ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU MITRA CEMANGI DI KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TORTILA RUMPUT LAUT DI INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ROTAN PADA MEUBEL ROTAN TORA-TORA KELURAHAN UJUNA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ROTAN PADA MEBEL ROTAN PALUNESIA COLLECTION TEAM KOTA PALU

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DODOL RUMPUT LAUT INDUSTRI CITA RASAKU KELURAHAN TINGGEDE KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

ORDER QUAANTITY (EOQ).

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: Vol.4, No.5, Desember 2015

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA INDUSTRI KOPI BUMI MUTIARA DI KOTA PALU

ANALISIS ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENENTUKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERIPIK SUKUN (Studi Kasus : Industri Rumah Tangga Citra Lestari Production)

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

Prosiding Manajemen ISSN:

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Serbuk Gergaji Kayu (Studi Kasus di Oka Jamur Bali, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.

OLEH: WIWIN PURWATININGSIH

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI ABON LELE KARMINA DI KABUPATEN BOYOLALI. Program Studi Agribisnis

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

ARTIKEL ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

Hasrul (Mahasiswa Program Studi Magister Agribisnis Pascasarjana Universitas Tadulako)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA AGROINDUSTRI KRIPIK BUAH SANUR DI KABUPATEN MALANG ABSTRACT

Prosiding Manajemen ISSN:

ANALISIS PERSEDIAAN MIE SEDAAP PADA PT. SEGAR HARUM SAMARINDA

ANALISIS PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCKHASTIC PADA PT. LOMBOK GANDARIA

ABSTRACT. Keywords: Safety Stock, Lead Time, Reorder Point dan Total Inventory Cost, EOQ (Economic Order Quantity) method. viii

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

EVALUASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PUPUK PT. ABC MENGGUNAKAN METODE EOQ. Diterima: 1 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

ANALYSIS OF CEMENT AS RAW MATERIAL INVENTORY ON READY MIX PRODUCTION UNIT AT PT. PERDANA BETON IN SAMARINDA

Agung Wahyu Prayogo Dwiatmanto Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Persediaan Bahan Baku Tebu pada Pabrik Gula Pandji PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) Situbondo, Jawa Timur

ABSTRACT. Keywords: EOQ (Economic Order Quantity), Raw Materials, Inventories of Raw Materials. vii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK USAHA SALE PISANG INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB

BAB III METODE PENELITIAN

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Optimasi Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Analisis Reorder Point

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deterministik, dengan

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

Asmaul Khusna*), Kukuh Sulastyoko **) Kata Kunci :Pengendalian Kualitas, Pengendalian Mutu, Persediaan Pengaman, Peramalan, Forcasting, EOQ.

ABSTRACT. Keywords: EOQ (Economic Order Quantity), inventories of raw materials. vii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA

I. PENDAHULUAN. dengan efektif dan efisien, maka harus memperhatikan penerapan sistem

Yehezkiel Alianto Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2

HALASAN B SIRAIT, PARAPAT GULTOM, ESTHER S NABABAN

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PERUSAHAAN KOPI BUBUK BALI CAP BANYUATIS

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU LIMBAH KAYU SANGKAR BURUNG DENGAN METODE EOQ PADA UD. AMANAH SURAKARTA

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal

Analisa Persediaan Bahan Baku Mengunakan Metode EOQ (Economy Order Quantity) di CV. Alfa Nafis

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK PENGENDALIANPERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN DI UD KRISNO SIDOARJO

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN KEMEJA POLOSHIRT MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI PT BINA BUSANA INTERNUSA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL SKRIPSI... HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... iii

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

Anri Aruan, Rosman Siregar, Henry Rani Sitepu

ABSTRAK. Kata-kata kunci: pengendalian persediaan, metode probabilistik, demand variabel dan lead time konstan.

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG KETELA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

ANALISA PENGENDALIANPERSEDIAAN BAHAN BAKUDENGANMETODE EOQPADA PT SENTOSA PLASTIKMEDAN

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini pokok bahasan yang diteliti adalah persediaan bahan

ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY

APLIKASI METODE EOQ PADA PENGENDALIAN BAHAN BAKU NATA DE COCO PRIMAISKA DESA SINDANGLAKA KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH BAWANG MERAH LOKAL PALU MENJADI BAWANG GORENG DI KOTA PALU

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS PADA UD BINTANG USAHA DI KECAMATAN MUAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, mendorong setiap perusahaan untuk mempunyai manajemen yang

