SOAL DAN TUGAS. Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Alam Dosen : Prof. Dr. Bambang Heru, M.S DISUSUN OLEH : IID MOH. ABDUL WAHID

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

POKOK BAHASAN VI Proses Kebijakan Publik

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan. Banyak terjadi penurunan kualitas lingkungan, baik yang terjadi

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Ikhtisar Eksekutif TUJUAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Matrik Cascading Kinerja Dinas Tata Bangunan dan Kebersihan tahun 2016

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. yang dilaksanakan oleh BPPLH Kota Bandar Lampung belum berjalan optimal

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

REVIEW-INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PRABUMULIH TAHUN

Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat.

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Bab II Perencanaan Kinerja

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Isu adalah permasalahan yang dijumpai dan menjadi suatu opini publik yang

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2013: 2), kebijakan publik adalah

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

DAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS.

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TELUK DI PROVINSI MALUKU

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB 14 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan...

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

docking kapal perikanan; (2) mengkaji kelayakan finansial di bidang usaha pelayanan jasa docking kapal perikanan sebagai bagian upaya dalam

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RETRIBUSI PERSAMPAHAN. Uraikan situasi yang ada sebelum inovasi pelayanan publik ini dimulai

BAB III : STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANAA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SALATIGAA TAHUN 2017

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: indikator yang diteliti yaitu komunikasi. Komunikasi masih banyak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Agropolitan Sendang Kabupaten Tulungagung

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah memberikan kewenangan secara luas kepada

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

=BAHAN TAYANG MODUL 14 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL.

DAFTAR INFORMASI PUBLIK

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM

Implementasi Perda No 02 Tahun 2011 Di Kota Samarinda (Ghea)

Tahap penyusunan agenda Tahap formulasi kebijakan Tahap adopsi kebijakan Tahap implementasi kebijakan Tahap evaluasi kebijakan

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

KESIMPULAN DAN SARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG HUTAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Departemen Arsitektur Lanskap Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

REVITALISASI KEHUTANAN

PENGANTAR. Ir. Suprapti

Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

BAB VI PENUTUP. terkait dengan judul penelitian serta rumusan masalah penelitian. yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM

Transkripsi:

SOAL DAN TUGAS Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Alam Dosen : Prof. Dr. Bambang Heru, M.S DISUSUN OLEH : IID MOH. ABDUL WAHID 250120140017 MAGISTER ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS PADJAJARAN 2014

SOAL-SOAL : 1. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Lingkungan? Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan sengaja diambil [atau tidak diambil] untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah, mengurangi, atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan alam, dan memastikan bahwa buatan manusia perubahan lingkungan tidak memiliki efek berbahaya pada manusia. Kebijakan Lingkungan adalah terkait masih berlangsung [Perjalanan] tindakan sengaja diambil [atau regular tidak diambil] untuk mengelola kegiatan dengan maksud mencegah, mengurangi, atau mengurangi efek ekuitas yang merugikan pada alam dan sumber daya alam, dan memastikan bahwa perubahan tersebut tidak memiliki efek berbahaya pada manusia. Dengan kata lain kebijakan lingkungan adalah serangkaian keputusan yang diambil oleh seorang aktor atau beberapa/sekelompok aktor untuk mengatasi masalah kerusakan dan pencemaran lingkungan atau serangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan/tidak dilaksanakan yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan. 2. Paling sedikit terdapat 5 pendekatan dalam formulasi kebijakan. Coba anda uraikan pendekatan yang dimaksud ( 4 buah pendekatan saja )! Beberapa Pendekatan dalam formulasi kebijakan adalah : a. Pendekatan Power (kekuasaan) Pendekatan Kekuasaan dalam Pembuatan Kebijakan Publik Ada beberapa fokus dalam pendekatan kekuasaan ini, yaitu : 1) Elitism Dominasi para elite menentukan sebuah produk kebijakan publik. 2) Pluralism Proses pembuatan kebijakan ini menekankan pada kontinuitas dan keterlibatan multi-metode dalam sebuah proses pembuatan kebijakan publik, sehingga dapat meminimalisir dominasi salah satu kelas dalam masyarakat. 3) Marxism Kekuasaan hanya akan digunakan untui menghasilkan produk kebijakan publik yang memihak pada kaum kapitalis. 4) Corporatism Manajemen Sumber Daya Alam 1

