MODUL PENERAPAN TEKNOLOGI BIOGAS MELALUI DAUR ULANG LIMBAH TERNAK

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.)

Ketua Tim : Ir. Salundik, M.Si

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR

PROGRAM EDUKASI PEMBUATAN BIOGAS DI KANDANG PEMULIABIAKAN SAPI BALI TAMAN SAFARI INDONESIA II

BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA. Kelompok Tani Usaha Maju II. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat S A R I

III. METODOLOGI. Penelitian dan pengambilan data dilakukan di Desa Bumi Jaya Kec, Anak

Agustin Sukarsono *) Eddy Ernanto **)

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota sekarang ini semakin pesat, hal ini berbanding

PANDUAN TEKNOLOGI APLIKATIF SEDERHANA BIOGAS : KONSEP DASAR DAN IMPLEMENTASINYA DI MASYARAKAT

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan diagram alir seperti berikut: Tidak. Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan Reactor

PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK SAPI MENJADI BIOGAS

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

pelaku produksi tahu, sedangkan bagi warga bukan pengolah tahu, gas dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangganya

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH SAPI DAN PEMANFAATAN LIMBAH BIOGAS SEBAGAI PUPUK ORGANIK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL PENGEMBANGAN BIODIGESTER BERKAPASITAS 200 LITER UNTUK PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

Unit penghasil biogas dengan tangki pencerna (digester) tipe kubah tetap dari beton

PEMBUATAN INSTALASI UNTUK BIOGAS DARI ENCENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES ) YANG EFISIEN UNTUK LAHAN KECIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Analisis Kelayakan Ekonomi Alat Pengolah Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Biogas

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR TEPUNG IKAN SKRIPSI

STUDI AWAL TERHADAP IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BIOGAS DI PETERNAKAN KEBAGUSAN, JAKARTA SELATAN. Oleh : NUR ARIFIYA AR F

PRODUKSI BIOGAS SEBAGAI SUMBER ENERGI GENERATOR LISTRIK DENGAN POLA PEMURNIAN MULTI-STAGE

Drs. Mamat Ruhimat, M.Pd. Drs. Dede Sugandi, M.Si. Drs. Wahyu Eridiana, M.Si. Ir. Yakub Malik Nanin Trianawati Sugito, ST., MT.

EXECUTIVE SUMMARY SURVEY PENDAHULUAN BIOGAS RUMAH TANGGA

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU MENJADI BIOGAS SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF YANG RAMAH LINGKUNGAN DI KAMPUNG TIDAR CAMPUR KOTA MAGELANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam negeri sehingga untuk menutupinya pemerintah mengimpor BBM

OUTLINE Prinsip dasar produksi biogas. REAKTOR BIOGAS SKALA KECIL (Rumah Tangga dan Semi-Komunal) 4/2/2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada data terakhir bulan november tahun 2015 volume sampah di TPA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

1. Limbah Cair Tahu. Bahan baku (input) Teknologi Energi Hasil/output. Kedelai 60 Kg Air 2700 Kg. Tahu 80 kg. manusia. Proses. Ampas tahu 70 kg Ternak

TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI DI DESA KOTA KARANG KECAMATAN KUMPEH ULU

Modifikasi Biogester Tipe Vertikal Menggunakan Pengaduk dengan Teknik Pengelasan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN EKONOMIS BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA HOME INDUSTRY KRIPIK SINGKONG.

PROPOSAL PROGRAM PENGEMBANGAN DAN KESINAMBUNGAN REAKTOR BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA DARI KOTORAN HEWAN

Sepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak

PEMANFAATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

BAB III METODE, PENELITIAN

II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan. Limbah : Feses Urine Sisa pakan Ternak Mati

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga seperti gas, minyak tanah, batu bara, dan lain-lain kini menjadi

I. PENDAHULUAN. Singkong merupakan salah satu komoditi pertanian di Provinsi Lampung.

PEMANFAATAN KOTORAN HEWAN (TERNAK SAPI) SEBAGAI PENGHASIL BIOGAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

Panduan Praktis: MEMBUAT BIOGAS ITU MUDAH DAN MURAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

SNTMUT ISBN:

Adelia Zelika ( ) Lulu Mahmuda ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: BIOGAS DARI LIMBAH DAUN BAWANG MERAH SEBAGAI SUMBER ENERGI RUMAH TANGGA ALTERNATIF DI KABUPATEN BREBES

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN (JERAMI) DAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

BIOGAS PEMBUATAN KONSTRUKSI, OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN INSTALASINYA

DEPARTEMEN PERTANIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan salah satu dari bentuk bioenergi (biological energy) yang

