BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 146

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

Rencana Tahun No Alokasi Realisasi % (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) A. Kebutuhan Dana/ Pagu Indikatif

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Temanggung, Pebruari 2015 KEPALA DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

LAPORAN KINERJA (LKJ)

dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

,98 sumber daya air dan listrik b Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/ operasional;

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP

METODE. - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura - Dinas Peternakan dan Perikanan - Dinas Perkebunan b. Data NBM tahun (sekunder)

PENDAHULUAN Latar Belakang

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

5. Arah Kebijakan Tahun Kelima (2018) pembangunan di urusan lingkungan hidup, urusan pertanian,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

Bidang Tanaman Pangan

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

Grafik 3.34 Produksi Hortikultura Unggulan Kabupaten Temanggung

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

hari atau rata-rata 10,33 hari/bulan. hutan, perkebunan dan lahan lainnya. atas sebagaimana tergambar pada tabel 2.9.

A. Realisasi Keuangan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

Boks.1 UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Utara merupakan bagian dari. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dan merupakan unsur penunjang yang

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 INDIKATOR KEGIATAN

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang

Realisasi Kinerja Program dan kerangka pendanaan Tahun Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan

PEMERINTAH KABUPATEN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DINAS PERTANIAN KABUPATEN PONOROGO Jl. Urip Sumohardjo No. 58 Ponorogo

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25. perdagangan yang merupakan inti sistem pembangunan.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN URUSAN PILIHAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA AKSI DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KAB. BLITAR TH 2018

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 35

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

Pencapaian sasaran dan indikator pada misi III ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.21 Pencapaian Misi III dan Indikator

Transkripsi:

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Temanggung Tahun 2015 ini disusun dalam rangka menyajikan capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Temanggung selama tahun 2015 sebagai pelaksanaan amanah yang diemban oleh Pemerintah Derah. Isi dari LKjIP pada intinya merupakan uraian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi dalam rangka pencapaian visi dan misi serta penjabarannya, penjelasan tentang kinerja dan capaian kinerja, analisis capaian kinerja, analisis permasalahan dan strategi pemecahan masalah dalam rangka peningkatan kinerja Pemerintah Daerah di masa mendatang. Sistem pengukuran kinerja yang disajikan dalam LKjIP dilakukan dengan cara membandingkan antara rencana dengan realisasi secara bertingkat melalui pengukuran indikator kegiatan sampai kepada sasaran sebagaimana tercantum dalam Perencanaan Strategis (RPJMD Kabupaten Temanggung Tahun 2013-2018). Pengukuran Kinerja Pengukuran Kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja sasaran. Evaluasi kinerja dimulai dengan pengukuran kinerja berdasarkan dokumen penetapan kinerja yang telah ditetapkan. Dokumen penetapan kinerja yang memuat indikator sasaran beserta kemampuan sumber dana yang dimiliki selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam pengukuran kinerja sehingga diharapkan pengukuran kinerja tersebut dapat menggambarkan kinerja secara realistis dihubungkan dengan anggaran yang tersedia. Pengukuran kinerja selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2013 2018 Kabupaten Temanggung. Metode pembandingan capaian kinerja sasaran dilakukan dengan membandingkan antara rencana kinerja (performance plan) yang diinginkan dengan realisasi kinerja (performance result) yang dicapai organisasi. Selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja (performance gap) yang terjadi serta tindakan perbaikan yang diperlukan dimasa mendatang. Metode ini terutama bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak eksternal tentang sejauh mana pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja mencakup seluruh kinerja sasaran berdasarkan dokumen penetapan kinerja Pemerintah Kabupaten Temanggung yang telah ditargetkan untuk dicapai pada tahun 2015. Hasil pengukuran kinerja tersebut dituangkan dalam form Pengukuran Kinerja yang mencerminkan kinerja Pemerintah Kabupaten Temanggung selama tahun 2015, dan diuraikan secara detail dalam rincian kinerja. Hasil Pengukuran Kinerja dapat dilihat pada lampiran 3. III 29

Pencapaian sasaran pembangunan di Kabupaten Temanggung pada tahun 2015, sesuai dengan dokumen perencanaan pembangunan RPJMD 2013-2018 dapat dinilai melalui upaya pengukuran kinerja. Sebanyak 67 (enam puluh tujuh) sasaran telah ditetapkan pada tahun anggaran 2015 sebagaimana telah tertuang dalam dokumen Perjanjian Kinerja Kabupaten Temanggung memiliki 239 (dua ratus tiga puluh sembilan) indikator sasaran yang terdiri dari 33 indikator untuk misi I, 41 indikator untuk misi II, 24 indikator untuk misi III, 44 indikator untuk misi IV, 63 indikator untuk misi V, dan 34 indikator pada misi VI. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Temanggung Tahun 2015 secara umum disajikan pada grafik 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.11 Pencapaian Indikator Pada tahun 2015, pengukuran kinerja dilakukan terhadap 67 sasaran dengan menggunakan 239 Indikator kinerja, yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015. Dari 239 indikator yang diukur, sebanyak 221 indikator ( 92,5 %) mencapai sasaran, sebanyak 7 indikator ( 2,9 %) tidak mencapai target tetapi masih dalam kategori cukup, dan sebanyak 11 Indikator ( 4,6%) tidak mencapai target (rendah). Indikator yang masih dibawah target yaitu: 1. Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum (%) dengan capaian 53,7% 2. Cakupan Promosi Cagar Budaya dengan capaian 6,45% 3. Cakupan Lingkungan yang Sehat dan Aman yang Didukung dengan Prasarana dan Sarana Umum dengan capaian 40,07% 4. Angka kematian balita per 1.000 kelahiran hidup dengan capaian 17,10% 5. Angka penemuan kasus TBC BTA positif (CDR/Case Detection Rate) dengan capaian 53,60 % 6. Cakupan penemuan penderita pneumonia balita dengan capaian 46,60 % III 30

