RANCANG BANGUN MESIN POTONG SINGKONG MENGGUNAKAN 6 HOPPER DENGAN METODE GERAK PEMOTONGAN TRANSLASI BERPENGGERAK MOTOR BENSIN

dokumen-dokumen yang mirip
Setyo Wahyu Pamungkas Eko Pristiwanto

RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAM FOLLOWER

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR SPUIT BEKAS

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun

RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK SKALA KECIL MENJADI PUPUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

Presentasi Tugas Akhir

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

Presentasi Tugas Akhir

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Tujuan Pembelajaran:

Presentasi Tugas Akhir

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN MESIN PEMBELAH BAMBU UNTUK PRODUKSI JERUJI SANGKAR BURUNG

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

MESIN PERAJANG SINGKONG

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PERAJANG APEL KAPASITAS 60 KG/JAM

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

Perhitungan Kapasitas Screw Conveyor perjam Menghitung Daya Screw Conveyor Menghitung Torsi Screw

RANCANG BANGUN DRAFT TUBE,TRANSMISI DAN PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS DENGAN KAPASITAS 500 L/MIN DAN HEAD 3,5 M

RANCANG BANGUN DAN PERHITUNGAN PERHITUHGAN DAYA PADA MESIN PEMOTONG GELONDONGAN KERUPUK PULI DENGAN PENGGERAK CONVEYOR RANTAI

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN MESIN PERAJANG TEMBAKAU

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERHITUNGAN DAYA DAN KAPASITAS MESIN PRESS SERBUK KAYU SEBAGAI MEDIA PENANAMAN JAMUR TIRAM PUTIH RIKO PRIANDHANY

Mesin Pencacah Cengkeh

RANCANG BANGUN MODIFIKASI MESIN BENCH DRILL (5 SPINDLE 5 COLLET) UNTUK PROSUKSI SANGKAR BURUNG

RANCANG BANGUN MESIN PEMBERSIH LENDIR TERUNG DENGAN 50KG/PROSES SEBAGAI BAHAN BAKU KERUPUK

n p = putaran poros ( rpm ) ( Aaron, Deutschman, 1975.Hal 485 ) 3. METODOLOGI

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

PERENCANAAN MEKANISME PADA MESIN POWER HAMMER

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI POROS DAN PASAK

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

Oleh : FERLY ARDIANSYAH Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

PERHITUNGAN DAYA DAN PENGUJIAN MESIN PENGEPRESS SANDAL

PERENCANAAN MESIN PENGEPRES PLAT PISAU ACAR KAPASITAS 600 LEMBAR/ JAM

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

DAYA PADA MESIN PENGADUK SERBUK TIRAM PUTIH OLEH : MUHAMMAD FATHONI ENDRIAWAN

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK. Oleh : RAHMA GRESYANANTA FABIAN SURYO S Pembimbing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KACANG TANAH DENGAN KAPASITAS 400 KG/JAM

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

PERENCANAAN ALAT BANTU PENGANGKAT DAN PEMINDAH KERTAS GULUNG

Analisa Gaya dan Daya Mesin Pencacah Rumput Gajah Berkapasitas 1350 kg/jam

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

Aplikasi Prinsip Ergonomi pada perancangan Alat Perajang Bahan Baku Keripik yang Multiguna

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TALI TAMPAR DARI BAHAN LIMBAH PLASTIK. Oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

POROS dengan BEBAN PUNTIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

RANCANG BANGUN GENERATOR ELEKTRIK PADA SPEED BUMP PENGHASIL ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM PEGAS TORSIONAL

PERENCANAAN MESIN PENIRIS MINYAK PADA ABON IKAN TUNA DENGAN KAPASITAS 30 KG/JAM ARTIKEL SKRIPSI

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

Tugas Akhir TM

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TALI TAMPAR DARI LIMBAH PLASTIK SLITING

