BAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. Bab tujuh memuat ringkasan penelitian, kesimpulan penelitian, keterbatasan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama yakni bab pendahuluan memuat latar belakang masalah yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai pengaruh Komitmen

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. besar pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja, motivasi kepuasan kerja

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah)

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAGIAN UMUM SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai pengaruh

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

ABSTRAK PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS FUNGSI PERSONALIA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. signifikan (F=7,595 dan p<0,01) dengan sumbangan efektif secara bersamasama

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini semakin meningkat tuntutan masyarakat kepada pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Rumah sakit termasuk salah satu BLU (Badan Layanan Umum) yang

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi suatu kesadaran umum setiap organisasi dalam rangka menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan perusahaan karena masalah yang akhirnya menentukan dan. memprediksikan keberhasilan atau kegagalan suatu kebijakan, strategi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional Indonesia menuju negara maju tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berperan strategis dalam memajukan kesejahteraan umum

Arah Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing organisasi tersebut, tidak terkecuali dengan Negara. Adanya

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014 BAB IV PENUTUP

Nama : Yohanna Enggasari. Pertanyaan :

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berganda yang dilakukan mengenai pengaruh gaya kepemimpinan kontemporer dan

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN. menganalisis pengaruh kepuasan kerja dan keadilan kompensasi terhadap

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

2015 PENGARUH NORMA ORGANISASI DAN KOMITMEN WARGA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI RENSTRA DI SMP SWASTA DI KOTA CILEGON

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi akuntansi merupakan bagian yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASSET DAERAH

2017, No Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor

BUPATI PAKPAK BHARAT

sekolah secara keseluruhan selama satu tahun.

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH KOTA GUNUNGSITOLI

RINGKASAN UU 25/2009 tentang PELAYANAN PUBLIK

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA SEKRETARIAT DEWAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

BAB II PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN

RINGKASAN EKSEKUTIF. Untuk mewujudkan visi, BPKP memiliki tiga misi, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Ketidakstabilan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan pembangunan serta penyelenggaraan pemerintahan.

BAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang

BAB V PERTANGGUNGJAWABAN LURAH

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN.. xviii

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR INFORMASI PUBLIK DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

BAB V KESIMPULAN. 1. Penyusunan dan Pengelolaan Anggaran Berbasis Kinerja pada Dinas

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI (AIPT)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang bekerja

PENGARUH AUDIT OPERASIONAL ATAS PROSES PRODUKSI TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PRODUKSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1.1 Latar Belakang I - 1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, peran sistem pengendalian internal di. internal, auditor eksternal, penyusun laporan keuangan, asosiasi profesi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pulau Umang Resort & Spa berada pada kategori kuat, artinya bahwa budaya

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja telah menjadi kata kunci yang banyak dibicarakan diberbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut antara komponen yang satu dengan yang lain harus bekerja sama. tujuan suatu organisasi dapat diwujudkan.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia bahwa Sampai dengan September ini konsumsi semen di

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

ABSTRAK. Analisis Peranan Controller Dalam Sistem Pengendalian Internal Gaji Guna Menunjang Efektifitas Pembayaran Gaji

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Siak Tahun 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab tujuh memuat ringkasan penelitian, kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian yang peneliti lakukan, dan rekomendasi bagi penelitian berikutnya. A. Ringkasan Penelitian Topik mengenai akuntabilitas kinerja suatu organisasi khususnya organisasi pelayanan publik masih menjadi fokus pembahasan semua pihak (Yusuf, 2011). Terlebih lagi yang menyangkut pelayanan kebutuhan dasar masyarakat yakni di bidang pendidikan dan kesehatan. Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan dasar masyarakat merupakan salah satu bidang krusial yang menentukan masa depan bangsa, namun yang terjadi adalah masih banyaknya persoalan di bidang pendidikan di Indonesia (Sumarto, 2009). Permasalahan di bidang pendidikan terdiri dari permasalahan makro menyangkut rendahnya efisiensi dan efektifitas pengelolaan pendidikan dan permasalahan mikro lembaga pendidikan yaitu tidak tercapainya tujuan pendidikan dan organisasi. Permasalahan mikro tersebut hadir di sebagian besar lembaga pendidikan di Indonesia baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Permasalahan mikro lembaga pendidikan tersebut mengerucut pada tidak adanya standar indikator penilaian kinerja yang pasti di sekolah swasta. Indikator penilaian kinerja dari pemerintah berupa SNP dinilai tidak sesuai dengan budaya pendidikan sekolah swasta termasuk di SMA Kolese De Britto. SMA Kolese De Britto sebagai sekolah swasta favorit juga mengalami 113