PROPOSAL LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 PEMANFAATAN LIMBAH TAHU SEBAGAI BAHAN BIOGAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk organik merupakan pupuk yang bahan bakunya berasal dari makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT PEMURNIAN BIOGAS DARI PENGOTOR H2O DENGAN METODE PENGEMBUNAN (KONDENSASI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROPOSAL INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016

MODEL DESA MANDIRI ENERGI : DEMPLOT BIOGAS DAN PUPUK ORGANIK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS RENEWABLE ENERGY

SNTMUT ISBN:

PEMBUATAN TOILET KERING

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu jenis ternak yang banyak dipelihara di. Berdasarkan data populasi ternak sapi perah di KSU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bahan dasar campuran antara enceng gondok dan kotoran sapi serta air sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hewani yang sangat dibutuhkan untuk tubuh. Hasil dari usaha peternakan terdiri

BATAM, 9 MEI 2014 SUPRAPTONO

METODOLOGI PENELITIAN

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

PENGEMBANGAN BIOGAS BERBAHAN BAKU KOTORAN TERNAK UPAYA MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI DI TINGKAT RUMAH TANGGA 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIDa.F.8 Pengolahan Limbah Kotoran Ternak Menjadi Biogas Sebagai Salah Satu Upaya Mewujudkan Lingkungan Hijau Di Desa Cikundul, Kota Sukabumi

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

TINJAUAN LITERATUR. Biogas adalah dekomposisi bahan organik secara anaerob (tertutup dari

Transkripsi:

MODUL PENERAPAN TEKNOLOGI BIOGAS MELALUI DAUR ULANG LIMBAH TERNAK Oleh : Drs. Budihardjo AH, M.Pd. Dosen Teknik Mesin FT Unesa LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2016 i

Kata Pengantar Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Pemberdayaan merupakan perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian kepada Masyarakat, keterpaduan dosen dan mahasiswa dalam fungsi pemberdayaan untuk keberlanjutan (sustainable) program setelah dilakukan pelatihan dan pendampingan di masyarakat oleh mahasiswa KKN. Model pelaksanaan KKN ini menggunakan system battom up yaitu menerapkan program melalui hasil penggalian data dari lapangan (lokasi KKN), kemudian diolah menjadi buku acuan atau buku modul yang selanjutnya diterapkan oleh mahasiswa KKN di lokasi. Modul disusun dengan model sesuai target capaian yang akan dijangkau. Sedangkan untuk alokasi waktu dalam satu tahap satu hari dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang direncanakan dan juga dapat berkembang lebih dari satu hari. Buku modul Penerapan Teknologi Biogas Melalui Daur Ulang Limbah Ternak ini disusun berdasarkan hasil penggalian data desa oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), dengan harapan dapat digunakan sebagai materi Pendidikan dan Pelatihan bagi Mahasiswa KKN Unesa 2016, dan mudah dipahami oleh masyarakat secara umum. Surabaya, 17 Mei 2016 Penyusun, Budihardjo AH ii

Kerangka Penerapan Teknologi Biogas Tahap Sub Tema Alokasi Waktu 1 Memahami Pengertian Biogas Sosialisasi dipertemuan warga dengan model presentasi power point. Diskusi. 2 Menentukan Lokasi Musyawarah, menyepakati penentuan lokasi. Menentukan ukuran. Mengkondisikan tempatnya. 3 Menyediakan Bahan dan Alat Identifikasi kebutuhan bahan dan alat. Pengadaan bahan dan alat. 4 Membangun Lokasi Reactor Biogas Kerja bakti membuat tempat reactor biogas. 5 Membuat Tempat Digester Kerja bakti membuat tempat digester. Jenis pekerjaan teknis, dikerjakan oleh seorang ahli. 6 Membuat Saluran Pemasukan (inlet) Kerja bakti membuat saluran pemasukan. Jenis pekerjaan teknis, dikerjakan oleh seorang ahli. 7 Membuat Saluran pengeluaran (oulet) dan bak penampung Kerja bakti membuat saluran pengeluaran. Jenis pekerjaan teknis, dikerjakan oleh seorang ahli. 8 Pemasangan instalasi saluran gas Kerja bakti membuat saluran pengeluaran. Jenis pekerjaan teknis, dikerjakan oleh seorang ahli. 1 hari ( 3 jam) 1 hari (2 jam) 1 hari (6 jam) 1 hari (4 jam) 1 hari (4 jam) 1 hari (3 jam) 1 hari (3 jam) 1 hari (3 jam) iii