7. Prevalensi Gizi buruk pada anak balita (0-60 bln) dengan capaian 50 % 8. Persentase Pengisian Jabatan Kepala Desa yang Kosong dengan capaian 0 % 9. Persentase SKPD, Unit Pelayanan, dan Satuan Pendidikan yang telah Memiliki SOP dengan capaian 54 % 10. Cakupan penerbitan Kartu Keluarga (KK) dengan capaian 28, 13 % 11. Rasio Akses Internet di Ruang Publik (Rasio) dengan capaian 0% Pencapaian kinerja sasaran pada Misi IV (mewujudkan peningkatan pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal) memberikan kontribusi terbesar dalam pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Temanggung tahun 2015, di mana 99,3% indikatornya mencapai atau melebihi target. Sedangkan misi VI (Mewujudkan Peningkatan Pelaksanaan Pemerintahan yang Bersih, Transparan, Tidak KKN, dan Berorientasi pada Pelayanan Publik) memberikan kontribusi paling kecil dalam pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Temanggung, di mana hanya 80,7% indikatornya yang mencapai target Penyelenggaraan SAKIP di Pemerintah Kabupaten Temanggung yang meliputi RPJMD, Renstra, Perjanjian Kinerja, Pengukuran Kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja, serta reviu dan evaluasi kinerja berdasarkan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tatacara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan sasaran Kabupaten Temanggung yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi. Dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian tujuan dan sasaran organisasi sebagaimana telah ditetapkan pada perencanaan jangka menengah, maka digunakan skala pengukuran sebagai berikut : Tabel 3.12 Skala Pengukuran Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah NO. SKALA CAPAIAN KINERJA KATEGORI 1 2 3 1. Lebih dari 100% Sangat Baik 2. 75,00 100% Baik 3. 55,00 74,99 % Cukup 4. Kurang dari 55,00 % Kurang III 31

A. Capaian Kinerja Mewujudkan peningkatan pertanian modern yang berwawasan lingkungan. Pada misi I yaitu mewujudkan peningkatan pertanian modern yang berwawasan lingkungan terdapat 14 sasaran sebagai berikut: 1. Meningkatnya penerapan teknologi, dan inovasi Pertanian dengan nilai capaian 100% 2. Meningkatnya penerapan teknologi, inovasi peternakan 3. Meningkatnya nilai tambah hasil produksi pertanian 4. Meningkatnya kualitas hasil produksi pertanian, perkebunan dan peternakan 5. Meningkatnya produksi, produktivitas dan diversifikasi tanaman pertanian dan perkebunan 6. Meningkatnya produktivitas ternak 7. Meningkatnya Penyediaan Sarana dan Prasarana dan Insfrastruktur Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan 8. Meningkatnya Pengembangan Kawasan Agropolitan 9. Meningkatnya Ketahanan Pangan 10. Meningkatnya Agroindustri yang Berbasis pada Komoditas Unggulan Daerah 11. Meningkatnya Struktur Industri Berbahan Baku Lokal yang Tangguh 12. Meningkatnya Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perdagangan 13. Meningkatnya Daya Saing Produk 14. Meningkatnya Peran Sektor Jasa, Kelembagaan Koperasi dan UMKM Pencapaian sasaran dan indikator pada misi mewujudkan peningkatan pertanian modern yang berwawasan lingkungan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.13 Pencapaian Misi I Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 14 sasaran yang terdapat pada misi I, 71,4 % (10 sasaran) dapat terealisasi sesuai dengan targ et yang ditetapkan. Sedangkan 29 % (4 sasaran) belum sesuai dengan target yang ditetapkan. III 32

Untuk indikator pada misi I ini terdapat 33 indikator kinerja dimana 76% (25 indikator) telah tercapai target, sedangkan 24% (8 indikator) telah dilaksanakan, tetapi belum dapat terealisasi sesuai dengan target. Evaluasi terhadap masing-masing kinerja sasaran yang ada pada misi I adalah sebagai berikut: 1. Sasaran Strategis: Meningkatnya penerapan teknologi, dan inovasi Pertanian Pada sasaran ini didukung oleh dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Temanggung. Untuk mengukur Sasaran pertama dilakukan pengukuran terhadap 3 (tiga) indikator kinerja dan rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 100% dengan kategori baik. Untuk mengukur sasaran Sasaran Strategis Meningkatnya penerapan teknologi, dan inovasi Pertanian sebagai berikut : Tabel 3.14 Capaian Kinerja Sasaran 1 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya penerapan teknologi, dan inovasi Pertanian 1 Besaran Kelompok Tani yang menerapkan teknologi dan informasi pertanian dan perkebunan melalui sekolah lapang (kelompok) 2 Besaran Peningkatan Jumlah Alat Mesin Pertanian dan Perkebunan (unit) 3 Persentase Peningkatan Penggunaan Bibit dan benih unggul 2013 2014 2015 Target - - 750 100 850 1.006 100 1.300 - - 1.291 100 1122 1.457 100 1.272 - - 60 100 65 75 100 100 Rata-rata capaian sasaran - 100 100 Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis Meningkatnya penerapan teknologi, dan inovasi Pertanian telah tercapai 100% sejak tahun 2014. Hal ini membuktikan bahwa upaya penerapan teknologi dan inovasi pertanian telah berhasil dilaksanakan di Kabupaten Temanggung, yaitu: semakin banyaknya kelompok tani yang menerapkan sistem tanam jajar legowo penggunaan metode SRI (system of rice intensification), budidaya organik, optimasi lahan meningkatnya kesadaran masyarakat akan penggunaan bibit dan benih unggul dari tahun 2013 ke 2015 sebanyak 15%. Penerapan teknologi yang paling signifikan adalah meningkatnya penggunaan alat mesin pertanian dan perkebunan antara lain handtraktor, kultivator, power sprayer, power thraser, handsprayer, pulper, huller, pedal trasher, perajang tembakau, corn sheller, pompa air, kendaraan roda 4 dan kendaraan roda 3. Peningkatan penggunaan alat mesin pertanian tersebut merupakan upaya untuk mengatasi masalah kelangkaan III 33

tenaga kerja bidang pertanian karena ada kecenderungan beralih ke sektor industri, serta untuk mengurangi angka kehilangan hasil produk pertanian. Dampak dari peningkatan penerapan teknologi dan inovasi pertanian adalah mampu meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas pertanian terutama padi yaitu meningkat rata-rata 0,51 Ton/Ha dari tahun 2013 menjadi 6,70 Ton/Ha pada tahun 2015. Untuk mempermudah dalam pendataan hasil tanaman pertanian telah dibuat sistem aplikasi sebagai berikut: Penggunaan sumber daya keuangan untuk Gambar 3.4 aplikasi Tanaman Pangan pencapaian Sasaran ini adalah sebesar Rp 5.290.753.779,- atau 75,34% dari total pagu sebesar Rp. 7.022.063.750,- sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar 24,66% dari pagu anggaran yang ada. Dengan capaian indikator kinerja yang mencapai target 100 % jika dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran yang mencapai 75,34% berarti terdapat efissiensi penggunaan sumber daya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh keberhasilan Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan yang meliputi: Penerapan sekolah lapang yang dilaksanakan di 256 kelompok tani Pengelolaan penerapan teknologi pertanian organik yang dilaksanakan di lahan pertanian seluas 4.456 ha. Peningkatan jumlah alat mesin pertanian sampai dengan tahun 2015 sbanyak 1.457 unit yang diberikan kepada seluruh kelompok tani. Telah tercapainya penggunaan bibit dan benih unggul dengan prosentase 75% dari keseluruhan benih yang di tanam Jika dilihat dari indikator sasaran yang telah dilaksanakan sampai dengan tahun 2015 ini, target akhir RPJMD akan dapat terealisasi. Hal ini bisa dilihat dari capaian indikator nomor 2 yaitu besaran Peningkatan Jumlah Alat Mesin Pertanian dan Perkebunan (unit) telah melebihi target. 2. Sasaran Strategis: Meningkatnya penerapan teknologi, inovasi peternakan Untuk mengetahui capaian kinerja pada Sasaran Strategis 2 telah dilakukan pengukuran kinerja pada indikator sebagai berikut : III 34

