HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DAN CARA PENYEMPROTAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DAN CARA PENYEMPROTAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

BAB I PENDAHULUAN. membunuh atau mengendalikan berbagai hama tanaman. Tetapi pestisida. lingkungan apabila tidak tepat dalam menggunakannya.

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pertanian di Indonesia. Pestisida digunakan untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida merupakan salah satu teknologi pengendalian organisme

Kata Kunci:Pengetahuan, Sikap, Lama Kontak, Masa Kerja, Tata Cara, Keterpaparan Pestisida

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pestisida adalah zat untuk membunuh atau mengendalikan hama. Food

Keywords: Pecticides, Cholinesterase, Poisoning, Risk Factor

Oleh : Rani Angreani Walangitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRACT. Keywords: Cholinesterase, Pesticide Poisoning, Horticulture Farmers

Diana Mayasari Gambaran Perilaku Kerja Aman pada Petani Hortikultura di Desa Gisting Atas

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan pestisida di seluruh dunia (world-wide), tetapi dalam hal kematian

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

mengalami keracunan pestisida yang menyebabkan kematian antara orang. Di Indonesia diperkirakan terjadi kasus keracunan setiap

STUDI PREVALENSI KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT SAYUR DI DESA MENDONGAN KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI DAN LAMA PENYEMPROTAN DAN INTERVAL KONTAK PESTISIDA DENGAN AKTIVITAS CHOLINESTERASE

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya menyebabkan peningkatan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI BAWANG MERAH DI DESA KEDUNGUTER KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

Lama Bertani dan Hubungannya dengan Cholinesterase Darah Petani Hortikultura di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

Keperpustakaan : 29 ( ) Kata Kunci : Cholinesterase, petani penjamah, pestisida

ARTIKEL. Irnawati Marsaulina,* Arlinda Sari Wahyuni**

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan hewan atau tumbuhan pengganggu seperti binatang pengerat, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

Kejadian Keracunan Pestisida Pada Istri Petani Bawang Merah di Desa Kedunguter Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Kadar Cholinesterase Darah, Petani Penyemprot Pestisida Padi Sawah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Skripsi ini untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Agung Triono J

ARTIKEL. OLEH: AFNI ROICHATUL MUFIDAH a001 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Desi Putri Utami; Onny Setiani; Hanan Lanang Dangiran; Yusniar Hanani Darundiati

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

LAMA PAJANAN ORGANOFOSFAT TERHADAP PENURUNAN AKTIVITAS ENZIM KOLINESTERASE DALAM DARAH PETANI SAYURAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkat tinggi setelah aplikasi pestisida. Penggunaan bahan-bahan beracun itu pada

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA

SUMMARY NURLAILA GAIB NIM :

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PAPARAN PESTISIDA PADA PEKERJA CHEMIS (PENYEMPROTAN)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA PESTISIDA, PENDIDIKAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI BAWANG MERAH

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT SOCCA NARESTRI PRADIPTA

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki wilayah perkebunan kelapa sawit yang cukup luas.

Kata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

ABSTRAK. Utin Dewi Sri Aryani; 2016 Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

STUDI KADAR CHOLINESTERASE DALAM DARAH PETUGAS FOGGING DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Unnes Journal of Public Health

Olahraga dengan Kadar Gula Darah

Aribowo et al, Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Keracunan Akut Pestisida organofosfat...

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

Kata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2

BAB 4 METODE PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

Hubungan Pajanan Pestisida dengan Gangguan Keseimbangan Tubuh Petani Hortikultura di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS ASETILKOLINESTERASE DARAH DENGAN PERUBAHAN DENYUT JANTUNG SAAT VALSAVA MANEUVER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terpadat di

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS ASETILKOLINESTERASE DARAH DENGAN TEKANAN DARAH PETANI YANG TERPAPAR ORGANOFOSFAT

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan produksi pertanian.