Tahap Sub Tema Alokasi Waktu 9 Uji operasional Demontrasi operasional. 10 Monitoring Metode Pelaksanaan; Pendampingan operasional 11 Evaluasi Program Pendapat masyarakat dengan menggunakan instrument respon masyarakat. 12 Workshop penyusunan laporan Metode pelaksanaan: Forum kelompok 13 Penyusunan laporan akhir Metode pelaksanaan: Forum kelompok 2 hari (6 jam) 2 hari (6 jam) 1 hari (3 jam) 1 hari (3 jam) 3 hari (9 jam) iv

TAHAP 1. MEMAHAMI PENGERTIAN BIOGAS Biogas merupakan salah satu sumber energy terbarukan yang dapat menjawab kebutuhan energy alternative. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organic oleh mikroorganisme dalam keadaan anaerob. Untuk menghasilkan biogas dibutuhkan reactor biogas (digester) yang merupakan suatu instalasi kedap udara sehingga proses dekomposisi bahan organic dapat berproses secara optimum. Di samping itu, digester biogas dapat mengurai emisi gas metana (CH4) yang merupakan salah satu gas yang menimbulkan efek gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan. Biogas adalah energy alternative yang relative sederhana dan sangat cocok untuk kebutuhan rumah tangga di masyarakat. Gambar 1. Proses produksi biogas sampai pada kebutuhan rumah tangga. Biogas adalah campur gas yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik yang terjadi pada material-material yang dapat terurai secara alami dalam kondisi anaerobik. Pada umumnya biogas terdiri atas gas metana (CH4) 50-70%, karbondioksida (CO2) 30-40%, hidrogen (H2) 5-10% dan gas-gas 1

lainnya dalam jumlah sedikit. Biogas kira-kira memiliki berat 20% lebih ringan dibandingkan dengan udara dan memiliki suhu pembakaran antara 650 sampai 750 o C. Biogas tidak berbau dan tidak berwarna yang apabila dibakar akan menghasilkan nyala api biru cerah seperti LPG. Nilai kalor gas metana adalah 20 MJ/m 3 dengan efisiensi pembakaran 60% pada konvensional kompor biogas. Teknologi biogas merupakan salah satu teknik tepat guna untuk mengolah limbah, baik limbah peternakan, pertanian, limbah industry, dan rumah tangga untuk menghasilkan energi. Teknologi ini memanfaatkan mikroorganisme yang tersedia di alam untuk merombak dan mengolah berbagai limbah organik yang ditempatkan pada ruang kedap udara (anaerob). Selanjutnya hasil pengolahan limbah tersebut dengan konsep hasil akhir menjadi produk berdaya guna sebagai bahan bakar gas (biogas) dan pupuk organic padat/cair bermutu baik (limbah keluaran dari digester). Pemanfaatan kotoran ternak sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber biogas. Kebijakan pemerintah terhadap regulasi di bidang energy seperti kenaikan harga listrik, LPG (Liquefied Petrolium Gas), premium, minyak tanah, dan bahan bakar lainnya telah mendorong sumber energy alternative yang murah, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Produksi biogas dari berbagai bahan organik No Bahan Organik Jumlah (Kg) Biogas (lt) 1 Kotoran Sapi 1 40 2 Kotoran Kerbau 1 30 3 Kotoran Babi 1 60 4 Kotoran ayam 1 70 Sumber: Dit.Bina Program Dirjen Peternakan Pada dasarnya penggunaan biogas memiliki keuntungan ganda, yaitu gas metan yang dihasilkan bisa berfungsi sebagai bahan bakar, sedangkan limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan bisa digunakan sebagai pupuk 2

organic. Salah satu dari beberapa hal yang menarik pada teknologi biogas adalah kemampuannya untuk membentuk biogas dari limbah organic yang jumlahnya berlimpah dan tersedia secara bebas. TAHAP 2. MENENTUKAN LOKASI Lokasi yang akan dibangun sebaiknya tidak jauh dari sumber bahan organic. Hal ini dimaksudkan agar ketika bahan baku dibutuhkan tidak repot pengadaannya. Sebagai gambaran, jika ingin dibangun digester dengan bahan organic dari kotoran sapi, sebaiknya ditempatkan dekat kandang. Kalau memungkinkan, saluran pembuangan kotoran ternak dihubungkan dengan saluran pemasukan (inlet) digester. Dengan demikian kotoran ternak dapat langsung dimasukan ke digester. Lahan yang akan digunakan untuk instalasi reaktor biogas idealnya seluas 18 m 2 (3 m x 6 m). Gambar 2. Model penempatan digester biogas, (A) dibangun di atas permukaan tanah, atau (B) ditanam dalam tanah TAHAP 2. MENYEDIAKAN BAHAN DAN BAHAN Sejumlah bahan dan alat yang diperlukan adalah dalam membangun digester adalah sebagai berikut. 1. Digester (tangki reaktor biogas) yang terbuat dari fiberglass, dengan kapasitas sesuai bahan organik yang tersedia dengan ukuran kapasitasnya 5m 3 (tergantung kapasitas yang diperlukan). 3

