PENYEBARAN CEBAKAN TIMAH SEKUNDER DI DAERAH KECAMATAN AIRGEGAS KABUPATEN BANGKA SELATAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

dokumen-dokumen yang mirip
Herry Riswandi 1a, Dina Tania 2b, Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Yogyakarta Indonesia 2 Jurusan Teknik Geologi, FTM, IST Akprind Yogyakarta

POTENSI ENDAPAN TIMAH SEKUNDER DI DAERAH KECAMATAN SIJUK, KABUPATEN BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

STUDI MINERALISASI TIPE ENDAPAN GREISEN DI BUKIT MONYET KECAMATAN PANGKALAN BARU KABUPATEN BANGKA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan di bidang otomotif, elektronik dan sebagainya. Endapan timah dapat ditemukan dalam bentuk bijih timah primer dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah memproduksi timah sejak abad ke 18 (van Leeuwen, 1994) dan

Gambar 1. Lokasi kesampaian daerah penyelidikan di Daerah Obi.

EKSPLORASI TIMAH DAN REE DI PULAU JEMAJA, KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Bab II. Kriteria Geologi dalam Eksplorasi

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

STUDI DEPOSIT MONASIT DAN ZIRKON DI DAERAH CERUCUK BELITUNG

Bab III Geologi Daerah Penelitian

Geologi Daerah Tajur dan Sekitarnya, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Tantowi Eko Prayogi #1, Bombom R.

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB IV PROSPEK MINERAL LOGAM DI DAERAH PENELITIAN

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 1, M e i 2012: 25-40

KONTROL STRUKTUR JALUR MINERALISASI EMAS PADA URAT-URAT KUARSA DI BAWAH TANAH LEVEL 600 M 500 M DI PERTAMBANGAN EMAS PONGKOR, JAWA BARAT

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi geologi di Indonesia sebagian besar dipengaruhi oleh tektonik

SEBARAN ENDAPAN PLASER TIMAH DAERAH LAUT CUPAT DAN SEKITARNYA, PERAIRAN BANGKA UTARA, KABUPATEN BANGKA BARAT, PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENENTUAN ZONA PROSPEKSI MINERAL LOGAM TIMAH DI LAUT TANJUNG PALA KABUPATEN BANGKA, PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. batuan dan kondisi pembentukannya (Ehlers dan Blatt, 1982). Pada studi petrologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Beruak dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TATANAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia terhadap mineral logam semakin tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. administratif termasuk ke dalam provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Di Pulau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PENELITIAN ASPEK KONSERVASI BAHAN GALIAN DI WILAYAH BEKAS TAMBANG DI PANGARAYAN KABUPATEN KAMPAR, RIAU

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI COVER HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1. I.1.

DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN... 1

SKRIPSI. Oleh : ARIE OCTAVIANUS RAHEL NIM

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

KATA PENGANTAR. Bandung, Maret Penulis

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bijih besi, hal tersebut dikarenakan daerah Solok Selatan memiliki kondisi geologi

Ciri Litologi

HALAMAN PENGESAHAN...

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa merupakan daerah penghasil sumber daya tambang dengan

Geologi dan Endapan Batubara Daerah Pasuang-Lunai dan Sekitarnya Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Geologi dan Studi Ubahan Hidrotermal Daerah Sumberboto dan Sekitarnya, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur 1

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten. BAB I PENDAHULUAN

PROSPEK PENGEMBANGAN POTENSI BAHAN GALIAN PADA WILAYAH BEKAS TAMBANG TIMAH DAN EMAS ALUVIAL

Foto 3.5 Singkapan BR-8 pada Satuan Batupasir Kuarsa Foto diambil kearah N E. Eko Mujiono

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia akan timah terus meningkat seiring dengan pengurangan

BAB I PENDAHULUAN. Geologi dan Analisis Struktur Daerah Pasirsuren dan Sekitarnya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI. Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sebagai negara kepulauan tergabung kedalam rangkaian sirkum

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

PENYEBARAN DAN KETERDAPATAN MINERAL BERAT DI PERAIRAN KALIMANTAN BARAT. Noor Cahyo D. Aryanto

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

Umur dan Lingkungan Pengendapan Hubungan dan Kesetaraan Stratigrafi

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

SURVEI ALIRAN PANAS (HEAT FLOW) DAERAH PANAS BUMI PERMIS KABUPATEN BANGKA SELATAN, PROVINSI BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN MANGAN DI KABUPATEN MANGGARAI, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN PERTAMBANGAN RAKYAT DI NAD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