TRANSMISI RANTAI ROL

RANCANG BANGUN MESIN ROLL PLAT SEBAGAI PENGUNCI PADA PERANGKAT AC SENTRAL

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES PUTER DENGAN PENGADUK DAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

RANCANG BANGUN MESIN PENCAMPUR (MIXER) BRIKET ARANG SEKAM PADI

Transkripsi:

RANCANG BANGUN MESIN POTONG SINGKONG MENGGUNAKAN HOPPER DENGAN METODE GERAK PEMOTONGAN TRANSLASI BERPENGGERAK MOTOR BENSIN Agung Hidayatullah 1), Nur Husodo ) Bidang Studi Manufaktur Jurusan D Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 0111 E-mail: agung.gunk@gmail.com 1) ; nurhusodo@me.its.ac.id ) ABSTRAK Kebanyakan home industry kripik singkong masih menggunaka proses pemotongan manual. Sehingga memerlukan banyak waktu dan tenaga pada proses pemotongannya. Salah satu alternatif untuk menambah efisiensi dan produktifitas yaitu dengan membuat mesin potong dengan kapasitas potong besar. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah ini adalah dengan merancang alat pemotong singkong dengan kapasitas pemotongan besar. Yaitu dengan menggunakan enam pisau pemotong. Kemudian merencanakan dan menghitung gaya pada komponen elemen mesin, besarnya daya motor yang digunakan, dan besarnya kapasitas yang dihasilkan oleh mesin potong. Setelah pembuatan mesin, mencari besarnya gaya potong yang terdapat pada singkong (melalui percobaan) dan dilakukan pengujian mengenai kapasitas sesungguhnya yang dapat dihasilkan oleh mesin potong. Hasil dari perencanaan dan perhitungan, didapatkan mesin potong dengan menggunakan daya 0, Hp, putaran 180 rpm dan jumlah hopper dapat menghasilkan kapasitas pemotongan,8 kg/jam yang setara dengan,8 kg/jam. Kata kunci: Alat Pemotong, hopper,singkong Alat Pemotong, hopper,singkong 1. PENDAHULUAN Kebanyakan dalam industri rumahan yang memproduksi kripik singkong yang ada di jawa timur ini masih menggunakan alat manual dari mengupas singkong, memotong tipis sampai menjadi kripik singkong. Tentunya permasalahan ini berpengaruh pada waktu produksi, tenaga kerja yang dibutuhkan untuk produksi terkadang hasil pemotongan tidak seragam. Dari hasil survey pada home industry yang beralamat didesa Lemah Kembar, Kec,Sumberasih, Kab.Probolinggo (Jawa Timur), Home industry tersebut bergerak dalam bidang produksi kripik singkong dengan menggunakan cara manual yang di kerjakan oleh lima karyawannya. Pemotongan singkong masih menggunakan cara yang sederhana dan manual yaitu,dengan menggunakan alat serut manual (lihat lampiran ). Ditinjau dari segi efisiensi masih terbilang cukup rendah. Oleh karena itu diperlukan suatu inovasi baru pada mesin potong untuk menghasilkan produk unggulan. Berapa harga singkong di kota anda? Tentu pertanyaan ini menghasilkan banyak jawaban yang beragam. Permasalahan yang saat ini terjadi pada petani singkong indonesia adalah haraga jual dari singkong yang mereka tanam sangatlah murah ini dikarenakan banyaknya impor singkong dari cina. Oleh karena itu haraga dari singkong lokal sangat murah. Sebenarnya banyak sekali cara untuk meningkatkan harga jual dari singkong ini, salah satu caranya dengan menjadikan singkong menjadi barang olahan yang jauh lebih mahal. Tentunya juga harus memperhatikan harga produksi dalam proses pengolahanya. Memang dulunya sudah pernah dilakukan pembuatan mesin potong singkong ini, dari fariasi metode yang dilakukan hasilnyapun juga berfariasi. Nikolaus Winandar dan M.Hafidin (00) Mesin Pemotong Singkong Automatis metoda yang digunakan adalah circular. Andik Pasisko (005) Mesin Pemotong Ketela dengan menggunakan metode circular dengan piringan dan buah blade digerakkan oleh motor listrik. Bambang Hermanto dan Andi Setiyono (007) Modifikasi Mesin Pemotong Singkong Kontinyu dengan Hasil Potongan Berbentuk Oval dan empat persegi panjang. Riyadi (009) Perencanaan Mekanisme dan Daya Pada Mesin Pemotong Ketela menggunakan metode circular yang digerakkan oleh motor listrik. Setyo Wahyu Pamungkas dan Eko Pristiwanto (0) Rancang Bangun Mesin Pemotong Singkong Dengan Menggunakan Metode Reciprocating yang digerakkan oleh motor listrik. Imelda Magdalena dan Didit Eko Prahmana Sardi (011) Rancang Bangun Mesin Pemotong Singkong Dengan Menggunakan Metode Cam Follower dengan mata pisau dan corong yang digerakkan oleh motor listrik. Namun pada kesempatan ini penulis kembali akan membuat mesin potong singkong dengan metode berbeda yaitu, dengan metode Cam Follower dan menggunakan enam corong dan enam mata pisau yang digerakkan oleh motor bensin. Harapannya nanti bisa menghasilkan produksi yang jauh lebih besar dan menghasilkan keseragaman pemotongan dan nantinya dapat dikembangkan di industri-industri kecil yang lain.