ABSTRAK. Kata Kunci: peramalan, single exponential smoothing, single moving average, Economic Order Quantity (EOQ). ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi

Universitas Pandanaran Semarang 2)3) Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Pandanaran Semarang ABSTRAK

ANALISIS KETERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. GALIC BINA MADA. Rizki Ramadhoni

PENENTUAN KUANTITAS PERSEDIAAN BAHAN BAKU GUNA MENUNJANG KELANCARAN PRODUKSI (Studi Kasus di Pt Indonesia Rubber Pandaan Pasuruan) Suharmiaty

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Penerapan system metode Economic Order Quantity ( EOQ) Menghitung nilai rata-rata persediaan meliputi, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

Transkripsi:

J. Agroland 20 (2) : 131-137, Agustus 2013 ISSN : 0854-641X ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU Analysis of Soybeans Raw Material in The Afifah Tofu Industry at Nunu Village Tatanga District Palu City Mohammad Rizki 1), Made Antara 2) dan Dance Tangkesalu 3) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. 2) Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Jl. Soekarno-Hatta Km 9, Tondo-Palu 94118, Sulawesi Tengah. Telp. 0451-429738. E-mail:muhammad_rizki@yahoo.coi.id ABSTRACT Afifah tofu industry is an industry with the largest tofu production capacity in Palu with a total production of 250 tons per year, but the handling of the raw material has not been optimized yetleading to over stock each month, which in turn can cause over cost. The purposes of this study were to determine the economic purchase of the amount of soybeans raw material, to determine the total economic cost of supply, to determine the amount of safety stock of soy beans raw material, and to determine the reorder point on the Afifah tofu industry in Nunu Village Tatanga Palu. This research was conducted from September to October 2012. The number of respondents was two people such as the manager and an administrator of Afifah Tofu Industry determined by purposive technique. Data collected was primary and secondary data which then analyzed using Economic Order Quantity (EOQ), Total Cost of Inventory, Inventory Safety, and Reorder Point. The economic purchase of soybean raw materials by the Afifah Tofu Industry should be done in July, August and October 2012 with the amount of 72541.63 kg, 59990.31 kg, 60419.41 kg, and 59337.10 kg respectively. The total economic cost of supplies spend during July, August and October 2012 were IDR 1,177,497.35, IDR 929,248.08, IDR 1,024,312.45. and IDR. 1,006,158.04, respectively. Safety stock that should be always ready in the ware house from July to October 2012 was 5434.06 kg. The reorder point that must be made in July, August and October 2012 when the amount of the raw material reached 17134.32 kg, 15109.92 kg, 15503.96 kg, and 15004.56 kg respectively. Key Words : Reorder point, safety stock, soybeans, and tofu. PENDAHULUAN Industri Tahu Afifah merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang agroindustri yang memanfaatkan kedelai sebagai bahan baku utama. Produksi tahu merupakan pekerjaan rutinitas yang bersifat kontinyu dan terdapat permintaan tiap bulan, untuk memenuhi permintaan tentu saja Industri Tahu Afifah harus selalu menyediakan bahan baku kedelai agar produksi terus berjalan. Data bahan baku yang terdapat pada Industri Tahu Afifah Januari sampai Desember Tahun 2011 tersaji pada Tabel 1. Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah pembelian bahan baku kedelai yang dilakukan Industri Tahu Afifah tidak tetap, dimana pembelian bahan baku terbanyak terjadi pada bulan Januari sebanyak 121.684 kg, dan pembelian bahan baku kedelai terendah terjadi pada bulan Agustus sebanyak 82.037 kg, sedangkan untuk penggunaan bahan baku kedelai tertinggi terjadi pada bulan Desember sebanyak 51.581 kg, dan penggunaan bahan baku terendah terjadi pada bulan Januari sebanyak 39.179 kg. 131