Tabel 3.15 Capaian Kinerja Sasaran 2 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya penerapan teknologi, inovasi peternakan 1 Angka Kelahiran anak sapi (pedet) melalui Inseminasi Buatan (%) 2013 2014 2015 Target - - 62,50 100 64,00 66,00 100 70 Rata-rata capaian sasaran 100 100 Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis meningkatnya penerapan teknologi, inovasi peternakan telah tercapai 100% sebagaimana capaian pada tahun 2014. Hal ini ditunjukkan semakin meningkatnya angka kelahiran anak sapi melalui penerapan teknologi inseminasi buatan di tahun 2015 telah meningkat 3,50% dibanding tahun 2014. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran tersebut adalah sebesar Rp. 295.073.200,- atau 98 % dari total pagu sebesar Rp. 300.560.800,- sehingga terdapat efisiensi dari sumber dana sebesar 37,66% dari pagu yang ditentukan. Dengan capaian indikator kinerja yang mencapai 100% dan capaian realisasi keuangan 62,33%, maka di sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh keberhasilan Program peningkatan produksi hasil peternakan yang meliputi: Dilaksanakannya penerapan teknologi peternakan melalui peningkatan kualitas ternak unggul melalui inseminasi buatan yang menghasilkan pedet sejumlah 5.769 ekor. Capaian kinerja ini mencapai 103,18 dibandingkan dengan target yang ditetapkan di tahun 2014. Dengan capaian kinerja yang selalu terealisasi 100 % setiap tahunnya, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan sebesar 70 % akan dapat tercapai. 3. Sasaran Strategis: Meningkatnya nilai tambah hasil produksi pertanian Untuk mengetahui capaian kinerja pada sasaran strategis 3 dilakukan pengukuran pada indikator kinerja sebagai berikut : III 35

Tabel 3. Tabel 3.16 Capaian Kinerja Sasaran 3 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya nilai tambah hasil produksi pertanian 1 Besaran Peningkatan Pemasaran Hasil Pertanian (kelompok) 2013 2014 2015 Target - - 4 100 6 63 100 12 Rata-rata capaian sasaran 100 100 Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Rata-rata Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya nilai tambah hasil produksi pertanian sebesar 100% sebagaimana telah tercapai sejak 2014. Pada tahun 2014 peningkatan pemasaran hasil pertanian dengan tujuan ekspor dilakukan oleh empat kelompok tani di Kecamatan Ngadirejo, Wonoboyo, Kledung dan Selopampang. Keempat kelompok tersebut berbasis komoditas hortikultura seperti cabai dan sayuran daun. Pelaksananaan ekspor dengan bermitra dengan Perusahaan Bina Sarana Lestari (BSL) Semarang. Pada tahun 2015, terdapat 59 kelompok yang meningkat kualitas produk pertanian dan jangkauan pemasarannya tersebar di Kecamatan Bulu, Wonoboyo, Candiroto, Selopampang, Kaloran, Kandangan, Kranggan, Pringsurat, Bansari, Ngadirejo, Tembarak, Tlogomulyo, Pringsurat dan Tretep. Kelompok tersebut berbasis komoditas tanaman pangan dan hortikultura seperti padi organik, kentang, bawang merah, salak organik, sayuran daun, tanaman obat (jahe), kopi. Pelaksananaan ekspor Kelompok Tani Multi Karya Kecamatan Wonoboyo dengan komoditas kentang yang bermitra dengan Perusahaan Gusti Laras Sejahtera Solo dengan tujuan Singapura. Pada Tahun 2015, Kelompok Tani Desa Rejosari Kecamatan Pringsurat melaksanakan Sertifikasi Salak Organik. Dengan diperolehnya sertifikat salak organik maka produk tersebut berhak untuk masuk ke pasar modern dengan standar harga lebih bagus daripada salak yang dibudidayakan secara non organik. Tabel. 3.17 Harga Komoditas Pertanian Lokal dan Premium No Komoditas Harga Tingkat Produsen (Rp.) Lokal Premium Keterangan 1. Beras 8.500 9.500 Organik 2. Cabai 22.000 25.000 Kualitas ekspor 3. Baby buncis 4.000 11.000 Kualitas ekspor 4. Kentang 4.500 8.000 Kualitas ekspor 5. Salak 5.000 15.000 Organik III 36

Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar Rp 3.262.169.900,- atau 97,25% dari total pagu sebesar Rp. 3.354.341.930,-. Hal ini terdapat efisiensi anggaran sebesar 1,83% dari pagu anggaran yang ada. Jika dibandingkan dengan capaian rata-rata indikator 100% dengan capaian realisasi keuangan 98,17% maka terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan yang meliputi: Telah dilaksanakannya pembinaan pemasaran hasil pertanian kepada 59 kelompok untuk meningkatkan kualitas produk dan jangkauan pemasaran. Seluruh kelompok tersebut berbasis komoditas tanaman pangan dan holtikultura seperti padi organik, kentang, bawang merah, sayur organik, tanaman obat, kopi dan kelompok pengolah ubi kayu. Dengan capaian kinerja yang selalu terealisasi 100 % setiap tahunnya, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan sebesar 12 kelompok yang mampu meningkatan pemasaran hasil pertanian akan dapat tercapai di tahun 2018. 4. Sasaran Strategis: Meningkatnya kualitas hasil produksi pertanian, perkebunan dan peternakan Untuk mengetahui capaian kinerja pada sasaran strategis 4 dilakukan pengukuran pada 4 indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 3.18 Capaian Kinerja Sasaran 4 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya kualitas hasil produksi pertanian, perkebunan dan peternakan 1 Persentase Penanganan Serangan Hama Penyakit (%) 2013 2014 2015 Target - - 92 100 75 92 100 85 2 Angka Kematian Ternak unggas (%) - - 1,05 52,5 2 0,096 100 2,00 3 Angka Kematian Ternak kecil (%) - - 0,02 100 0,1 0,02 100 0,10 4 Angka Kematian Ternak besar (%) - - 0,10 100 0,1 0,10 100 0,10 Rata-rata capaian sasaran - 88,1 100 Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis meningkatnya kualitas hasil produksi pertanian, perkebunan dan peternakan tahun 2015 sebesar 100%, meningkat 11,9% jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014. Makin besar persentase penanganan serangan hama dan penyakit maka kualitas hasil produk pertanian dan perkebunan akan meningkat. Serangan hama pada tanaman padi paling utama adalah tikus dan penggerek batang. Serangan hama pada komoditas Hortikultura antara lain virus kuning, III 37

