Sistem Informasi Geografis Potensi Produktivitas Pertambakan Di Kota Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
Pembuatan Sistem Informasi Geografis Potensi Produktivitas Pertambakan Di Surabaya

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER

,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7.

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

BAD V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelompokkan Kecamatan berdasarkan nilai skor faktor dinilai cukup

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Studi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

Latar Belakang. Penggunaan penginderaan jauh dapat mencakup suatu areal yang luas dalam waktu bersamaan.

Rendra Suprobo aji

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

EVALUASI PERKEMBANGAN DAN PERSEBARAN PEMBANGUNAN APARTEMEN SESUAI DENGAN RTRW SURABAYA TAHUN 2013 (Studi Kasus : Wilayah Barat Kota Surabaya)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x (2015) ISSN: xxxx-xxxx 1

SIDANG TUGAS AKHIR. Oleh : Herry Purnama Sandy ( )

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah Di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus : Daerah Industri di Surabaya)

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA)

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Kenaikan jumlah lansia: 1990 ke tahun 2000 = 34,5% 2000 ke tahun 2010 = 32,8%

STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus: Daerah Industri di Surabaya)

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Analisa Kesehatan Mangrove Berdasarkan Nilai Normalized Difference Vegetation Index Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2

POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN

TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUIH NOPEMBER SURABAYA

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya

Ayesa Pitra Andina JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /104/ /2014 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG

Abstrak PENDAHULUAN.

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya

ANALISA PERBANDINGAN NILAI TANAH DENGAN NJOP UNTUK MENINGKATKAN POTENSI PAD (PENDAPATAN ASLI DAERAH) KHUSUSNYA PBB DAN

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

Persentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

2009/ / /2012 (1) (2) (3) (4) 01. Sekolah/ Schools. 02. Kelas/ Classes

STRATEGI DAN PROGRAM STRATEGIS PADA KAWASAN ASSET NEGARA 1.1

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG WALIKOTA SURABAYA,

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6)

BAB III METODE PENELITIAN. Keterangan Tinggal Sementara dengan menggunakan model End User Computing. 1. Identifikasi permasalahan, tujuan dan manfaat

Anita Dwijayanti, Teguh Hariyanto Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

Penentuan Batas Pengelolaan Wilayah Laut Antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMUNGUTAN PAJAK PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Studi Perhitungan Jumlah Pohon Kelapa Sawit Menggunakan Metode Klasifikasi Berbasis Obyek

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Arrowiyah Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si. Seminar Tugas Akhir SS091324

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006

Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surabaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Penentuan Batas Wilayah Dengan Menggunakan Metode Kartometrik (Studi Kasus Daerah Kec. Gubeng Dan Kec. Tambaksari)

Jenis Industri/Type of Industries Sub-District

KATA PENGANTAR. Laporan Pendahuluan i

Sistem Informasi Pertanahan untuk Evaluasi Bidang Tanah (Studi Kasus : Perumahan Bumi Marina Emas Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Surabaya)

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGGABUNGAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Indra Jaya Kusuma, Hepi Hapsari Handayani Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya,

Visualisasi Sistem Informasi Pendaftaran Kadaster 3D Studi Kasus: Rumah Susun Grudo, Surabaya

Evaluasi Kesesuaian Tutupan Lahan Menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 Tahun 2009 Dengan Peta RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007

PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP EMISI CO 2 DI KOTA SURABAYA

PEMETAAN DAN EVALUASI KAWASAN PESISIR KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN DATA PENGINDERAAN JAUH

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kawasan pesisir merupakan prioritas utama sebagai pusat pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Surabaya sebagai ibu kota Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG

PENGGUNAAN CITRA RESOLUSI TINGGI SEBAGAI DATA DASAR UNTUK RENCANA TATA RUANG KOTA (Studi Kasus : Kecamatan Rungkut, Surabaya)

Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Kawasan Rawan Genangan Di Surabaya Utara Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh (INDERAJA)

Analisis Highest and Best Use pada Lahan di Jalan Tenggilis Timur 7 Surabaya

Tabel 2.4 Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2017 sampai dengan Triwulan II. Realisasi Kinerja Pada Triwulan. Target Kinerja dan Anggaran RKPD Tahun 2017

Clustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya

PENGARUH PERKEMBANGAN PERUMAHAN TERHADAP EMISI KARBON DIOKSIDA DI KOTA SURABAYA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Pengaruh Perubahan UU 32/2004 Menjadi UU 23/2014 Terhadap Luas Wilayah Bagi Hasil Kelautan Terminal Teluk Lamong antara

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 1 Sistem Informasi Geografis Potensi Produktivitas Pertambakan Di Kota Permadi dan Teguh Hariyanto Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, 60111 Indonesia Email : tgh_hary@yahoo.com Abstrak Kota merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki kedudukan yang sangat strategis baik skala regional maupun nasional. Aktivitas kota yang sangat tinggi memacu terjadinya perkembangan kota yang sangat cepat. Semakin meningkatnya pembangunan fasilitas umum menyebabkan banyaknya pengalihfungsian fungsi area tambak khususnya di menjadi perumahan, hotel, pabrik dan lain sebagainya. Penggunaan Sistem Informasi Geografis pada penelitian ini menghasilkan peta eksisting wilayah tambak di tahun 2013. Wilayah tambak di pada tahun 2013 terdapat pada 11 kecamatan yang terdiri dari 11 kecamatan untuk tambak ikan dan 4 kecamatan untuk tambak garam.kepemilikan tambak di Kota 60,580% dimiliki oleh rekyat pribadi, 25,990% pengembang, 6,373% Pemerintah Kota, 3,230% TNI AL, 0,797% Tanah Negara dan 3,030% Tidak diketahui kepemilikannya. Perubahan luas tambak di dari tahun 2002 sampai 2013 adalah berkurang sebesar 1.148,598 ha. Perubahan jumlah tambak di pada tahun 2013 adalah berkurang sebanyak 11.023 persil tambak. Potensi produksi tambak ikan di surabaya pada tahun 2013 adalah sebesar 9.637,167 ton. Untuk tambak garam adalah sebesar 127.815,365 ton. Sedangkan potensi ideal tahun 2013 adalah sebesar 11.141,280 ton untuk tambak ikan. Kata kunci---tambak, SIG, Produksi, Pemilik, Persebaran S I. PENDAHULUAN eiring pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun menyebabkan meningkatnya aktivitas kotayang tinggi. Aktivitas kota yang sangat tinggi memacu terjadinya perkembangan kota yang sangat cepat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari selalu meningkatnya pembangunan bangunan, jalan, maupun fasilitas umum lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya budidaya tambak di daerah pesisir yang menjadi sasaran pengalihfungsian menjadi perumahan, resort dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan semakin berkurangnya jumlah tambak yang ada. [1] Analisa potensi produktivitas tambak di sangat diperlukan, karena dengan diketahuinya jumlah tambak di dapat diprediksi hasil dari tambak dan perkembangan potensi penghasilan tambak per tahunnya dan juga sebagai patokan perkembangan jumlah tambak dari tahun ke tahun. Dengan adanya Sistem Informasi Geografis ini diharapkan informasi tentang potensi tambak di dapat disampaikan dengan lebih baik, rinci dan detail sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang tepat [2]. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan citra resolusi tinggi WORLDVIEW-2 yang memiliki resolusi 1.84 meter sebagai acuan untuk dilakukannya updating untuk dapat mengahasilkan peta eksisting wilayah tambak di, sistem informasi geografis potensi produktivitas pertambakan dan juga untuk mendapatkan evaluasi perubahan luas tambak dan jumlah sebaran tambak di dari tahun 2002 hingga 2013. Dengan adanya sistem informasi geografis ini diharapkan tersedianya informasi tentang potensi tambak dan prediksi jumlah hasil per tambak per tahunnya. Ketersediaan informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan patokan perkembangan potensi tambak di Kota, khususnya bagian Kelautan dan Perikanan Kota. II. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kota yang terletak pada 7 0 9 7 0 21 Lintang Selatan (LS) dan 112 0 36-112 0 54 Bujur Timur (BT). Dalam penelitian ini wilayah yang dianalisa adalah diutamakan pada wilayah Timur, Barat, dan Utara [1]. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Citra WORLDVIEW-2 tahun 2012 yang memiliki resolsi 1.84 meter pada nadir yang diperoleh dari Jurusan Teknik Geomatika [3]. Peta Garis tahun 2002 diperoleh dari Dinas Cipta Karya Tata Kota. Data peta kepemilikan lahan pada wilayah perencanaan beberapa kelurahan milik Kelurahan di Kota. Data produksi per Kecamatan di tahun 2002 milik Dinas Pertanian dan Foto / dokumentasi beberapa tambak. Dalam penelitian ini, proses updating peta persebaran tambak dilakukan dengan menggunakan metode dijitasi menggunakan acuan data berupa citra satelit Worldview-2 tahun 2012 dan peta garis tahun 2002. Setelah diperoleh hasil peta garis 2013, kemudian dilakukan analisa mengenai luasan, persebebaran, potensi produktivitas dan kepemilikan tambak pada format SIG.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 2 Data Non- Spasial Mulai Data Spasial dapat dilihat pada analisa evaluasi persebaran tambak di. Dari sistem informasi geografis tersebut dapa dimodifikasi agar memiliki interface sistem informasi yang lebih menarik yaitu dengan tampilan dalam format aplikasi. - Data jumlah tambak di - Data profit tambak di - Data kepemilikan tambak di - Foto / Dokumentasi beberapa tambak - Data jenis tambak di Peta Garis skala 1 : 5000 tahun 2002 Updating Peta Garis Citra Satelit WORDWIEW- 2 Tahun 2012 Pembuatan basis data nonspasial Peta Garis skala 1 : 5000 tahun 2012 Database Tambak Konversi Data ke.shp Peta format SHP Analisa data spasial menggunakan query Klasifikasi Tambak Data Lapangan Tidak Pembuatan tampilan pada visual basic Penyusunan script pada Visual Basic Proses script berhasil? Ya SIG potensi produktifitas pertambakan di Evaluasi perubahan tambak dan persebaran tambak Gambar 1. Diagram Alir Pengolahan Data III. HASIL Peta Sebaran dan Jenis Tambak Dokumentasi lapangan Pada bagian ini ditampilkan hasil pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan mengenai pembuatan sistem informasi geografis potensi produktivitas pertambakan kota. Sistem Informasi Geografis yang dibuat dalam penelitian ini difokuskan pada visualisasi kondisi tambak, hal ini dilakukan agar dapat dilakukan analisa yang intensif terhadap sebaran dan produktivitas tambak. Berikut ini merupakan Sistem Informasi Geografis potensi produktivitas tambak di Kota. Gambar 3 Tampilan Sistem Informasi Potensi Produktivitas Pertambakan di Kota A. Analisa Luas Tambak Di Tahun 2013 Perhitungan luas tambak di berdasarkan Peta Garis Peta Garis Digital kota skala 1 : 5000 tahun 2002/2003 (Proyeksi TM3 ) produk Dinas Tata kota yang telah dilakukan updating terbaru sampai tahun 2013 dapat disajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 1 Tabel luas tambak per kecamatan No Kecamatan 2002 (ha) 2013 (ha) Ikan Garam Ikan Garam 1 Asem Rowo 207.936 62.356 160.971 56.396 2 Benowo 797.356 664.784 538.183 577.972 3 Bulak 110.721 0 70.168 0 4 Gubeng 4.683 0 0 0 5 Gunung Anyar 283.978 0 219.471 0 6 Kenjeran 189.629 0 163.266 0 7 Krembangan 12.846 0 0 0 8 Mulyorejo 347.143 0 254.383 0 9 Pakal 606.134 178.621 542.105 192.814 10 Rungkut 803.138 0 706.201 0 11 Semampir 140.241 0 123.177 0 12 Sukolilo 1395.285 0 1181.167 0 13 Sukomanunggal 9.204 0 0 0 14 Tambak Sari 3.004 0 0 0 15 Tandes 134.827 24.950 19.256 24.914 16 Tenggilis Mejoyo 0.207 0 0 0 Total 5046.331 930.713 3978.350 852.096 Total Luas Tambak 4830.446 1146.598 Berdasarkan tabel di atas, menghasilkan perubahan luas tambak yang ada di dari tahun 2002 sampai 2013. Luas pada tahun 2002 adalah sebesar 5.977,044 ha, sedangkan luas pada tahun 2013 adalah sebesar 4.930,446 ha. Jadi dari tahun 2002 sapai 2013 luas tambak yang ada di mengalami pegurangan sebesar 1.146,598 ha.. Gambar 2 Tampilan peta sebaran tambak dan jenisnya di Kota dala format SIG Dari sistem informasi ini teridentifikasi terdapat 11 kecamatan yang terdapat tambak ikan dan 4 kecamatan yang terdapat tambak garam. Untuk penjelasan lebih lengakap

