Modul Perkuliahan II Ekonomi Politik Media

dokumen-dokumen yang mirip
Modul Perkuliahan I Ekonomi Politik Media

Modul Perkuliahan III Ekonomi Politik Media

Modul Perkuliahan VIII Ekonomi Politik Media

Modul Perkuliahan XIV Ekonomi Politik Media

Modul Perkuliahan VIII Ekonomi Politik Media

Modul Perkuliahan X Ekonomi Politik Media

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLO POS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013

KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013

BAB II URAIAN TEORITIS. ilmu yang disebut ekonomi media (media economics). Ekonomi media

BAB.I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi di era globalisasi, telah menyatu dalam kehidupan manusia

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan V Ekonomi Politik Media

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENUTUP. iklan sebagai salah satu sumber penunjang hidup surat kabar serta mengetahui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi memang tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Integrated Marketing Communication II

Modul Perkuliahan VII Ekonomi Politik Media

BAB I PENDAHULUAN. interaksi. Komunikasi dapat di lakukan secara verbal yaitu suatu bentuk

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di

Modul Perkuliahan X Ekonomi Politik Media

Definisi Pasar Monopoli

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan

MODUL. Copywriting (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

EKONOMI INDUSTRI (Pertemuan Pertama)

PERILAKU KONSUMEN. Perspektif Memecahkan Masalah. SUGI HANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB I PENDAHULUAN mulai dinikmati oleh publik Amerika, yaitu ketika berlangsungnya World s

Mata Kuliah - Media Planning & Buying

Kompetisi Surat Kabar Lokal Berdasarkan Tingkat Kepuasan Biro Iklan pada Layanan Jasa Media Surat Kabar

Aspek Pemasaran 2. Gambar. 1: Analisis Situasi Pasar

BAB I PENDAHULUAN. dengan mampu mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya

Mata Kuliah - Media Planning & Buying

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan makin berkembangnya teknologi komunikasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. wadah penghububung informasi kepada khalayak luas, dirasa sangat tepat dan

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi melalui internet. Namun Koran

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

Jakarta, 28 Februari Penulis

Makalah Pasar Oligopoli

Desain Organisasi dan Strategi dalam Mengubah Lingkungan Global

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga media komunikasi antar penduduk dunia juga semakin mengikuti

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi yang cepat dan mampu menjangkau khalayak telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini, informasi memegang peran penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Seperti halnya dengan dunia industri komunikasi massa yang terus

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dalam menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

SILABUS PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang struktur dan kinerja industri telekomunikasi seluler. Bab ini juga akan

PASAR MONOPOLI, OLIGOPOLI, PERSAINGAN SEMPURNA

monopolistik - Pasar oligopoli

MEDIA ECONOMICS Media massa adalah institusi ekonomi yang berkaitan dengan produksi dan penyebab isi media yang ditargetkan pada khalayak atau konsume

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen dari produk mereka. Melalui iklan, produsen berusaha

Modul ke: Komunikasi Massa. Audiens Media Massa. Fakultas FIKOM. Radityo Muhammad, SH.,M.A. Program Studi Public Relations

STRUKTUR PASAR. 1. Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di

BAB I PENDAHULUAN. dengan konsumen. Sehingga memaksa perusahaan untuk selalu melakukan

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun produk karena produk ataupun jasa yang

(MANAJEMEN MEDIA TV) Semester VI Tahun Akademik 2014/2015 Dosen Pengampu: Danang Trijayanto, MA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi yang baik bukanlah sekedar

ABSTRAKSI. : STUDI MENGENAI FAKTOR-FAKTOR PREFERENSI KONSUMSI TELEVISI LOKAL DI KOTA SEMARANG : Brian Stephanie : D2C005143

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BISNIS MEDIA: KORPORASI MEDIA DAN KEPENTINGAN PUBLIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia, hal ini ditimbulkan karena setiap

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang ingin tetap konsisten di pasar dituntut untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. wacana kritis oleh kalangan ahli komunikasi. Untuk itu,diperlukan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. seperti ini, media massa tidak akan mungkin berdiri statis di tengah-tengah, media

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial

BAB. I PENDAHULUAN. banyak yang mengundang Pro dan Kontra dikalangan pakar maupun Praktisi.