Pembuatan kebijakan publik dengan menekankan pada konspirasi segelintir elite yang tertata dengan sengaja. 5) Professionalism Pandangan ini akan efektif ketika sebuah negara banyak dipimpin oleh mereka- mereka dari kalangan profesional. 6) Technocracy Formulasi kebijakan didasarkan atas eksplorasi ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan. b. Pendekatan Rasional. Pendekatan Rasionalitas dalam Pembuatan Kebijakan Publik mencakup : 1) Rasionalitas Ekonomis Pembuatan kebijakan harus didasari oleh pembacaan yang mendalam atas dampak-dampak ekonomis bila kebijakan tersebut diterapkan. 2) Rasionalitas Birokratis Pembuatan kebijakan bertumpu pada efisiensi dan efektitivitas kinerja birokrasi. c. Pendekatan Pilihan Publik (public choice) Proses pembuatan kebijakan publik dalam paradigma ini akan bertumpu pada pilihan publik yang mengakibatkan formualasi kebijakan yang dilakukan cenderung bertumpu pada mekanisme pasar. Sehingga tetap harus ada kontrol agar balance. d. Pendekatan Institusional Pendekatan ini merupakan model yang tradisional dalam proses pembuatan kebijakan publik. Fokus atau pusat perhatian model ini terletak pada struktur organisasi pemerintah karena kegiatankegiatan politik berpusat pada lembaga-lembaga pemerintah. Maka kebijakan publik secara otoritatif dirumuskan dan dilaksanakan pada lembaga-lembaga pemerintah. Lembaga lembaga pemerintah tersebut harus dibuat secara efektif dan efisien yang diisi oleh SDM yang mempunyai visi misi kesejahteraan rakyat. 3. Gambarkan dan jelaskan model implementasi kebijakan dari Van Meter dan Van Horn! Adapun gambar model implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn adalah sebagai berikut : Manajemen Sumber Daya Alam 2

Menurut Van Meter dan Van Horn, implementasi suatu kebijakan akan memperoleh prestasi kerja dan kinerja dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas antara lain : - Ukuran dan tujuan kebijakan; - Sumber kebijakan; - Lingkungan ekonomi, sosial dan politik - Komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksanaan - Ciri-ciri pelaksanaan dari lembaga/institusi - Sikap dan perilaku para pelaksana. Adapun penjelasan dari gambar di atas adalah : a. Ukuran dan tujuan suatu kebijakan akan mempengaruhi komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksanaan yang kemudian memberikan pengaruh nyata terhadap ciri-ciri pelaksanaan dan sikap dari pelaksana kebijakan. b. Begitupula sumber-sumber kebijakan dari mana kebijakan itu berasal akan mempengaruhi : komunikasi antar organisasi, lingkungan ekonomi sosial dan politik serta berpengaruh terhadap sikap dan perilaku para pelaksana kebijakan. c. Ciri-ciri pelaksanaan (karakteristik dari institusi juga berpengaruh dan memberikan feedback terhadap komunikasi antar organisasi yang kemudian mempengaruhi sikap dan perilaku pelaksana kebijakan sebagai muara antara bagi variabel-variabel sebelumnya. Manajemen Sumber Daya Alam 3