. DASAR TEORI.1 Kapasitas Mesin Mencari kapasitas mesin yang di rencanakan, rumus yang di gunakan untuk perhitungannya adalah: Q = m. n. z Dimana : Q = Kapasitas mesin (kg/jam) m = massa 1 potongan singkong (kg) n = putaran disk (rpm) z = jumlah potongan. Perencanaan Poros Poros berperan meneruskan daya bersamasama dengan putaran. Pada umumnya poros meneruskan daya melalui sabuk/ belt, roda gigi dan rantai, dengan demikian poros menerima beban puntir dan lentur. Ada beberapa macam jenis poros, di antaranya yaitu : 1. Porors Transmisi Porors transmisi mendapat beban puntir murni atau beban puntir dan lentur. Poros transmisi berfungsi untuk meneruskan daya dari salah satu elemen ke elemen yang lain melalui kopling.. Spindel Spindel merupakan poros yang reltif pendek, seperti poros utama pada mesin perkakas dimana beban utamanya berupa puntiran. Syarat yang harus dipenuhi oleh poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.. Gandra Poros gandra dipasang pada roda roda kereta api barang, sehingga tidak mendapat bahan punter, terkadang juga tidak boleh berputar. Gandra hanya mendapat beban lentur, kecuali jika oleh penggerak mula yang memungkinkan mengalami beban puntir. Dalam perencanaan poros ini ada beberapa hal yang perlu di perhatikan yaitu: kekuatan poros, kekakuan poros, putaran kritis, korosi, bahan poros. Untuk mencari bahan poros yang aman didapatkan dengan rumus: Dimana : τ max Syp N τ max = 0,58Syp N : tegangan geser maximum pada poros (Psi) : Strength Yield Point (Psi) : angka keamanan. Perencanaan Pasak Pasak adalah bagian elemen mesin yang penting, disamping itu digunakan untuk menyambung juga digunakan untuk menjaga hubungan putaran relative antara poros dari elemen mesin dengan peralatan mesin yang lain. Dalam hal ini pulley yang disambungkan dengan poros mesin tersebut. Perlu diperhatikan bahwa lebar pasak sebaiknya antara5% s/d 0 % dari diameter poros, dan panjang pasak jangan terlalu panjang dibandingkan dengan diameter poros, yaitu antara 0,75 s/d 1,5 kali dameternya. Pasak mempunyai standardisasi yang sesuai dengan desain yang dibutuhkan. Gambar.1. Posisi Pasak Terhadap Poros. Perencanaan Belt dan Pulley Adapun perencanaan transmisi belt dan pulley yang digerakkan dimana direncanakan dengan memperhatikan daya dan momen perencanaan belt, gaya keliling belt, tengangan pada belt, sudut kontak dan panjang dari belt, dimensi pulley dan yang terakhir perkiraan umur pemakaian dari belt Untuk perhitungan umur belt: m N base fat H 00 u X max Dimana: H = Umur belt jam N base = Basis dari fatigue test ( 7 ) cycle σ max = Tegangan belt kg/cm X = Jumlah pulley yang berputar buah u = Kecepatan per satuan panjan put/det v = Kecepatan m/s) L = Panjang belt, m) σ fat = Fatigue limit (90 kg/cm untuk V-belt) m = Jenis belt (8 untuk belt jenis V-belt) Untuk perhitungan dimensi pulley: Untuk Menghitung dimensi pulley perlu diketahui gambar dan keterangan pulley sebagai berikut: D out D in D c D e out Z 1t s B dimana : D out = Diameter luar pulley mm D in = Diameter dalam pulley mm B = Lebar pulley mm. Bantalan Bearing (bantalan) adalah elemen mesin yang digunakan untuk menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak balik dari poros dapat berlangsung secara halus, aman, dan berumur panjang.