114 kondisi demikian. Perencanaan yang dilakukan di SMA Kolese De Britto selama ini selalu berubah mengikuti gaya kepemimpinan Kepala Sekolah. Perencanaan program dan kegiatan juga dilaksanakan tanpa standar indikator yang jelas, hanya berdasarkan suatu kebiasaan perencanaan di tahun-tahun sebelumnya. Standar penilaian kinerja yang tidak jelas dan terukur inilah yang menyebabkan peningkatan kinerja di SMA Kolese De Britto lambat. Hal ini kemudian menyebabkan kekhawatiran manajemen sekolah terhadap keberlangsungan organisasi dalam jangka waktu yang panjang. Belum adanya standar kinerja yang pasti di SMA Kolese De Britto menjadikan penulis menggunakan metode lain penilaian kinerja yakni dengan menggunakan metode MBNQA. Metode ini dapat dijadikan acuan bagi organisasi atau perusahaan baik di bidang manufaktur, bidang kesehatan, maupun bidang pendidikan untuk menerapkan manajemen peningkatan nilai dan peningkatan kinerja organisasi. Peningkatan kinerja melalui metode MBNQA dilakukan dengan mengkuantifikasi temuan-temuan pada setiap kriteria MBNQA di organisasi. Pada penelitian ini temuan-temuan tersebut didapatkan melalui proses wawancara dengan responden dan observasi pada dokumen perencanaan dan evaluasi kinerja SMA Kolese De Britto. Skor yang didapatkan dari pembandingan skor penilaian dengan skor maksimal MBNQA akan menghasilkan prioritas-prioritas permasahan yang ada di dalam organisasi, sehingga dapat ditentukan tindak lanjut pembenahan terhadap permasalahan-permasalahan tersebut.

115 Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa terdapat beberapa permasalahan di SMA Kolese De Britto yang didapatkan dari penilaian menggunakan MBNQA. Permasalahan tersebut antara lain terkait dengan kriteria kepemimpinan, kriteria perencanaan strategis dan kriteria pengukuran, analisis, dan knowledge management. Dalam kriteria kepemimpinan, pimpinan dinilai tidak mampu mengakomodasi sumber daya yang ada dalam organisasi. Sumber daya yang tersedia tidak dimanfaatkan secara optimal untuk peningkatan kinerja sekolah. Permasalahan dalam perencanaan strategis muncul akibat dari tidak terbiasanya direksi dan pegawai di SMA Kolese De Britto membuat perencanaan jangka menengah dan jangka panjang. Permasalahan terkait dengan pengukuran, analisis, dan knowledge management disebabkan antara lain karena adanya ukuran-ukuran yang tidak jelas yang dipakai di dalam penilaian kinerja di SMA Kolese De Britto. Permasalahan lain yang terjadi dalam kriteria ini adalah tidak lancarnya arus informasi dari atasan ke bawahan dan sebaliknya. Sementara itu untuk kriteria-kriteria lain di SMA Kolese De Britto pada dasarnya mempunyai potensi untuk ditumbuhkembangkan, seperti pelaksanaan kekuatan pekerja dan fokus pada pelanggan. Potensi tersebut terdiri dari nama besar De Britto, budaya sekolah di SMA Kolese De Britto dan potensi guru-guru yang mempunyai bakat untuk dikembangkan. Hanya saja direksi sekolah kurang memanfaatkan potensi-potensi tersebut secara optimal. Modal berupa potensi ini karena tidak dimanfaatkan secara baik maka menjadi permasalahan tersendiri.

116 B. Kesimpulan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Penilaian kinerja sekolah pada SMA Kolese De Britto terdiri dari penilaian kinerja direksi dan guru, penilaian kinerja guru dan karyawan dan penilaian kinerja program dan kegiatan. Penilaian kinerja direksi dan guru menggunakan program penilaian DP3 dan penilaian kinerja guru dan karyawan menggunakan sistem supervisi. Sedangkan penilaian kinerja program dan kegiatan dilakukan dengan cara menganalisis tingkat keterlaksanaan kegiatan, ketercapaian indikator dan realisasi anggaran pada dokumen realisasi program dan kegiatan. 2. Indikator penilaian kinerja di SMA Kolese De Britto didasarkan pada komponen penilaian berupa visi dan misi, tujuan dan sasaran organisasi, rencana stratejik berupa fokus dan skala prioritas pembangunan, maupun program dan kegiatan yang disusun berdasarkan perencanaan setiap tahun. Program dan kegiatan di SMA Kolese De Britto tidak selalu menjadikan visi dan misi sebagai pedoman di dalam menyusun indikator kinerja. Bahkan dalam pelaksanaan program dan kegiatan justru berlawanan dengan rumusan visi dan misi. Hal ini terjadi juga pada indikator berupa tujuan dan sasaran organisasi maupun fokus dan skala prioritas pembangunan. Di dalam implementasipun seringkali tidak berdasar pada kedua indikator tersebut, karena yang terjadi adalah pelaksanaan cenderung mengikuti kebiasaan tahun-tahun sebelumnya. Sementara itu evaluasi program dan kegiatan kerapkali hanya dinilai