d. Muara dari semua variabel tersebut adalah adanya prestasi kerja yang baik. Dengan kata lain jalan yang menghubungkan antara sebuah kebijakan dengan prestasi kerja dipisahkan oleh sejumlah variabel bebas yang saling berkaitan menjadi kesatuan organis, kesatuan mekanis dan kesatuan sistem seperti telah dijelaskan sebelumnya. 4. Analisis lingkungan adalah langkah yang paling penting dalam formulasi strategi. Jelaskan lingkungan apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan strategi formulasi kebijakan lingkungan contohnya dalam kebijakan RTH! Tujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan memahami lingkungan oraganisasi sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap perubahan, selain itu agar manajemen mempunyai kemampuan merespon berbagai isu kritis mengenai lingkungan yang mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap kinerja perusahaan/instansi pemerintah. Lingkungan terdiri dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal berada di luar perusahaan sedangkan lingkungan internal berada di dalam perusahaan. Lingkungan eksternal: Memiliki dua variabel yakni peluang (opportunity) dan acaman (threats) Terdiri dari dua bagian yaitu lingkungan tugas dan lingkungan umum Lingkungan internal: Memiliki dua variabel yakni kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) Mencakup semua unsur bisnis yang ada di dalam perusahaan seperti struktur organisasi perusahaan, budaya perusahaan dan sumber daya. Kekuatan (strength) adalah suatu kondisi di mana perusahaan mampu melakukan semua tugasnya secara sangat baik (diatas ratarata industri). Kelemahan (weakness) adalah kondisi di mana perusahaan kurang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik di karenakan sarana dan prasarananya kurang mencukupi. Manajemen Sumber Daya Alam 4

Peluang (opportunity) adalah suatu potensi bisnis menguntungkan yang dapat diraih oleh perusahaan yang masih belum di kuasai oleh pihak pesaing dan masih belum tersentuh oleh pihak manapun. Ancaman (threats) adalah suatu keadaan di mana perusahaan mengalami kesulitan yang disebabkan oleh kinerja pihak pesaing, yang jika dibiarkan maka perusahaan akan mengalami kesulitan dikemudiaan hari. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis lingkungan (sebagai contoh) program dan kegiatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) a. Faktor Internal 1) Kekuatan (Strength) - Manfaat yang besar untuk menambah kesegaran dan produksi oksigen di wilayah perkotaan. - RTH merupakan kebutuhan publik - RTH sebagai sarana rekreasi warga masyarakat yang murah dan terjangkau untuk semua lapisan masyarakat. - SDM pengelolaan RTH sudah memadai karena sudah ada lembaga/instansi yang mengelolanya. - Finansial yang relatif tidak terlalu besar dalam jangka waktu panjang. 2) Kelemahan (threats) - Kesadaran/sikap dan perilaku warga/pengguna RTH belum merata dalam ikut berpartisipasi pengelolaan RTH terutama kebersihan dan kelestarian. Sehingga terkadang masih banyak dijumpai sampah berserakan dan ada beberapa pohon yang rusak. - Jarang dilakukan penelitian mendalam terlebih dahulu sebelum dibuatnya suatu RTH. - Areal RTH yang relatif tidak terlalu luas. b. Faktor Eksternal 1) Peluang (Oportunities) - Animo masyarakat yang tinggi untuk mendapatkan hiburan dan rekreasi setiap akhir pekan. - Membantu dan mendukung program Adipura - Efek berganda secara ekonomis dan ekologis. - Kawasan konservasi dan ecotourisme 2) Ancaman (Threats) - Alih fungsi lahan dan kebutuhan penduduk akan pemenuhan ekonomi semata. - Banyak dan munculnya Mall atau Plaza sebagai tempat rekreasi dan shopping. - Anggaran pembangunan yang terbatas dan terkadang seadanya. - Sering adanya perubahan kebijakan seiring pergantian tampuk pimpinan daerah yang berganti. Manajemen Sumber Daya Alam 5

