Abstrak. Kata kunci: penghindaran pajak, corporate governance, koneksi politik, leverage, dan return on asset

dokumen-dokumen yang mirip
Judul : Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Koneksi Politik pada Tax Avoidance

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era pembangunan dan pembiayaan saat ini, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Widyawati, 2016). Bahkan secara persentase, setidaknya pajak memenuhi kurang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak perusahaan akhirnya memakai berbagai cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata

DAFTARISI HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, perencanaan diperlukan agar laba dapat dicapai dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang untuk kelangsungan negara dan kesejahtraan dari masyarakat. pendapatan negara melalui sektor penerimaan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan tanah air dan negara. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Negara yang digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1,

BAB III METODE PENELITIAN. yang go publik, yakni perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

BAB I PENDAHULUAN. toleransi dari pihak fiskus, dikarenakan fiskus menginginkan perolehan pajak

BAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komisaris independen terhadap tax avoidance membutuhkan kajian teori

BAB I PENDAHULUAN. pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih. Perbedaan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masyarakat sedang dihebohkan dengan adanya penerapan

ABSTRAK. Kata Kunci : Agresivitas Pajak, CSR, Kualitas Audit, Kepemilikan Institusional

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran

Judul : Pengaruh Leverage, Earnings Volatility

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. menghubungkan antara karakteristik perusahaan khususnya capital intensity dan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui. menguji hipotesis dan kemudian diambil kesimpulan.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu iuran yang dikenakan kepada wajib pajak atas penghasilan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. tersebut melakukan penggelapan pajak (tax evasion). Penggelapan pajak merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada

PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS ASET TETAP, UKURAN PERUSAHAAN, DAN KONEKSI POLITIK TERHADAP TAX AVOIDANCE SKRIPSI

ABSTRACT. Keywords: Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), firm size, and Cash Effective Tax Rate (CETR).

BAB I PENDAHULUAN. banyak didanai dari sektor pajak. Undang-Undang perpajakan mewajibkan para

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perpajakan di Indonesia yang menggunakan self assessment system,

BAB I PENDAHULUAN. kepada suatu masyarakat untuk selanjutnya digunakan bagi pembangunan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2009 yaitu kontribusi wajib kepada negara

PENGARUH PAJAK, KEPEMILIKAN ASING, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINDAKAN PAJAK AGRESIF (STUDI PADA ENTITAS PUBIK SEKTOR MANUFAKTUR)

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, namun bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dibagi akan dua yaitu fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan umum (Siti Resmi, 2011:1). Fungsi pajak ada 2 yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan kondisi bangsa Indonesia yang masih dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara Tahun (Dalam Miliar Rupiah) Sumber Penerimaan 2013 % 2014 % 2015 %

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, RETURN ON ASSETS DAN LEVERAGE TERHADAP TAX AVOIDANCE

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (manajemen suatu usaha) dengan principal (pemilik usaha). Model

BAB I PENDAHULUAN. dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN

Kata Kunci: Pengungkapan CSR, Profitabilitas, Inventory Intensity, Capital Intensity, Leverage, Agresivitas Pajak

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. informasi laporan keuangan pada situs resminya di atau dapat

ABSTRAK. Kata kunci : Free cash flow, risiko bisnis, kebijakan hutang, nilai perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, KONEKSI POLITIK, DAN LEVERAGE TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK. Gusti Ayu Widya Lestari 1 I.G.A.M Asri Dwija Putri 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak hingga saat ini merupakan aspek ekonomi dan aspek keuangan yang paling penting dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penerimaan negara dalam arti penerimaan Pemerintah Pusat

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR ISI. 1.1 Latar belakang penelitian Rumusan masalah penelitian Tujuan penelitian Kegunaan penelitian...

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia melalui internet ( Perusahaan yang. Efek Indonesia periode tahun

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan target yang tinggi untuk penerimaan pajaknya yaitu sebesar RP

Judul : Pengaruh Investment Opportunity Set, Leverage, Free Cash Flow, dan Collateral Assets pada Dividend Policy pada Perusahaan Sektor

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. deskriptif dengan menggunakan SPSS sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif

PENGARUH RETURN ON ASSET, LEVERAGE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jelas. Berdasarkan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... xi ABSTRAKSI...

