sebagai forward untuk digunakan pada tahp validasi dan simulasi. (Aris [6]) 2.3 Direct Invers Control Aris [6] menyatakan bahwa direct invers control merupakan konsep yang paling dasar dari kontrol yang berdasarkan jaringan syaraf tiruan yang menggunakan invers sebagai kontrol proses. Kemudian model inverse diaplikasikan sebagai kontrol untuk suatu proses dengan memasukkan output yang diinginkan. Sebelum sistem kontrol aktual bekerja maka model inverse harus dilatih. Gambar 2.1 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pemodelan Plant dengan JST Berdasarkan data masukan dan keluaran yang telah dilentukan dengan menggunakan metode pembelajaran JST akan dicari model plant yang dapat mempresentasikan dinamika proses dengan input plant adalah aliran air yang menuju drum dan aliran uap yang dihasilkan oleh steam drum, sedangkan data output-nya adalah level steam drum.

U(t) Plant Pemodelan Plant JST y(t) Gambar 3.1 Diagram blok Pemodelan Plant dengan JST Mulai Ambil data input dan output di DCS Normalisasi Data input output Pelatihan model dengan JST RMSE dan VAF diterima Save bobot dan bias Validasi model plant JST e + - ini adalah supaya program Jaringan Syaraf Tiruan dapat berjalan dengan cepat dalam melakukan eksekusi data baik dalam tahap training maupun validasi. Setelah data dinormalisasi, kemudian dilakukan pelatihan model dengan JST.Tujuan dari proses training adalah untuk mendapatkan bobot yang menghasilkan keluaran paling baik. Kriteria yang digunakan unluk menilai keluaran adalah Root Mean Square Error (RMSE) dan Variance Anccounted For (VAF). Apabila keluaran model telah memenuhi nilai RMSE dan VAF yang paling baik maka bobot yang dihasilkan dari proses training yakni wlf bobot dari input layer ke hidden layer, hidden node serta history length disimpan sebagai forward untuk digunakan pada tahap validasi dan simulasi. Tahap pertama dari pemodelan plant JST adalah training. Untuk didapatkan model JST terbaik maka dilakukan eksperiment dengan cara mengubah-ubah parameter JST seperti jumlah hidden node dan history length. Setelah dilakukan eksperiment diperoleh hasil yang paling baik adalah dengan 1 history length dan 1 hidden node. Fungsi aktivasi yang digunakan pada hidden layer adalah linier sedangkan pada output layer juga menggunakan fungsi aktivasi linear. Dengan struktur tersebut dihasilkan RMSE sebesar 0,017650 dan VAF sebesar 81,24%. RMSE dan VAF diterima Selesai Gambar 3.2 Diagram Alir Pemodelan Plant Pemodelan plant JST dimulai dengan tahap pengambilan data input dan data output dari DCS (Distributed Control System) yang merupakan data real plant. Data input berupa data aliran air yang menuju steam drum dan aliran uap yang menuju turbin sebanyak 400 data untuk training dan 100 data untuk validasi.. Sedangkan data output adalah data level air di steam drum. Data input dan output real plant tersebut kemudian dinormalisasi. Normalisasi data yaitu kegiatan mengolah data dengan cara menscaling data yang akan dipakai sehingga data yang dipakai nantinya memiliki nilai antara 0-1. Tujuan dari normalisasi data Gambar 3.3Keluaran dari pelatihan JST

Gambar 3.4 Hasil Validasi JST Gambar 3.4 menunjukkan grafik hasil proses validasi. Proses validasi menggunakan struktur JST yang digunakan pada tahap training dengan menggunakan bobot dalam file forward tapi menggunakan data yang berbeda dengan data training. Tujuan dari validasi adalah untuk mengetahui keakuratan output model plant JST yang telah dibuat. Pada proses validasi dihasilkan nilai RMSE RMSE sebesar 0,012998 dan VAF sebesar 87.5422%. 3.2 Pemodelan Kontroler dengan JST Pada pemodelan kontroler, data input output yang dipakai adalah kebalikan dari pemodelan plant. Data input yang dipakai adalah level steam drum (% ) sebagai datainput, sedangkan flow feed water (ton/hr) dan flow steam (ton/hr) sebagai data output. Pada gambar 3.5 terlihat bahwa pemodelan kontroler JST menghasilkan output yang ditunjukkan dengan variabel uhat. Nilai output model kontroler uhat dibandingkan dengan input plant yang ditunjukkan dengan variabel u, sehingga diperoleh suatu nilai error e. Selanjutnya langkah pemodelan kontroler sama dengan pemodelan plant. Gambar 3.5 Blok Diagram Pemodelan Kontroler JST Tahap pertama training, yaitu untuk mencari struktur JST untuk pemodelan kontroler yang paling baik, maka dilakukan eksperimen dengan merubah nilai history length dan jumlah hidden node untuk mendapatkan nilai RMSE yang paling kecil (paling mendekati nol) dan nilai VAF yang paling besar (paling mendekati 100). Eksperimen yang telah dilakukan adalah mengubah hidden node dari 1 sampai 20 hidden node dengan history length dari 1 sampai 5. Pada akhirnya dipilih model JST kontroler dengan history length 1 dan hidden node 2 karena dianggap model tersebut merupakan model paling sesuai dengan kriteria diatas.arsitektur JST ini memiliki 2 node input dan 1 node output dengan 2 hidden node. Fungsi aktivasi yang dipakai dari input layer ke hidden layer adalah tangent hyperbolic, sedangkan dari hidden layer ke output layer adalah fungsi aktivasi linier. Adapun nilai RMSE (Root Mean Square Error) sebesar 0.0017 dan VAF (Variance Accounted For) sebesar 91.76.Bobot (w1i dan w2i) kemudian disimpan dalam file inverse. Gambar 3.6Hasil Pemodelan kontroler dengan JST 3.3 Direct Invers Control Direct inverse control merupakan solusi paling sederhana yang dapat diterapkan pada sistem kontrol berbasis jaringan syaraf tiruan. Dari pemodelan plant dan pemodelan pengendali dengan JST yang telah dilakukan sebelumnya, didapatkan bobot dari pemodelan plant yaitu W1f dan W2f yang disimpan dalam file forward sedangkan bobot dari pemodelan pengendali yaitu W1i dan W2i yang disimpan dalam file inverse. Kedua jenis bobot disimpan beserta jumlah hidden node dan history length model JST.

