1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku terhadap pelanggaran, ketidakjujuran, dan penyimpangan akademik atau biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan peserta didik. Kecurangan, plagiarisme, dan bentuk lain dari perbuatan kecurangan akademik seperti ketersediaan hasil ujian siswa lain yang dapat digunakan sebagai sarana untuk berbuat curang adalah contoh nyata dari perilaku yang melanggar kebijakan integritas akademis (Stone et al., 2010). Carpenter et al. (2006) menemukan bahwa lebih dari 96% mahasiswa teknik terbukti bahwa mereka terlibat paling sedikit satu perilaku yang didefinisikan sebagai kecurangan akademik atau perilaku tak etis selama proses perkuliahan. McCabe (2005) memperlihatkan bahwa berdasarkan pengumpulan data dari 18 ribu pelajar di 61 perguruan tinggi di Amerika dan Canada tingkat kecurangan dan penjiplakan mencapai 70%. Kasus kecurangan juga terjadi di Indonesia pada Ujian Nasional yang baru saja dilaksanakan pada 13 April sampai 15 April 2015. Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menjelaskan beberapa pola kecurangan yang berhasil terpantau oleh FSGI selama pelaksanaan ujian nasional untuk sekolah menengah atas dan sederajat antara lain terjadi di Jawa Timur, khususnya Mojokerto dan Lamongan, terdapat laporan jual
2 beli kunci jawaban UN dengan harga mencapai Rp 14 juta. Selain di Jawa Timur, di DKI Jakarta pun terjadi jual beli kunci jawaban antara Rp 14 juta hingga Rp 21 juta. Para siswa dikoordinasi untuk mengumpulkan uang masing-masing berkisar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu (sumber: nasional.tempo.co). Tentu saja hal ini menjadi permasalahan yang sangat memprihatinkan di lingkungan pendidikan. Fenomena ketidakjujuran akademik telah meninggalkan ruang untuk banyak perdebatan di kalangan mahasiswa, khususnya untuk mahasiswa akuntansi. Dikarenakan mahasiswa akuntansi akan menjadi seorang profesional yang selalu menjunjung tinggi kejujuran dan integritas. Haswell et al. (1999) menyatakan bahwa, "Mahasiswa akuntansi adalah generasi berikutnya dari profesional akuntansi. Nilai-nilai yang mereka pegang sekarang kemungkinan akan terbawa ke kehidupan profesional kecuali diubah oleh paparan dunia nyata dengan budaya profesional. Ini adalah masalah yang serius apabila mahasiswa akuntansi tidak berkomitmen untuk berperilaku sesuai etika di universitas (Atmeh dan Kadash, 2008). Penelitian berbasis teori diperlukan untuk mengembangkan pemahaman mengenai alasan yang mendasari ketidakjujuran akademik dan menentukan cara paling efektif untuk mengatasi persoalan ini (Stone et al., 2009). Theory of Planned Behavior (TPB) telah memberikan kerangka teori yang memadai untuk melakukan penelitian dengan tema ketidakjujuran akademik (Harding et al., 2007; Stone et al., 2009, 2010). Selain itu, penggunaan teori TPB di Indonesia dalam penelitian sejenis masih belum banyak. Kedua hal tersebut menjadi alasan mengapa penelitian ini menggunakan kerangka fikir yang diadopsi dari TPB.
3 TPB merupakan perluasan dari Theory of Reasoned Action (TRA). Dalam TRA dijelaskan bahwa niat seseorang terhadap perilaku dibentuk oleh dua faktor utama yaitu attitude toward the behavior dan subjective norm (Fishbein dan Ajzen, 1975), sedangkan dalam TPB ditambahkan satu faktor yaitu perceived behavioral control (Ajzen, 1985). Telah banyak peneliti yang menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB) milik Ajzen (1985) sebagai acuan untuk mengukur perilaku seseorang. Namun penelitian untuk mengukur perilaku kecurangan akademik masih terbatas. Penelitian pertama dari pengujian keakuratan TPB untuk memprediksi ketidakjujuran akademik dilakukan oleh Beck & Ajzen (1991). Beck dan Ajzen menggunakan TPB pada 146 mahasiswa psikologi untuk memprediksi perilaku mencuri atau mengutil, menyontek pada saat ujian, dan berbohong untuk keluar dari ujian atau tugas. Mereka melakukan dua tes, satu untuk model asli dan yang kedua untuk model modifikasi yang mencakup kewajiban moral, suatu variabel yang mereka percaya akan meningkatkan prediksi perilaku kesalahan. Hasilnya menunjukkan bahwa, dari tiga komponen TPB, perceived behavioral control (PBC) menjelaskan varians yang paling kuat dalam perilaku kecurangan dan berbohong. Hasil tes kedua dengan menggunakan konstruk tambahan kewajiban moral, ditemukan bahwa variabel ini memberikan kontribusi sebesar 3% dalam menjelaskan niat dan perilaku. Kewajiban moral tampaknya berkontribusi pada pembentukan niat dalam perilaku tidak jujur, tapi dalam sudut pandang praktis, memasukkan pengukuran pada variabel ini di dalam persamaan prediksi hanya utilitas sederhana (Beck & Ajzen, 1991). Maka dari itu dalam penelitian ini penulis tidak menambahkan konstruk moral obligation untuk mengetahui niat mahasiwa terhadap perilaku ketidakjujuran.