Umur bantalan: C P L =. 0.n p Dimana : L = umur bantalan ( jam kerja ) C = diperoleh dari tabel bantalan sesuai dengan diameter dalam bantalan yang diketahui (lb) P = beban equivalent (lb) b =, untuk bantalan dengan bola = / bila bantalan adalah Bantalan Rol N p = putaran poros ( rpm ). METODOLOGI Studi Literatur Tidak Mulai Data Lapangan Gambar dan Sket Perencanaan dan Perhitungan Persiapan Alat dan Bahan Pembuatan Mesin b Observasi 1 5 Gambar.. Percoban awal Keterangan : 1. Papan Pisau. Pengait. Singkong 5. Neraca Pegas. Poros Pejal Metode percobaan: dalam motode percobaan ini singkong akan dipotong dengan cara memegang singkong dan diletakkan diatas papan pisau yang dibawahnya diberi poros sebagai pengganti bearing roda yang kami pakai dalam perencanaan alat kami. Kemudian papan pisau akan dihubungkan dengan neraca pegas menggunakan pengait dan ditarik sampai singkong terpotong. Nilai yang ditunjukkan oleh neraca pegas itu yang nantinya menjadi rujukan perhitungan pemotongan singkong.. Prinsip Kerja Mesin Pemotong Singkong Hasil Tidak Ya Pengujian Mesin Ya Hasil Pembuatan Laporan Selesai Gambar.1. Flowchart perencanaan pembuatan mesin pemotong singkong.1 Perancangan Dalam pendahuluan telah disebutkan bahwa tujuan penulisan ini adalah untuk melakukan perencanaan dan perwujudan mesin potong singkong yang berbeda dengan mesin potong singkong yang ada sebelum sebelumnya harapanya mesin potong singkong yang di buat nantinya memiliki hasil pemotongan yang lebih baik dan lebih efisien dalam proses pengerjaannya. Percobaan Awal Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui besarnya gaya potong yang dibutuhkan untuk memotong singkong dengan mekanisme percobaan seperti gambar di bawah: Gambar.. Prinsip kerja mesin potong singkong Pada mesin potong ini menggunakan mekanisme penggerak motor bensin yang dapat mengubah bahan bakar bensin menjadi energi kinetik. Yang kemudain energi kinetik yang dihasilkan motor bensin dihubungkan oleh V belt dari pulley satu ke pulley dua yang terletak pada reducer 1/0 bertujuan untuk memperkecil putaran yang dihasilkan oleh motor bensin. Putaran yang dihasilkan oleh reducer kemudian di transmisikan kembali dari pulley tiga ke pulley empat yang nantinya dapat menggerakkan disk. Pada pulley ke empat ini di hubungkan oleh poros dan ditahan oleh pin. Pulley keempat menggerakkan disk yang kemudian akan menggerakkan poros engkol atau connecting rod pada salah satu sisi disk yang mengubungkan antara disk dan landasan pisau sehingga tercipta gerakan maju mundur pada landasan pisau mengikuti kecepatan putaran yang terjadi pada disk.