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA SD NEGERI IV BATURETNO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TERMINOLOGI MEDIS PETUGAS REKAM MEDIS DENGAN KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS KADAR CHOLINESTERASE DARAH PADA PETANI PENYEMPROT PESTISIDA TANAMAN HORTIKULTURA DI PERKEBUNAN WAWO MATANI KOTA TOMOHON

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 : PENDAHULUAN. pestisida. Pengunaan agrokimia diperkenalkan secara besar-besaran untuk

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

PENGARUH PENYULUHAN PESTISIDA TERHADAP PENGETAHUAN DAN HIGIENE PERSONAL PETANI PENYEMPROT PADI DI DESA PONDOK NGUTER SUKOHARJO

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

Jurnal Riset Sains dan Teknologi Volume 1 No. 1 Maret 2017

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DENGAN PENGGUNAAN SUMBAT TELINGA (EAR PLUG) PADA PEKERJA PANDE ALUMUNIUM DI DESA KEMBANG KUNING KABUPATEN BOYOLALI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

THE BEHAVIOR IN USING OF PESTICIDES ON RICE FARMERS AT RJ VILLAGE BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DAN CARA PENYEMPROTAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Oleh: AULIA QISTHI WAHIDA RUSDITA J 410 120 038 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

i

ii

iii

HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DAN CARA PENYEMPROTAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO Aulia Qisthi Wahida Rusdita 1, Heru Subaris Kasjono 2, Dwi Astuti 3 1 Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, auliaqisthiwr@yahoo.co.id 23 Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak Penyemprotan pestisida yang tidak memenuhi aturan mengakibatkan dampak timbulnya keracunan pada petani yang dapat dilakukan dengan jalan aktifitas kolinesterase darah. Pestisida golongan organofosfat dapat mempengaruhi fungsi syaraf dengan jalan menghambat kerja enzim kolinesterse. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis higiene perorangan dan cara penyemprotan yang berhubungan dengan keracunan dalam penggunaan pestisida pada petani penyemprot sayur di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Desain penelitian yang digunakan adalah studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini 40 petani. Pengambilan sampel dengan exhaustive sampling yaitu 40 orang petani. Analisis hubungan dilakukan dengan analisa statistik fisher exact test. Hasil penelitian menunjukkan dari pemeriksaan darah didapatkan responden yang keracunan sebanyak 33 responden (89,2%). Faktor risiko yang berpengaruh terhadap keracunan pestisida (<0,05) yaitu variabel higiene perorangan dan cara penyemprotan. Hasil analisis bivariat menyatakan adanya hubungan antara higiene perorangan dengan tingkat keracunan pestisida pada petani di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2016 dengan nilai p= 0,038. Serta Ada hubungan antara cara penyemprotan dengan tingkat keracunan pestisida pada petani di Desa Kembangkuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2016 dengan nilai p= 0,026 Kata Kunci pestisida : cara penyemprotan, enzim kolinesterase, higiene perorangan, keracunan Abstract Spraying pesticides that do not meet the rules of the incidence of poisoning resulting impact on farmers to do with the blood cholinesterase activity. Class of organophosphate pesticides can affect nerve function by inhibiting the enzyme kolinesterse. The purpose of this study was to analyze the personal hygiene and spraying associated with toxicity in a farmer spraying pesticide use on vegetables in Kembang Kuning Cepogo District of Boyolali. The study design used is cross sectional study. The population in this study of 40 farmers. Sampling with exhaustive sampling of 40 farmers. Analysis of the relationship is done with statistical analysis Fisher exact test. The results showed blood tests obtained from respondents who poisoned a total of 33 respondents (89.2%). The risk factors that influence pesticide poisoning (<0.05) the variable of personal hygiene and spraying. The results of the bivariate analysis suggested a link between personal hygiene level of pesticide poisoning in farmers in Kembang Kuning Cepogo Boyolali District of 2016 with a value of p = 0.038. As well There is a relationship between how spraying with pesticide poisoning rate on farmers in the village Kembangkuning Cepogo Boyolali District of 2016 with a value of p = 0,026. Key Words enzyme : Personal hygiene, Spraying, Level of pesticide poisoning, cholinesterase 1