Tabel 1. Jumlah Pembelian dan Penggunaan Bahan Baku Kedelai pada Industri Tahu Afifah Januari sampai Desember Tahun 2011(Industri Tahu Afifah, 2012) Pembelian Penggunaan Selisih 1 Januari 121.684,00 39.179,00 82.505,00 2 Februari 90.395,00 39.498,00 50.897,00 3 Maret 91.235,00 45.484,00 45.751,00 4 April 91.454,00 45.443,00 46.011,00 5 Mei 92.536,00 46.433,00 46.103,00 6 Juni 102.723,00 47.224,00 55.499,00 7 Juli 109.065,00 48.416,00 60.649,00 8 Agustus 82.037,00 42.438,00 39.599,00 9 September 93.065,00 49.822,00 43.243,00 10 Oktober 93.690,00 50.632,00 43.058,00 11 November 92.467,00 44.568,00 47.899,00 12 Desember 90.906,00 51.581,00 39.325,00 Jumlah 1.160.557,00 550.718,00 609.839,00 Rata-Rata 96.713,08 45.893,17 50.819,91 Penanganan bahan baku pada Industri Tahu Afifah masih belum maksimal, dimana setiap bulan mengalami over stock dan selalu melakukan pembelian bahan baku yang mengakibatkan penumpukan di gudang, sehingga memicu terjadinya over cost. Terjadinya kelebihan biaya akan mempengaruhi perusahaan sehingga perusahaan akan sulit mengelola keuangan untuk melakukan pembelian selanjutnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis terdorong untuk mengangkat masalah pengendalian persediaan bahan baku pada Industri Tahu Afifah sebagai tugas akhir. Diharapkan melalui penelitian ini Industri Tahu Afifah mampu mengontrol ketersediaan bahan baku dan meminimumkan kelebihan biaya. Berdasarkan uraian pada latar belakang, diperoleh beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai berikut: 1. Berapakah jumlah pembelian ekonomis bahan baku kedelai yang dilakukan oleh Industri Tahu Afifah di Kelurahan Nunu Kecamatan Tatanga Kota Palu? 2. Berapakah total biaya persediaan ekonomis bahan baku kedelai yang sebaiknya dikeluarkan oleh Industri Tahu Afifah di Kelurahan Nunu Kecamatan Tatanga Kota Palu? 3. Berapakah jumlah persediaan pengamanbahan baku kedelai yang harus tersedia pada Industri Tahu Afifah di Kelurahan Nunu Kecamatan Tatanga Kota Palu? 4. Kapan pemesanan kembali bahan baku kedelai dilakukan oleh Industri Tahu Afifah di Kelurahan Nunu Kecamatan Tatanga Kota Palu? Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui jumlah pembelian ekonomis bahan baku kedelai yang dilakukan oleh Industri Tahu Afifah di Kelurahan Nunu Kecamatan Tatanga Kota Palu. 2. Untuk mengetahui total biaya persediaan ekonomis bahan baku kedelai pada Industri Tahu Afifah di Kelurahan Nunu Kecamatan Tatanga Kota Palu. 3. Untuk mengetahui jumlah persediaan pengaman bahan baku kedelai yang disediakan oleh Industri Tahu Afifah di Kelurahan Nunu Kecamatan Tatanga Kota Palu. 4. Untuk mengetahui pemesanan kembali bahan baku kedelai pada Industri Tahu Afifah di Kelurahan Nunu Kecamatan Tatanga Kota Palu. 132

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Industri Tahu Afifah Jalan Jati 81 Kelurahan Nunu Kecamatan Tatanga Kota Palu. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Industri Tahu Afifah merupakan salah satu Industri Kecil yang memproduksi Tahu di Kota Palu yang melakukan sistem persediaan bahan baku namun belum maksimal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2012. Penentuan responden dalam Penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan jumlah responden sebanyak 2 (dua) orang yakni, pimpinan dan karyawan bagian Administrasi Industri Tahu Afifah di Kelurahan Nunu Kecamatan Tatanga Kota Palu. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa pimpinan perusahaan dan tenaga kerja dapat memberikan informasi yang akurat pada penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (Quistionairy), sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur yang menunjang kegiatan penelitian ini. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, maka model analisis yang digunakan yaitu sebagai berikut: 1. EOQ (Economic Order Quantity) EOQ = Q* = Jumlah pembelian ekonomis bahan baku kedelai per bulan D = Jumlah pembelian bahan baku kedelai per bulan S = Biaya pemesanan bahan baku kedelai per pemesanan (Rp) H = Biaya penyimpanan bahan baku kedelai per kg (Rp). (Haming, 2007). 2. Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost) TIC = D Q S + Q 2 (H) TIC = Total biaya persedian ekonomis bahan baku kedelai (Rp) Q* = Jumlah pembelian ekonomis bahan baku kedelai D = Jumlah penggunaan kedelai per bulan S = Biaya pemesanan bahan baku H kedelai per pemesanan (Rp) = Biaya penyimpanan bahan baku kedelai per kg (Rp). (Haming, 2007). 3. Persediaan Pengaman (Safety Stock) Persediaan Pengaman = 1,65 σ σ = { (x y) 2 } n 1,65 = Nilai α dengan penyimpangan sebesar 5% yang dilihat pada Tabel Z (kurva normal). σ = Standar Deviasi x = Pembelian bahan baku sebenarnya y = Perkiraan pembelian bahan baku. (Ahyari, 1986). 4. Pemesanan Kembali (Reorder Point) ROP = Safety Stock + (Lead Time x A) ROP = Reorder point Lead time = Waktu tunggu A = Pembelian bahan baku rata-rata per hari. HASIL DAN PEMBAHASAN Persediaan Bahan Baku Menurut Kebijakan Industri Tahu Afifah. Pembelian Bahan Baku Kedelai. Tabel 2 menunjukkan jumlah pembelian kedelai tertinggi terjadi pada bulan Juli sebanyak 130.298 kg, sedangkan pembelian yang terendah adalah pada bulan Agustus sebanyak 82.505 kg. Jumlah pembelian per pembelian kedelai tertinggi adalah pada bulan Juli dengan jumlah 14.477,56 kg, sedangkan terendah adalah pada bulan Oktober dengan jumlah 12.767,86 kg. 133

Tabel 2. Jumlah Pembelian, Frekuensi Pembelian dan Jumlah Pembelian per Pembelian pada Juli - Oktober 2012 (Industri Tahu Afifah, 2012) Jumlah Pembelian Kedelai Frekuensi Jumlah Pembelian per Pembelian 1 Juli 130.298,00 9 14.477,56 2 Agustus 82.505,00 6 13.750,83 3 September 92.489,00 7 13.212,71 4 Oktober 89.375,00 7 12.767,86 Jumlah 394.667,00 29 54.208,96 Rata-rata 98.666,75 7,25 13.552,24 Tabel 3. Total Biaya Persediaan Bahan Baku Kedelai di Industri Tahu Afifah Juli Oktober 2012 (Industri Tahu Afifah, 2012) Biaya Pemesanan (Rp) Biaya Penyimpanan (Rp) Total Biaya Persediaan (Rp) 1 Juli 2.950.000 2.115.000 5.065.000 2 Agustus 2.027.000 1.278.000 3.305.000 3 September 2.342.000 1.568.000 3.910.000 4 Oktober 2.338.000 1.525.500 3.863.500 Jumlah 9.657.000 6.486.500 16.143.500 Rata-rata 2.414.250 1.621.625 4.035.875 Tabel 4. Jumlah Pembelian Kedelai, Biaya Pemesanan per Pemesanan dan Biaya Penyimpanan per kg Bahan Baku Kedelai Juli - Oktober 2012(Data Primer Setelah Diolah, 2013) Jumlah Pembelian Kedelai (D) Biaya Pemesanan per Pemesanan (Rp) (S) Biaya Penyimpanan per kg Kedelai (Rp) (H) 1 Juli 130.298,00 327.777,78 16,23 2 Agustus 82.505,00 337.833,33 15,49 3 September 92.489,00 334.571,43 16,95 4 Oktober 89.375,00 334.000,00 16,96 Jumlah 394.667,00 1.334.182,54 65,63 Tabel 5. Jumlah Pembelian Ekonomis Bahan Baku Kedelai, Frekuensi Pembelian dan Total Biaya Persediaan Bahan baku Kedelai Juli - Oktober 2012 (Data Primer Setelah Diolah, 2013) EOQ Frekuensi (kali) TIC (Rp) 1 Juli 72.541,63 2 1.177.497,35 2 Agustus 59.990,31 1 929.248,08 3 September 60.419,41 2 1.024.312,45 4 Oktober 59.337,10 2 1.006.158,04 Jumlah 252.288,45 7 4.137.215,92 Rata-rata 63.072,11 1,75 1.034.303,98 134

