IDENTIFIKASI LOKASI TITIK RAWAN KECELAKAAN (BLACK SPOT) PADA RUAS JALAN ADI SUCIPTO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kota Denpasar merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Bali.

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

BAB III LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

PENGANTAR TRANSPORTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS EFEKTIVITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH DAN KINERJA RUAS JALAN

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994).

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (29-36) ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

Kata Kunci : Parkir di Pinggir Jalan, Kinerja Ruas Jalan, dan BOK.

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

ABSTRAK. Kata Kunci: Evaluasi, pola pergerakan, efektivitas, ZoSS. iii

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN SULTAN SALEH PONTIANAK

Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN

EVALUASI KINERJA JALAN TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN DUA JALUR

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN PADA RUAS JALAN SETIABUDI SEMARANG. Laporan Tugas Akhir

ANALISA DAMPAK ANGKUTAN PETI KEMAS TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI KOTA PONTIANAK

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS DI JEMBATAN LANDAK

Analisis Kinerja Ruas Jalan Kaliurang KM 12 KM 14,5 Sleman Yogyakarta

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

PENGARUH PARKIR ON-STREET TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ARIEF RAHMAN HAKIM KOTA MALANG

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN SOEKARNO HATTA BANDUNG

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN (Studi Kasus Jalan Medan Banda Aceh km s.d km )

Irvan Banuya NRP : Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan MKJI 1997 terhadap faktor hambatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dari hasil survei inventaris jalan didapat data-data ruas Jalan Pintu Satu Senayan. Panjang. ( m )

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

I LANGKAH D : PERILAKU LALU-LINTAS Derajat Kejenuhan Kecepatan Dan Waktu Tempuh Iringan (peleton)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. permukaan air, terkecuali jalan kereta, jalan lori, dan jalan kabel. (UU No. 38

DAFTAR ISTILAH. lingkungan). Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas. (1) Kecepatan rata-rata teoritis (km/jam) lalu lintas. lewat.

Gambar 5.1. Geometrik Tinjauan Titik I Lokasi Penelitian.

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN RAYA SUKAWATI AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DARI PASAR SENI SUKAWATI

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Kata kunci : Kinerja ruas jalan, Derajat kejenuhan, On street parking

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

Gambar 2.1 Keterkaitan Antar Subsistem Transportasi (Tamin, 2000)

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ANALISIS BIAYA PERJALANAN AKIBAT TUNDAAN LALU LINTAS

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISA KINERJA RUAS JALAN HASANUDDIN KOTA MANADO

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

ANALISA HAMBATAN SAMPING TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN RAYA (Studi kasus : Sepanjang 200 M Pada Ruas Jalan Imam Bonjol Kota Metro)

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai

TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANCE KINERJA JALAN RAYA CINERE

Transkripsi:

IDENTIFIKASI LOKASI TITIK RAWAN KECELAKAAN (BLACK SPOT) PADA RUAS JALAN ADI SUCIPTO ADE GUNAWAN 1)., HERI AZWANSYAH 2)., KOMALA ERWAN 2) Fakultas Teknik,Jurusan Teknik Sipil,Universitas Tanjungpura Email:adegunawan170@gmail.com ABSTRAK Secara geografis Kabupaten Kubu Raya berada disisi barat daya Provinsi Kalimantan Barat atau berada pada posisi 0 0 134 40,83 sampai dengan 1 0 00 53,09 Lintang Selatan dan 109 0 02 19,32 Bujur Timur sampai dengan 109 0 58 32,16 Bujur Timur dengan luas wilayah 6.985,24 km 2 (BPS Kubu Raya,2014) Kabupaten Kubu Raya berpenduduk 543.325 jiwa,.data dari Polresta Kota Pontianak diperoleh informasi bahwa dalam tiga tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah peristiwa kecelakaan.diperlukan upaya untuk mengetahui daerah rawan kecelakaan (black site), daerah titik rawan kecelakaan (black spot) dan mengurangi peristiwa kecelakaan. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan pencarian data sekunder di Polresta Kota Pontianak berupa data kecelakaan dari tahun 2009 s\d 2013 yang terjadi di Kabupaten Kubu Raya.Dengan mencari angka kecelakaan untuk menghitung daerah rawan kecelakaan dengan metode Z-score dan menentukan titik rawan kecelakaan dengan metode Cusum. Data primer diperoleh dengan melakukan survey lapangan untuk menentukan titik rawan kecelakaan dari ruas yang teridentifikasi sebagai daerah rawan kecelakaan. Dari hasil analisis daerah rawan kecelakaan (black site) diperoleh ruas-ruas jalan di Kabupaten Kubu Raya yang merupakan daerah rawan kecelakaan yang berada di kuadran A, yaitu ruas jalan Trans Kalimantan nilai Z- score 5,39, Arteri Supadio Ir.Soekarno Hatta nilai Z-score 0,98, Adi Sucipto nilai Z-score 1,54 dan Raya Kakap nilai Z-score 0,77. Perhitungan Cusum dilakukan untuk mengetahui lokasi rawan kecelakaan (black spot), pada perhitungan black spot dengan pola acak data didapat black spot tertinggi di dapat pada ruas jalan Adi Sucipto sta 3 - sta 4 dengan nilai black spot 3,32 dan pada perhitungan black spot dengan pola perbandingan data di dapat pada ruas jalan Adi Sucipto sta 6 7 dan sta 13-14 dengan nilai black spot 13,749. Saran dari penelitian ini adalah Pada hitungan cusum jika data tidak lengkap sebaik nya mengunakan metoda pola perbandingan data dengan membandingkan data sebelumnya atau pun data yang lengkap agar hasil lebih akurat. dan perlu di pasang pita rambu daerah rawan kecelakaan,pemasangan zona sekolah dan lampu warning light,perhatian pada ruas jalan yang rusak serta kurang penerangan lampu jalan dan pemasangan rambu rambu lalu lintas serta penyuluhan dan sosialisasi kesekolah - sekolah dan dibentuk tim terpadu penanganan kecelakaan yang terdiri dari Kepolisian, Dinas Perhubungan dan Rumah Sakit. Kata kunci : Daerah rawan kecelakaan, Black Site, Black Spot,Kabupaten Kubu Raya. 1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT Untan 2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT Untan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Kubu Raya merupakan salah satu kabupaten baru di Provinsi Kalimantan Barat dan sebagai kabupaten penyangga ibukota propinsi yang berbatasan langsung dengan kotamadya Pontianak yang dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 35 Tahun 2007, sebagai daerah hasil pemekaran dari kabupaten Pontianak yang memiliki luas mencapai 6.985,24 km², dengan jumlah penduduk pada tahun 2014 tercatat sebesar 543.325 jiwa. Berdasarkan data Kepolisian Polresta Kota Pontianak (2014), selama kurun waktu 2009 s/d 2013, terdapat sekitar 218 orang yang meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas, dan 632 orang lainnya mengalami luka-luka (berat dan ringan). Dengan kondisi tersebut, maka pemerintah Kabupaten Kubu Raya harus segera menyikapi hal tersebut, karena masih banyak masyarakat mengganggap kecelakaan adalah faktor nasib bukan karena faktor yang lain. Tetapi disisi lain menurut sudut pandang transportasi penyebab dari kecelakaan lalu lintas adalah disamping faktor manusianya yang tidak mentaati peraturan lalu lintas juga dipengaruhi oleh faktor geometrik jalan dan pengaturan lalu lintas.menurut data dari Polresta Kota Pontianak, diperoleh informasi bahwa dalam tiga tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah peristiwa kecelakaan. Berturut-turut sejak tahun 2011 tercatat sebanyak 102 kejadian, pada tahun 2012 tercatat 160 kejadian, berikutnya pada tahun 2013 terdapat 161 kejadian. Angka kecelakaan tersebut adalah angka kecelakaan yang tercatat saja, kenyataanya bisa melebihi dari angka kecelakaan tersebut, karena pada kenyataannya masyarakat kadang enggan melaporkan kejadian kecelakaan tersebut pada pihak yang berwenang. Dari data tersebut maka diperlukan adanya upaya untuk mengurang jumlah kecelakaan. Sebagai langkah awal diperlukan untuk menentukan daerah rawan kecelakaan (black site) dan titik-titik rawan kecelakan (black spot). Salah satu metode yang dapat digunakan dalam rangka mengurangi jumlah kecelakaan adalah dengan mengidentifikasi lokasi / daerah yang menjadi titik rawan kecelakaan( blackspot ). Dengan mengetahui lokasi tersebut, maka dapat dilakukan penanganan khusus yang sesuai dan diharapkan dapat mencegah dan mengurangi tingkat fatalitas kecelakaan yang terjadi. Agar dapat dilakukan upaya penanganan kecelakaan yang sesuai dan tepat sasaran, selain mengidentifikasi titik rawan juga dilakukan analisa terhadap penyebab kecelakaan di titik tersebut. 1.2. Perumusan Masalah 1. Mengidentifikasi dimana lokasi titik rawan kecelakaan lalu lintas ( balck spot ) pada ruas jalan dan persimpangan di Adi sucipto. 2. Mengidentifikasi permasalah / klasifikasi jalan dan kelengkapan fasilitas jalan di black spot pada ruas jalan di Adi Sucipto. 3. Bagaimanakah penanganan yang dapat di berikan pada lokasi titik rawan kecelakaan 2