Disusun Oleh : : Lian Ismaya NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Syntha Noviyana, SE., MMSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Adinda Lionita H Ani Kusbandiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri yaitu berupa pajak (Waluyo, 2013:2). pembayar/pemotong/pemungut pajak (Siti Resmi, 2016:1).

Transkripsi:

Judul : Pengaruh Corporate Governance, Koneksi Politik, Leverage, dan Return On Asset terhadap Penghindaran Pajak Nama : Gusti Ayu Widya Lestari NIM : 1306305004 Abstrak Penghindaran pajak merupakan usaha yang dilakukan oleh wajib pajak untuk mengurangi kewajiban perpajakannya dengan cara yang tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh corporate governance, koneksi politik, leverage, dan return on asset terhadap penghindaran pajak. Sampel penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2015, diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Perusahaan yang terpilih menjadi sampel setelah dikurangi beberapa kriteria sebanyak 62 perusahaan amatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Variabel penghindaran pajak diukur dengan menggunakan Cash ETR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa corporate governance, koneksi politik, leverage, dan return on asset secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. corporate governance dan leverage secara parsial berpengaruh terhadap penghindaran pajak, sedangkan koneksi politik dan return on asset secara parsial tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Kata kunci: penghindaran pajak, corporate governance, koneksi politik, leverage, dan return on asset vi

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAKSI... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Kegunaan Penelitian... 8 1.5 Sistematika Penulisan... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka... 11 2.1.1 Teori Agensi... 11 2.1.2 Pajak... 13 2.1.3 Penghindaran Pajak... 14 2.1.4 Corporate governance... 16 2.1.5 Prinsip-Prinsip Good Corporate governance... 17 vii

2.1.6 Koneksi Politik... 19 2.1.7 Leverage... 20 2.1.8 Return on asset... 21 2.2 Hipotesis Penelitian... 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian... 26 3.2 Lokasi Penelitian... 26 3.3 Objek Penelitian... 27 3.4 Identifikasi Variabel... 27 3.5 Definisi Operasional Variabel... 27 3.6 Jenis dan Sumber Data... 33 3.6.1 Jenis Data... 33 3.6.2 Sumber Data... 33 3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel... 34 3.8 Metode Pengumpulan Data... 34 3.9 Teknik Analisis Data... 34 3.9.1 Uji Asumsi Klasik... 34 3.9.2 Analisis Regresi Linier Berganda... 37 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian... 40 4.2 Analisis Statistik Deskriptif... 41 4.3 Uji Asumsi Klasik... 43 4.4 Analisis Regresi Linier Berganda... 47 4.5 Pengujian Hipotesis... 49 4.6 Pembahasan Hasil Penelitian... 52 4.6.1 Pengaruh Corporate governance terhadap Penghindaran Pajak... 52 4.6.2 Pengaruh Koneksi Politik terhadap Penghindaran Pajak... 53 4.6.3 Pengaruh Leverage terhadap Penghindaran Pajak... 54 4.6.4 Pengaruh Return on asset terhadap Penghindaran Pajak... 56 viii

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 59 5.2 Saran... 60 DAFTAR RUJUKAN... 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 68 ix

DAFTAR TABEL No Tabel Halaman 1.1 Efektivitas Pemungutan Pajak Di Indonesia. 2 4.1 Hasil Seleksi Pemilihan Sampel.. 40 4.2 Hasil Analisis Statistik deskriptif.. 41 4.3 Hasil Uji Kolgomorov-Smirnov (K-S). 44 4.4 Hasil Uji multikolinieritas.. 45 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser 46 4.6 Hasil Uji Autokorelasi. 46 4.7 Hasil Regresi Linier Berganda. 47 x