Total Biaya Persediaan Bahan Baku. Tabel 3 menunjukkan bahwa total biaya persediaan terbesar yang dikeluarkan oleh Industri Tahu Afifah terjadi pada bulan Juli sebesar Rp. 5.065.000,00. Total biaya persediaan terendah menurut kebijakan Industri Tahu Afifah terjadi pada bulan Agustus sebesar Rp. 3.305.000,00. Analisis Persediaan Bahan Baku. 1) Jumlah Pembelian Ekonomis (EOQ), Frekuensi dan Total Biaya Persedian Bahan Baku Ekonomis. Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa jumlah pembelian bahan baku kedelai terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu sebanyak 82.505 kg, sedangkan jumlah pembelian bahan baku kedelai tertinggi terjadi pada bulan Juli yaitu sebanyak 130.298 kg. Biaya pemesanan per pemesanan terendah yang dikeluarkan Industri Tahu Afifah terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar Rp. 327.777,78, sedangkan biaya pemesanan per pemesanan tertinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar Rp. 337.833,33. Biaya penyimpanan per kg kedelai terendah yang dikeluarkan Industri Tahu Afifah terjadi pada periode bulan Agustus yaitu sebesar Rp. 15,49. Sedangkan biaya penyimpanan per kg kedelai tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar Rp. 16,96. Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa jumlah pembelian ekonomis bahan baku kedelai untuk bulan Juli sebesar 72.541,63 kg, dengan frekuensi pembelian sebanyak 2 kali, dan total biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.177.497,35. Jumlah pembelian ekonomis bahan baku kedelai untuk bulan Agustus sebesar 59.990,31 kg, dengan frekuensi pembelian sebanyak 1 kali dan total biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp. 929.248,08. Jumlah pembelian ekonomis bahan baku kedelai untuk bulan September sebesar 60.419,41 kg, dengan frekuensi pembelian sebanyak 2 kali dan total biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.024.312,45. Jumlah pembelian ekonomis bahan baku kedelai untuk bulan Oktober sebesar 59.337,10 kg, dengan frekuensi pembelian sebanyak 2 kali dan total biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.006.158,04. 2) Persediaan Pengaman (Safety Stock). 3) Pemesanan Kembali (Reorder Point). Tabel 6. Besarnya Safety Stock Ekonomis Bahan baku Kedelai Juli - Oktober 2012 (Data Primer Setelah Diolah, 2013) Standar Deviasi α (5%) Safety Stock 3.293,37 1,65 5.434,06 Tabel 7. Reorder Point Bahan Baku Kedelai Juli - Oktober 2012 (Data Primer Setelah Diolah, 2013) Reorder Point 1 Juli 17.134,32 2 Agustus 15.109,92 3 September 15.503,96 4 Oktober 15.004,56 Jumlah 62.752,76 Rata-rata 15.688,19 Tabel 8. Perbandingan Jumlah dan Frekuensi Pembelian Bahan Baku Kedelai antara Kebijakan Perusahaan dengan Metode EOQ pada Juli-Oktober 2012 (Data Primer Setelah Diolah, 2013) Perhitungan Persediaan Bahan Baku Selisih Q F (kali) Q F (kali) Q F (kali) 1 Juli 130.298,00 9 72.541,63 2 57.756,37 7 2 Agustus 82.505,00 6 59.990,31 1 22.514,69 5 3 September 92.489,00 7 60.419,41 2 32.069,59 5 4 Oktober 89.375,00 7 59.337,10 2 30.037,90 5 135