Adapun Strategi yang harus dilakukan adalah : a. Menetapkan kawasan RTH sebagai kawasan Konservasi b. Adanya komitment dari pemerintah sendiri dengan pendanaan yang memadai karena RTH sudah menjadi hajat hidup orang banyak. c. Melakukan penataan lokasi RTH dengan membangun konsep partisipasi masyarakat. d. Peningkatan edukasi dan peran serta masyarakat dalam kawasan konservasi berupa RTH e. Memberikan sanksi yang tegas bagi pelanggar hukum terutama perusak tempat-tempat publik termasuk RTH. f. Optimalisasi peran masyarakat serta pendampingan dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan pengelolaan RTH. g. Optimalisasi tanaman sesuai lahan yang berguna selain rekreasi juga sebagai sarana pendidikan dan penelitian. 5. Berdasarkan kasus implementasi kebijakan konservasi kawasan sekitar mata air di Kab. Kuningan diminta menjelaskan faktor-faktor penghambat tidak efektifnya sebuah kebijakan konservasi kawasan waduk/mata air di Kab. Kuningan! dan Sebutkan strategi apa saja yang paling efektif dilakukan! Secara umum menurut George Edward III beberapa faktor yang menghambat implementasi suatu kebijakan adalah : - Komunikasi, - Disposisi (termasuk perilaku pelaksana) - Sumber Daya dan - Struktur Birokrasi. Adapun Faktor-faktor penghambat implementasi kebijakan konservasi kawasan air, mata air (waduk) di Kabupaten Kuningan adalah : a. Komunikasi : - Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pembuat kebijakan dengan masyarakat dan pihak swasta sehingga adanya ketidak sinkronan dan tumpang tindih kegiatan bahkan bertentangan dengan kebijakan/program hulu nya yaitu Perda Nomor 13 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Air. - Belum meratanya informasi tentang kebijakan konservasi kawasan mata air dan sumber air di Kab. Kuningan. b. Disposisi : - Kurang tegasnya penegakkan hukum terutama menyangkut pelanggaran tata ruang melalui konversi/alih fungsi lahan pada kawasan lindung seperti kawasan konservasi mata air dan sumber air. Manajemen Sumber Daya Alam 6

- Adanya egosektoral sehingga pelaksanaan kegiatan dalam rangka mendukung konservasi tidak optimal bahkan terkesan sendiiri-sendiri dalam arti tidak ada keterpaduan pelaksanaan program dan kegiatan. c. Sumber Daya : - Faktor ekonomi : adanya kebutuhan masyarakat yang meningkat terhadap lahan pertanian untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan untuk peningkatan taraf ekonomi masyarakat. - Cara pandang yang salah terhadap sumber daya alam terutama air untuk dieksploitasi sebesar-besarnya untuk peningkatan ekonomi dan PAD. - Belum optimalnya kesadaran atau kurangnya pemahaman masyarakat atau pelaku usaha/kegiatan (pihak swasta) tentang teknis pelestarian dan konservasi kawasan sumber air dan mata air. d. Struktur Birokrasi - Birokrasi yang rumit Adapun strategi agar implementasi kebijakan konservasi kawasan sumber mata air menjadi efektif adalah : a. Mengoptimalkan peran koordinasi dan komunikasi antar lembaga/instansi pemerintah dengan masyarakat dan pihak swasta dengan membentuk wadah koordinasi. b. Sosialisasi masyarakat tentang konservasi kawasan mata air dan sumber air terus digencarkan dengan menggunakan berbagai media informasi yang tersedia. c. Penegakan hukum lingkungan yang harus tegas, adil dan tidak setengah-setengah. d. Membangun visi misi konservasi kawasan mata air yang lebih terpadu dengan menjabarkan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. e. Memberikan insentif/reward kepada penduduk/perorangan yang melakukan konservasi di kawasan mata air dan sumber air. f. Membuat dan membentuk program kegiatan konservasi yang berbasis partisipasi masyarakat sehingga dampak dan manfaatnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat dan menimbulkan rasa memiliki terhadap pelaksanaan program kegiatan yang ada. Manajemen Sumber Daya Alam 7