1. PENDAHULUAN Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Program Lingkungan Persatuan Bangsa-Bangsa (UNEP) memperkirakan ada 1,5 juta kasus keracunan pestisida terjadi pada pekerja di sektor pertanian. Sebagian besar kasus keracunan pestisida tersebut di negara berkembang, yang 20.000 kasus diantaranya berakibat fatal. Menurut WHO (2012), diperkirakan bahwa ratarata 4429 ton bahan aktif organoklorin, 1375 ton organofosfat, 30 ton karbamat dan 414 piretroid digunakan setiap tahun untuk pengendalian vektor global selama periode 2000 2009 di enam wilayah WHO. Sedangkan kasus didunia, data dari Rumah Sakit Nisthar, Multan Pakistan, selama tahun 1996-2000 terdapat 578 pasien yang keracunan, diantaranya 370 pasien karena keracunan pestisida (54 orang meninggal). Pada umumnya korban keracunan pestisida merupakan petani atau pekerja pertanian, 81% diantaranya berusia 14-30 tahun. Kasus yang terjadi di Indonesia adalah kematian misterius yang menimpa 9 warga pada bulan Juli 2007 di Desa Kanigoro, Kecamatan Ngeblak, Magelang. Menurut Harian Republika, 26 September 2007 hasil pemeriksaan Laboratorium Kesehatan dipastikan akibat keracunan pestisida. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan higiene perorangan dan cara penyemprotan pestisida dengan tingkat keracunan pestisida pada petani di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo. Data yang diperoleh dari Lakesda Kabupaten Boyolali (2011) dari hasil penelitian sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan tingkat keracunan pestisida di Desa Genting Kecamatan Cepogo dengan, dari 26 sampel terdapat 12 sampel dengan tingkat keracunan ringan dan 14 sampel tidak keracunan atau normal. Berdasarkan data Puskesmas Kecamatan Cepogo, Pada tahun 2014 terdapat satu orang petani yang dirawat karena keracunan pestisida dengan keluhan badan lemas, mual, dan muntah disertai pusing setelah menyemprot tanaman tomat karena tidak memakai masker dengan kondisi badan yang tidak sehat. Oleh karena itu penting untuk dilakukan penelitian berkaitan dengan hubungan antara higiene perorangan 2

dan cara penyemprotan pestisida dengan tingkat keracunan pestisida di Dusun Banjarejo Desa Kembang Kuning Kabupaten Boyolali. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan higiene perorangan dan cara penyemprotan pestisida dengan tingkat keracunan pestisida pada petani di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo. 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitin yang digunakan adalah metode penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional (Notoatmojo, 2010). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10-15 Mei 2016. Tempat penelitian di Dusun Banjarrejo Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok tani Rukun yang aktif menyemprot di Dusun Banjarrejo Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali sebanyak 40 orang dengan jenis kelamin laki-laki. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah exhaustive sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara masing-masing variabel bebas yaitu higiene perorangan dan cara penyemprotan dengan tingkat keracunan pestisida. Selanjutnya dilakukan pengujian dengan uji statistik fisher s exact test. Keeratan hubungan antara kedua variabel dapat diketahui dengan nilai koefisien kontingensi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 responden, namun yang dapat mengikuti penelitian sebanyak 37 responden. Responden yang tidak dapat mengikuti penelitian (dropped out) sebanyak 3 responden. 3

