BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR Gambaran umum Kecamtan STM Hilir yang merupakan lokasi penilitian ini adalah, letak geografis, komposisi penduduk, dan perkembangan pemerintahan. Hal ini untuk menggambarkan bagaimana situasi dan kondisi Kecamatan STM Hilir tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kesatuan Anak Veteran Republik Indonesia (KAVRI). Untuk menjelaskan dan memahami tentang keberadaan Yayasan Perguruan SMP Kavri Talun Kenas Kecamatan STM Hilir ada baiknya dimulai dari gambaran umum, untuk melihat persoalan-persoalan di sekeliling lokasi penelitian yang berhubungan dengan pendidikan dan perkembangan Sekolah Menengah Pertama tersebut. Adapun persoalan yang dibahas adalah kondisi geografis, komposisi penduduk, dan perkembangan pemerintahan. Persoalan yang dibahan ini sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan maupun perkembangan sekolah Yayasan SMP KAVRI dalam perkembangan zaman. 2.1. Kondisi Geografis Luas tanah STM Hilir 20506 Ha, dan keadaan alam (tofografinya) beriklim sedang dan sebelah selatan dibatasi bukit kecil, tinggi dari permukaan laut 190 sampai dengan 500 m. Kecamatan STM Hilir merupakan bagian dari wilayah pemerintahan Kabupaten Deli Serdang. Dengan luas daerah 20,506 km 2 yang berbatasan dengan:
Utara berbatasan dengan kecamatan. Patumbak dan Biru-Biru Selatan Berbatasan dengan Kecamtan STM Hulu Timur berbatasan dengan Kecamatan Bangun Purba Barat berbatasan dengan Kecamatan Biru-Biru. Kecamatan STM Hilir terdiri dari 15 desa dan 102 dusun. Adapun namanama desa dan jumlah dusun yang ada di Kecamatan STM Hilir dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 1.1 Nama desa dan jumlah dusun tiap desa di kecamatan STM Hilir Tahun 1990 No Desa Jumlah Dusun 1 Talun Kenas 6 2 Sumbul 8 3 Tadukan Raga 6 4 Limau Mungkur 7 5 Nagara Baringin 6 6 Lau Barus Baru 12 7 Juma Tombak 6 8 Gunung Rintis 13 9 Siguci 8 10 Kuta Jurung 4 11 Tala Peta 6 12 Lau Bukit 5 13 Panungkiran 4
14 Lau Tambak 3 15 Rambisi 6 Jumlah 102 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Deli Serdang Tahun 1990. Dari tabel diatas terlihat bahwa masing-masing desa yag ada di Kecamatan STM Hilir memiliki jumlah dusun yang berbeda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kepadatan penduduk dari masing-masing desa. Di Desa Gunung Rintis Misalnya terdapat 13 dusun perbedaan jumlah dusun ini untuk mempermudah mengorganisir masyarakat, agar seluruh masyrakat mendapat perhatian dari pemerintah. Perbedaan jumlah dusun di Kecamatan STM Hilir sangat dipengaruhi oleh luas wilayah setiap desa. Adapun luas wilayah masing-masing desa yang ada di Kecamatan STM Hilir dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 1.2 Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan Kecamatan STM Hilir Tahun 1990 No Nama desa Luas (km 2 ) Rasio terhadap luas kecamatan (%) 1 Talun Kenas 3,30 1,60 2 Sumbul 7,51 3,66 3 Tadukan Raga 8,20 3,99 4 Limau Mungkur 10,23 4,98 5 Nagara Baringin 8,10 3,95 6 Lau Barus Baru 39,80 19,40 7 Juma Tombak 6,69 3,26 8 Gunung Rintis 39,80 19,40