Gerakan maju mundur yang dihasilkan dari motor bensin yang telah di transmisikan tersebut menyebabkan pisau yang posisinya berada pada papan potong kemudian memotong singkong yang posisinya vertikal yang berada pada hopper. Hal ini secara kontinyu terjadi pemotongan karena di atas singkong diberi pemberat dengan tujuan singkong akan terpotong hingga habis akibat gaya tekan yang dihasilkan pemberat. Dari hasil pemotongan singkong tadi kemudian di bagian bawah papan pisau akan di sediakan wadah sebagai tempat hasi pemotongan singkong. Dalam proses pemotongan kondisi kemiringan rumah pisau yang ada pada papan pisau sebesar 15 terhadap garis horizontal dan pisau dapat seting dengan mudah untuk memperoleh ketebalan singkong yang diinginkan, pisau dapat diatur hasil ketebalan pemotongannya antara 0,5mm-1mm.. Prosedur Pengujian 1. Menyiapkan bahan baku berupa singkong yang telah dikupas kulitnya dan sesuai dengan dimensi yang di inginkan.. Mengangkat beban pemberat.. Menghidupkan motor bensin.. Memasukkan singkong yang akan dipotong. 5. Memasukkan kembali pemberat kedalam corong.. Setelah dilakukan langkah-langkah diatas maka diperoleh hasil pengujian sebagaimana ditampilkan pada BAB V. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN.1. Menentukan Panjang Langkah Gambar dibawah ini merupakan posisi corong dan dudukan pisau sebelum proses pemotongan. corong. Maka dapat diketahui panjang langkah total untuk melakukan potongan sebesar : 50+0+70 = 150 mm... Kapasitas Potongan Untuk mencari kapasitas potongan dapat menggunakan rumus : Q = n. z Dimana: n = 180 rpm z = m = 1, gr Sehingga : Q = m. n. z Q = 1,. 180. Q = 178 gr/menit =,8 kg/jam.. Daya dan Putaran Motor Selanjutya perhitungan yang dilakukan adalah menghitung daya pada motor. Dari data yang di dapatkan diatas maka dapat dihitung daya motor yang perlu digunakan. Putaran = 00 melewati reducer 1/0 menjadi 180 rpm daya T = 710 putaran T.putaran Daya = 710 5,05kgcm.180rpm Daya = 710 Daya = 0, HP = 0,9 Kw Oleh karena itu motor yang digunakan untuk perencanaan awal minimal sebesar 0, HP Daya Perencanaan Pd = Fc. P Dimana : Pd = 1,. 0,9 Kw P = 0,9 Kw Pd = 0,9 Kw Gambar.1. Pajang langkah Dari gambar.1 diatas dijelaskan bahwa dimensi pisau memiliki panjang 10 mm dan lebar 0 mm. Ketika pisau diletakkan pada posisi 15, maka pisau akan memiliki panjang bidang potong yang diukur secara vertikal sebesar mm. Ujung pisau yang terjauh dengan bagian titik pusat corong direncanakan sebesar 85 mm dengan diameter luar corong sendiri sebesar 70 mm sebagai langkah awal sebelum pemotongan. Pada langkah setelah pemotongan direncanakan sebesar 0 mm yang diukur dari ujung pisau yang terdekat dengan tepi.. Perencanaan Belt dan Pulley Dalam perencanaan belt dan pulley yang akan digunakan untuk alat ini perlu memperhatikan beberapa faktor yang perlu di perhitungkan antara lain yaitu: kecepatan keliling pulley, gaya keliling belt, tegangan belt, sudut kontak belt, jumlah belt, tegangan maksimum, jumlah putaran belt, panjang belt dan perkiraan umur belt. Dalam penggunaan belt pada alat ini memerlukan panjang dan perkiraan umur sebagai berikut. Gambar.1. Gambar Sket Panjang Belt