DAFTAR GAMBAR No Gambar Halaman 3.1 Desain Penelitian.. 26 xi

DAFTAR LAMPIRAN No Lampiran Halaman 1. Daftar Perusahaan Sampel.. 68 2. Tabulasi data. 69 3. Hasil Uji Statistik Deskriptif 73 4. Uji Normalitas.. 74 5. Uji Multikolineritas.. 75 6. Uji Heteroskedastisitas. 76 7. Uji Autokorelasi 77 8. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda. 78 xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi yang dikenakan kepada seluruh warga negara Indonesia, warga negara asing dan warga yang tinggal secara kumulatif 120 hari di wilayah Indonesia dalam jangka waktu dua belas bulan. Pajak merupakan kewajiban finansial atau retribusi yang dikenakan terhadap wajib pajak (orang pribadi atau badan) oleh negara atau institusi yang fungsinya setara dengan negara yang digunakan untuk membiayai berbagai macam pengeluaran publik. Objek yang dikenakan pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomi yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi negara. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Oleh karena itu wajib pajak badan maupun perseorangan diharapkan patuh terhadap peraturan perpajakan dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya dan dilakukan secara sukarela. Ketidakpatuhan wajib pajak dapat menimbulkan terganggunya keuangan negara. Setiap tahunnya pemerintah selalu meningkatkan target penerimaan pajak, namun pada kenyataannya penerimaan pajak yang ditargetkan oleh pemerintah tidak tercapai. Berdasarkan data litbang okezone, efektivitas pemungutan pajak 1

terus mengalami penurunan dari tahun 2011 hingga 2015. Efektifitas pemungutan pajak dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Efektivitas Pemungutan Pajak di Indonesia Tahun Target Realisasi Efektivitas Pemungutan Pajak 2011 Rp 879 triliun Rp 874 triliun 99,4 % 2012 Rp 1.016 triliun Rp 981 triliun 96,4% 2013 Rp 1.148 triliun Rp 1.077 triliun 93,8 % 2014 Rp 1.246 triliun Rp 1.143 triliun 91,7 % 2015 Rp 1.294,25 triliun Rp 1.055 triliun 81,5 % Sumber: www.economy.okezone.com, 2016 Tabel 1.1 menunjukkan efektivitas pemungutan pajak pada tahun 2011-2015. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa efektivitas pemungutan pajak terus mengalami penurunan. Besarnya realisasi penerimaan negara dari sektor pajak pada tahun 2011 adalah sebesar 99,4%, tahun 2012 sebesar 96,4%, tahun 2013 sebesar 93,8%, tahun 2014 sebesar 91,7% dan tahun 2015 sebesar 81,5%. Tidak tercapainya target penerimaan pajak tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor penyebab tidak tercapainya target penerimaan pajak tersebut karena wajib pajak dapat melakukan perencanaan pajak dalam upaya mencapai efisiensi beban pajak. Pajak bagi perusahaan merupakan beban yang dapat mengurangi laba yang diperoleh. Biaya pajak merupakan komponen biaya yang signifikan bagi pemegang saham dan manajemen sehingga memunculkan keinginan untuk mengurangi beban pajaknya (Hanlon & Slemrod, 2009). 2

Pengelolaan beban pajak secara legal salah satunya dengan penghindaran pajak. Perusahaan melakukan penghindaran pajak karena pemegang saham tentu menginginkan adanya pengembalian yang berlipat ganda dari investasinya pada perusahaan. Mengurangi jumlah beban pajak artinya meningkatkan keuntungan perusahaan (Harto dan Puspita, 2014). Penghindaran pajak dilakukan dengan cara mencari kelemahan peraturan perpajakan. Kelemahan peraturan yang dimaksud adalah dengan memanfaatkan celah-celah yang ada dalam undang-undang perpajakan (Mangoting, 1999). Aktifitas penghindaran pajak ini merupakan upaya manajemen semata-mata untuk meminimalisasi kewajiban perpajakannya (Khurana dan Moser, 2009). Penghindaran pajak dapat memberikan resiko bagi perusahaan berupa denda dan buruknya reputasi perusahaan dimata publik (Annisa dan Kurniasih, 2012). Walaupun penghindaran pajak dapat merugikan negara karena menurunkan penerimaan, pemerintah tidak dapat menjatuhkan sanksi karena secara hukum tidak ada aturan yang dilanggar (Butje dan Tjondro, 2014). Persoalan penghindaran pajak merupakan persoalan yang rumit dan unik dimana aktivitas ini di satu sisi diperbolehkan akan tetapi disisi lain tidak diinginkan (Budiman dan Setiyono, 2012). Penerapan corporate governance menentukan kebijakan perpajakan yang akan digunakan oleh perusahaan berkaitan dengan pembayaran pajak penghasilan perusahaan. Pembayaran pajak penghasilan didasarkan pada besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Perusahaan tentunya selalu menginginkan laba yang besar, namun laba besar akan dikenakan beban pajak yang besar. Beban pajak yang 3