jamur fusarium, ulat grayak, aphid, lalat buah. Serangan hama pada tanaman kopi hama bubuk buah kopi, lalat buah, dan pada tanaman tembakau uret, ulat, gangsir, dan aphid. Tertanganinya serangan hama penyakit mampu meningkatkan produksi komoditas utama antara lain sebagai berikut : Tabel 3.19 Produksi Komoditas Utama Pertanian/Perkebunan No Komoditas Produksi (Ton) 2014 2015 1. Padi 162.121,32 186.305,31 2. Jagung 104.493,05 82.450,24 3. Cabai 146.632,00 259.503,00 4. Kobis 23.578,10 401.873,69 5. Tembakau 6.922,92 10.581,27 6. Kopi Robusta 10.254,32 7.536,49 7. Kopi Arabika 1.305,95 1.217,11 Dari tujuh komoditas utama, 4 komoditas mengalami peningkatan produksi sedang ketiga komoditas lainnya mengalami penurunan produksi karena terkendala musim (kemarau panjang). Meningkatnya kualitas hasil produksi peternakan ditunjukkan dengan menurunnya angka kematian ternak yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan populasi ternak. Berikut ini perkembangan populasi ternak besar, kecil dan unggas di Kabupaten Temanggung. Tabel 3.20 Populasi Ternak No 1. 2. 3. Jenis Ternak Unggas (ayam buras, ayam ras petelur, ayam pedaging, itik, puyuh, burung dara, angsa) Ternak kecil (kambing, domba, babi, kelinci) Ternak besar (sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda) Populasi (ekor) 2013 2014 2015 2.53.609 2.741.093 3.513.422 361.692 366.040 436.399 29.404 31.261 34.992 Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini sebesar Rp. 262.573.300,- atau 98,42% dari total pagu sebesar Rp. 266.778.000,- sehingga terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 1,58% dari pagu yang ditentukan. Jika dibandingkan dengan capaian rata-rata indikator 100% dengan capaian realisasi keuangan 98,42% maka terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak yang meliputi: III 38

Dilaksanakannya pelatihan pengendalian hama tikus dengan membuat alat perangkap tikus dan membuat pagar pengaman menggunakan mulsa plastik Dilksanakannya SLPHT pengendalian hama tikus Penyediaan stok opnam obat untuk hama dan penyakit yang tersedia setiap saat. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang perlindungan pelestarian dan pengembangan burung hantu Dilaksanakannya pemantauan dan koordinasi penanganan hama dan penyakit yang bekerjasama dengan balai proteksi perkebunan Salatiga Dilaksanakannya penguatan pusat kesehatan hewan Dengan capaian kinerja yang telah terealisasi 100 % di tahun 2015, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan yaitu peningkatan kualitas hasil produksi pertanian, perkebunan dan peternakan akan dapat tercapai di tahun 2018. 5. Sasaran Strategis: Meningkatnya produksi, produktivitas dan diversifikasi tanaman pertanian dan perkebunan Pada sasaran strategis 5 dilakukan pengukuran untuk 5 indikator kinerja pada beberapa tanaman sebagai berikut : Tabel 3.21 Capaian Kinerja Sasaran 5 1 2 3 4 5 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya produksi, produktivitas dan diversifikasi tanaman pertanian dan perkebunan 2013 2014 2015 Target Peningkatan produktifitas Padi (Ton/Ha) Peningkatan produktifitas Jagung (Ton/Ha) Peningkatan produktifitas Tembakau (Ton/Ha) Peningkatan produktifitas Kopi Robusta (Ton/Ha) Peningkatan produktifitas Kopi Arabika (Ton/Ha) 5,67 92,62 5,97 96,4 6,38 6,70 100 6,99 4,99 100 4,57 79,2 6,03 4,28 70,1 6,88 0,49 72,59 0,66 83,3 0,69 0,58 84 0,79 0,91 100 0,95 100 0,97 0,92 94,8 1,1 0,94 100 0,80 100 0,82 0,81 100 0,9 Rata-rata capaian sasaran 93,04 91,78 89,78 Ket. R =Realisasi CK = Capaian Kinerja Rata-rata capaian sasaran strategis meningkatnya produksi, produktivitas dan diversifikasi tanaman pertanian dan perkebunan pada tahun 2015 mencapai 89,78%, atau turun 2% dari capaian tahun 2014. Dari ke-5 indikator hanya padi dan kopi arabika yang realisasi produktivitasnya mencapai 100%. III 39

Solusi terhadap upaya peningkatan produktivitas produk pertanian dan perkebunan kedepan dapat dilakukan dengan: penerapan teknik budidaya pertanian tepat guna dan tepat sasaran penggunaan varietas unggul pengendalian hama penyakit tanaman secara terpadu penanganan pasca panen yang tepat Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran ini adalah sebesar Rp. 12.398.621.748,- atau 54,62% dari total pagu sebesar Rp. 22.917.167.500,- sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar 45,37% dari pagu anggaran yang ada. Jika dibandingkan dengan capaian rata-rata indikator 89,78% dengan capaian realisasi keuangan 54,62% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Belum tercapainya sasaran ini dipengaruhi oleh program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan yang belum maksimal yaitu pelaksanaan pengendalian laju alihfungsi lahan pertanian seiring telah disahkannya Peraturan Bupati Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Untuk capaian kinerja memang belum dapat terealisasi di tahun 2015 ini, namun demikian melalui beberapa solusi yang ada target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan sebanyak 5 indikator tanaman perkebunan akan dapat tercapai di akhir periode. 6. Sasaran Strategis: Meningkatnya produktivitas ternak Pada sasaran strategis ini dapat diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja dengan rata-rata capaian 100%, secara rinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. 1 Peningkatan Produktivitas daging Sapi (Kg/Ekor) 2 Peningkatan Produktivitas daging Kambing (Kg/Ekor) 3 Peningkatan Produktivitas daging Domba (Kg/Ekor) 4 Peningkatan produksi telur ayam ras petelur (Butir) Tabel 3.22 Capaian Kinerja Sasaran 6 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya produktivitas ternak 2013 2014 2015 Target 160 100 165 100 166,46 167,00 100 176,65 13 100 13,13 100 13,26 13,50 100 13,66 13 100 13,13 100 13,26 13,50 100 13,66 75.408.960 100 75.408.960 100 76.924.680 76.966.165 100 79.255.574 Rata-rata capaian sasaran 100 100 100 Ket. R =Realisasi CK = Capaian Kinerja III 40