117 berdasarkan keterlaksanaan atau tidak terlaksana. Perencanaan di SMA Kolese De Britto juga terbiasa dilakukan secara insidental berupa program dan kegiatan tahunan tanpa melihat kesesuaian perencanaan jangka menengah dan jangka panjang. 3. Dari rekapitulasi skor penilaian MBNQA terhadap kondisi penilaian kinerja di SMA De Britto dapat dilihat masalah dalam organisasi sekolah. Permasalahan tersebut tampak dari hasil wawancara dengan responden yang kemudian di kuantifikasi dalam bentuk pencapaian skor pada setiap kriteria. Permasalahan-permasalahan tersebut ditemukan melalui pembandingan skor yang dicapai dengan skor maksimal MBNQA. Permasalahan pertama terkait dengan kriteria kepemimpinan. Pimpinan dinilai tidak mampu mengakomodasi sumber daya organisasi. Sumber daya tersedia tidak dimanfaatkan secara optimal untuk peningkatan kinerja sekolah dan pimpinan cenderung menarik diri terkait hubungan sekolah dengan pemerintah. Prioritas masalah yang kedua ada pada kriteria perencanaan strategis. Permasalahan dalam perencanaan strategis muncul akibat tidak terbiasanya direksi dan pegawai di SMA Kolese De Britto membuat perencanaan jangka menengah dan jangka panjang. Pelaksanaan program dan kegiatan di SMA Kolese De Britto sebagian besar diselenggarakan berdasarkan kebiasaan tahun sebelumnya. Penilaian kinerja program dan kegiatanpun seringkali dinilai hanya sebatas pada terlaksana atau tidak terlaksananya kegiatan.

118 Permasalahan yang ketiga adalah terkait dengan pengukuran, analisis, dan knowledge management. Hal ini disebabkan antara lain karena adanya ukuran-ukuran yang tidak jelas yang dipakai di dalam penilaian kinerja di SMA Kolese De Britto mulai dari kebiasaan mencontoh program dan kegiatan tahun-tahun sebelumnya maupun indikator-indikator bentukan direksi yang tidak bisa diterima oleh guru dan karyawan. Permasalahan lain yang terjadi dalam kriteria ini adalah tidak lancarnya arus informasi dari atasan ke bawahan atau sebaliknya. Antara guru dan karyawan dengan direksi terdapat jarak yang membuat arus informasi tidak mampu mengalir. Atasan dinilai tidak dapat merangkul dan mengajak bawahan untuk memahami program-program yang digagas oleh atasan. Sehingga kerapkali maksud dan tujuan baik yang digagas direksi/kepala sekolah gagal dalam implementasi. Sementara itu untuk kriteria-kriteria lain di SMA Kolese De Britto pada dasarnya mempunyai potensi untuk ditumbuhkembangkan, seperti pelaksanaan kekuatan pekerja dan fokus pada pelanggan. Potensi tersebut terdiri dari nama besar De Britto, budaya sekolah di SMA Kolese De Britto dan potensi guru-guru yang mempunyai bakat untuk dikembangkan. Hanya saja direksi sekolah kurang memanfaatkan potensi-potensi tersebut secara optimal. Modal berupa potensi ini karena tidak dimanfaatkan secara baik maka menjadi permasalahan tersendiri.

119 C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain, sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya melakukan analisis terhadap penilaian kinerja sekolah pada SMA Kolese De Britto, kesesuaian indikator kinerja dengan pencapaian kinerja di SMA Kolese De Britto, dan evaluasi penilaian kinerja sekolah pada SMA Kolese De Britto dengan menggunakan MBNQA. 2. Penelitian terhadap analisis penilaian kinerja sekolah pada SMA Kolese De Britto, kesesuaian indikator kinerja dengan pencapaian kinerja di SMA Kolese De Britto, dan evaluasi kinerja sekolah pada SMA Kolese De Britto menggunakan MBNQA ini dilakukan pada masa jabatan direksi sekolah tahun 2013-2017. Tidak melibatkan rentang waktu yang lebih luas karena pengembangan dan penataan penilaian kinerja beserta indikator kinerja di SMA Kolese De Britto dibangun pada masa jabatan direksi sekolah tahun 2013-2017. 3. Penelitian ini hanya membahas penilaian kinerja sekolah dan kesesuaian antara indikator kinerja dengan pencapaian kinerja sekolah serta penilaian kinerja dengan menggunakan MBNQA pada manajemen pendidikan mikro yang berkaitan dengan tujuan pendidikan pada organisasi sekolah di SMA Kolese De Britto. Penelitian tidak membahas mengenai permasalahan manajemen pendidikan makro yaitu rendahnya efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan secara umum.

120 D. Rekomendasi Penelitian Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan kepada SMA Kolese De Britto untuk: 1. Membuat kebijakan tentang standar penilaian kinerja dan indikator kinerja sehingga terdapat kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan program dan kegiatan di SMA Kolese De Britto. 2. Melakukan sosialisasi tentang penilaian kinerja dan indikator kinerja pada direksi, guru, dan karyawan sehingga terdapat pemahaman yang sama sebelum penilaian kinerja dan indikator kinerja digunakan.