2. Pipa paralon PVC ukuran ½ inci sebanyak 10 batang. 3. Kne L ukuran ½ inci sebanyak 6 buah. 4. Kne L drat sebanyak 2 buah. 5. Kran gas sebanyak 3 buah. 6. Klem paralon/selang sebanyak 24 buah. 7. Klem selang sebanyak 2 buah. 8. Lem paralon 4 tube. 9. Selang khusus ke kompor sekitar 2 m. 10. Alat control fiberglass. 11. Kompor biogas portable siap pakai. 12. Semen 8 sak, disesuaikan dengan kebutuhan. 13. Pasir sesuai kebutuhan. 14. Batu kali dan batu bata disesuaikan kebutuhan. TAHAP 3. MEMBUAT LUBANG DIGESTER Digester biogas dibangun atau ditanam dalam tanah atau cukup di atas permukaan tana. Namun, pada umumnya digester ditanam dalam tanah untuk memudahkan bahan baku dari kotoran ternak mudah dimasukan melalui lubang inlet dari digester. Dengan demikian, bahan organic yang akan dimasukkan secara otomatis mengalir masuk ke dalam digester karena digester posisinya lebih rencah dari lubang pemasukan. Gambar 2. Pada bagian awal dan akhir digester terdapat lubang pemasukan dan lubang keluar. 4

Dalam pembuatan lubang atau sumur digester sebaiknya memperhatikan luas dan kedalamannya. Lubang sebaiknya dibuat sesuai ukuran digester, sedangkan ukurannya dapat pada tabel berikut: Kapasitas Diameter lubang Kedalaman No. digester digester tempat digester 1 5 m 3 2,10 m 2 m 2 6,4 m 3 2,40 m 2 m 3 7 m 3 2,40 m 2 m 4 17 m 3 3,00 m 2,50 m Digester biogas ditempatkan dan ditanam pada sebidang tanah yang sudah dikondisikan dan diposisikan berdekatan dengan kandang, tepatnya pada saluran pembuangan kotoran ternak. Untuk model digester tetap kontinu memerlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu kali, batu bata, besi konstruksi, cat, dan pipa paralon. Penempatan digester dipastikan tidak bergeser-geser disaat kegiatan sudah mulai beroperasional. TAHAP 4. MEMBUAT SALURAN PEMASUKAN (inlet) Inlet adalah saluran pemasukan bahan organik ke dalam disgester. Saluran pemasukan ini dibuat dengan lebar antara 20-30 cm menghubungkan antara tempat bahan organic dengan digester. Saluran pemasukan dibuat miring agar bahan-bahan organik tersebut dapat masuk dengan mudah. Sedangkan bak pemasukan dibuat 100 cm x 25 cm. TAHAP 5. MEMBUAT SALURAN PENGELUARAN (outlet) Oulet adalah saluran pengeluaran yang menghubungan digester dengan bak penampungan pupuk organik (limbah setelah melalui proses di dalam digester). Saluran pengeluaran adalah saluran yang menghubungkan lubang pengeluaran bahan organic yang sudah tidak mengandung biogas (keluaran-sludge). 5

Bak penampungan dibuat persegi panjang dengan ukuran 1 m x 1 m x 1 m (bahan dari batu bata yang diplester) dan bisa dibuat lebih dari satu kotak. Jarak lubang biodigester sekitar 20 cm, dengan posisi searah dengan lubang masuk. Gambar 4. Lubang pemasukan (inlet), dan lubang pengeluaran (outlet) TAHAP 6. PEMASANGAN/ISTALASI Setelah dibuat saluran pemasukan dan pebgeluaran seta bak penampungan maka digester langsung dimasukkan ke dalam lubang tersebut. Caranya digester secara perlahan dimasukkan ke dalam lubang/sumur. Pastikan posisi lubang inlet (pemasukan) dan outlet (pengeluaran) sudah pas. Untuk penimbunan di sekeliling digester, disarankan dilakukan apabila digester sudah terisi bahan organic. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kerusakan atau pecahnya digester. TAHAP 7. PEMASANGAN PIPA SALURAN GAS Pipa saluran gas yang digunakan diusahakan terbuat dari bahan polimer (seperti pipa PVC) atau selang PVC, dan ukuran pipa yang digunakan berdiameter 0,5 inci. Adapun cara pemasangannya sebagai berikut. Pasang kran gas control 6