Rata-rata capaian sasaran strategis meningkatnya produktivitas ternak pada tahun 2015 sebesar 100%. Rendahnya angka kematian ternak mengakibatkan populasi ternak bertambah sehingga produktivitas daging dan telur ikut naik. Keberhasilan ini dipengaruhi oleh program pengobatan massal dan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi secara mandiri terhadap ternak yang dimiliki. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar Rp 3.795.509.500,- atau 62,33% dari total pagu sebesar Rp. 6.088.540.800,-. Hal ini terdapat efisiensi anggaran sebesar 37,66% dari pagu anggaran yang ada. Dengan capaian rata-rata indikator yang mencapai 100% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 62,33% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program peningkatan produksi hasil peternakan yang meliputi: Dilaksanakannya pengembangan diversifikasi usaha tani melalui agribisnis peternakan Dilaksanakannya pengelolaan, pemantauan, dan pengembangan ternak bantuan pemerintah Dilaksanakannya pengembangan peternakan berintegrasi dengan tanaman pangan Telah dilaksanakannya revitalisasi pembangunan pasar ternak di Kecamatan Kranggan dan Kecamatan Selopampang Dengan capaian kinerja yang selalu terealisasi 100 % setiap tahunnya, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan yaitu peningkatan produktivitas daging dan telur akan dapat tercapai di tahun 2018. 7. Sasaran Strategis: Meningkatnya Penyediaan Sarana dan Prasarana dan Insfrastruktur Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Pada sasaran strategis 7 ini telah dilakukan pengukuran pada 2 (dua) indikator kinerja dengan rata-rata capaian 100%, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.23 Capaian Kinerja Sasaran 7 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Penyediaan Sarana dan Prasarana dan Insfrastruktur Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan 1 Besaran jumlah jaringan irigasi usaha tani terbangun (Unit) 2 Besaran jumlah jalan usaha tani (Unit) 2013 2014 Tahun 2015 Target - - 298 100 319 392 100 469 - - 263 100 260 347 100 410 Rata-rata capaian sasaran - 100 100 Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja III 41

Pembangunan jaringan irigasi usahatani merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan indek pertanaman (IP). Berikut ini adalah indeks pertanaman lahan sawah di Kabupaten Temanggung. Tabel 3.24 Indeks Pertanaman Lahan Sawah di Kabupaten Temanggung 2013 2014 2015 Baku Lahan 20.634 Luas Tanam (Ha) 26.218 25.375 26.575 IP 1,27 1,23 1,29 Disamping itu, pada tahun 2015, Kabupaten Temanggung mendapatkan bantuan Irigasi tetes pada tanaman cabai dimanfaatkan pada daerah sentra produksi dengan harapan petani dapat menanam cabai di musim kemarau sehingga petani dapat menjaga pasokan produksi untuk mengendalikan fluktuasi harga. Dalam rangka pengamanan produksi perlu dilakukan pengelolaan penyediaan produksi pada bulan - bulan dimana terjadinya kelangkaan pada musim hujan perlu dilakukan penanaman cabai dan bawang merah di musim kering/ kemarau. Kendala utama pada penanaman cabai dan bawang merah di musim kering/kemarau yaitu: penyediaan air bagi pertumbuhan tanaman, oleh karena itu diperlukan fasilitasi irigasi hemat air sesuai dengan kebutuhan setempat. Teknologi irigasi tetes dilaksanakan pada sentra produksi cabai di 13 kelompok yang tersebar di Kecamatan Ngadirejo, Pringsurat, dan Bulu. Dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan perkebunan, perlu adanya infrastruktur yang mendukung untuk transportasi sarana produksi dan alat mesin pertanian. Disamping itu untuk memudahkan transportasi hasil produksi pertanian/ perkebunan telah diupayakan dengan pembangunan jalan usaha tani. Gambar 3.5 Pembangunan jalan usaha tani di Desa Mondoretno, Kec. Bulu Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran ini adalah sebesar Rp. 12.686.539.848,- atau 54,62% dari total pagu sebesar Rp. 23.223.167.500,- sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar 45,37% dari pagu anggaran yang ada. Dengan capaian rata-rata yang mencapai 100% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 45,37% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. III 42

Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh keberhasilan Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan yang meliputi: Telah dilaksanakannya pembngunan jalan usaha tani di 84 unit yang tersebar di 20 Kecamatan Temanggung Dilaksanakannya penerapan teknologi irigasi tetes, pada sentra produksi cabai, di Kecamatan Ngadirejo, Pringsurat dan Bulu. Peningkatan pengelolaan kawasan embung yang digunakan sebagai pensuplai air untuk kegiatan pertanian dan perkebunan Dilaksanakannya pengembangan sarana dan prasarana perikanan unit pembenihan rakyat Peningkatan sarana dan prasarana budidaya ikan air tawar Pengembangan sarana dan prasarana hasil perikanan Dengan capaian kinerja yang selalu terealisasi 100 % setiap tahunnya, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan yaitu besaran JUT dan JIT akan dapat tercapai di tahun 2018. 8. Sasaran Strategis: Meningkatnya Pengembangan Kawasan Agropolitan Pada sasaran strategis ini dapat diukur dengan indikator kinerja Persentase Perkembangan Kawasan Agropolitan, yang secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.25 Capaian Kinerja Sasaran 8 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Pengembangan Kawasan Agropolitan 2013 2014 2015 Target 1 Persentase Perkembangan Kawasan Agropolitan 75 75 100 100 100 100 100 100 Rata-rata capaian sasaran 75 100 100 Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Capaian kinerja sasaran strategis meningkatnya pengembangan kawasan agropolitan tahun 2015 sebesar 100%. Pengembangan kawasan agropolitan telah dilakukan sejak periode RPJMD 2008-2013. Dari keempat kawasan agropolitan yang telah ditetapkan dalam RTRW yaitu Kledung, Pringsurat, Gemawang dan Selopampang. Dengan demikian target perkembangan kawasan agropolitan di RPJMD telah tercapai 100%. Meskipun demikian tetap diperlukan tindak lanjut untuk mengembangkan kawasan-kawasan tersebut dengan bertumpuan pada komoditas unggulan masing-masing kawasan. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar Rp. 26.510.000,- atau 99,4% dari total pagu sebesar Rp. 26.662.500,-. III 43