POTENSI ENDAPAN EMAS SEKUNDER DAERAH MALINAU, KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan emas biasanya digunakan sebagai standar

BIJIH BESI OLEH : YUAN JAYA PRATAMA ( ) KEOMPOK : IV (EMPAT) GENESA BIJIH BESI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Bab I - Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

PROSPEKSI ZIRKON, PASIR KUARSA DAN KAOLIN DI KABUPATEN BANGKA TENGAH, PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

POTENSI BAHAN GALIAN PASIR KUARSA DI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, KABUPATEN LAMPUNG TIMUR, PROVINSI LAMPUNG

lajur Pegunungan Selatan Jawa yang berpotensi sebagai tempat pembentukan bahan galian mineral logam. Secara umum daerah Pegunungan Selatan ini

KETERDAPATAN MINERAL DAN UNSUR JARANG PADA SEDIMEN PANTAI DAN PERMUKAAN DASAR LAUT DI PERAIRAN SELAT PULAU BATAM DAN PULAU BINTAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI

Transkripsi:

PENYEBARAN CEBAKAN TIMAH SEKUNDER DI DAERAH KECAMATAN AIRGEGAS KABUPATEN BANGKA SELATAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Heru Sigit Purwanto Program Pascasarjana Magister Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta Abstrak Penelitian bijih timah sekunder ini berada di daerah Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung. Berdasarkan dari hasil pengamatan, pengukuran dan analisis struktur geologi terdapat satuan batuan yang ada pada daerah penelitian berupa satuan batuan batupasir, satuan batuan piroklastik.pola struktur sesar atau patahan yang memotong di daerah penelitian yang umumnya berarah Barat laut - Tenggara. Litologi daerah telitian adalah satuan batupasir, satuan batuan piroklastik dan litodem granit. Struktur geologi daerah telitian secara umum dikontrol oleh adanya kekar-kekar yang secara umum berkedudukan N 130 O - 140 O E/75 O. Analisa distribusi besar butir berdasarkan fraksi tyler, hasil analisa sampel gravel di daerah Tambang rakyat pada 8DF (665683,9694876,20) menunjukkan kadar timah (Sn) sebesar 0,82% dari kadar konsentrat 4,83 gram, dengan kehadiran mineral pada endapan gravel berupa kasiterit, ilmenit, zircon, turmalin dan mineral kuarsa. Diinterpretasikan penyebaran bijih timah terkonsentrasi pada cekungancekungan sungai purba ( paleo-river ) yang didaerah telitian terdapat di daerah Tepus dan sekitarnya. Pendahuluan Potensi sumberdaya mineral khususnya bahan galian di Kabupaten Bangka Selatan cukup melimpah dan sebagian telah dilakukan penambangan. Dalam kebijakan ruang daerah, sektor pertambangan belum di alokasikan secara jelas, sehingga sering terjadi benturan atau tumpang tindih dalam pemanfaatan ruang. Kegiatan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Selatan menyoroti satu permasalahan yang mendasar khususnya bagi dinas yang terkait dengan melakukan Zonasi Wilayah Pertambangan Timah di Kabupaten Bangka Selatan. Proyek Pertambangan Wilayah Pertambangan menetapkan lokasi penelitian di Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan sekunder oleh masyarakat umumnya menggunakan peralatan sederhana dengan tingkat perolehan penambangan dan kinerja pengolahan yang rendah, serta masih meninggalkan bahan galian. Selain timah sebagai bahan galian utama, dijumpai pula bahan galian lain dan mineral ikutan yang berpotensi untuk dimanfaatkan.