3.1 Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden No. Karakteristik Interval Jumlah Mean Std. Frekuensi Persentase (%) Dev 23-29 30-36 37-43 4 6 10 10,8 16,2 27,0 42 9,9 1. Umur 44-50 51-57 58-64 11 4 2 29,7 10,8 5,4 Jumlah 37 100 4-10 11-17 18-24 10 7 4 27,0 18,9 10,8 20,6 11,8 2. Masa kerja 25-31 32-38 39-45 9 3 4 24,3 8,1 10,8 Jumlah 37 100 Tidak sekolah Tamat 4 15 10,8 40,5 - - 3. Tingkat SD pendidikan Tamat SMP Tamat SMA Diploma 11 6 1 29,7 16,2 2,7 Jumlah 37 100 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 37 responden penelitian paling banyak pada kelompok umur 44-50 tahun sebanyak 11 responden (29,7%) dan paling sedikit pada kelompok umur 58-64 tahun sebanyak 2 responden (5,4%) dengan rata-rata 42 ± 9,9. Responden penelitian paling muda berumur 24 tahun dan responden paling tua berumur 63 tahun. Secara teoritis menurut Soedarmo (1991), ada kecenderungan semakin tua umur petani semakin rendah aktivitas kolinesterase dalam darahnya. Masa kerja responden sebagai petani paling banyak pada rentang antara 4-10 tahun sebanyak 10 responden (27%) dan paling sedikit pada rentang antara 32-38 tahun sebanyak 3 responden (8,1%) dengan rata-rata masa kerja 20,6 ± 11,8. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian 4

Mokoagow, dkk (2013), semakin lama masa kerja petani maka semakin rendah aktifitas enzim kolinesterase darah. Artinya petani sayur yang sudah terpapar lama atau berlangsung terus menerus sangat berisiko untuk mengalami keracunan tingkat selanjutnya. Sedangkan tingkat pendidikan responden diketahui bahwa tingkat pendidikan responden beragam, mulai dari tamat SD, SMP, SMA, serta Diploma. Namun tingkat pendidikan responden paling banyak yaitu tamat SD sebesar 15 responden (40,5%) dan hanya 1 responden (2,7%) yang berpendidikan Diploma. Bahkan dari 37 responden penelitian ada responden yang tidak sekolah sebesar 4 responden (10,8%). Menurut penelitian Rustia (2010), jumlah petani yang mencapai bangku SLTP sebanyak 56,1%. Rendahnya tingkat pendidikan petani ini dapat menjadi berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan terhadap penanganan dan penggunaan pestisida. Pengetahuan tentang tindakan sebelum melakukan penyemprotan meliputi, penggunaan aturan sesuai label, cara mencampur, tindakan setelah menyemprot sesuai dengan ketentuan. Ketiga hal tersebut dapat mengurangi keracunan pada petani. 3.2 Analisis Univariat Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian No. Variabel Kategori Jumlah Frekuensi Persentase (%) 1 Higiene Perorangan Tidak 28 75,7 sesuai Sesuai 9 24,3 2 3 Jumlah 37 100 Tidak 29 78,4 Cara sesuai Penyemprotan Sesuai 8 21,6 Jumlah 37 100 Keracunan 33 89,2 Tingkat Tidak 4 10,8 keracunan keracunan Jumlah 37 100 Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa banyak responden yang tidak higienis atau tidak sesuai dengan pedoman, yaitu sebanyak 28 responden (75,5%). Sejalan dengan hasil penelitian Ganjar (2014), higiene perorangan merupakan faktor risiko terjadinya terjadinya 5