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

BAB II KERANGKA TEORI. atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Modul ke: Modul Perkuliahan II Ekonomi Politik Media 2 PenSumber-Sumber Ekonomi Media dan Pasar Media Fakultas PASCA SARJANA Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Program Studi Magister Ilmu Komunikasi

Judul Sub Bahasan Sumber-sumber ekonomi media sebagai industri serta kompetisi antar media dalam memperebutkan sumber-sumber tersebut.

Definisi dan Konsep Sumber ekonomi media adalah sumber material yang menentukan kelangsungan hidup industri media, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dilihat dari perspektif ekologi media, sumber ekonomi media adalah makanan yang membuat media sebagai makhluk hidup bisa bertahan. Sebagai suatu industri, media bersaing dalam memperebutkan sumber-sumber ekonomi tersebut. Sumber-sumber primer ekonomi media adalah : Jenis Isi Media (types of content) Penonton/Pemirsa (types of audience) Modal atau Kapital (iklan, iuran, pajak)

Definisi dan Konsep Relasi media dan sumber-sumber ekonomi media: Kelangsungan hidup media ditentukan oleh perolehan isi, penonton, dan iklan. Persaingan antarindustri media massa adalah persaingan memperebutkan sumber-sumber ekonomi media. Persaingan antarindustri media sejenis relatif lebih ketat dibanding media yang jenisnya berbeda. Secara teoretis, makin baik isi media, makin banyak pembaca, penonton, atau pemirsa, maka makin banyak iklan.

Generalis VS Spesialis Konsep generalis dan spesialis : Terdapat konsep generalis dan spesialis berkaitan dengan sumber-sumber ekonomi media: generalis dan spesialis: Suatu media dikatakan generalis jika dia memiliki sumbersumber ekonomi yang beragam. Artinya, suatu media dikatakan generalis jika dia memiliki content, audience, dan capital yang beragam. Suatu media dikatakan spesialis jika dia memiliki sumbersumber ekonomi yang terbatas. Artinya, suatu media dikatakan generalis jika dia memiliki content, audience, dan capital yang sejenis atau terbatas.

Generalis VS Spesialis Dilihat dari sisi ekonomi, secara teoretis, makin generalis sumber-sumber ekonomi suatu media, makin besar peluangnya untuk bertahan dan mengembangkan diri. Tetapi, dari sisi perkembangan masyarakat, saat ini dan di masa mendatang media massa cenderung makin spesialis. Karena secara teoretis makin generalis media, makin besar keuntungannya, industri media relatif bersifat generalis. Akibatnya, persaingan industri media rekatif ketat. Spesialisasi dalam industri media sesungguhnya bisa mengurangi ketatnya persaingan industri media. Sebabnya, setiap media memiliki sawah sendiri-sendiri.

Memahami Pasar Media Mendefinisikan pasar media secara tepat bukan perkara mudah. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika mendefinisikan pasar media: Geografis: internasional, nasional, regional, atau lokal. Area: pasar buat pengiklan atau buat audiens, termasuk di dalamnya jumlah produsen atau share market (misalnya revenue iklan, rating, dan sirkulasi)

Pasar Media: Audiens dan Iklan Menurut Picard (1989), industri media itu unik karena memiliki pasar ganda: audiens dan pengiklan. Audiens atau khalayak bisa diukur lewat tingkat sirkulasi untuk media cetak atau rating untuk media elektronik. Tingkat sirkulasi atau rating biasanya ditentukan oleh content. Media memasarkan produk bagi khalayak dan pengiklan. Televisi menyiarkan sinetron agar ditonton oleh penonton dan agar pengiklan memasang iklan pada program sinetron tersebut. Khalayak adalah orang-orang yang mengonsumsi produk yang dihasilkan oleh media. Dalam dunia media, tingkat, besar atau jumlah khlayak suatu media bisa dilihat dari jumlah orang yang mengonsumsi media tersebut.