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 3 Gambar 4. Grafik perubahan luas tambak ikan Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semua kecamatan pada tahun 2002 yang memiliki tambak ikan maupun tambak garam mengalami pengurangan luas tambak. Sedangkan Untuk Kec. Krembangan, Kec. Sukomanunggal, Kec. Tambak Sari dan Kec. Tenggilis Mejoyo sudah tidak memiliki tanah tambak. No Kecamatan 2002 2013 5 Gunung Anyar 8.1% 5.8% 6 Kenjeran 5.1% 5.9% 7 Krembangan 0.1% 0.0% 8 Mulyorejo 6.2% 3.9% 9 Pakal 12.4% 17.4% 10 Rungkut 18.5% 20.4% 11 Semampir 2.2% 2.8% 12 Sukolilo 20.8% 16.5% 13 Sukomanunggal 0.1% 0.0% 14 Tambak Sari 0.2% 0.0% 15 Tandes 2.9% 0.5% 16 Tenggilis Mejoyo 0.1% 0.0% Total Persentase 100% 100% Total Jumlah Tambak 12474 7821 Jumlah tambak ikan tahun 2013 di adalah 7.821 tambak. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebanyak 4.653 jumlah tambak. Gambar 5. Grafik perubahan luas tambak garam Luas tambak garam pada tahun 2002 adalah sebesar 930,713 ha, sedangkan luas tambak garam pada tahun 2013 adalah sebesar 852,096 ha. Luas tambak garam di berkurang sebesar 78,616 ha. Untuk tambak garam tersebar di empat kecamatan, yaitu Kec. Asem Rowo, Kec. Benowo, Kec. Pakal, dan Kec. Tandes. Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semua kecamatan mengalami pengurangan luas, namun hanya kec. Pakal yang mengalami penambahan luas tambak garamnya yaitu sebesar 14,192 ha. Penyebab dari berkurangnya luas tambak di adalah dikarenakan pembangunan perumahan, pergudangan, pabrik, dan fasilitas umum lainnya. B. Evaluasi Persebaran Tambak Di Analisa Persebaran tambak di bertujuan untuk mengetahui jumlah tambak yang ada di dan presentase persebarannya di setiap kecamatan. Persebaran tambak ikan pada tahun 2002 di adalah sebesar 15.5% dari keseluruhan luas yaitu 32.637,75 ha. Setelah dilakukan updating, pada tahun 2013 persebaran tambak di adalah sebesar 12.2% dari luas yang luasnya 32.637,75 ha. a. Tambak Ikan Tabel 2 Tabel persebaran tambak ikan No Kecamatan 2002 2013 1 Asem Rowo 3.6% 4.3% 2 Benowo 17.1% 18.9% 3 Bulak 2.5% 3.5% 4 Gubeng 0.2% 0.0% Gambar 6. Grafik sebaran tambak ikan Persebaran tambak ikan tahun 2013 berdasarkan jumlah total tambak ikan terbagi di beberapa kecamatan seperti Kec. Asem rowo sebanyak 340 tambak, Kec. Benowo sebanyak 1.478 tambak, Kec. Bulak sebanyak 274 tambak, Kec. Gunung Anyar sebanyak 5.465 tambak, Kec. Kenjeran sebanyak 463 tambak, Kec. Mulyorejo sebanyak 303 tambak, Kec. Pakal sebanyak 1.359 tambak, Kec. Rungkut sebanyak 1.592 tambak, Kec. Semampir sebanyak 221 tambak, Kec. Sukolilo sebanyak 1.293 tambak, Dan Kec. Tandes sebanyak 42 tambak. Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa persebaran tambak ikan pada tahun 2013 paling banyak terdapat di Kecamatan Rungkut dan yang paling sedikit terdapat di kecamatan Tandes. b. Tambak Garam Tabel 3 Tabel persebaran tambak garam No Kecamatan 2002 2013 1 Asem Rowo 6.7% 6.7% 2 Benowo 71.6% 69.0% 3 Pakal 19.2% 21.5% 4 Tandes 2.5% 2.7% Total Persentase 100% 100% Total Jumlah Tambak 13881 12164 Persebaran tambak garam pada tahun 2002 di adalah sebesar 2.9% dari keseluruhan luas yang luasnya 32.637,75 ha. Setelah dilakukan updating, pada tahun 2013 persebaran tambak di adalah sebesar 2,6% dari luas.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 4 Gambar 7. Grafik sebaran tambak ikan Jumlah tambak garam tahun 2013 di adalah 12.164 tambak. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebanyak 1.717 tambak. Sedangkan untuk persebaran tambak garam pada tahun 2013 masih sama dengan tahun 2002 yaitu di empat kecamatan. Keempat kecamatan tersebut diantaranya adalah Kec. Asem Rowo sebanyak 821 tambak, Kec. Benowo sebanyak 8.391 tambak, Kec. Pakal, sebanyak 2.619 tambak dan Kec. Tandes sebanyak 333 tambak. Secara keseluruhan persebaran tambak di pada tahun 2013 adalah sebanyak 19.985 tambak atau sebesar 14.8 % dari keselurah wilayah yang terdiri dari tambak ikan sebanyak 7.821 tambak dan tambak garam sebanyak 12.164 tambak. Penyebab umum berkurangnya luas tambak yang ada di dikarenakan pembangunan seperti perumahan, pemukiman, pergudangan, fasilitas umum, dan lain - lain C. Analisa Potensi Produksi Tambak Di Analisa potensi produksi tambak di bertujuan untuk mendapatkan informasi potensi produksi hasil tambak di pada tahun 2013. Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Pertanian, perhitungan potensi produksi tambak ikan dibagi menjadi 2 tipe yaitu potensi tahunan dan potensi ideal. Potensi tahunan merupakan potensi produksi yang dihitung berdasarkan data-data produksi tahun sebelumnya untuk satu hektar dalam satu tahunnya. Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan tahun sebelumnya, potensi produksi tambak ikan tahun 2013 adalah sebesar 2,422 ton untuk satu hektarnya. Sedangkan potensi ideal merupakan potensi produksi yang dihitung berdasarkan jumlah produksi yang telah ditetapkan atau ditargetkan dalam satu hektar untuk satu tahunnya [5]. Nilai potensi ideal adalah sebesar 2,8 ton untuk satu hektarnya. Berikut merupakan tabel hasil pembagian potensi produksi : a. Tambak Ikan Tabel 4 Tabel potensi produksi tambak ikan No Kecamatan Luas (ha) Potensi Potensi 2013 (ton) Ideal (ton) 1 Asem Rowo 160.971 389.870 450.719 2 Benowo 538.183 1303.475 1506.914 3 Bulak 70.168 169.948 196.472 5 Gunung Anyar 219.471 531.556 614.518 6 Kenjeran 163.266 395.429 457.146 7 Semampir 123.177 298.334 344.897 8 Mulyorejo 254.383 616.114 712.273 9 Pakal 542.105 1314.612 1519.790 10 Rungkut 706.201 1710.414 1977.365 11 Sukolilo 1181.167 2860.776 3307.269 12 Tandes 19.256 46.639 53.918 