(black spot) untuk mengurangi tingkat rawan kecelakaan di Adi Sucipto. 1.3. Maksud dan Tujuan 1. Mengetahui, menganalisa data dan menentukan lokasi titik rawan kecelakaan lalu lintas ( black spot ) pada ruas jalan di Adi Sucipto. 2. Mengetahui permasalah / klasifikasi jalan dan kelengkapan fasilitas jalan di black spot pada ruas jalan di Adi Sucipto. 3. Memberi alternatif penanganan pada lokasi titik rawan kecelakaan lalu lintas di ( black spot) untuk mengurangi tingkat kecelakaan di Adi Sucipto. 1.4. Perbatasan Masalah 1. Lokasi studi adalah jaringan jalan yang tercatat di Polresta Kota Pontianak. 2. Data kecelakaan mengunakan data skunder tahun 2009 s/d 2013 yang di proleh dari Polresta Kota Pontianak. 3. Menggunakan metode cusum ( cumulative summary ) untuk menetukan titik rawan kecelakaan ( black spot ). 4. Lokasi data adalah pada segmen ruas jalan yang teridentifikasi sebagai lokasi ruas jalan rawan kecelakaan ( black site ). Dalam hal ini di pilih satu lokasi ruas jalan yang pling rawan terjadi kecelakaan lalu lintas, kemudian di analisa titik rawan kecelakaan ( black spot ). 2.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisa Perilaku Lalu lintas Sesuai dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), yang dinamakan dengan segmen jalan luar kota adalah suatu segmen jalan tanpa ada perkembangan yang menerus pada posisi manapun, walaupun terkadang terdapat perkembangan permanen yang sering terjadi, seperti rumah makan, pabrik atau perkampungan (catatan: kios kecil dan kedai pada sisi jalan bukan merupakan perkembangan permanen). Segmen jalan luar kota terbagi atas beberapa tipe yaitu : a. Jalan dua lajur dua arah tak terbagi (2/2 UD). b. Jalan empat lajur dua arah tak terbagi (4/2 UD). c. Jalan dua lajur dua arah terbagi (4/2 D). d. Jalan enam lajur dua arah terbagi (6/2D). 2.2. Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Kecelakaan lalu lintas menurut UU RI Pasal 1 No. 22 tahun 2009 pasal 1 adalah suatu peristiwa di jalan raya tidak diduga dan tidak disengaja melibatkankendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korbanmanusia dan kerugian harta benda. Di dalam terjadinya suatu kejadiankecelakaan selalu mengandung unsur ketidak sengajaan dan tidak disangkasangkaserta akan menimbulkan perasaan terkejut, heran dan trauma bagi orangyang mengalami kecelakaan tersebut. Apabila kecelakaan terjadi dengandisengaja dan telah direncanakan sebelumnya, maka hal ini bukan 3