besar menyebabkan perusahaan akan berusaha untuk melakukan penghindaran pajak (Darmawan dan Sukartha, 2014). Sebuah perusahaan merupakan wajib pajak dimana kenyataannya bahwa suatu aturan struktur corporate governance mempengaruhi cara sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban pajaknya, dan perencanaan pajak tergantung pada dinamika corporate governance dalam suatu perusahaan (Friese dan Mayer, 2006). Darmawan dan Sukartha (2014) meneliti mengenai pengaruh corporate governance terhadap penghindaran pajak dan memperoleh hasil bahwa corporate governance berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Suatu perusahaan yang menerapkan corporate governance yang terstruktur dengan baik maka akan berbanding lurus terhadap tingkat kepatuhan perusahaan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya (Sartori, 2010). Leuz dan Gee (2006) menyatakan dalam menyusun strategi bersaing perusahaan harus mampu mencari dan memanfaatkan peluang dalam lingkungan bisnis, salah satunya melalui koneksi politik. Dikutip dari harian umum pelita, hampir 22 persen dari perusahaan terbuka (Tbk) di Indonesia memiliki jalur politik. Hasil studi yang disiarkan The Business Times mendefinisikan sebuah perusahaan dikatakan mempunyai keterkaitan politik apabila salah satu pemegang saham terbesarnya atau salah satu direkturnya adalah anggota parlemen, seorang menteri, kepala negara atau mempunyai hubungan dekat dengan pejabat negara (www.pelita.or.id). Penelitian yang dilakukan oleh Butje dan Tjondro (2014) menemukan bahwa koneksi politik berpengaruh positif terhadap Cash Effective Tax Rate. 4

Perusahaan yang memiliki koneksi politik akan mendapat perlindungan dari pemerintah, memiliki akses mudah untuk memperoleh pinjaman modal, dan resiko pemeriksaaan pajak rendah sehingga membuat perusahaan makin agresif melakukan tax planning yang berakibat pada keburaman transparansi keuangan. Faccio (2006) menyatakan motivasi perusahaan untuk memiliki koneksi politik saat ini telah mendapat perhatian khusus karena adanya indikasi perlakuan istimewa dari pemerintah, terlebih lagi bagi perusahaan yang dimiliki langsung oleh pejabat atau orang yang memegang posisi penting di dalam pemerintahan. Perusahaan yang beroperasi di lingkungan kelembagaan yang lemah dan yang kurang berhubungan politik dengan pemerintah, dengan memiliki manajemen yang terhubung secara politik membantu mereka untuk mengatasi pasar dan hambatan kelembagaan dan mencari manfaat yang menguntungkan dari pemerintah (Li et al., 2008). Kebijakan pendanaan yang diambil oleh perusahaan dapat dijadikan sebagai salah satu indikator perusahaan melakukan penghindaran pajak atau tidak (Dharma dan Ardiana, 2016). Perusahaan memanfaatkan leverage dengan tujuan agar keuntungan yang dihasilkan lebih besar daripada biaya asset dan sumber dananya, sehingga dapat meningkatkan keuntungan pemegang saham (Marfu ah, 2015). Hutang yang dimiliki perusahaan akan memunculkan beban bunga yang harus dibayar. Beban bunga tersebut akan menjadi pengurang laba bersih yang nantinya akan mengurangi pembayaran pajak perusahaan. Laba kena pajak perusahaan yang menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan cenderung 5