Pasar Media: Audiens dan Iklan Pengiklan biasanya memutuskan memasang iklan di media massa berdasarkan daya jangkau (access to audience). Karena itu, pengiklan merupakan pasar yang berhubungan dengan geografis. Tingkat perolehan iklan biasanya dihitung dari revenue. Pengiklan adalah lembaga atau perorangan yang menggunakan media untuk menginformasikan atau memasarkan produk mereka. Output dari pengiklan sebagai pasar adalah revenue atau penghasilan dari iklan bagi suatu media.

Pasar Media: Audiens dan Iklan Secara teoretis-kuantitatif, khalayak dan pengiklan sebagai pasar mempunyai hubungan yang erat. Jika suatu produk media dikonsumsi oleh banyak khalayak, pengiklan pun akan banyak, sehingga media tersebut memperoleh keuntungan. Artinya, secara teoretis-kuantitatif, makin besar khalayak, maka akan makin besar pendapatan dari pengiklan dan makin besar keuntungan perusahaan media. Dalam konteks hubungan khalayak, iklan, dan keuntungan ekonomi media, maka klahayak adalah buruh tanpa gaji yang bekerja untuk media sehingga perusahaan media mendapat keuntungan ekonomi. Di sisi lain, bisa pula dikatakan khalayaklah yang menggaji pekerja media.

. Pasar Media: Audiens dan Iklan Namun, hubungan antara khalayak dan iklan tidak selalu berbanding lurus secara kuantitatif. Ada media massa yang jumlah khalayaknya relatif sedikit, tetapi karena media massa tersebut punya citra tertentu (kualitatif), banyak pengiklan mengiklankan produk di media massa tersebut. Tidak semua media mempunyai pasar ganda. Pasar buku hanya khalayak atau pembaca. Film dan rekaman umumnya tergantung hanya pada khalayak, meski sejumlah film dan rekaman memperoleh penghasilan dari iklan atau sponsor. Pemasukan televisi berlangganan terutama berasal dari pelanggan. Pasar public relations juga hanya pelanggan atau pengguna jasa.

Tipe Struktur Pasar (Media) Monopoli: hanya ada satu produsen yang menguasai pasar. Struktur pasar monopoli kebanyakan terjadi di negara-negara komunis atau otoriter. Di Indonesia, Televisi Republik Indonesia (TVRI) memonopoli industri televisi siaran di masa pemerintahan Orde Baru. Contoh lain adalah TV kabel dan sebagian besar koran. Oligopoli: ada beberapa produsen yang bermain di pasar. Namun, ada satu produsen yang relatif lebih dominan dibanding lainnya. Contoh: TV jaringan, film, industri rekaman. Kompetisi monopolistik adalah tipe struktur pasar ketika banyak produsen di pasar yang memproduksi produk yang nyaris sejenis. Industri buku, majalah, dan radio merupakan contoh industri media yang beroperasi dalam pasar kompetisi monopolistik.

Struktur Pasar Struktur pasar pasar adalah kondisi atau karakteristik pasar tempat media beroperasi. Struktur pasar sebaiknya dipahami melalui penilaian karakteristik ekonominya. Yang termasuk dalam struktur pasar adalah jumlah pembeli atau penjual, diferensiasi produk, rintangan bagi kompetitor, struktur biaya, dan integrasi vertikal. Jumlah Produsen. Jumlah produsen dalam suatu pasar menentukan konsentrasi pasar. Diferensiasi Produk. Mengacu pada upaya produsen membedakan produknya dengan produk produsen lain secara tegas (baik secara nyata maupun dalam tataran citra atau image) bagi konsumen. Rintangan bagi Produsen Lain. Ini mengacu pada rintangan bagi produsen baru ketika memasuki pasar tertentu. Rintangan itu bisa berupa terbatasnya modal atau faktor lain, misalnya regulasi.

Struktur Pasar Struktur Biaya. Berkaitan dengan biaya atau ongkos produksi dalam pasar tertentu. Total biaya terdiri dari biaya langsung (fixed cost/direct cost) dan biaya lain-lain (variable cost/inderect cost). Integrasi Vertikal. Ini merupakan integrasi, sinergi, atau kerjasama berbagai aspek dalam organisasi, seperti aspek produksi, distribusi, eksebisi. Dengan perkataan singkat, integrasi vertikal adalah perusahaan media yang menghasilkan produk dari hulu ke hilir.