merupakankecelakaan lalu lintas, namun digolongkan sebagai suatu tindakan kriminal baikpenganiayaan atau pembunuhan yang berencana. 2.3. Jenis Dan Bentuk Kecelakaan 1. Kecelakaan Berdasarkan Korban KecelakaanMenurut pasal 93 dari Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasana dan Lalu Lintas Jalan, sebagai peraturan pelaksanaan dari Undang Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, mengklasifikasikan korban kecelakaan sebagai berikut : a) Kecelakaan Luka Fatal/Meninggal Korban meninggal atau korban mati adalah korban yang dipastikanmati sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut. b) Kecelakanaan Luka Berat Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadinya kecelakaan. Yang dimaksud cacat tetap adalah apabila sesuatu anggota badan hilang atau tidak dapat digunakan sama sekali dan tidak dapat sembuh/pulih untuk selama-lamanya. c) Kecelakaan Luka Ringan Korban luka ringan adalah keadaan korban mengalami luka-luka yang tidak membahayakan jiwa dan/atau tidak memerlukan pertolongan/perawatan lebih lanjut di Rumah Sakit. 2.4. Pembobotan (Weighting) Pembobotan yang digunakan dalam perhitungan ini mengacu pada standar pembobotan dari hasil Transport Research Laboratory (1997), yaitu : MD : LB : LR = 3 : 2 : 1 Dimana : MD = Meninggal dunia LB = Luka berat LR = Luka ringan Kemudian dilakukan pembobotan terhadap tingkat kecelakaan dengan perbandingan: JKM : JPK : JK = 12 : 3 : 1 Dimana : JKM = Jumlah Korban Manusia JPK = Jumlah Pelaku Kecelakaan JK = Jumlah Kecelakaan 2.5. Cusum (Cumulative Summary) Nilai cusum dapat dicari dengan rumus : 1. Mencari nilai mean (W) Dimana : W = X i L T W = Nilai mean Σ Xi = Jumlah kecelakaan L = Jumlah stasion T = Waktu / periode 2. Mencari Nilai Cusum Kecelakaan Tahun Pertama (S o ) 4

S 0 = ( X 1 W ) FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota Dimana : S 0 = Nilai cusum kecelakaan untuk tahun pertama X 1 = Jumlah kecelakaan tiap tahun W = Nilai mean 3. Mencari Nilai Cusum Kecelakaan Tahun Selanjutnya ( S 0 ) S = [ S 0 + ( X 1 W)] Dimana : S = Nilai cusum kecelakaan S 0 = Nilai cusum kecelakaan untuk tahun pertama X 1 = Jumlah kecelakaan W = Nilai mean 2.6. Analisa Tingkat Kinerja Jalan Akses Jalan. Di mana: C = Kapasitas (smp/jam) Co = Kapasitas dasar FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi) FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb 2.7. Kecepatan Kecepatan adalah perpindahan suatu benda dibagi selang waktunya.kecepatan sebagai berikut ini: Dimana: V = s t V = Kecepatan benda, Satuan m s. S = Perpindahan yang ditempuh benda, Satuan m. T = Waktu yang diperlukan, Satuan sekon(s) atau detik 2.8. Kecepatan Arus Bebas Luar Kota. FV = ( FV O + F W ) x FFV SF x FFV RS Dimana: dirumuskan FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan (km/jam) FVo = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang diamati FVw = Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam) FFVsf= Factor penyesuaian akibat hambatan samping dan lebar bahu. FFV R s= Faktor penyesuaian akibat kelas fungsional jalan dan tata guna lahan. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan dengan beberapa tahapan antara lain: studi pendahuluan, Lokasi 5