keracunan pestisida artinya petani yang tidak higienis mempunyai risiko keracunan pestisida 11,37 kali dibandingkan dengan petani yang higienis. Diketahui bahwa responden melakukan cara penyemprotan tidak sesuai aturan yang seharusnya atau cara penyemprotan yang dilakukan responden tidak sesuai dengan pedoman observasi, yaitu sebanyak 29 responden (78,4%). Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Zakaria, yang menyatakan bahwa ada hubungan antara posisi penyemprotan dengan keracunan pestisida pada petani penyemprot hama di Desa Pedeslohor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal Tahun 2007 Denganp value sebesar 0,011. Maka p value lebih kecil dari 0,05 sehingga Ha diterima yang menyatakan bahwa ada hubungan antara posisi penyemprotan dengan keracunan pestisida pada petani penyemprot hama di Desa Pedeslohor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal Tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa ada bukti yang signifikan antara posisi penyemprotan dengan keracunan pada penelitian yang dilakukan oleh Zakaria. Responden yang mengalami keracunan pestisida sebanyak 33 responden (89,2%). Jumlah tersebut lebih banyak jika dibandingkan dengan responden yang tidak keracunan. Menurut penelitian Prijanto (2009), semakin sering petani melakukan penyemprotan, maka semakan tinggi pula risiko keracunannya. 3.3 Analisis Bivariat Tabel 3. Hasil Analisis Bivariat No Variabel bebas 1 Higiene Perorangan 2 Cara Penyemprotan Variabel terikat Tingkat keracunan Tingkat keracunan p Koef. Keterangan value Kontingensi 0,038 0,380 Signifikan 0,026 0,411 Signifikan Berdasarkan hasil uji Fisher Exact Test, didapatkan p value sebesar 0,038. Maka p value lebih kecil dari 0,05 (0,01<0,05) yang berarti Ho ditolak dan terdapat hubungan yang signifikan antara higiene perorangan dengan tingkat keracunan pestisida artinya bahwa ada hubungan antara higiene perorangan dengan keracunan pestisida pada petani penyemprot di Dusun Banjarrejo Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa higiene perorangan tersebut merupakan salah satu faktor terjadinya keracunan. Sedangkan kekuatan hubungan antara higiene perorangan dengan tingkat 6

keracunan pestisida dinyatakan lemah (0,20-0,399) dengan melihat nilai koefisien kontingensinya sebesar 0,380. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Marsaulina(2007) menyatakan bahwa ada hubungan kebersihan badan tidak memakai sabun terhadap terjadinya keracunan pestisida. Berdasarkan hasil uji Fisher Exact Test, didapatkan p value sebesar 0,026. Maka p value lebih kecil dari 0,05 (0,026<0,05) berarti Ho ditolak dan terdapat hubungan yang signifikan antara cara penyemprotan dengan tingkat keracunan pestisida artinya bahwa ada hubungan antara cara penyemprotan dengan keracunan pestisida pada petani penyemprot di Dusun Banjarrejo Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa cara penyemprotan tersebut merupakan salah satu faktor terjadinya keracunan. Sedangkan kekuatan hubungan antara cara penyemprotan dengan tingkat keracunan pestisida dinyatakan cukup kuat (0,40-0,599) dengan melihat nilai koefisien kontingensi sebesar 0,411. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Zakaria (2007) ada bukti yang signifikan antara posisi penyemprotan dengan memperhatikan arah angin dengan keracunan pestisida di Desa Pedeslohor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Penyemprotan sebaiknya dilakukan saat kecepatan angin antara 3-5 km/jam, yang ditandai dengan gerakan tidak teratur daun-daun tanaman (Djojosumarto, 2000). 4. PENUTUP 4.1 Simpulan 4.1.1 Sebagian besar responden memiliki higiene perorangan yang tdak sesuai dengan pedoman sebanyak 28 responden (75,5%) dengan 27 responden (81,8%) mengalami keracunan. 4.1.2 Sebagian besar responden melakukan cara penyemprotan yang tidak sesuai dengan pedoman sebanyak 29 responden (78,4%) dengan 28 responden (84,8%) mengalami keracunan. 4.1.3 Ada hubungan antara higiene perorangan dengan tingkat keracunan pestisida pada petani di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2016 dengan nilai p= 0,038 4.1.4 Ada hubungan antara cara penyemprotan dengan tingkat keracunan pestisida pada petani di Desa Kembangkuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2016 dengan nilai p= 0,026 7