4 Model modifikasi dari Theory of Planned Behavior (TPB) milik Beck dan Ajzen (1991) telah digunakan oleh Harding et al. (2007) dalam penelitiannya yang dilakukan pada 3 lembaga akademis yang berbeda di Amerika Serikat dengan 527 siswa yang dipilih secara acak. Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah faktor sikap, norma subjektif, dan kewajiban moral berpengaruh terhadap niat berperilaku. Sedangkan faktor persepsian kendali perilaku tidak berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku sehingga menyarankan untuk dieliminasi dari model. Penelitian mengenai ketidakjujuran akademik menggunakan TPB juga telah dilakukan di Indonesia, yaitu oleh Wibowo dkk. (2011). Penelitian ini dilakukan di Jepara, dengan responden sejumlah 96 mahasiswa program studi manajemen dan akuntansi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel-variabel TPB memberikan konfirmasi yang sesuai dengan teori bahwa sikap dan norma berpengaruh terhadap niat. Sedangkan persepsian kendali perilaku tidak berpengaruh terhadap niat menyontek. Namun niat berpengaruh terhadap perilaku menyontek, konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Beck dan Ajzen (1991). Dari penelitian yang dilakukan oleh Beck & Ajzen (1991), Harding et al. (2007), Wibowo dkk. (2011), terlihat bahwa hasil dari penelitian tersebut berbeda-beda. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui motivasi perilaku ketidakjujuran pada mahasiswa berbasis Theory of Planned Behavior. Selain itu penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa praktis bagipihak akademik agar memperhatikan kembali faktor sikap dan norma subjektif
5 dalam menganalisis dan menerapkan kebijakan sebagai tindakan pencegahan untuk menangani perilaku ketidakjujuran akademik. Hal-hal tersebut yang kemudian menggelitik peneliti untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini merupakan replikasi dari TPB murni yang menggunakan 3 konstruk untuk mengetahui niat (intention) seseorang untuk melakukan perilaku, yaitu sikap (attitude toward the behavior), norma subjektif (subjective norm), dan persepsian kendali perilaku (perceived behavioral control). Penelitian ini tidak hanya mencakup niat (intention) tetapi juga perilaku (behavior) seseorang dalam melakukan ketidakjujuran akademik. Adapun alasan pemilihan tempat penelitian di kota Bandarlampung karena peneliti melihat banyak dari mahasiswa Bandarlampung yang merupakan penduduk pendatang dan berasal dari berbagai daerah. Artinya mahasiswa-mahasiswa ini memiliki karakteristik yang beragam, sehingga tidak menutup kemungkinan hasil penelitian ini akan berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya karena keragaman sifat dan perilaku yang dimiliki oleh sampel penelitian ini. Berdasarkan uraian di atas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai Analisis Perilaku Ketidakjujuran Akademik Pada Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Negeri di Bandarlampung : Aplikasi Theory of Planned Behavior.
6 1.2 Rumusan dan Batasan Masalah 1.2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1) Apakah sikap (attitude toward the behavior) berpengaruh terhadap niat melakukan perilaku ketidakjujuran akademik? 2) Apakah norma subjektif (subjective norm) berpengaruh terhadap niat melakukan perilaku ketidakjujuran akademik? 3) Apakah persepsian kendali perilaku (perceived behavioral control) berpengaruh terhadap niat melakukan perilaku ketidakjujuran akademik? 4) Apakah niat (intention) menyontek berpengaruh terhadap perilaku ketidakjujuran akademik? 1.2.2 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar pembahasan ini tidak menyimpang sehingga penelitian ini dibatasi pada bagaimana ketiga konstruk yang ada di dalam TPB, yaitu sikap, norma subjektif, dan persepsian kendali perilaku akan mempengaruhi niat mahasiswa akuntansi untuk melakukan perilaku ketidakjujuran akademik. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh faktor sikap, norma subjektif, dan persepsian kendali perilaku terhadap niat melakukan
7 perilaku ketidakjujuran akademik pada mahasiswa akuntansi. 1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Manfaat Teoritis Kontribusi atau manfaat teoritis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat memperluas ranah penelitian Theory of Planned Behavior (TPB) dengan menguji ketiga konstruknya dalam memprediksi perilaku ketidakjujuran akademik yang dilakukan mahasiswa akuntansi. 1.3.2.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan niat mahasiswa akuntansi dalam melakukan perilaku ketidakjujuran akademik.