( D L =. a + (D +D )+ Dimana diketahui : a = 50 mm D = 17 mm D = 17 mm D ). a Sehingga didapatkan : L =. a ( D D + (D +D )+ ). a. 1 ( 17 17) L =. 50 + (17+17)+.50 L = 177,8 mm L = 1,7 m Dari panjang belt yang ada di pasaran maka belt yang dipakai adalah dengan panjang 100 mm sesuai dimensi yang ada d pasaran. Sedangkan untuk umur belt dapat di rencanakan menggunakan rumus sebagai berikut m Nbase fat H = 00. u. Z max Dimana diketahui : N base = basis dari tegangan kelelahan yaitu 7 cycle U = 0,7 putaran satuanpanjang Z = buah belt σ fat = fatique limit 90 kg/cm untuk V-Belt (elmes II hal ) σ max = 115,87 kg/cm m = Konstanta V-Belt = 8 Sehingga : H = H = Nbase fat 00. u. Z max 7 00.0,7. H = 198,1 ( 1,1 ) H = 578 Jam m 90kg/ cm,kg/ cm Pada perencanaan kami, pulley yang kami gunakan adalah tipe B. untuk pulley B diperoleh data-data sebagai berikut: Rated sizes of pulley grooves type B e = 1 c = 5 s = 1,5 t = 0 v = o - 0 o 8 1. Pulley penggerak (Dm) a. Diameter luar pulley penggerak : Dout = Dm +.c = 17+ (5) = 17 mm b. Diameter dalam pulley penggerak : Din = Dout.e = 17 (1)mm = 5 mm c. Lebar pulley (B) B = (z-1).t+.e = (-1)0+.(1) = 5 mm = 0,05 m. Pulley yang digerakkan (Dp) a. Diameter luar pulley yang digerakkan : Dout = Dp +.c = 7, + (5) = 8, mm b. Diameter dalam pulley yang digerakkan : Din = Dout.e = 8, mm (1) = 5, mm.5. Perencanaan Poros Pada perhitungan poros ini yang perlu diperhatikan adalah menghitung daya disk terhadap poros, gaya yang terjadi pada bidang vertikal dan horisontal poros, momen terbesar poros, momen torsi pada poros serta bahan yang aman untuk poros yang akan digunakan. Momen terbesar yang terjadi pada bidang horisontal dan vertikal. Nilainya bisa di lihat dari diagram momen yang ada di atas dimana nilainya adalah : M H = 5,77 Nm M V = - 17,0 Nm Sehingga didapatkan : V M = M M M = H M = 95,11Nm M = 0,88Nm = 7, lbf.in V H = 19,1 N V V = -1,9 N ( 5,77Nm) ( 17,0Nm) V V = V V V = H V = 88,8N V = 8,75N =, lbf ( 19,1 N) ( 1,9 N) Pemilihan bahan poros untuk alat ini perlu memperhatikan tegangan maksimum yang bekerja