Bahan galian tersebut dapat tertinggal dalam keadaan insitu, telah ditambang, maupun telah diolah. Penambangan endapan timah pada wilayah izin usaha pertambangan dilakukan secara bertahap melalui beberapa blok hingga semua kegiatan penambangan dianggap selesai. Pada beberapa kasus, daerah bekas tambang tersebut kemungkinan masih prospek. Kegiatan penambangan berakhir tidak selalu diakibatkan oleh habisnya cadangan bahan galian layak tambang, tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor lain, berupa kendala teknologi, ekonomi, politik dan sosial masyarakat. Metode Penelitian, Alat dan Tahapan Eksplorasi Penelitian yang dilakukan dalam Eksplorasi Tinjau ini berupa pengumpulan data lapangan, pengamatan infrastruktur jalan untuk menuju lokasi, transportasi dan pengambilan sampel batuan untuk analisis kimia. Peralatan lapangan yang digunakan adalah kompas geologi, palu geologi, GPS, loupe, komparator, scraberpen, magnetikpen, kantong sampel batuan, kamera, komputer dan lainnya. Tahap pengolahan data lapangan dilakukan dengan tahapan analisa data lapangan dan tahapan pembuatan Peta, yaitu berupa Peta Lintasan, Peta Singkapan Batuan, Peta Lintasan Detil, Peta Pola Aliran Sungai, Peta Geomorfologi dan Peta Geologi. Sampel-sampel batuan diambil kemudian dianalisis di Laboratorium Pengujian Kimia Mineral PT. TIMAH. Data hasil analisis sampel batuan kemudian dipetakan ke Peta Sebaran Gravel dan Peta Domain Analisa Sampel Batuan. Lokasi Secara administratif, lokasi penelitian terdapat diwilayah KP bagian selatan meliputi Desa Tepus, Pergam, Serdang dan Kepoh, termasuk wilayah Kecamatan Airgegas Kabupaten Bangka Selatan, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (gambar 1). Geologi Daerah Telitian Litologi daerah telitian adalah Satuan Batupasir, Satuan batuan Piroklastik dan Litodem Granit. Struktur geologi daerah telitian secara umum dikontrol oleh adanya kekar-kekar yang secara umum berkedudukan N 130 O - 140 O E/75 O (Lampiran Peta Geologi). Daerah Tepus dan sekitarnya mempunyai stratigrafi berupa satuan batuan dari tua ke muda satuan batuan piroklastik yang diperkirakan terbentuk pada zaman Perm dan satuan ini diterobos oleh Granit Klabat pada zaman Jura-Trias dan pada zaman resen terendapkan batupasir dengan perselingan batu lempung.

Satuan batuan piroklastik ini terdiri dari lapili Tuff yang berwarna putih krem, Tuff yang telah mengalami alterasi, terubah menjadi mineral lempung berupa kaolin berwarna kemerahan dan Tuff berwarna putih dan telah terubah menjadi mineral lempung berupa monmirolonit. Granit Klabat batuan yang terbentu pada zaman Jura - Trias batuan ini mengintrusi batuan Tuff yang terbentuk pada zaman Perm. Pada daerah telitian batu granit ini telah mengalami pelapukan dan sebagian mineral telah terubah menjadi mineral oxida. Satuan batuan pasir, satuan ini terdiri dari perselingan antara batu lempung. Pada daerah telitian struktur tidak berkembang, struktur dijumpai berupa struktur kekar yang secara umum berkedudukan N 130 O - 140 O E/75 O. Struktur ini dapat dijumpai pada batupasir kasar sampai gravel berwarna putih kekuningan. Gambar 1. Lokasi daerah telitian di daerah Airgegas, Bangka Selatan Pemetaan Detil Pemetaan detil dengan melakukan pemetaan lintasan detil dan melakukan lokasi pengamatan terukur profil pada singkapan batuan, disertai dengan pengambilan contoh batuan untuk dianalisa di laboratorium prosentase kandungan mineral yang ada dalam batuan tersebut.

Gambar 2. Peta lintasan detil A di daerah tambang rakyat dengan litologi batupasir Gambar 3. Peta lintasan detil C di daerah Tanah Putih dengan litologi batupasir

Gambar 4. Peta lintasan detil D di daerah Tanah Putih dengan litologi batupasir Gambar 5. Peta lintasan detil J di daerah Cambai dengan litologi batupasir