Total 3978.350 9637.167 11141.280 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa potensi produksi dari tiap kecamatan berbeda berdasarkan luasan tambak yang berada di kecamatan tersebut. Potensi produksi untuk Kec. Asem rowo adalah 389,870 ton untuk potensi 2013 dan 450,719 ton untuk potensi idealnya, Kec. benowo adalah sebesar 1.303,475 ton untuk potensi 2013 dan 1.506,914 ton untuk potensi idealnya, Kec. Bulak adalah sebesar 169,948 ton dan 196,472 ton untuk potensi idealnya, Kec. Gunung Anyar adalah sebesar 531.556 ton untuk potensi 2013 dan 614,518 ton untuk potensi idealnya, Kec. Kenjeran adalah sebesar 395,429 ton untuk potensi 2013 dan 457,146 ton untuk potensi idealnya, Kec. Semampir adalah sebesar 298,334 ton untuk potensi 2013 dan 344,897 ton untuk potensi idealnya, Kec. Mulyorejo adalah sebesar 616,114 ton untuk potensi 2013 dan 712,273 ton untuk potensi idealnya, Kec. Pakal adalah sebesar 1.314,612 ton untuk potensi 2013 dan 1.519,790 ton untuk potensi idealnya, Kec. Rungkut adalah sebesar 1.710,414 ton untuk potensi 2013 dan 1.977,365 ton untuk potensi idealnya, Kec. Sukolilo adalah sebesar 2.860,776 ton untuk potensi 2013 dan 3.307,269 ton untuk potensi idealnya dan Kec. Tandes adalah sebesar 46,639 ton untuk potensi 2013 dan 53,918 ton untuk potensi idealnya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa total potensi produksi tambak ikan tahun 2013 adalah sebesar 9.637,167 ton dan potensi idealnya adalah sebesar 11.141,280 dengan potensi terbesar berada di Kecamatan Sukolilo dan potensi terkecil di Kecamatan Tandes. Dari potensi 2013 tersebut dapat didapatkan jumlah produksi ikan dan udang dalam satu tahun. Berikut ini rumus pembagian persentase udang dan ikan dalam satu tahun yang telah ditetapkan oleh Dinas Pertanian : Dari rumus tersebut didapatkan hasil produksi untuk pembagian udang dan ikan dalam satu tahunnya. Berikut ini merupakan hasil produksi udang dan ikan : Tabel 5 Tabel potensi produksi tambak ikan No Kecamatan Ikan (ton) Udang (ton) 1 Asem Rowo 233.922 155.948 2 Benowo 782.085 521.390 3 Bulak 101.969 67.979 5 Gunung Anyar 318.933 212.622 6 Kenjeran 237.258 158.172 7 Semampir 179.001 119.334 8 Mulyorejo 369.668 246.445 9 Pakal 788.767 525.845 10 Rungkut 1026.248 684.165 11 Semampir 1716.465 1144.310 12 Sukolilo 27.983 18.656 Total 5782.298 3854.864 Jadi untuk potensi produksi ikan tahun 2013 adalah sebesar 5782.298 ton atau sebesar 60% dari hasil keselurahan dan untuk produksi udang adalah sebesar 3.854,864 ton atau sebesar 40% dari hasil keseluruhan. b. Tambak Garam Tabel 6 Tabel potensi produksi tambak garam No Kecamatan Luas (ha) Potensi Ideal (ha) 1 Kec. Asem Rowo 56.396 8459.434 2 Kec. Benowo 577.972 86696.480 3 Kec. Pakal 192.814 28922.254 4 Kec. Tandes 24.914 3737.197 Total 852.096 127815.365