pada poros untuk menentukan bahan poros aman dan sesuai dengan kebutuhan rancangan dalam hal ini dapat di analisis menggunakan rumus : Dari mesin didapatkan : D poros = 0mm Maka : Syp.0,58 maks Sf Syp.0,58 80,1 80,1. Syp 0,58 7,8 psi Syp Bahan poros yang diambil untuk penggunaan poros mesin ini adalah AISI 0... Perecanaan Pasak Dari perhitungan sebelumnya dan dari data data yang direncanakan didapat Dporos = 0 mm = 1,18 W = 5% dari Dporos = 7,5 mm = 0,9 in Ks = Koefisien tegangan geser (0,) Tegangan Geser Terhadap Panjang Pasak. T syp maks W. L. D Sf.15 80,1 7,5. L.0,98 0 L 0,9.1,18.80,1 0 L 9, L = 1.1 in Sarat Aman Tegangan Geser Pada Pasak. T kssyp. W. L. D Sf.15 0,. Syp 0,9.1,1.1,18 0 0,. Syp 0,9 1,5. Syp 0, 75, psi Syp.7. Perhitungan Bantalan Bearing yang di pakai dalam rancangan ini adalah Single Row Deep Gove Ball Bearing. Dan dari analisa dan perhitungan pada bagian sebelumnya diperoleh data-data sebagai berikut : 1. Diameter poros (Dp) : 1,18 in = 0 mm. Gaya bantalan di titik B : (FBH) = 5,9 N : (FBV) = 89,7N. Gaya bantalan di titik C : (FCH) = 8,1 N : (FCV) = 7,9 N. Dalam perencanaan didapat nilai Co = 90 dan C= 0 (lampiran ) 5. Harga vektor putaran (V) = 1 untuk ring dalam berputar. Perkiraan Umur Bantalan Untuk mengetahui berapa umur bantalan yang nantinya diganti yang baru, maka umur bantalan sebaiknya diganti dengan umur : Bantalan B L h = = h C P 0n 0 5,57 0.180rpm =,858 X jam kerja Bantalan C L h = = b C P 0n 0 11,75 0.180rpm =,87 x jam kerja. KESIMPULAN DAN SARAN Dari perencanaan dan perhitungan pada mesin pemotong singkong yang penulis rancang, diperoleh data-data sebagai berikut : a. Panjang langkah pisau untuk memotong singkong adalah 150 mm. b. Dari percobaan gaya maksimal untuk memotong buah singkong adalah,15 N. c. Jumlah putaran pada disk adalah 180 rpm. d. Motor yang digunakan adalah motor bensin dengan daya 5,5 HP dan putaran sebesar 00 rpm. e. Speed reducer yang digunakan mempunyai rasio 1/0. f. Ukuran diameter pulley adalah : Diameter pulley 1 = in Diameter pulley = in Diameter pulley = 5 in Diameter Pulley = 5 in

g. Belt yang dipakai adalah type B dengan solid wofen cotton, panjang belt 177 mm, 1,7 m. h. Poro yang digunakan dari bahan baja AISI 50, dengan diameter 0 mm dan panjang 00 mm i. Bearing yang digunakan pada sistem kerja poros adalah pillow block type single row deep groove dengan diameter dalam 0 mm. Saran untuk pembuatan mesin singkong ini adalah a. Mencari mekanisme lain yang lebih baik dalam peletakan posisi pisau pada papan pisau. b. Membuat sistem pencekaman yang lebih baik pada corong agar posisi singkong tidak berubah pada saat pemotongan. c. Putaran mesin yang digunakan seminimal mungkin guna mengurangi getaran akibat motor penggerak yang dapat mempengaruhi kenyamanan pemakaian. 5. DAFTAR PUSTAKA 1. Deutschman, Aaron D, Walter J Michels, Charles E Wilson. 1975. Machine Design Theory and Practice. New York : Macmillian Publishing Co, Inc.. Sularso, Suga, Kiyokatsu. 1991. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin th edition. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.. Dobrovolsky, V. 1978. Machine Elements nd edition. Moscow : Peace.. Winandar, Nikolaus dan M. Hafidin. 00 : Mesin Pemotong Singkong Automatis. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. 5. Hermanto, Bambang dan Andi Setiyanto. 007 : Modifikasi Mesin Pemotong Singkong Kontinu Dengan Hasil Potongan Berbentuk Oval dan Empat Persegi Panjang. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.. Magdalena, Imelda dan Didit Eko Prahmana Sardi. 011: Rancang Bangun Mesin Pemotong Singkong Dengan Menggunakan Metode Cam Follower. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.