Penelitian Dan Penentuan Stasioning ( STA ), tinjauan pustaka, pengumpulan data sekunder Jumlah Korban Manusia Jumlah Peristiwa Kecelakaan serta data primer, pengolahan dan analisis data, simpulan dan saran. Pengumpulan data sekunder meliputi: data kecelakaan lalu lintas diperoleh dari Polresta Kota Pontianak selama lima tahun terakhir yang berisikan data umum kecelakaan. 4. DESKRIPSI DATA 4.1. Berdasarkan Jumlah Peristiwa Kecelakaan Lalu Lintas. Jumlah peristiwa kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2009 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan pada gambar 1. 250 200 150 100 50 0 Gambar 1. Jumlah Peristiwa Kecelakaan Lalu Lintas 4.2. Kecelakaan dan Orang Yang Terlibat Kecelakaan. Dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 di ruas jalan Adi Sucipto menunjukan jenis kendaraan yang paling banyak terlibat adalah sepeda motor sebanyak 98 kendaraan, kendaraan Tahun ringan sebanyak 15 kendaraan, pejalan kaki sebanyak 9 orang, truck sebanyak 15 kendaraan, pengendara sepeda sebanyak 1 buah dan bus sebanyak 3 kendaraan di lihat pada gambar 2. Jumlah Kendaraan Terlibat 300 250 200 150 100 50 0 Tahun Sepeda Motor Sepeda Pejalan Kaki Bus Mobil Truck Gambar 2. Jumlah Kendaraan dan Orang Yang Terlibat 4.3. Banyaknya Korban Manusia Di ruas jalan Adi Sucipto pada tahun 2009 korban meninggal dunia sebanyak 7 orang, pada tahun 2010 sebanyak 0 orang, sedangkan pada tahun 2011 sebanyak 1 orang, pada tahun 2012 sebanyak 7 orang, sedangkan pada tahun 2013 korban meninggal dunia sebanyak 8 orang di lihat pada gambar 3. 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Tahun Meninggal Dunia Luka Berat Luka Ringan Gambar 3. Grafik Jumlah Korban Manusia 6

Angka Kecelakaan Angka Kecelakaan 4.4. Pembobotan Jumlah Korban Manusia Akibat Yang Terjadi Pada Ruas Jalan di Kabupaten Kubu Raya. Pembobotan diambil dari hasil Transport Research Laboratory ( 1997 ), yaitu korban meninggal dunia dikalikan bobot 3, korban luka berat dikalikan bobot 2 dan korban luka ringan dikalikan bobot 1. yaitu korban manusia dikalikan bobot 12, jumlah pelaku kecelakaan dikalikan bobot 3 dan jumlah kecelakaan dikalikan bobot 1 4000 JL. RASAU JAYA 3500 JL. RAYA KAKAP JL. TRANS KALIMANTAN 3000 JL. RAYA KUALA DUA 300 Keterangan : JL. RASAU JAYA 2500 JL. ADI SUCIPTO JL. ARTERI SUPADIO - Ir. SOEKARNO HATTA JL. BINTANG MAS 250 JL. RAYA KAKAP 2000 JL. MEGA TIMUR JL. MAYOR ALI ANYANG 200 JL. TRANS KALIMANTAN 1500 JL. TOL KAPUAS II JL. DESA KAPUR 150 JL. RAYA KUALA DUA 1000 JL. RAYA KUMPAI JL. SEI RAYA 100 JL. ADI SUCIPTO 500 JL. PELITA SATU PAL IX 50 0 Tahun JL. ARTERI SUPADIO - Ir. SOEKARNO HATTA JL. BINTANG MAS JL. MEGA TIMUR Gambar 4. Pembobotan jumlah korban manusia akibat yang terjadi pada ruas jalan Kabupaten Kubu Raya. 4.5. Pembobotan Angka Kecelakaan Lalu intas Pada Ruas Jalan abupaten Kubu Raya. Pada gambar 5 Pembobotan diambil dari hasil Transport Reseacrh Laboratory (1997), 0 Tahun JL. RAYA SEI BELIDAK JL. SIAGA Gambar 5. Pembobotan angka kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan kabupaten Kubu Raya 4.6. Angka Kecelakaan Lalu Lintas Gambar 6 menunjukan ruas jalan Adi Sucipto Hatta memiliki angka kecelakaan tertinggi pada angka kecelakaan ruas jalan lain nya pada Kabupaten Kubu Raya, pada tahun 2009 angka kecelakaan ruas jalan Adi Sucipto sebesar 430, tahun 2010 sebesar 0, tahun 2011 sebesar 190, tahun 2012 sebesar 918, tahun 2013 sebesar 923. 7

