BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 23/05/Th.XX, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Provinsi Aceh Tahun 2016 Pembangunan manusia di Provinsi Aceh pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada tahun 2016, IPM Provinsi Aceh mencapai 70,00. Angka ini meningkat sebesar 0,55 poin dibandingkan dengan Tahun 2015 yang sebesar 69,45. Pada tahun 2016, pembangunan manusia di Provinsi Aceh berstatus tinggi, naik peringkat jika dibanding tahun 2015 yang statusnya sedang. IPM Provinsi Aceh pada tahun 2016 tumbuh sebesar 0,79 persen dibandingkan tahun 2015. Selama periode 2015 hingga 2016, komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 69,51 tahun, meningkat 0,01 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,89 tahun, meningkat 0,16 tahun dibandingkan Tahun 2015. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,86 tahun, sedikit meningkat 0,09 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai Rp 8,768 juta rupiah pada tahun 2016, meningkat sebesar Rp 235 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya. 1. Perkembangan IPM Provinsi Aceh Tahun 2010-2016 Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM juga menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan untuk memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM pertama sekali diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living). Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur dengan indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalankan pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan, ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli. 1
IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks. IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk menganalisis kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian. Secara umum, pembangunan manusia di Provinsi Aceh terus mengalami kemajuan dan peningkatan pada periode 2010 hingga 2016. IPM Provinsi Aceh meningkat dari 67,09 pada tahun 2010 menjadi 70,00 pada tahun 2016. Selama periode tersebut, IPM Provinsi Aceh rata-rata tumbuh sebesar 0,71 persen per tahun. Pada periode 2015-2016, IPM Provinsi Aceh tumbuh sebesar 0,79 persen. Pertumbuhan pada periode tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan kenaikan pada perode 2014-2015, tumbuh sebesar 0,93 persen. Meskipun selama periode 2010 hingga 2016 IPM Provinsi Aceh menunjukkan kemajuan yang agak besar, status pembangunan manusia Provinsi Aceh pada Tahun 2016 naik peringkat. Hingga saat ini, pembangunan manusia Provinsi Aceh berstatus tinggi, naik kelas jika dibandingkan periode tahun 2010 2015 yang masih bersatus sedang. Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Aceh, 2010-2016 70.00 69.45 67.09 67.45 67.81 68.30 68.81 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2. Pencapaian Kapabilitas Dasar Manusia Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena itu, peningkatan capaian IPM tidak terlepas dari peningkatan setiap komponennya. Seiring dengan meningkatnya angka IPM, indeks masing-masing komponen IPM juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Aceh Menurut Komponen, 2010-2016 Komponen Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Angka harapan hidup saat lahir (AHH) Tahun 69,08 69,15 69,23 69,31 69,35 69,50 69,51 Harapan lama sekolah (HLS) Tahun 12,90 13,03 13,19 13,36 13,53 13,73 13,89 Rata-rata lama sekolah (RLS) Tahun 8,28 8,32 8,36 8,44 8,71 8,77 8,86 Pengeluaran per kapita disesuaikan Rp 000 7 934 8 044 8 134 8 289 8 297 8 533 8768 IPM 67,09 67,45 67,81 68,30 68,81 69,45 70,00 Pertumbuhan IPM % 0,53 0,53 0,73 0,74 0,93 0,79 2
A. Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada periode 2010 hingga 2016, Provinsi Aceh telah berhasil meningkatkan Angka Harapan Hidup saat lahir hanya sebesar 0,43 tahun. Selama periode tersebut, secara rata-rata Angka Harapan Hidup tumbuh sebesar 0,10 persen per tahun. Pada tahun 2010, Angka Harapan Hidup saat lahir di Provinsi Aceh sebesar 69,08 tahun, sedangkan pada tahun 2016 mencapai 69,51 tahun. Gambar 2 Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) Provinsi Aceh, 2010-2016 69.08 69.15 69.23 69.31 69.35 69.50 69.51 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 B. Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah dan Ratarata Lama Sekolah. Kedua indikator tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2010 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah di di Provinsi Aceh meningkat sebesar 0,99 tahun, sementara Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,58 tahun. Pada periode 2010 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah secara rata-rata tumbuh sebesar 1,20 persen per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Pada tahun 2016, Harapan Lama Sekolah di Provinsi Aceh telah mencapai 13,89 tahun, berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus D2. Sementara itu, Rata-rata Lama Sekolah di Provinsi Aceh tumbuh 1.13 persen per tahun pada periode 2010 hingga 2016. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal dasar dalam membangun kualitas manusia Aceh yang lebih baik. Hingga tahun 2016, secara rata-rata penduduk Provinsi Aceh usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas IX (Kelas III SMP). Gambar 3 Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Aceh, 2010-2016 12.90 13.03 13.19 13.36 13.53 13.73 13.86 8.28 8.32 8.36 8.44 8.71 8.77 8.86 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Harapan Lama Sekolah (HLS) Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 3
C. Dimensi Standar Hidup Layak Dimensi terakhir yang mewakili kualitas hidup manusia adalah standar hidup layak yang direpresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Pada tahun 2016, pengeluaran per kapita masyarakat Provinsi Aceh mencapai Rp 8,768 juta per tahun. Selama tujuh tahun terakhir, pengeluaran per kapita disesuaikan masyarakat meningkat sebesar 1,68 persen per tahun. Gambar 4 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan di Provinsi Aceh (Rp 000), 2010-2016 7,934 8,044 8,134 8,289 8,297 8,533 8,768 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 3. Pencapaian Pembangunan Manusia di Tingkat Kabupaten/Kota Provinsi Aceh Pada tahun 2016, pencapaian pembangunan manusia di tingkat Kabupaten/Kota cukup bervariasi. IPM pada level Kabupaten/Kota berkisar antara 62,18 (Kota Subulussalam) hingga 83,73 (Kota Banda Aceh). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 63,42 tahun (Kota Subulussalam) hingga 71,05 tahun (Kota Lhokseumawe). Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 12,55 tahun (Kabupaten Aceh Timur) hingga 17,03 tahun (Kota Banda Aceh), dan Rata-rata Lama Sekolah berkisar antara 6,88 tahun (Kota Subulussalam) hingga 12,57 tahun (Kota Banda Aceh). Sedangkan, pengeluaran per kapita disesuaikan di tingkat kabupaten/kota berkisar antara 6,54 juta rupiah per tahun (Kabupaten Simeulue) hingga15,74 juta rupiah per tahun (Kota Banda Aceh). Kemajuan pembangunan manusia pada tahun 2016 juga terlihat dari perubahan status pembangunan manusia di tingkat Kabupaten/Kota. Jumlah kabupaten/kota yang berstatus sedang berkurang dari 15 Kabupaten/Kota pada tahun 2015 menjadi 14 kabupaten/kota pada tahun 2016. Satu kabupaten yang berstatus sedang pada tahun 2015 berubah status menjadi tinggi pada tahun 2016, yaitu Kabupaten Bireuen. Hingga saat ini, terdapat 8 kabupaten/kota yang berstatus pembangunan manusia tinggi, yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Pidie Jaya, Kota Sabang, Kota Langsa, dan Kota Lhokseumawe. Sedangkan satu-satunya kabupaten/kota di Provinsi Aceh dengan predikat sangat tinggi adalah Kota Banda Aceh. 4