Hasil Analisa besar butiran (Grand Counting) Analisa distribusi besar butir berdasarkan fraksi tyler di analisa di laboratorium kimia PT. Timah Tbk. Hasil analisa sampel gravel di daerah Tambang rakyat pada 11DF (666199, 9697307, 16) menunjukkan kadar timah (Sn) sebesar 0% dari kadar konsentrat 3,48 gram, dengan kehadiran mineral pada endapan gravel berupa ilmenit, zircon, turmalin, muskovit dan mineral kuarsa. Analisa distribusi besar butir berdasarkan fraksi tyler di analisa di laboratorium kimia PT Timah Tbk. Hasil analisa sampel gravel di daerah Tambang rakyat pada 8DF (665683,9694876,20) menunjukkan kadar timah (Sn) sebesar 0,82% dari kadar konsentrat 4,83 gram, dengan kehadiran mineral pada endapan gravel berupa kasiterit, ilmenit, zircon, turmalin dan mineral kuarsa. Tabel 1. Analisa Multi mineral distrbusi besaran butir 8DF (665683,9694876,20) NO URUT JENIS MINERAL % BERAT DISTRIBUSI BESAR BUTIRAN F R A K S I T Y LE R +48 # +65# +100# +150# -150# 1 CASSITERITE 1,04 0,13 0,48 0,39 0,04 2 ILMENITE 24,10 1,44 5,52 7,86 8,29 0,99 3 ZIRCON 7,01 0,16 3,21 3,64 4 TOURMALINE 1,11 0,24 0,33 0,46 0,08 5 LP.PASIR 0,02 0,02 6 QUARTZ 66,72 5,58 17,11 22,63 18,70 2,70 JUMLAH 100,00 7,04 23,00 31,46 31,05 7,45 NO SAMPEL : 8 DF Brt Asal : 284,52 grm Brt Konst : 4,83 grm Kadar Sn : 0,82 % Foto 1. Mineral mineral yang hadir berupa kasiterit, ilmenit, zircon, turmalin dan mineral kuarsa pada 8DF (665683,9694876,20).

Analisa distribusi besar butir berdasarkan fraksi tyler di analisa di laboratorium kimia PT Timah Tbk. Hasil analisa sampel gravel di daerah Tambang rakyat pada 48DF (666253,9696397,23) menunjukkan kadar timah (Sn) sebesar 0% dari kadar konsentrat 6,64 gram, dengan kehadiran mineral pada endapan gravel berupa ilmenit, zircon, turmalin, dan mineral kuarsa. Tabel 2. Analisa Multi mineral distrbusi besaran butir 48DF (666253,9696397,23) NO URUT JENIS MINERAL % BERAT DISTRIBUSI BESAR BUTIRAN F R A K S I T Y LE R +48 # +65# +100# +150# -150# 1 ILMENITE 1,00 0,28 0,27 0,30 0,15 2 ZIRCON 0,09 0,05 0,04 3 TOURMALINE 0,29 0,10 0,09 0,07 0,03 4 QUARTZ 98,62 58,28 17,24 11,08 9,37 2,65 JUMLAH 100,00 58,28 17,62 11,44 9,79 2,87 NO SAMPEL : 48 DF Brt Asal : 197,72 grm Brt Konst : 6,64 grm Kadar Sn : - % Foto 2. Mineral mineral yang hadir berupa ilmenit, zircon, turmalin, dan mineral kuarsa pada 48DF (666253,9696397,23). Analisa distribusi besar butir berdasarkan fraksi tyler di analisa di laboratorium kimia PT Timah Tbk. Hasil analisa sampel gravel di daerah Tambang rakyat pada 49DF (666113,9696035,28) menunjukkan kadar timah (Sn) sebesar 0,13% dari kadar konsentrat 4,63 gram, dengan kehadiran mineral pada endapan gravel berupa kasiterit, ilmenit, zircon, turmalin, dan mineral kuarsa. Tabel 3. Analisa Multi mineral distrbusi besaran butir 49DF (666113,9696035,28)

NO URUT JENIS MINERAL % BERAT 1 CASSITERITE 0,16 0,16 DISTRIBUSI BESAR BUTIRAN F R A K S I T Y LE R +48 # +65# +100# +150# -150# 2 ILMENITE 4,58 0,08 2,28 1,62 0,60 3 ZIRCON 3,27 0,77 2,50 4 TOURMALINE 0,60 0,07 0,06 0,20 0,21 0,06 5 QUARTZ 91,39 16,40 10,23 46,56 13,16 5,04 JUMLAH 100,00 16,63 10,37 49,04 15,76 8,20 NO SAMPEL : 49 DF Brt Asal : 286,17 grm Brt Konst : 4,63 grm Kadar Sn : 0,13 % Foto 3. Mineral mineral yang hadir berupa kasiterit, ilmenit, zircon, turmalin dan mineral kuarsa pada 49DF (666113,9696035,28). Analisa distribusi besar butir berdasarkan fraksi tyler di analisa di laboratorium kimia PT Timah Tbk. Hasil analisa sampel gravel di daerah HTI pada 60DF (669608,968746,15) menunjukkan kadar timah (Sn) sebesar 0,31% dari kadar konsentrat 8,21 gram, dengan kehadiran mineral pada endapan gravel berupa kasiterit, ilmenit, zircon, turmalin, dan mineral kuarsa.