9 Siguci 10,40 5,07 10 Kuta Jurung 9,60 4,68 11 Tala Peta 12,62 6,15 12 Lau Bukit 5,25 2,56 13 Panungkiran 6,58 3,20 14 Lau Tambak 29,86 14,56 15 Rambai 7,36 3,58 Jumlah 20,506 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang Tahun 1990 Dari tabel di atas tampak bahwa desa yang mempunyai wilayah terluas adalah desa Lau Barus Baru dan Gunung Rintis yaitu sekitar 19,40 % dari luas kecamatan STM Hilir. Sementara itu desa yang luas wilayahnya paling sedikit adalah Desa 1,60 % dari luas Kecamatan STM Hilir. 2.2 Komposisi Penduduk Masyarakat Kecamatan STM Hilir merupakan masyarakat yang heterogen, yang terdiri dari beraneka ragam suku. Keanekaragaman masyarakat di kecamatan ini karena wilayahnya berada pada posisi daerah perkebunan besar ataupun perkebunan kecil (Milik Perseorangan), oleh sebab itu maka daerah tersebut sebagai daerah pemukiman karyawan dari perkebunan. Jumlah penduduk kecamatan STM Hilir yaitu 24078 jiwa yang terdiri dari 5346 KK yang didiami berbagai suku, satu sama lain hidup rukun dan mampu
memelihara adat istiadat, dan tenggang rasa antar pemeluk agama yang berbeda. 7 Dari total jumlah penduduk tersebut terdapat berbagai sub etnis antara lain Jawa, Melayu, Karo, Simalungun, Batak Toba, Tapanuli Selatan. Mengenai jumlah penduduk berdasarkan suku dan persentase tiap desa adalah sebagai berikut: Tabel 1.3 Jumlah Suku Tiap Desa Di Kecamatan STM Hilir Tahun 1990 No Desa Suku Jawa Karo Tapsel Toba Melayu Simalungun 1 Talun Kenas 361 1754-18 - 50 2 Sumbul 150 1425-11 14 16 3 Tadukan Raga 1491 188 25 5 271 12 4 Limau Mungkur 330 1108-52 12 15 5 Nagara Baringin 196 1657-10 20 685 6 Lau Barus Baru 2651 259 11 337 23 68 7 Juma Tombak 535 605-18 - 290 8 Lau Rempak 110 355-95 - 128 9 Gunung Rintis 670 1242-116 4 23 10 Siguci 312 880-38 34 162 11 Kuta Jurung 34 731 - - - 24 12 Tala Peta 275 1143-23 - 72 13 Lau Bukit 11 1147-51 - 47 7 Data dokumentasi Kecamatan STM Hilir tahun 1990
14 Panungkiran 6 845 - - - - 15 Rambai 6 716-5 - - JUMLAH 7138 14055 36 779 378 1692 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang Tahun 1990 Berdasarkan tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa urutan suku terbesar sampai yang terkecil adalah sebagai beriku 1. Karo (14055 jiwa) 2. Jawa (7138 jiwa) 3. Simalungun (1692 jiwa) 4. Toba (779 jiwa) 5. Melayu (378 jiwa) 6. Tapsel (36 jiwa). Suku mayoritas di Kecamatan STM Hilir adalah Suku Karo hal ini disebabkan oleh daerahnya berada pada perbatasan antara wilayah Tanah Karo. Bercampurbaurnya suku-suku di kecamatan STM Hilir ini karena: a. Perkebunan yang membutuhkan karyawan, contoh pada awal perkembangan perkebunan terjadi imigrasi yang dilaksanakan pada masa politik etis (Politik Balas Budi), akibatnya banyak suku Jawa pindah ke Sumatera Utara untuk dijadikan pekerja dalam perkebunan b. Hasrat untuk merantau yaitu untuk mencari kehidupan yang lebih baik, contoh adalah suku Batak Toba dan Tapanuli Selatan. c. Penempatan pegawai negeri yang dilakukan oleh pemerintah.