Gambar 5 IPM Provinsi Aceh menurut Kabupaten/Kota dan Status Pembangunan Manusia, 2016 Peningkatan IPM di tingkat provinsi juga tercermin pada level kabupaten/kota. Pada periode 2015 hingga 2016, seluruh kabupaten/kota mengalami peningkatan IPM. Pada periode ini, tercatat empat kabupaten/kota dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu Kota Subulussalam, (1,40%), Kabupaten Aceh Singkil (1,38%), dan Kabupaten Aceh Timur (1,35%), dan Kabupaten Aceh Selatan (1,34) Kemajuan pembangunan manusia di Kota Banda Aceh didorong oleh dimensi pendidikan dan standar hidup layak, sedangkan di Kota Lhokseumawe dan Kota Langsa lebih didorong oleh komponen pendidikan. Sementara itu, kemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Aceh Besar (0,07), Aceh Jaya (0,25%), Kabupaten Aceh Utara (0,51%), dan Kabupaten Pidie (0,55%) tercatat paling lambat di Provinsi Aceh selama tahun 2015-2016. 5
Lampiran 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, 2015-2016 AHH (tahun) HLS (tahun) RLS (tahun) Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Rp 000) Kabupaten/Kota Capaian Pertumb (%) Status 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015-2016 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Simeulue 64,66 64,78 12,83 13,07 8,90 8,91 6.328 6.542 63,16 63,82 1,04 S Aceh Singkil 66,97 67,02 14,26 14,27 7,50 7,69 7.602 8.068 66,05 66,96 1,38 S Aceh Selatan 63,61 63,75 13,24 13,53 7,79 8,02 7.224 7.397 63,28 64,13 1,34 S Aceh Tenggara 67,40 67,51 13,62 13,96 9,32 9,33 7.001 7.212 66,77 67,48 1,06 S Aceh Timur 68,20 68,26 12,23 12,55 7,40 7,60 7.623 7.825 64,55 65,42 1,35 S Aceh Tengah 68,44 68,48 14,21 14,23 9,65 9,66 9.473 9.920 71,51 72,04 0,74 T Aceh Barat 67,49 67,56 14,55 14,56 8,47 8,70 8.135 8.559 68,41 69,26 1,24 S Aceh Besar 69,47 69,49 14,47 14,48 9,91 9,92 8.775 8.788 71,70 71,75 0,07 T Pidie 66,46 66,52 13,61 13,93 8,74 8,75 9.233 9.237 68,68 69,06 0,55 S Bireuen 70,64 70,72 14,41 14,42 9,14 9,15 7.622 7.885 69,77 70,21 0,63 T Aceh Utara 68,48 68,51 14,10 14,11 8,07 8,09 7.327 7.520 66,85 67,19 0,51 S Aceh Barat Daya 64,20 64,35 13,20 13,54 7,90 7,93 7.303 7.567 63,77 64,57 1,25 S Gayo Lues 64,77 64,88 13,13 13,27 7,06 7,10 7.780 8.048 63,67 64,26 0,93 S Aceh Tamiang 68,99 69,08 13,54 13,55 7,95 8,21 7.750 7.766 67,03 67,41 0,57 S Nagan Raya 68,59 68,67 14,04 14,09 8,22 8,24 7.141 7.460 66,73 67,32 0,88 S Aceh Jaya 66,63 66,70 13,93 13,94 7,89 7,95 8.749 8.796 67,53 67,70 0,25 S Bener Meriah 68,79 68,85 13,04 13,42 9,42 9,43 9.760 10.140 70,62 71,42 1,13 T Pidie Jaya 69,49 69,59 14,14 14,51 8,45 8,46 9.398 9.590 70,49 71,13 0,91 T Banda Aceh 70,89 70,92 17,01 17,03 12,38 12,57 15.362 15.737 83,25 83,73 0,58 ST Sabang 69,93 70,01 12,98 13,17 10,37 10,51 10.041 10.507 72,51 73,36 1,17 T Langsa 68,94 69,00 15,16 15,17 10,49 10,71 10.605 11.015 74,74 75,41 0,90 T Lhokseumawe 70,96 71,05 15,14 15,16 10,41 10,53 10.093 10.549 75,11 75,78 0,89 T Subulussalam 63,27 63,42 13,73 14,18 6,78 6,88 6.504 6.669 61,32 62,18 1,40 S Aceh 69,50 69,51 13,73 13,89 8,77 8,86 8.533 8.768 69,45 70,00 0,79 S Keterangan : AHH : Angka Harapan Hidup saat lahir S : Sedang HLS : Harapan Lama Sekolah T : Tinggi RLS : Rata-rata Lama Sekolah ST : Sangat Tinggi IPM 6
CATATAN TEKNIS I. Penyusunan Indeks Sebelum menghitung IPM, setiap komponen IPM harus dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut: Indeks Kesehatan I Kesehatan = AHH 0 AHH 0min AHH 0maks AHH 0min Indeks Pendidikan I HLS = HLS HLS min HLS maks HLS min I RLS = RLS RLS min RLS maks RLSS min I Pendidikan = I HLS + I RLS 2 Indeks Pengeluaran I pengeluaran = ln(pengeluaran) ln(pengeluaran min) ln(pengeluaran maks ) ln(pengeluaran min ) Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam tabel berikut. Komponen Satuan Min Max Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH 0) Tahun 20 85 Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 0 18 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 0 15 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan Rupiah 1.007.436 26.572.352 Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai: 3 IPM = I Kesehatan I Pendidikan I Pengeluaran II. Status Pembangunan Manusia Capaian pembangunan manusia di suatu wilayah pada waktu tertentu dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia. 1. Kelompok sangat tinggi : IPM 80 2. Kelompok tinggi : 70 IPM < 80 3. Kelompok sedang : 60 IPM < 70 4. Kelompok rendah : IPM < 60 7