Tabel 4. Analisa Multi mineral distrbusi besaran butir 60DF (669608,968746,15) NO URUT JENIS MINERAL % BERAT DISTRIBUSI BESAR BUTIRAN F R A K S I T Y LE R +48 # +65# +100# +150# -150# 1 CASSITERITE 0,39 0,14 0,17 0,06 0,02 2 ILMENITE 4,86 0,22 0,56 1,75 1,96 0,37 3 ZIRCON 0,95 0,25 0,70 4 TOURMALINE 0,48 0,13 0,08 0,22 0,05 5 QUARTZ 93,32 33,03 22,56 18,46 14,32 4,95 JUMLAH 100,00 33,25 23,39 20,46 16,81 6,09 NO SAMPEL : 60 DF Brt Asal : 611,24 grm Brt Konst : 8,21 grm Kadar Sn : 0,31 % Foto 4. Mineral mineral yang hadir berupa kasiterit, ilmenit, zircon, turmalin dan mineral kuarsa pada 60DF (669608,968746,15). Analisa distribusi besar butir berdasarkan fraksi tyler di analisa di laboratorium kimia PT Timah Tbk. Hasil analisa sampel gravel di daerah Tambang rakyat pada 47DF (666313,969768,25) menunjukkan kadar timah (Sn) sebesar 0% dari kadar konsentrat 3,90 gram, dengan kehadiran mineral pada endapan gravel berupa ilmenit, zircon, turmalin, dan mineral kuarsa. Hasil analisa mineral distrbusi besaran butir dari sampel yang dianalisa menunjukkan bahwa pada lokasi pengamatan di daerah tambang rakyat Tepus didapati kehadiran mineral kasiterit dan pengikutnya, khususnya pada LP 8DF, LP 49DF dan LP 60DF menunjukkan hasil prosentase keterdapatan mineral kasiterit, yaitu sebesar 0,13% - 0,82%, sedangkan pada LP 60DF

Kesimpulan Daerah telitian berada pada desa Tepus, Pergam, Serdang dan Kepoh. Daerah telitian tersebut termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Airgegas Kabupaten Bangka Selatan, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Litologi yang terdapat di daerah telitian adalah Satuan Batupasir berumur Miosen Akhir - Plistosen, Satuan Batu Lapili tuff berumur Trias dan Litodem Granit berumur Trias Akhir Yura Awal. Struktur geologi daerah telitian secara umum dikontrol oleh adanya kekarkekar yang secara umum berkedudukan dan N 130 O - 140 O E/75 O. Hasil analisa mineral distrbusi besaran butir didapati kehadiran mineral kasiterit pada 8 DF menunjukkan hasil prosentase keterdapatan mineral kasiterit paling besar, yaitu sebesar 0,82%, menunjukkan penyebaran deposit timah tidak merata dan hanya terkonsentrasi di daerah Tepus, jadi diinterpretasikan bahwa paleo-river yang melewati daerah Tepus mempunyai cekungan yang agak lebar dan relatif dalam dibandingkan daerah lainnya. DAFTAR PUSTAKA..., 1977, Quaternary Geology of Malay Indonesian Coastal and Offshore Areas, CCOP, p. 16, 20...., 1986, Kajian Timah, Departemen Pertambangan dan Energi, hal. 3 4. B. Warsito Kusumoyudo, 1984, Mineralogi Dasar, hal. 89. Hosking, 1979, Geology of Tin Deposits, Buletin Persatuan Geologi Malaysia, p. 20, 59, 289, 293. Katili, 1980, Geotectonics of Indonesia, p. 10. Osberger. R, 1965, Geology of Bangka, p. 36. Osberger. R, Mining Geology Note, p. 1 3. Sunardi Edy, 2000, Studi Penilaian Geologi untuk Pengembangan Cadangan Timah Alluvial Dalam pada Jalaur Kontak Granit Klabat Bagian Selatan Daerah Bangka Utara, hal. 12. Suyitno Sutedjo, 1997, Perkembangan Teori Geologi Dasar Timah dan Strategi Eksplorasi Timah di Indonesia (Suatu Tinjauan Sejarah), hal. 3. Tjokrosapoetro Soebardjio, 1997, Hubungan Tektonik dengan Keberadaan Mineral Logam, Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan, hal. 32. U.Margono, dkk, 1995, Peta Geologi Lembar Bangka Selatan, Seri T.503, Bandung, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Gambar 6. Peta Geologi daerah Tepus dan sekitarnya

Gambar 7. Peta Penyebaran Sn daerah Tepus dan sekitarnya