Angka Kecelakaan 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 Tahun JL. RASAU JAYA JL. RAYA KAKAP JL. TRANS KALIMANTAN JL. RAYA KUALA DUA JL. ADI SUCIPTO JL. ARTERI SUPADIO - Ir. SOEKARNO HATTA JL. BINTANG MAS JL. MEGA TIMUR JL. MAYOR ALI ANYANG JL. TOL KAPUAS II JL. DESA KAPUR JL. RAYA KUMPAI JL. SEI RAYA JL. PELITA SATU PAL IX JL. RAYA SEI BELIDAK JL. SIAGA Gambar 6. Grafik Angka Kecelakaan Pada Ruas Ruas Jalan Di Kabupaten Kubu Raya 4.7. Analisis Black Spot untuk ruas ruas jalan yang terdapat pada kuadran A pada ruas jalan Kabupaten Kubu Raya. a. Analisis Black Spot Pada Ruas Jalan Adi Sucipto Dengan Metode Acak Data. Pada titik koordinat SO 02 59.8 E109 21 27.5 SO 03 22.8 E109 21 48.6 atau pada km 3,000-4,000 pada tahun 2009 sampai 2013 kecelakaan dalam kurun waktu 5 tahun terjadi 7 kecelakaan yaitu di ruas jalan Adi Sucipto kecelakaan dengan didominasi oleh jenis kecelakan tabrakan depan - depan,tabrakan lari dan tabrakan manusia. Kecelakaan terjadi di dominasi pada waktu siang hari dan sore hari, di jam-jam sibuk dimana pelaku kecelakaan melibatkan sepeda motor dengan sepeda motor dan sepeda motor dengan mobil. Pretumbuhan Angka Kecelakaan Gambar 7. Grafik Black Spot Pola Acak Ruas Jalan Adi Sucipto b. Analisis Black Spot Pada Ruas Jalan Adi Sucipto Dengan Metode Perbandingan Data. 3.8 3.45 3.1 2.75 2.4 2.05 1.7 1.35 1 0.65 0.3-0.05-0.4-0.75-1.1-1.45-1.8-2.15-2.5-2.85-3.2 Sta 1 - Sta 2 ( Km 01,00-02,00 ) Sta 2 - Sta 3 ( Km 02,00-03,00 ) Sta 3 - Sta 4 ( Km 03,00-04,00 ) Sta 4 - Sta 5 ( Km 04,00-05,00 ) Sta 5 - Sta 6 ( Km 05,00-06,00 ) Sta 6 - Sta 7 ( Km 06,00-07,00 ) Sta 7 - Sta 8 ( Km 07,00-08,00 ) Sta 8 - Sta 9 ( Km 08,00-09,00 ) Sta 9 - Sta 10 ( Km 09,00-10,00 ) Sta 10 - Sta 11 ( Km 10,00-11,00 ) Cusum Pola Acak -0.736-1.472-2.208-0.944 0.32-0.736-1.472-2.208-0.944 1.32 1.264 0.528-0.208 2.056 3.32-0.736-1.472-2.208-1.944 0.32 0.264-0.472-1.208 0.056 0.32 0.264-0.472 0.792 1.056 2.32-0.736-1.472-2.208-0.944 0.32 0.264-0.472-0.208 2.056 2.32 0.264-0.472-1.208 0.056 2.32 0.264-0.472-1.208 0.056 0.32 Pada titik Sta 6,000 7,000 pada tahun 2009 sampai 2013 kecelakaan dalam kurun waktu 5 tahun terjadi 17 kecelakaan dengan nilai black 8