No 1 2 3 4 5 pada salah satu pipa paralon yang ada di bagian atas kubah digester, sedangkan satu pipa paralon lainnya disambungkan dan diarahkan ke dapur (tempat memasak) atau ke generator untuk menghasilkan listrik. Pada bagian ujung paralon di dapur kemudian dipasang kran gas dan diklem. Kapasitas tempat pengolahan* (m 3 ) Berikut ini menunjukan informasi dasar mengenai ukuran reaktor biogas yang dibangun dan kualitas bahan baku yang dibutuhkan. Produksi gas per hari (m 3 ) Kotoran hewan yang dibutuhkan per hari** (kg) Air yang dibutuhkan setiap hari (liter) Jumlah ternak yang dibutuhkan 5 6 8 10 12 0,8-1,6 1,6 2,4 2,4 3,2 3,2 4,2 4,2 4,8 20 40 40 60 60 80 80 100 100-120 20 40 40 60 60 80 80 100 100-120 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Sumber : Model instalasi biogas indonesia, panduan konstruksi_hivos * Kapasitas tempat pengolahan artinya adalah volume reaktor biogas dan kubah penyimpanan gas ** Rata-rata waktu penyimpanan : 50 hari Ukuran dan dimensi reaktor biogas telah diputuskan berdasarkan jangka waktu penyimpanan 50 hari dari 60 % penyimpanan gas. Bahan baku segar yang diisikan kedalam reaktor harus berada di dalam reaktor setidaknya 50 hari sebelum dikeluarkan. Tempat pengolahan harus dapat menampung 60% gas yang diproduksi dalam waktu 24 jam. Ukuran reaktor biogas diputuskan berdasarkan jumlah bahan harian yang akan tersedia. Sebelum memutuskan ukuran reaktor yang akan dipasang, seluruh kotoran hewan (slurry) harus dikumpulkan kemudian bahan baku setiap harinya. Tabel berikut ini menunjukkan kapasitas reaktor biogas yang akan ditetapkan berdasarkan ketersedian bahan baku. 7

DAFTAR PUSTAKA Kapasitas reactor biogas berdasarkan ketersediaan bahan baku. Kuantitas bahan baku yang tersedia setiap harinya (kg) 1 2 3 4 5 Ukuran Tempat pengolahan yang disarankan (m 3 ) 4 6 8 10 12 Kuantitas bahan bakar kayu yang dapat dihemat per hari (kg) 0,8-1,6 1,6 2,4 2,4 3,2 3,2 4,2 4,2 4,8 Sumber : Model instalasi biogas indonesia, panduan konstruksi_hivos Jika tempat pengolahan tidak sesuai kebutuhan, pruduksi gas akan kurang dari perkiraan secara teori. Apabila produksi gas berkurang, gas akan dikumpulkan dalam penampung tidak akan memiliki tekanan yang cukup untuk mendorong bio-slurry yang telah melalui proses percenaan anerob ke dalam outlet. Pada kasus seperti ini, tingkat utama dibuka dalam keadaan seperti ini, bio-slurry bisa melintasi saluran pipa dan bercampur dengan gas. Oleh karena itu, ukuran reaktor harus disesuaikan dengan banyaknya slurry yang tersedia. Tempat pengolahan yang kurang bahan baku dan terlalu besar hanya akan meningkatkan biaya konstruksi dan akan menimbulkan masalah dalam pengoperasian nantinya. Abdillah Hanafi, 1981. Memasyarakat Ide-ide Baru, (terjemahan), Usaha Nasional Surabaya. BPKB Jayagiri Lembang, 1988. Paket Latihan Teknik-teknik Pembangunan Masyarakat, Bandung. Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2013, Panduan pelaksanaan hibah Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM), tahun 2013. Tim Pengelola KKN Unesa, 2012, Buku Pedoman KKN Unesa, LPPM Unesa 2012. Wahyono, E. H. dkk. 2010. Energi Alternatif :Biogas. WCS-Indonesia Program, Bogor Model Instalasi Biogas Indonesia_Panduan Konstruksi, BIRU Wahyono, E. H. dkk. 2009. Panduan Kegiatan Lapangan PNPM LMP. WCS-Indonesia Program, Bogor. 8