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 5 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa total potensi produksi tambak garam di adalah sebesar 127.815,365 ton lalu untuk produksi dari tiap kecamatan berbeda berdasarkan luasan tambak yang berada di kecamatan tersebut. Potensi produksi untuk Kec. Asem rowo adalah 8.459,434 ton untuk potensi idealnya, Kec. benowo adalah sebesar 86.696,480 ton untuk potensi idealnya, Kec. Pakal adalah sebesar 28.922,254 ton untuk potensi idealnya, Kec. Tandes adalah sebesar 3.737,197 ton untuk potensi idealnya.. Potensi produksi tambak garam tahun 2013 hanya berdasarkan potensi idealnya. Hal ini dikarenakan kontrol produksi dari tambak garam baru dilakukan dengan target yang ideal yaitu sebesar 30 ton untuk tiap hektar tiap bulannya yang telah ditentukan oleh Dinas Pertanian bagian perikanan dan kelautan melalui program PUGAR (Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat) [4]. Namun belum semua petani garam yang mendapatkan bantuan dari program PUGAR. Oleh karena itu potensi tambak garam akan terus meningkat untuk satu hektarnya mengingat belum semua pemilik tambak garam mendapatkan bantuan dari program PUGAR Berdasarkan data tersebut potensi 2013 lebih kecil dari potensi ideal yang artinya tidak mencapai potensi ideal yang telah ditetapkan. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa faktor seperti : 1. Kemampuan petani membeli benih yang akan dibudidayakan di tambak 2. Cuaca yang tidak menentu. 3. Cara budidaya yang masih menggunakan cara tradisional 4. Kualitas air yang menurun akibat berdekatan dengan pabrik maupun perumahan D. Analisa Kepemilikan Tambak Di Analisa Kepemilikan tambak di bertujuan untuk mengetahui persentase kepemilikan tanah tambak yang ada di. berkurang tiap tahunnya dan akhirnya tidak ada tanah tambak Sedangkan di Timur sebagian telah dimiliki oleh pengembang, namun di Timur terdapat beberapa kecamatan yang telah menentukan beberapa wilayah tambaknya yang tidak boleh dialih fungsikan atau biasa disebut zona buffer. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai pembuatan sistem informasi geografis potensi produktivitas pertambakan di Kota, maka didapatkan beberapa kesimpulan akhir yaitu: 1. Wilayah tambak di pada tahun 2013 adalah sebesar 4.830,446 ha yang terdapat pada 11 kecamatan yang terdiri dari 11 kecamatan untuk tambak ikan dengan jumlah 3.978,350 ha dan 4 kecamatan untuk tambak garam dengan jumlah 852,096 ha. 2. Kepemilikan tambak di Kota rata-rata dimiliki oleh pribadi dengan presentase 60,6%, Pengembang dengan presentase 26%, Pemerintah kota dengan presentase 6,4 %, TNI AL dengan presentase 3,2%, Tanah Negara dengan presentase sebesar 0,8% dan Tidak diketahui kepemilikannya sebesar 3%. 3. Perubahan luas tambak di pada tahun 2002 sampai 2013 adalah berkurang sebesar 1.148,598 ha. Perubahan jumlah tambak di pada tahun 2002 sampai 2013 2013 adalah berkurang sebanyak 11.023 persil tambak. Hal ini menunjukkan bahwa luas tambak dan jumlah tambak di kota surabaya berkurang selama 2002 sampai 2013. Sedangkan Potensi produksi tambak ikan di surabaya pada tahun 2013 adalah sebesar 9.637,167 ton. Untuk tambak garam adalah sebesar 127.815,365 ton. Sedangkan potensi ideal tahun 2013 adalah sebesar 11.141,280 ton untuk tambak ikan. Hal ini menunjukkan bahwa potensi tahun 2013 belum mencapai potensi idealnya. Gambar 8. Grafik kepemilikan tanah tambak Dari grafik diatas menunjukkan bahwa kepemilikan tanah tambak di 26% atau sebesar 1.255,423 ha dimiliki oleh pengembang, 0,8% atau sebesar 38,511 ha dimiliki oleh Negara atau Tanah Negara, 6,4% atau sebesar 307,829 ha dimiliki oleh Pemerintah Kota, 60,6% atau 2.926,293 ha sebesar dimiliki oleh rakyat pribadi, 3,2% atau sebesar 156,013 ha dimiliki oleh TNI AL dan 3% atau sebesar 146,373 ha tidak diketahui kepemilikannya. Berdasarkan survei di beberapa kelurahan, kebanyakan tanah tambak di Barat telah dimiliki oleh pengembang. Berdasarkan survei tersebut dapat disimpulkan bahwa tanah tambak di bagian Barat akan DAFTAR PUSTAKA [1] Balaikliring. 2012. Keanekaragaman Hayati Kota. <http://surabayakota.indonesianchm.or.id/index.php?option=com_con tent&view=article&id=110:ekosistem-buatan-ggtambak&catid=43:ekosistem&itemid=101> diakses pada tanggal 26 januari 2013 pukul 17.15 pm [2] Satuan Kerja Dinas Pertanian Kota. 2011 Laporan Akhir PUGAR (Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat). : Dinas Pertanian Kota [3] Satellite Imaging Coorporation 2012 <http://www.satimagingcorp.com/satellite-sensors/worldview-2.html> diakses tanggal 18-02-2013 jam 11.12 AM. [4] Dinas Kelautan dan Perikanan Indonesia. 2001. Laporan tahunan Pusat Riset Perikanan Budidaya Indonesia. [5] Dinas Pertanian. 2012. Laporan tahunan bagian Perikanan dan Kelautan Kota.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 6 LAMPIRAN Peta sebaran tambak 2002 Peta sebaran tambak 2013