spot 13.749 yaitu di daerah depan Brimob kecelakaan dengan didominasi oleh kecelakaan tabrakan depan dengan samping,tabrakan depan - depan dan tabrakan depan belakang. Waktu kecelakaan terjadi pada pagi hari dan siang hari, dimana pelaku kecelakaan melibatkan sepeda motor, mobil dan pejalan kaki. Pertumbuhan Angka Kecelakaan 14.600 13.100 11.600 10.100 8.600 7.100 5.600 4.100 2.600 1.100-0.400 Sta 6 - Sta 7 ( Km 06,00-07,00 ) Sta 8 - Sta 9 ( Km 08,00-09,00 ) Sta 11 - Sta 12 ( Km 11,00-12,00 ) Sta 12 - Sta 13 ( Km 12,00-13,00 ) Sta 13 - Sta 14 ( Km 13,00-14,00 ) Cusum Pola Perbandingan 2.121 1.385 2.649 7.342 13.749 0.693-0.043 0.221 5.199 8.034 0.693-0.043 0.221 3.199 6.034 0.693-0.043 0.221 3.199 6.034 2.121 1.385 2.649 7.342 13.749 III DS = 0,422 DS tersebut menunjukan < 0,85, menurut MKJI arus lalu lintas daerah tersebut stabil. 5.2. Kecepatan. Tabel 1. Kecepatan kendaraan di lapanagan MC LV HV Nama Jalan Km/ jam Km/ jam Km/ jam JL. Adi Sucipto 55.4 51.4 46.8 Sumber : hasil analisa lapangan 2015 5.3. Kecepatan Arus Bebas Luar Kota. Tabel 2. kecepatan Arus Bebas kendaraan. Nama Jalan LV HV Km/jam Km/jam JL. Adi Sucipto 64.23 56.67 Sumber : hasil analisa,2015 5.4. Penanganan Ruas Jalan Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas. 1. Penanganan Ruas Jalan Terhadap Jalan Adi Sucipto Metode Pola Acak. Gambar 8. Grafik Black Spot Pola Perbandingan Ruas Jalan Adi Sucipto 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Tingkat Kinerja Jalan Akses Jalan Kabupaten Kubu Raya. Untuk mengetahui tingkat kinerja lalu lintas Jalan. Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut: 1. Tingkat kinerja jalan untuk ruas jalan Adi Sucipto pada jam puncak tahun 2015 segmen I DS = 0,442, segmen II DS = 0,476 dan segmen Gambar 9. Kondisi permasalahan jalan Adi Sucipto Sta 3-4 9