Terlihat pada Tabel 6 berdasarkan perhitungan persediaan pengaman (safety stock) diperoleh hasil persediaan pengaman yang harus selalu tersedia di gudang sebesar 5.434,06 kg. Tabel 7 menunjukkan bahwa pada bulan Juli perusahaan harus melakukan pemesanan bahan baku kembali pada saat persediaan di gudang sebesar 17.134,32 kg, bulan Agustus pada saat persediaan di gudang sebesar 15.109,92 kg, bulan September pada saat persediaan di gudang sebesar 15.503,96 kg, sedangkan bulan Oktober pada saat persediaan di gudang sebesar 15.004,56 kg. Analisis Selisih Efisiensi Persediaan Bahan Baku Menurut Kebijakan Industri Tahu Afifah dengan Analisis Persediaan Bahan Baku. Selisih Efisiensi Jumlah dan Frekuensi Pembelian Kedelai. Berdasarkan Tabel 8 selisih jumlah pembelian bahan baku kedelai terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 22.514,69 kg, sedangkan selisih tertinggi terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 57.756,37 kg. Selisih frekuensi pembelian bahan baku kedelai pada bulan Agustus sampai Oktober yaitu sebanyak 5 kali pembelian, sedangkan selisih pada bulan Juli yaitu sebanyak 7 kali pembelian. Selisih Efisiensi Total Biaya Persediaan Bahan Baku. Berdasarkan Tabel 9 selisih terendah total biaya persediaan bahan baku kedelai antara kebijakan perusahaan dengan perhitungan persediaan bahan baku terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar Rp. 2.375.751,92, sedangkan selisih tertinggi terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar Rp. 3.887.502,65. Selisih Efisiensi Persediaan Pengaman Bahan Baku. Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa selisih persediaan pengaman bahan baku kedelai antara kebijakan perusahaan dengan perhitungan persediaan bahan baku pada bulan Juli-Oktober yaitu sebesar 5.434,06 kg. Selisih Efisiensi Pemesanan Kembali Bahan Baku. Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa selisih reorder point bahan baku kedelai antara kebijakan perusahaan dengan perhitungan persediaan bahan baku pada bulan Juli-Oktober yaitu masing-masing sebesar 17.134,32 kg, 15.109,92 kg, 15.503,96 kg dan 15.004,56 kg. Tabel 9. Perbandingan Total Biaya Persediaan Bahan Baku Kedelai Antara dengan Perhitungan Persediaan Bahan Baku Juli - Oktober 2012 (Data Primer Setelah Diolah, 2013) TIC (Rp) Perhitungan Persediaan Bahan Baku Selisih (Rp) 1 Juli 5.065.000 1.177.497,35 3.887.502,65 2 Agustus 3.305.000 929.248,08 2.375.751,92 3 September 3.910.000 1.024.312,45 2.885.687,55 4 Oktober 3.863.500 1.006.158,04 2.857.341,96 Tabel 10. Perbandingan Jumlah Persediaan Pengaman Bahan Baku Kedelai Antara Kebijakan Perusahaan dengan Perhitungan Persediaan Bahan Baku Juli - Oktober 2012 (Data Primer Setelah Diolah, 2013) Persediaan Pengaman (Safety Stock) Perhitungan Persediaan Bahan Baku Selisih 1 Juli 0 5.434,06 5.434,06 2 Agustus 0 5.434,06 5.434,06 3 September 0 5.434,06 5.434,06 4 Oktober 0 5.434,06 5.434,06 136

Tabel 11. PerbandinganPemesananKembaliBahan Baku Kedelai antara dengan Perhitungan Persediaan Bahan Baku Juli-Oktober 2012 (Data Primer Setelah Diolah, 2013) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Jumlah pembelian ekonomis bahan baku kedelai dengan menggunakan analisis persediaan bahan baku pada Industri Tahu Afifah untuk bulan Juli sampai Oktober 2012, masing-masing sebesar 72.541,63 kg, 59.990,31 kg, 60.419,41 kg, 59.337,10 kg. Total biaya persediaan ekonomis yang dikeluarkan oleh Industri Tahu Afifah pada bulan Juli sampai Oktober 2012, masing-masing sebesar Rp. 1.177.497,35, Rp. 929.248,08, Rp. 1.024.312,45 dan Rp. 1.006.158,04. Persediaan pengaman (safety stock) yang harus selalu tersedia di gudang pada Industri Tahu Afifah sebesar 5.434,06 kg. Pemesanan Kembali (Reorder Point) Perhitungan Persediaan Bahan Baku 1. Titik pemesanan kembali yang harus dilakukan Industri Tahu Afifah pada bulan Juli sampai Oktober 2012, masing-masing sebesar 17.134,32 kg, 15.109,92 kg, 15.503,96 kg, dan 15.004,56 kg. Saran Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada Industri Tahu Afifah, yaitu Industri Tahu Afifah Kelurahan Nunu Kecamatan Tatanga Kota Palu, disarankan untuk melakukan perencanaan persediaan bahan baku dengan memperhitungkan persediaan bahan baku kedelai yang harus disediakan untuk periode-periode produksi selanjutnya. Metode persediaan bahan baku dapat mengurangi stock out dan over stock, serta dapat mengefisienkan total biaya persediaan yang dilakukan oleh perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Selisih 1 Juli 0 17.134,32 17.134,32 2 Agustus 0 15.109,92 15.109,92 3 September 0 15.503,96 15.503,96 4 Oktober 0 15.004,56 15.004,56 Ahyari, Agus. 1986. Manajemen Produksi Pengendalian Produksi Buku 1- Edisi 4. BPFE. Yogyakarta. Haming, Murdifin dan Mahfud Nurnajamuddin. 2007. Manajemen Produksi Modern. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Sari, Septi Pandan. 2010. Pengoptimalan Persediaan Bahan Baku Kacang Tanah Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) Di PT. Dua Kelinci Pati. E-Journal on-line. Melalui http://www.scribd.com/doc/ 76055285/165250109201010591 (10/10/12) 137