Selanjutnya simulasi DIC dilakukan dengan cara memasukkan nilai w1f, w2f, w1i, w2i, history length, dan hidden node dari masing-masing model yang telah disimpan. Gambar 3.7 merupakan diagram alir dari sistem DIC. merupakan hasil dari DIC. Namun pada saat level akan naik, nilai DIC sedikit mengalami perubahan dengan tidak mengikuti trend dari input. Hal ini terjadi karena waktu responnya kurang maksimal. Start Integrasi Model Plant dan Kontroler Save bobot, history length dan hidden node Memasukkan sinyal referensi/set point Simulasi DIC Analisa Hasil simulasi 4. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan dalam tugas akhir ini dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Model JST terbaik pada pemodelan plant didapat dengan 20 kali iterasi didapat nilai RMSE= 0.01765 dan VAF = 81.24%.Untuk data validasinya didapatkan nilai RMSE sebesar 0,012998 dan VAF sebesar 87.5422 2. Model Jst terbaik pada pemodelan kontroler didapatkan nilai RMSE (Root Mean Square Error) sebesar 0.0017 dan VAF (Variance Accounted For) sebesar 91.76 3. Respon sistem DIC dapat mengikui dari nilai set point yang diberikan dengan nilai Maximal overshootnyaa sebesar 2.99. Finish Gambar 3.4 Flowchart Simulasi DIC Gambar 3.5 Respon Sistem DIC Untuk menguji DIC dilakukan uji respon DIC dengan cara memberi nilai set point yang berbeda pada sistem pengendali. Gambar 3.5 menunjukkan grafik simulasi respon sistem DIC. Pengujian DIC dilakukan dengan memberi nilai set point pada level HP drum HRSG menggunakan rentang level yang sesuai dengan yang tertera pada grafik yaitu pada level 30%, 35% dan 40%. Pada grafik dapat dilihat bahwa sistem dapat mengikuti dari nilai set point yang diberkan dengan nilai maximal overshoot sebesar 2.99. Grafik dengan warna biru merupakan nilai level yang diinputkan sedangkan grafik merah 5. DAFTAR PUSTAKA 1. Rikoyan, W.D. dan Iskandarianto, F.A., Perancangan Sistem Pengendalian Level pada Steam Drum Boiler Berbasis Anfis Gain Scheduling Piddi PT. PJB UP Gresik, Tugas Sarjana Teknik Fisika ITS, 2011. 2. TIM PUSDIKLAT PLN. (2010). Pengoperasian HRSG. PLN: Jakarta. 3. Yulati, Theresia. (2010). Perancangan Sistem Pengontrolan Level Pada Steam Drum Waste Heat Boiler Berbasis Adaptive Network Fuzzy Inference System (Anfis).Widya Teknik, 9(2), 145-156. 4. Eliyani. (2005).Pengantar Jaringan Syaraf Tiruan. Retrieved from www.materikuliah.com 5. Jong Jek Siang. (2004). Jaringan Saraf Tiruan dan Pemrogramannya menggunakan Matlab. Yogyakarta: Penerbit Andi. 6. Aris, Sofidul. (2010)Perancangan Sistem Pengendalian Level Dengan Jaringan Syaraf TiruanPada Steam Drum Boiler 1102Di Pt. Petrokimia Gresi., Seminar Makalah Tugas Akhir ITS Surabaya 7. Amaliah, B. dan Oktarora, A. (2011). Pemilihan Warna Lipstik Berdasarkan Informasi Usia dan Warna Kulit dengan

Menggunakan MetodaArtificial Neural Network. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan Surabaya.