5. Penambahan lampu warning light agar pengemudi untuk selalu berhati hati melintasi jalan Adi Sucipto. 2. Penanganan Ruas Jalan Terhadap Jalan Adi Sucipto Metode Pola Perbandingan Data. Gambar 10. Kondisi penanganan jalan Adi Sucipto Sta 3 4 o Kondisi permasalahan 1. Parkir memakai badan jalan. 2. Teridentifikasi daerah rawan kecelakaan. 3. Terjadi kemacetan pada jam jam sibuk. 4. Banyak penyembrang jalan. 5. arus lalu lintas dan hambatan samping tinggi. o Kondisi Penaganan. 1. Penambahan Garis tepi pada badan jalan agar pengendara tidak memarkir kendaraan memasuki badan jalan, 2. Penambahan peringatan rawan kecelakaan 50 meter sebelum memasuki daerah rawan kecelakaan. 3. Perlu pengadaan madian jalan non permanen untuk di pasang pada titik titik kemacetan jam jam sibuk agar dapat mengatasi kemacetan. 4. Pemasangan zebra croos untuk penguna menyebrang jalan trutama pada zona sekolah dan lampu warning light agar dapat mengurangi kecelakaan pada pejalan kaki. Gambar 11. Kondisi permasalahan Sta 6 7 jalan Adi Sucipto. Gambar 12. Kondisi penanganan Sta 6 17 jalan Adi Sucipto. o Kondisi permasalahan 1. Teridentifikasi daerah rawan kecelakaan. 2. Terjadi kemacetan pada jam jam sibuk. 3. Banyak penyembrang jalan. 4. arus lalu lintas dan hambatan samping tinggi. 10

o Kondisi Penaganan. 1. Penambahan peringatan rawan kecelakaan 50 meter sebelum memasuki daerah rawan kecelakaan. 2. Perlu pengadaan madian jalan non permanen untuk di pasang pada titik titik kemacetan jam jam sibuk agar dapat mengatasi kemacetan. 3. Pemasangan zebra croos atau pemasangan rambu penyembrang jalan untuk penguna menyebrang jalan trutama pada zona sekolah dan lampu warning light agar dapat mengurangi kecelakaan pada pejalan kaki. 4. Penambahan lampu warning light agar pengemudi untuk selalu berhati hati melintasi jalan Adi Sucipto. 6. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisan dan pengolahan data yang ada maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penentuan Titik Rawan Kecelakaan (black spot) di pilih 1 lokasi rawan kecelakaan (black spot yang tertinggi) yang mempunyai nilai Z- Score terbesar dan terletak di kuadran A. Adapun titik rawan kecelakaan terdapat pada Sta : 1. Penentuan Titik Rawan Kecelakaan (black spot) dengan Metode Pola acak Data : 1. Pada ruas jalan Adi Sucipto nilai black spot tertinggi 3,32 di stasioning 3,000 4,000. 2. Penentuan Titik Rawan Kecelakaan (black spot) dengan Metode Pola Perbandingan Data : 1. Pada ruas jalan Adi Sucipto nilai black spot tertinggi 13,749 di stasioning 6,000 7,000 dan stasioning 13-14. 2. Sebagai Alternatif Penangan pada ruas jalan yang teridentifiksi sebagai lokasi rawan kecelakan black site antara lain : 1. Untuk ruas jalan Adi Sucipto Penambahan Garis tepi pada Badan jalan, penambahan peringatan rawan kecelakaan, pengadaan madian jalan non permanen, perbaikan jalan jalan yang rusak pada ruas jalan Adi sucipto dan penambahan rambu penyembrang jalan atau zebra croos. 3. Tingkat kinerja jalan setiap ruas jalan pada kuadran A. 1. Tingkat kinerja jalan untuk ruas jalan Adi Sucipto pada jam puncak tahun 2015 DS = 0,4, DS tersebut menunjukan < 0,85, menurut MKJI arus lalu lintas daerah tersebut stabil. 7. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Undang-undang Republik Indonesia No.22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia. Clarkson, H.; Ogleby., And Gary Hick, R. 1999. Teknik Jalan Raya (Edisi keempat). Jakarta: Erlangga. 11

Dir. Jend. Bina Marga, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Jakarta. Hasan, M. I. 2001. Pokok Pokok Materi Statistik I, Edisi Kedua,Jakarta: Bumi Aksara. Swari, I.G.A.P.A.; Suthanaya, P.A., dan Negara, I.N.W. 2014. Analisa dan Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Denpasar. Jurnal Spektran. Vol.2. Hlm 24-30. Denpasar. Program Pascasarjana Universitas Udayana. Warpani, S.P.2001. Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta: Bharata. 12

13