Bercampurbaurnya penduduk ini secara langsung maupun tidak langsung membentuk integritas yaitu bercampurbaurnya suku-suku sehingga mengenal budaya yang satu dengan yang lain. Kemajemukan penduduk ataupun masyarakat Kecamatan STM Hilir membuat beragamnya agama yang dianut, dan dibawa oleh perantau dari daerah asalnya sendiri. misalnya suku Batak Toba dari Tapanuli Utara 8 yang mayoritas beragama Kristen Protestan merantau ke STM Hilir akan membentuk komunitas tanpa adanya rasisme sesuai dengan agama yang dianut. Jumlah pemeluk agama pada masyarakat yang ada di Kecamatan STM Hilir ini adalah: Tabel 1.4 Jumlah Pemeluk Agama Di Kecamatan STM Hilir Tahun 1990 No Agama Jumlah Persentase Dalam Jumlah Penduduk (%) 1 Islam 10141 42,11 2 Kristen Protestan 6043 25,09 3 Khatolik 7703 31,99 4 Hindu 56 0,23 5 Budha - - Jumlah 99,42 Sumber: Data Penduduk Kecamatan STM Hilir Tahun 1990 8 Penyebaran agama Kristen di Tapanuli (di Tanah Batak) di lakukan oleh Dr I. l. Nommensen tahun 1863 yang dikirim oleh RMG (Rheinische Mission Gesellschaf) dari jerman. Baca buku karangan Lothar Schreiner. Perjumpaan adat injil di tanah batak. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. 1999
Berdasarkan tabel diatas dapat dikatakan bahwa masyarakat lebih banyak memeluk Agama Islam yaitu 42,11 %. Jumlah pemeluk agama yang dianut oleh masayrakat adalah Hindu yaitu 0,23 % dan Pemeluk Agama Budha tidak ada. Kerukunan umat beragama antar pemeluknya di kecamatan STM Hilir, menunjukkan kondisi dan situasi yang berasakan biar berbeda beda tetap satu jua. Pembentukan pribadi generasi pemuda untuk lebih mempertebal keimanan dilakukan melalui pembinaan dalam bidang keagamaan seperti pembentukan dan pembinaan remaja mesjid bagi kalangan generasi muda islam, maupun perkumpulan kerohanian oleh remaja Kristen yang bekerja sama dengan pimpinan gereja. Kecenderungan para pemeluk agama untuk lebih meningkatkan keyakinan diri kepada Tuhan tercermin dalam menjalankan ibadah maupun dalam pergaulan sehari-hari di lingkungan masyarakat antar pemeluk agama. Untuk menunjang masyarakat menjalankan ibadahnya, di kecamatan STM Hilir terdapat rumah ibadah menurut jenisnya antara lain: 1. Mesjid : 21 buah 2. Langgar/ surau : 22 buah 3. Gereja : 61 buah 4. Kuil : 1 buah 9 Mayoritas masyarakat Kecamatan STM Hilir adalah Masyarakat Agraris yaitu dengan sumber mata pencahariannya pertanian. Disamping pertanian masyarakat Kecamatan STM Hilir juga memiliki mata pencaharian lainnya, seperti 9 Badan Pusat Statiatik (BPS) Kecamatan STM Hilir dalam angka 1990
pedagang, pegawai Negeri (PNS), ABRI, Karyawan Swasta. Adapun jumlah penduduk berdasarkan mata pencahariannya adalah sebagai berikut: Tabel 1.5 Penduduk di kecamatan STM Hilir Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian Tahun 1990 No Jenis mata pencaharian Jumlah 1 Pertanian 4135 2 Pedagang 278 3 Pegawai Negeri 423 4 ABRI 14 5 Karyawan Swasta 1078 Jumlah 5928 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang Tahun 1990 Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa mayoritas masyarakat Kecamatan STM Hilir hidup dari bertani dengan jumlah 4135 jiwa, sedangkan mata pencaharian lainnya yang juga cukup banyak adalah sektor perdagangan, pengawai swasta dan pegawai negeri. Dan bermata pencaharian yang jumlahnya sedikit adalah ABRI Karena mereka adalah alat Negara untuk menjaga keamanan dalam masyarakat serta jumlah yang ditempatkan oleh pemerintah sangat sedikit sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kriminalitas yang terjadi pada masyarakat. Perbedaan sumber mata pencaharian di Kecamatan STM Hilir merupakan faktor dari kondisi geografis daerahnya yang cocok sebagai daerah pertanian,