lebih kecil daripada sumber pendanaan yang berasal dari penerbitan saham sehingga dapat digolongkan adanya tindakan penghindaran pajak (Adelina, 2012). Return on assets (ROA) berkaitan dengan laba bersih perusahaan dan pengenaan pajak penghasilan untuk wajib pajak badan. ROA merupakan suatu indikator yang mencerminkan performa keuangan perusahaan, semakin tinggi nilai ROA, maka akan semakin bagus performa perusahaan tersebut (Kurniasih dan Sari, 2013). Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mengelola setiap nilai aset yang mereka miliki untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Semakin baik kemampuan perusahaan untuk mengola aset yang dimilikinya maka makin tinggi nilai ROA sebuah perusahaan. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk memposisikan diri dalam tax planning yang bertujuan untuk mengurangi jumlah beban kewajiban perpajakannya (Chen et al., 2010). Penelitian ini menggunakan proksi Cash Effective Tax Rate (CETR) untuk mengukur aktivitas penghindaran pajak perusahaan (Chen et al., 2010). Cash effective tax rate merupakan pembayaran pajak secara kas (cash taxes paid) atas laba perusahaan sebelum pajak penghasilan (pretax income). Naik-turunnya cash effective tax rate mengindikasikan naik-turunnya tingkat penghindaran pajak. Tingkat cash effective tax rate yang meningkat atau naik mengindikasikan adanya penurunan atau berkurangnya tingkat penghindaran pajak, sebaliknya jika cash effective tax rate turun atau berkurang mengindikasikan adanya kenaikan atau peningkatan penghindaran pajak. Semakin tinggi tingkat presentase cash effective tax rate yaitu mendekati tarif pajak penghasilan badan sebesar 25% 6

mengindikasikan bahwa semakin rendah tingkat penghindaran perusahaan, sebaliknya semakin rendah tingkat presentase cash effective tax rate mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat penghindaran pajak perusahaan (Dewinta dan Setiawan, 2016). Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti dan menemukan bukti-bukti empiris mengenai Pengaruh Corporate Governance, Koneksi Politik, Leverage, dan Return On Asset terhadap Penghindaran Pajak (studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015). 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1) Bagaimana pengaruh corporate governance terhadap cash effective tax rate? 2) Bagaimana pengaruh koneksi politik terhadap cash effective tax rate? 3) Bagaimana pengaruh leverage terhadap cash effective tax rate? 4) Bagaimana pengaruh return on asset terhadap cash effective tax rate? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh corporate governance terhadap cash effective tax rate 7

2) Untuk mengetahui pengaruh koneksi politik terhadap cash effective tax rate 3) Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap cash effective tax rate 4) Untuk mengetahui pengaruh return on assets (ROA) terhadap cash effective tax rate 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kegunaan penelitan yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini dapat menambah referensi, informasi, dan wawasan serta menguatkan teori keagenan 2) Kegunaan Praktis Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat mendorong perusahaan agar dapat menaruh perhatian serius pada praktik penghindaran pajak yang dapat memberikan citra buruk bagi perusahaan. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan membantu pemerintah untuk lebih jeli dalam mengawasi pelaksanaan pemungutan pajak agar praktik penghindaran pajak tidak memberikan kerugian bagi negara 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran secara garis besar agar lebih jelas dan teratur, berikut dikemukakan sistematika penulisannya yang terdiri dari lima bab yaitu: 8

Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah mengenai penghindaran pajak serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, pokok rumusan masalah variabel yang diteliti, tujuan dan kegunaan penelitian serta diakhiri dengan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini menguraikan tentang landasan teori yang mendasari objek penelitian sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan, kerangka pemikiran, serta hipotesis. Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang lokasi/tempat obyek penelitian, metodelogi penentuan sampel, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis data yang digunakan, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum objek penelitian pada aktivitas penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), deskripsi data hasil penelitian terhadap penghindaran pajak serta pembahasan hasil penelitian berdasarkan output SPSS. Bab V Simpulan Dan Saran 9

Bab ini menguraikan tentang simpulan yang dibuat berdasarkan uraian bab sebelumnya serta saran-saran yang nantinya diharapkan dapat berguna bagi penelitian berikutnya. 10