Hal ini terdapat efisiensi anggaran sebesar 0,6% dari pagu anggaran yang ada. Dengan capaian rata-rata yang mencapai 100% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 45,37% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program pengembangan agribisnis yaitu: Dilaksanakan dengan pemberdayaan kelompok tani kawasan agropolitan melalui magang petani holtikultura di tani organik merapi Yogjakarta. Dengan capaian kinerja yang selalu terealisasi 100 % di tahun 2014 dan 2015, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan yaitu persentase kawasan agropolitas akan dapat tercapai di tahun 2018. 9. Sasaran Strategis : Meningkatnya Ketahanan Pangan Pada sasaran strategis ini secara detail dilakukan pengukuran pada 7 indikator kinerja yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.26 Capaian Kinerja Sasaran 9 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Ketahanan Pangan 2013 2014 Tahun 2015 Target 1. Cakupan Ketersediaan Energi per Kapita 2.795 99,75 2.716,59 100 2.850 2.833 99,40 2.980 2. Cakupan Ketersediaan protein per Kapita 70,88 96,84 134,08 100 74 150,46 100 75,99 3. Peningkatan cadangan pangan masyarakat - - 40 93,02 51 49 96,08 75 4. Persentase penguatan cadangan pangan - - 7,35 73,50 10 10 100 10 pemerintah 5. Cakupan Penanganan Kerawanan Pangan 50 100 100 100 60 100 100 85 6. Persentase Meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan 88,5 100 89,2 100 90 82,59 91,77 91 7. Cakupan Pengawasan dan Pembinaan Keamanan - - 74 100 80 87 100 90 Pangan Rata-rata capaian sasaran 99,15 95,22 98,18 Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis meningkatnya ketahanan pangan tahun 2015 sebesar 98,18%. Apabila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 meningkat sebanyak 2,96%. Sedangkan untuk tahun 2013, karena ada perbedaan target RPJMD maka perhitungan capaian kinerja indikatornya tidak lengkap sebagiamana 2014 dan 2015. Peningkatan ketahanan pangan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu ketersediaan pangan, distribusi dan akses pangan, dan konsumsi pangan. Ketersediaan pangan di Kabupaten Temanggung ditunjukkan oleh ketersediaan energi dan protein dengan rata-rata capaian 99,7%. III 44

Menurut Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan untuk Kabupaten/Kota ( Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.65/Permentan/OT.140/12/2010) standar ketersediaan energi minimal adalah 2200 kkal/hari bagi setiap penduduk, dengan asumsi kebutuhan standar kalori untuk beraktifitas secara normal adalah 2000 kkal. Dengan demikian capaian ketersediaan energi untuk Kabupaten Temanggung telah memenuhi, bahkan melampaui standar pelayanan minimal yang berlaku. Upaya-upaya intensifikasi, ekstensifikasi, serta mekanisasi pertanian menjadi pendorong utama peningkatan produksi pangan, yang memacu jumlah produksi pertanian tanaman pangan sebagai sumber pangan pokok (sumber karbohidrat) utama masyarakat Temanggung. Berbagai upaya peningkatan produksi di sektor peternakan dan perikanan, serta pengembangan komoditas tanaman pangan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan menjadi tumpuan ketersediaan protein daerah, meskipun untuk komoditas kedelai Temanggung belum bisa swasembada, namun pasokan dari luar daerah mampu menjamin ketersediaan dan pemenuhan akan kebutuhan masyarakat. Untuk Aspek yang kedua yaitu distribusi dan akses pangan, sebagian besar masyarakat terkendala dalam mengakses pangan hewani. Hal ini berhubungan dengan pola konsumsi pangan sebagai aspek ketiga. Dalam pola pangan harapan (PPH) berdasarkan data survey konsumsi pangan yang telah dilaksanakan melalui Susenas tahun 2015, skor PPH Kabupaten Temanggung untuk tahun 2015 adalah 82,59. Hasil ini belum sesuai dengan perjanjian kinerja tahun 2015 yang mengacu Gambar 3.6 Aplikasi Informasi Pangan Strategis rumah tangga. tahun 2015 : dan selaras dengan SPM bidang ketahanan pangan yaitu sebesar 90 atau sebesar 91,77%. Dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar 89,2, capaian tahun ini mengalami penurunan skor. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2015 telah dilaksanakan susenas yang menjadi acuan untuk skor PPH 2015, sedangkan di tahun sebelumnya Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung melaksanakan survey secara mandiri di 270 responden Berikut gambaran skor PPH atas 9 (sembilan) kelompok pangan III 45

No Kelompok Pangan Tabel 3.27 Skor PPH Atas 9 Kelompok Pangan Kkalori % Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) % AKE*) Bobot Skor Aktual Skor AKE Skor Maks 1. Padi-padian 1.080,1 58,9 54,0 0,5 29,4 27,0 25,0 25,0 2. Umbi-umbian 28,2 1,5 1,4 0,5 0,8 0,7 2,5 0,7 3. Pangan Hewani 139,7 7,6 7,0 2,0 15,2 14,0 24,0 14,0 4. Minyak dan Lemak 170,1 9,3 8,5 0,5 4,6 4,3 5,0 4,3 5. Buah/Biji Berminyak 48,0 2,6 2,4 0,5 1,3 1,2 1,0 1,0 6. Kacang-kacangan 66,8 3,6 3,3 2,0 7,3 6,7 10,0 6,7 7. Gula 154,3 8,4 7,7 0,5 4,2 3,9 2,5 2,5 8. Sayur dan Buah 115,0 6,3 5,8 5,0 31,4 28,8 30,0 28,8 9. Lain-lain 26,0 1,4 1,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Total 1.828,1 99,7 91,4 Keterangan = AKE std : 2000 kkal/kap/hr Skor PPH Berdasarkan tabel tersebut diatas, untuk kelompok pangan hewani, umbi-umbian, minyak dan lemak, kacang-kacangan, dan sayuran belum sesuai dengan harapan. Pola konsumsi masyarakat Temanggung untuk kelompok pangan hewani baru sebesar 14,0 dari skor maksimal sebesar 24,0. Pola komsumsi kacang-kacangan sebesar 6,7 dari skor maksimal 10. Untuk konsumsi umbi-umbian baru sebesar 0,7 dari skor maksimal 2,5. Pola konsumsi minyak dan lemak sebesar 4,3 dari skor maksimal 5,0. Skor menurut standar pelayanan minimal bidang ketahanan pangan sebesar 90 di tahun 2015 juga perlu menjadi perhatian, dimana perlu upaya upaya khusus untuk mencapainya. Skor PPh menunjukkan keberagaman konsumsi pangan masyarakat, dimana semakin beragam, semakin tinggi skor PPH nya. Belum idealnya pola konsumsi masyarakat antara lain disebabkan oleh : Tradisi/kebiasaan konsumsi masyarakat; Tingkat pengetahuan terutama pengetahuan mengenai konsumsi pangan yang baik/ideal; Tingkat ekonomi yang mempengaruhi kemampuan untuk menjangkau pangan yang cukup dan berkualitas. Berbagai upaya telah dilaksanakan untuk meningkatkan capaian skor PPH ideal, antara lain: upaya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan akan pentingnya penganekaragaman konsumsi pangan melalui sosialisasi dan pelatihan dalam rangka percepatan penganekaragaman konsumsi pangan. membantu masyarakat mengakses pangan beragam, serta pangan hewani sehubungan dengan harga pangan hewani yang cukup tinggi, yang belum bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Diharapkan melalui pemberdayaan pangan lokal, preferensi dan konsumsi masyarakat terhadap pangan lokal meningkat III 46