sehingga Perkebunan Tembakau Deli dapat berhasil ditanam masa Belanda dengan hasil yang memuaskan. Adapun sebagian berdagang dan wiraswasta merupakan perpindahan penduduk dengan tujuan untuk mencari sumber kehidupan yang lebih layak dari pada di daerah asal. Dan hal inilah membuat daerah Kecamatan STM Hilir jumlah penduduknya setiap tahun mengalami pertambahan, dan semakin bercampur baurnya kehidupan masyrakat dari berbagai wilayah. 2.3. Perkembangan Pemerintahan Pada masa Belanda berkuasa di Sumatera Timur, sistem pemerintahan berubah menjadi daerah Residen Sumatera Timur. Perubahan ini untuk mempermudah Belanda menguasai daerah yang sebelumnya berada pada Wilayah kekuasan kerajaan. Di Sumatera Timur kerajaan yang berkuasa adalah Kerajaan Deli, dan Kerajaan-kerajaan Serdang yang mempunyai hubungan dengan daerah kecamatan STM Hilir pada masa penjajahan Belanda disebut VAN.N. Senembah Tanjung Muda Hulu yang dipimpin Oleh perbapaan bermarga Barus dan tunduk kepada Sultan Serdang di Perbaungan. Setelah Indonesia merdeka yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945 Segala bentuk pemerintahan diatur oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai gubernur yang pertama di Sumatera Utara adalah Muhammad Hasan. Namun baru berselang dua tahun, Belanda mencoba menjajah kembali dengan tujuan polisionil (Agresi
Milter Belanda) akibatnya di Sumatera Utara terjadi konflik antara Tentara Belanda dengan Pasukan Ahmat Tahir ( Pertempuran Medan Area). Indonesia merdeka sepenuhnya melalui Konfrensi Meja Bundar yaitu Pada tahun 1949 di Den Haag, maka pemerintah menasionalisikan segala milik Orang Eropa menjadi hak milik Indonesia dan menghapus bentukan Negara Boneka Belanda yaitu seperti Negara Sumatera Timur. Berakhirnya Negara Sumatera Timur diganti dengan Sumatera Utara maka kebijakan pemerintah adalah membagi Sumatera Utara menjadi beberapa Kabupaten. Salah satu Kabupaten yang merupakan bagian dari Sumatera Utara adalah Deli Serdang dan Kabupaten ini dibagi berapa kecamatan tujuannya adalah untuk mempermudah mengorganisir seluruh masyarakat. Senembah Tanjung Muda Hulu dibagi menjadi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Senembah Tanjung Muda Hilir (STM Hilir) dan Kecamatan Senembah Tanjung Muda Hulu (STM Hulu). Setelah terbentuknya Kecamatan STM Hilir, maka Kecamatan ini dibagi menjadi 15 desa, adapun nama desa yang ada pada kecamatan ini dapat dilihat pada tabel 1.1 dan lengkap dengan jumlah dusun pada tiap desa. Pada awal terbentuk yaitu pada tahun 1964 sampai dengan 1990 camat yang sudah pernah bertugas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.6 Camat yang pernah memimpin di kecamatan STM Hilir Tahun 1963-1990 No Camat Tahun 1 Minggep ketaren 1963-1967 2 Najit Purba 1967-1970 3 Senter Tarigan 1970 1971 4 Esron Tarigan 1971 1975 5 Rahman Silangit 1975 1980 6 Dalin Sembiring 1980 1981 7 Drs.Timbul Sembiring 1981 1982 8 Sarana Singarimbun 1982 1985 9 Drs. H. Sinar Ginting 1985 1990 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang Tahun 1990 Berdasarkan tabel tersebut dapat dikatakan bahwa camat yang pernah menjabat mulai dari tahun 1963-1990, dan dari tahun 1963-1967 camat yang meminpin ialah Minggep Ketaren, dan Camat yang memimpin terakhir pada waktu batas penelitian ini dari tahun 1985 1990 adalah Drs. H. Sinar Ginting. Lama menjabat setiap camat yang memimpin di kecamatan STM Hilir ini tidak merata, ada yang memimpin hanya satu tahun yaitu Senter Tarigan dari tahun 1970-1971, dan Dalin Sembiring memimpin dari tahun 1980-1981.