4.2 Saran 4.2.1 Petani pada kelompok tani Rukun di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo Diharapkan dengan dilakukannya pemeriksaan kolinesterase dalam darah petani, petani dapat mengetahui cara untuk mencegah apabila terjadi keracunan seperti dengan memperbaiki tindakan penyemprotan yang dilakukan sesuai dengan aturan, menjaga kebersihan diri, minum susu, dan lebih aktif mencari informasi tentang bagaimana mengatasi keracunan sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan kesehatan petani. 4.2.2 Instansi Kesehatan Meningkatkan pengawasan kesehatan petani dengan memberikan informasi tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi keracunan pestisida seperti istirahat atau tidak kontak dengan Organophosphat selama 2 minggu jika diketahui keracunan sedang, istirahat dari pekerjaan jika sakit periksa ke medis jika diketahui keracunan ringan, memberikan pengobatan serta asupan gizi kepada petani serta pemantauan terhadap petani yang mengalami keracunan secara aktif 4.2.3 Instansi Pertanian Diharapkan kepada instansi pertanian memberikan pengawasan dalam penggunaan pestisida, memberikan informasi upaya pencegahan terjadinya keracunan pestisida dan membantu meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja berupa penyediaan APD yang lengkap, supervisi pada saat musim penyemprotan, dan melihat teknik penyemprotan yang dilakukan oleh petani secara langsung. 4.2.4 Peneliti lain Perlu adanya penelitian lanjutan tentang kebersihan rumah petani, kegiatan penyemprotan yang melibatkan anak-anak atau anggota keluarga lain, jenis pestisida yang digunakan petani, kebersihan air yang digunakan dalam mengaplikasikaan pestisida termasuk untuk mencuci tangan dan mandi, tindakan mencuci tangan setelah menyemprot sesuai dengan 7 langkah mencuci tangan dengan benar serta kepatuhan dalam meggunakan APD dengan lengkap dari saat mempersiapkan pestisida pada petani sayur di Desa Kembangkuning Kecamatan cepogo khususnya, dan petani di sekitar Kecamatan Cepogo pada umumnya. 8

5. DAFTAR PUSTAKA Djojosumarto, P. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Jakarta Selatan: PT. Agromedia Jagakarsa. Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Yogyakarta: Kanisius. Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten. 2011. Hasil Pemeriksaan Pemaparan Pestisida Petani Tembakau Kecamatan Cepogo. Boyolali: Laboratorium Kesehatan Daerah Boyolali. Harian Republika. 26 September 2007. Kematian misterius yang menimpa 9 warga pada bulan Juli 2007 di Desa Kanigoro, Kecamatan Ngeblak, Magelang. Marsaulina, I dan Wahyuni, AS. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keracunan Pestisida Pada Petani Hortikultura Di Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun Tahun 2005. Media Litbang Kesehatan. Vol. XVII No. 1 Tahun 2007. Mokoagow, D, Joseph, W.B.S, Patras, H.D. 2013. Hubungan Antara Masa Kerja, Pengelolaan Pestisida dan Lama Penyemprotan dengan Kadar Kolinesterase Darah Petani Sayur Di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon. Jurnal penelitian. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta: Prijanto. T.B. 2009. Analisis Faktor Risiko Keracunan Pestisida Organophosphat Pada Keluarga Petani Hortikultura Di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang [Tesis Ilmiah]. Semarang: Program Pascasarjana UNDIP. Rustia, H.N, Wispriyono, B., Susanna, D., Lutfiah, F.N. 2010. Lama Pajanan Organofosfat terhadap Penurunan Aktivitas Enzim Kolinesterase dalam Darah Petani Sayuran. Makara Kesehatan. Vol. 14, No.2 Desember: 95-101 Sudarmo, S. 1991. Pestisida. Yogyakarta: Kanisius. WHO. 2000. Pencemaran Pestisida dan Pencegahannya. http://www.infokes.com/tiday/artikel.html/23/07/00 diakses pada tanggal 2 Mei 2016. 9

WHO. 2012. Guidelines For Procuring Public Health Pesticides. France: WHO Press. Zakaria, M. 2007. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keracunan pestisida pada petani penyemprot hama di desa Pedeslohor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal [Skripsi Ilmiah]. Semarang: UNNES. 10