dominasi konsumsi atas kelompok pangan tertentu menurun, sehingga skor pola pangan harapan akan meningkat. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan adalah sebesar Rp. 630.182.260,- atau 92 % dari total pagu sebesar Rp.639.550.250,-. Dengan capaian rata-rata yang mencapai 98,18% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 88,30% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program peningkatan ketahanan pangan yang meliputi: Dilaksanakannya kegiatan peningkatan mutu dan keamanan pangan Dilaksanakannya kegiatan pengembangan pengelolaan pangan lokal Memfasilitasi distribusi dan akses pangan Dilaksanakannya pengisian gudang cadangan pangan sebagai antisipasi kerawanan pangan Pemberdayaan lumbung pangan masyarakat Telah disusunnya databese ketahanan pangan Dengan capaian kinerja yang mengalami kenaikan dari tahun 2014 dengan capaian kinerja sebesar 98,18% maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan yaitu meningkatkan ketahanan pangan akan dapat tercapai di akhir periode. 10. Sasaran Strategis: Meningkatnya Agroindustri yang Berbasis pada Komoditas Unggulan Daerah Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 10 ini, telah dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut : Tabel 3.28 Capaian Kinerja Sasaran 10 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Agroindustri yang Berbasis pada Komoditas Unggulan Daerah 2013 2014 Tahun 2015 Target 1 Cakupan Meningkatnya prosentase Agroindustri yang Berbasis pada Komoditas - 55.04 100 55.24 70.00 100 55,60 Unggulan Daerah Rata-rata capaian sasaran 100 100 Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Secara umum capaian indikator pada sasaran meningkatnya agroindustri yang berbasis pada komoditas unggulan daerah dapat mencapai target. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan potensi komoditas unggulan daerah yaitu kopi, sebagaimana telah ditetapkan sebagai III 47

Kompetensi Inti Industri Daerah (KIID) oleh Kementerian Perindustrian yang apabila dikembangkan akan memberikan nilai tambah bagi pendapatan masyarakat. Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam RPJMD, capaian kinerja melebihi target 55.60%. kelebihan pencapaian target tersebut dikarenakan adanya sinergitas antara peningkatan bahan baku agroindustri dan promosi komoditi unggulan daerah. Pengunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar Rp 894.854587,- atau 84 % dari total pagu sebesar Rp 1.062.616.000,- Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 24,15 % dari pagu anggaran yang ditetapkan. Dengan capaian rata-rata yang mencapai 100% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 75,85% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program pengembangan industri kecil dan menengah yang meliputi: Pengembangan industri kecil agro industri Pengembangan industri kecil dan aneka industri Dilaksanakannya pembinaan dan pengembangan potensi KUB makanan ringan Dengan capaian kinerja yang selalu terealisasi 100 % di tahun 2014 dan 2015, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan yaitu Meningkatnya prosentase Agroindustri yang Berbasis pada Komoditas Unggulan Daerah akan dapat tercapai di tahun 2018. 11. Sasaran Strategis: Meningkatnya Struktur Industri Berbahan Baku Lokal yang Tangguh Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 11 telah dilakukan pengukuran indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 3.29 Capaian Kinerja Sasaran 11 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Struktur Industri Berbahan Baku Lokal yang Tangguh 2013 2014 Tahun 2015 Target 1 Persentase Meningkatnya Struktur Industri Berbahan - - 99.84 100 99.69 99,70 100 99,75 Baku Lokal yang Tangguh Rata-rata capaian sasaran 100 100 Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Secara umum capaian indikator pada sasaran meningkatnya struktur industri berbahan baku lokal yang tangguh dapat dicapai sesuai dengan target. III 48

Pengunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar Rp 19.944.000,- atau 83 % dari total anggaran sebesar Rp 24.059.000,- Hal ini berarti terdapat efisiensi penggunaan sumber daya sebesar 7,49% dari Pagu yang ditetapkan. Dengan capaian rata-rata sasaran yang mencapai 100% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 92,51% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program pengembangan industri kecil dan menengah yang meliputi: Dilaksanakannya pengelolaan UMKM center Dilaksanakannya temu usaha dan pengembangan kompetensi inti industri daerah (KIID) kopi Dilaksanakannya pelatihan industri kecil Dilaksanakannya fasilitasi kegiatan Dekranasda Temanggung Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam RPJMD, capaian kinerja tinggal sedikit lagi untuk mencapai target 99.75%. Pencapaian yang harus dengan komitmen dan kerja keras maka Pemerintah Kabupaten Temanggung optimis dapat mencapai target pada tahun 2018. 12. Sasaran Strategis: Meningkatnya Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perdagangan Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 12 telah dilakukan pengukuran kinerja untuk 2 indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 3.30 Capaian Kinerja Sasaran 12 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perdagangan 2013 2014 Tahun 2015 Target 1. Besaran meningkatnya Sarana dan Prasarana Perdagangan 2. Cakupan pengelolaan sarana dan prasarana pasar 2 100 2 100 1 1 100 5 100 100 100 100 100 100 100 100 Rata-rata capaian sasaran 100 100 Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Secara umum capaian indikator pada sasaran meningkatnya pengelolaan sarana dan prasarana perdagangan sesuai target yang telah ditetapkan. Dengan semakin baiknya pengelolaan dan jumlah sarana dan prasarana perdagangan, maka pedagang mau menempati los/ kios dagangannya dengan tertib sesuai dengan peraturan yang ada. III 49

Berdasarkan data yang ada, 8.172 pedagang di Kabupaten Temanggung telah menempati lokasi yang disediakan sebagaimana tabel dibawah ini. Tabel 3.31 Jumlah Ruko/Toko/Kios/Los Pasar Daerah Kabupaten Temanggung NO PASAR DAERAH RUKO TOKO KIOS LOS LESEHAN JML PDG JML PDG JML PDG JML PDG JML PDG 1. Pasar Kliwon Temanggung 46 29 47 38 420 318 3160 2275 54 54 2. Pasar Legi Parakan 0 0 0 0 386 322 2487 2226 0 0 3. Pasar Wage Ngadirejo 0 0 0 0 247 200 1238 1390 0 0 4. Pasar Candiroto 112 112 161 161 5. Pasar Kranggan 105 101 507 473 6. Pasar Pingit 60 51 474 422 Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar Rp. 54.107.346.000,- atau 95,25% dari total pagu sebesar Rp. 56.807.900.250,-. Dengan capaian rata-rata sasaran yang mencapai 100% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 95,25% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program pengelolaan pasar daerah yang meliputi: Telah dilaksanakannya pemeliharaan pasar-pasar daerah Telah dilaksanakannya pembangunan pasar legi Parakan Telah dilaksanakannya penataan listrik pasar Ngadirejo Penambahan sumberdaya di pasar daerah Dilaksanakannya pembangunan pasar Candiroto Dilaksanakannya pembangunan los Temanggung Indah Penyusunan DED pasar agro Kranggan Pengadaan truck amrol dan kontainer Dengan capaian kinerja yang telah terealisasi 100 % di tahun 2014 dan 2015, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan yaitu peningkatan sarpras perdagangan dapat dicapai di tahun 2018. 13. Sasaran Strategis: Meningkatnya Daya Saing Produk Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran ini telah dilakukan pengukuran kinerja pada 3 indikator kinerja sebagai berikut: III 50

Tabel 3.32 Capaian Kinerja Sasaran 13 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Daya Saing Produk 2013 2014 Tahun 2015 Target 1. Cakupan Nilai Ekspor produk daerah 2. Cakupan promosi produk unggulan daerah 3. Cakupan Bina Kelompok Pedagang/ Usaha Informal - - 149,986, 530.30 96.77 160,000, 000 140,632, 388.06 87,90 175,000,000 3 100 6 100 8 11 100 15 120 100 120 100 240 400 100 600 Rata-rata capaian sasaran 98,92 95.96 Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Secara umum capaian indikator pada sasaran meningkatnya daya saing produk dapat dicapai sesuai dengan target. Hal ini menunjukan bahwa produk daerah Kabupaten Temanggung memiliki daya saing yang baik dan cenderung meningkat. Namun demikian untuk indikator kinerja cakupan nilai ekspor produk daerah capaian kinerjanya hanya 87,90% yang dkarenakan: perlambatan ekonomi dunia sehingga berdampak pada eksport produk dari Kabupaten Temanggung, terutama produk kayu olahan. Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam RPJMD, terdapat satu indikator kinerja yang telah mencapai target, dan dua indikator kinerja yang belum mencapai target yaitu Cakupan Nilai Ekspor produk daerah dan Cakupan Bina Kelompok Pedagang/Usaha Informal. Kekurangan pencapaian target tersebut, Pemerintah Kabupaten Temanggung optimis tercapai pada tahun 2018. Pengunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran Meningkatnya Daya Saing Produk, adalah sebesar Rp 401.721.081,- atau 94,03% dari total pagu sebesar Rp. 427.244.500,-. Hal ini terdapat efisiensi anggaran sebesar 5,97% dari pagu anggaran yang ada. Dengan capaian rata-rata sasaran yang mencapai 95,96% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 94,03% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program pengembangan dan peningkatan ekspor serta program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri yang meliputi: Peningkatan dan pengembangan ekspor produk daerah III 51

Memfasilitasi pelaku usaha dalam mengikuti pasar lelang Telah dilaksanakannya penyelenggaraan pasar murah Dilaksanakannya kemitraan UKM dan pasar modern Dilaksanakannya pembinaan usaha dagang kecil Menyelenggarakan pameran Temanggung fair 14. Sasaran Strategis: Meningkatnya Peran Sektor Jasa, Kelembagaan Koperasi dan UMKM Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran 14 telah dilakukan pengukuran indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 3.33 Capaian Kinerja Sasaran 14 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Peran Sektor Jasa, Kelembagaan Koperasi dan UMKM 2013 2014 Tahun 2015 Target R CK R CK Target Realisasi % RPJMD 1. prosentase jumlah koperasi aktif - - 83,67 96,65 87,60 84,48 96,44 90,7 2. Besaran jumlah anggota koperasi - - 321.205 100 165.500 196.000 100 179.500 3. persentase jumlah pembinaan pengelolaan koperasi - - 44,89 100 43,39 45,02 100 53,7 2 4. Cakupan meningkatnya tertatanya LKM sesuai - - - 0,00 25 40,00 100 50% dengan ketentuan perundang-undangan 5. Besaran jumlah UKM yang dibina - - 141 100 204 220 100 451 6. Besaran jumlah akses permodalan bagi UKM - - 134 88,16 172 272 100 232 Rata-rata capaian sasaran 80,80 99,41 Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja Untuk capaian indikator pada sasaran meningkatnya peran sektor jasa, kelembagaan koperasi dan UMKM telah mencapai rata-rata 99,41%, hal ini terjadi kenaikan dibanding dengan rata-rata capaian sasaran tahun 2014. Koperasi dan usaha kecil menengah perlu terus dibina untuk meningkatkan perekonomian masyarakat secara umum. Pengunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar Rp 172.863.800,- atau 81,56% dari total pagu sebesar Rp 212.542.500,-. Hal ini terdapat efisiensi anggaran sebesar 18,44% dari anggaran yang ada. Dengan capaian rata-rata sasaran yang mencapai 99,41% dan capaian realisasi keuangan yang mencapai 81,56% maka pada sasaran ini terdapat efisiensi sumberdaya. III 52

Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi yang meliputi: Dilaksanakannya penilaian kesehatan KSP dan USP melalui pembinaan dan pengawasan koperasi Dengan capaian kinerja yang hampr terealisasi 100 % di tahun 2015, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan yaitu meningkatnya peran sektor jasa, kelembagaan koperasi dan UMKM dapat dicapai di tahun 2018. Perkembangan sektor perindustrian di Kabupaten Temanggung dapat di lihat dari 3 (tiga) jenis yaitu Industri Mikro dan Kecil, Menengah, dan Industri Besar dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 1.15. Perkembangan Sektor Perindustrian Kabupaten Temanggung Tahun 2011-2015 Kriteria Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Industri Mikro dan Kecil - Unit kerja (unit) 15,696 15,707 15,731 15.715 15.848 - Tenaga Kerja (orang) 64,753 64,892 64.940 56.485 58.230 - Nilai produksi (juta rupiah) 710,583 862,352 862,585 862.965 880.224 Industri Menengah - Unit kerja (unit) 223 235 257 50 53 - Tenaga Kerja (orang) 5,586 5,675 5,786 4.415 4.675 Industri Besar - Unit kerja (unit) 23 28 30 38 38 - Tenaga Kerja (orang) 12.280 12,792 12,993 23.901 24.405 - Nilai produksi (juta rupiah) 1.000.160 2.013.000 2.815.257 2.138.079 2.180.841 Nilai Ekspor ($ US) -Kayu olahan 143.410.272,5 108.406.133,6 150.927.864,90 125.936.858,78 140.632.388,06 -Non kayu olahan n.a 6.603.021,04 353.088,33 n.a 25.397,00 Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kab. Temanggung Tahun 2015 III 53