Jumlah Produsen Struktur pasar sebaiknya dipahami melalui penilaian karakteristik ekonominya. Struktur pasar: jumlah pembeli/penjual, diferensiasi produk, rintangan bagi kompetitor, struktur biaya, integrasi vertikal. Jumlah produsen dalam suatu pasar menentukan konsentrasi pasar.pasar terkonsentrasi bila ia didominasi oleh hanya beberapa perusahaan besar. Makin sedikit jumlah produsen, makin besar peluang menguasai pasar.

Perilaku Pasar Perilaku pasar mengacu pada kebijakan atau perilaku yang diperlihatkan oleh produsen dan konsumen dalam pasar. Yang termasuk perilaku pasar adalah perilaku harga, strategi produk/iklan, riset dan inovasi, rencana investasi, taktik legal. Perilaku Harga Picard mengidentifikasi empat orientasi harga: (a) harga berdasarkan permintaan, yaitu harga yang diatur oleh pasar; (b) harga berdasarkan target keuntungan, yaitu harga yang didasarkan pada keinginan memperoleh besar keuntungan tertentu; (c) harga bersaing, yaitu harga yang ditentukan dengan melihat harga yang ditawarkan kompetitor; (d) harga normal industri, yaitu harga yang ditentukan oleh industri itu sendiri, bukan ditentukan oleh pasar.

Perilaku Pasar Strategi Produk dan Iklan, mengacu pada keputusan yang didasarkan pada produk aktual yang dihasilkan produsen, termasuk cara mengemas dan mendesainnya. Riset dan Inovasi, merupakan aktivitas perusahaan untuk mendiferensiasi dan meningkatkan produk dari waktu ke waktu. Investasi, mengacu pada pengadaan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa. Pembelian kamera atau pendirian pemancar atau transmisi merupakan investasi bagi industri televisi siaran. Taktik Legal, merupakan upaya yang berkaitan dengan hukum, yang dilakukan oleh perusahaan dalam suatu pasar.

Kinerja Pasar Kinerja pasar mencakup analisis kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan berdasarkan kriteria tertentu. Kinerja pasar biasanya dilihat dari perspektif orang luar, ketimbang dari perspektif perusahaan sendiri. Artinya, orang atau institusi luar yang melihat kinerja pasar, bukan perusahaan itu sendiri. Para pengambil keputusan, misalnya, menilai efisiensi ekonomi industri tertentu melalui kriteria tertentu, dan jika perlu melakukan berbagai perbaikan untuk meningkatkan kinerja pasar. Dalam konteks ini, kinerja pasar dinilai berdasarkan orientasi makroekonomi. Kinerja pasar terdiri dari efisiensi produk, efisiensi alokasi, kemajuan, keadilan.

Kinerja Pasar Efisiensi, adalah kemampuan perusahaan memaksimalkan kekayaannya. Efisiensi terdiri dari efisiensi teknis dan efisiensi alokasi. Keadilan, ekuitas atau keadilan berkaitan dengan hasil atau kepuasan yang terdistribusi di antara produsen dan konsumen. Kemajuan, mengacu pada kemampuan perusahaan dalam suatu pasar untuk meningkatkan kualitas produk dari waktu ke waktu.

Evaluasi Pasar Media Evaluasi pasar meliputi: Apakah suatu industri media sudah menempatkan investasinya secara tepat, termasuk mengidentifikasi pemain-pemain utama. Konsentrasi pasar: konsentrasi kepemilikan dan konsentrasi market share. Difersifikasi usaha. Pengaruh regulasi pada industri media. Pengaruh perkembangan teknologi pada industri media.

Referensi Albarian, Alan B, Media Economics: Understanding Markets, Industries, and Concept, Iowa: Iowa State University Press, 1996. Alexander, Alison et.al (ed), Media Economics: Theories and Practice, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers, 1998. Dimmick dan Rothenbuhler, The Theory of Niche: Quantifing Competition among Media Industry, Jurnal of Communication, Winter 1984. Kansong, Usman. (2009). Ekonomi Media : Pengantar Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Terima Kasih Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm