Kualitas Daging Sapi di Rumah Potong Hewan Pesanggaran Ditinjau dari Uji ph dan Daya Ikat Air

dokumen-dokumen yang mirip
Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu 4 o C

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu - 19 o c

I. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak

Kualitas Daging Se i Babi Produksi Denpasar

Susunan Redaksi Indonesia Medicus Veterinus

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Sifat Fungsional Daging Sapi Bali (M. Longisismus Dorsi) Melalui Penambahan Asap Cair Pascamerta Dan Waktu Rigor

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan gizi

ABSTRAK KUALITAS DAN PROFIL MIKROBA DAGING SAPI LOKAL DAN IMPOR DI DILI-TIMOR LESTE

Hubungan Umur, Bobot dan Karkas Sapi Bali Betina yang Dipotong Di Rumah Potong Hewan Temesi

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat menuntut produksi lebih dan menjangkau banyak konsumen di. sehat, utuh dan halal saat dikonsumsi (Cicilia, 2008).

TINJAUAN PUSTAKA Konversi Otot Menjadi Daging

PENINGKATAN SIFAT FUNGSIONAL DAGING SAPI BALI (Longisismus dorsi) MELALUI PENAMBAHAN ASAP CAIR PASCAMERTA DAN WAKTU RIGOR

Karakteristik Fisik Daging Sapi Bali dan Wagyu

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

KUALITAS DAGING SAPI WAGYU DAN DAGING SAPI BALI YANG DISIMPAN PADA SUHU DINGIN 4 0 C DITINJAU DARI ph, KADAR AIR, DAYA IKAT AIR DAN TEKSTUR SKRIPSI

Susunan Redaksi Indonesia Medicus Veterinus. Pimpinan: I Wayan Batan. Wakil Pimpinan: Muhsoni Fadli

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi protein hewani, khususnya daging sapi meningkat juga.

Ketahanan Daging Rendang Tanpa Pemasakan Ulang Selama Penyimpanan Suhu Ruang Berdasarkan Uji Reduktase dan Organoleptik

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2017, Hal Vol. 12 No. 1 ISSN :

SIFAT-SIFAT FISIK DAN PARAMETER SPESIFIK KUALITAS DAGING

KUALITAS FISIK DAGING LOIN SAPI BALI YANG DIPOTONG DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) MODEREN DAN TRADISIONAL

DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... ABSTRACT... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Pengaruh Lama Penyimpanan dalam Lemari Es terhadap PH, Daya Ikat Air, dan Susut Masak Karkas Broiler yang Dikemas Plastik Polyethylen

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI DAGING

II. TINJAUAN PUSTAKA. alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih

KUALITAS FISIK DAGING SAPI DARI TEMPAT PEMOTONGAN HEWAN DI BANDAR LAMPUNG. Physical Quality of Beef from Slaughterhouses in Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi bali dikenal sebagai sapi lokal yang banyak dipelihara di Pulau Bali karena sangat

IMPLEMENTASI ANIMAL WELFARE PADA PROSES PEMOTONGAN SAPI DI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN PESANGGARAN SKRIPSI

KETAHANAN SUSU KUDA SUMBAWA YANG DISIMPAN PADA SUHU RUANG DITINJAU DARI TOTAL ASAM, UJI DIDIH DAN UJI WARNA SKRIPSI. Oleh : Noer Syaiful Hakim

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 di TPH yang ada di Bandar

PENGARUH SUBSTITUSI DAGING SAPI DENGAN KULIT CAKAR AYAM TERHADAP DAYA IKAT AIR (DIA), RENDEMEN DAN KADAR ABU BAKSO SKRIPSI. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, karena daging merupakan sumber protein

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan Metode

RIWAYAT HIDUP. pertama dari dua bersaudara dari pasangan Anak Agung Made Wijaya Asmara

KUALITAS FISIK DAGING DARI PASAR TRADISIONAL DI BANDAR LAMPUNG. The Physical of Beef from Traditional Market in Bandar Lampung

INSIDEN PEREDARAN AYAM TIREN PADA PASAR TRADISIONAL DI SURABAYA THE INCIDENCE OF CARRION CHICKEN SALES IN SURABAYA TRADITIONAL MARKETS

Nova Nurfauziawati Kelompok 11 A V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH PRODUKSI MIE SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN TERNAK

PERBAIKAN MANAJEMEN PEMOTONGAN TERNAK UNTUK MENGHASILKAN DAGING SAPI LOKAL BERKUALITAS IMPOR

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

Daya Simpan dan Variasi Bumbu Daging Se i Babi Produksi Kota Denpasar pada Suhu Ruang

Ketahanan Susu Segar pada Penyimpanan Suhu Ruang Ditinjau dari Uji Tingkat Keasaman, Didih, dan Waktu Reduktase

Kualitas Daging Kambing yang Disimpan pada Suhu Ruang Ditinjau dari Uji Subjektif dan Objektif

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih maju, kesadaran kebutuhan nutrisi asal ternak semakin meningkat,

MENERAPKAN PRINSIP KESEJAHTERAAN HEWAN

PENGARUH PEMBERIAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP PRODUKSI KORNET DAGING AYAM

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk

RASIO PEMOTONGAN SAPI DI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN PESANGGARAN SKRIPSI. Diajukan oleh I Made Fajar Swanditha

Hubungan antara Umur dengan Berat Karkas Depan (Fore Quarter) Ditinjau dari Potongan Primal Sapi Bali Jantan

DAYA IKAT AIR (DIA) Istilah lain: Pengertian: Kemampuan daging didalam mengikat air (air daging maupun air yang ditambahkan)

Kualitas Telur Ayam Konsumsi yang Dibersihkan dan Tanpa Dibersihkan Selama Penyimpanan Suhu Kamar

DAGING. Theresia Puspita Titis Sari Kusuma. There - 1

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

Mutu Susu Kambing Peranakan Etawa yang Disimpan pada Suhu Ruang

Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 1(3):16-20, Desember 2017 e-issn:

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

ARYOGI, UUM UMIYASIH Clean D.E.

DAGING. Pengertian daging

I PENDAHULUAN. dikonsumsi khususnya anak anak dalam periode pertumbuhan agar tumbuh

KARAKTERISTIK FISIK DAGING SAPI BALI DAN WAGYU SKRIPSI

PENGARUH PERBEDAAN JENIS OTOT DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP BIOLOGICAL VALUE DAGING SAPI BALI

Karakteristik mutu daging

PENGARUH ENZIM PAPAIN TERHADAP MUTU DAGING KAMBING SELAMA PENYIMPANAN

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

PENILAIAN PENERAPAN ANIMAL WELFARE PADA PROSES PEMOTONGAN SAPI DI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN MAMBAL KABUPATEN BADUNG SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C TERHADAP SUSUT BOBOT DALAM PENGANGKUTAN SAPI DARI LAMPUNG KE BENGKULU

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk daging yang dihasilkan dari kelinci ada dua macam yaitu fryer dan roaster. Kelinci

ABSTRAK. Kata kunci: Prevalensi, Memar, Sapi Bali, Karkas, RPH Kota Denpasar

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

Effendi Abustam, Muhammad Irfan Said, Muhammad Yusuf, dan Hikmah M. Ali

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN TINGKAT AUTOLISIS ANTARA OTOT DAN HATI SAPI BALI PADA BEBERAPA PERIODE WAKTU PENGAMATAN SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG SKRIPSI DREVIAN MEITA HARDYASTUTI

KUALITAS DAGING SAPI SEGAR DI PASAR TRADISIONAL KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DOI: pissn eissn X

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

THE EFFECT OF DIFFERENT FROZEN STORAGE TIME ON THE CHEMICAL QUALITY OF BEEF

SIFAT FISIK DAGING DADA AYAM BROILER PADA BERBAGAI LAMA POSTMORTEM DI SUHU RUANG SKRIPSI

PENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA

PENGARUH PENAMBAHAN AMPAS Virgin Cococnut Oil (VCO) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS FISIK DAGING AYAM BROILER

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung Dalam Larutan Ekstrak Nanas Terhadap ph

HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING

KARAKTERISTIK FISIK DAGING SAPI PERANAKAN ONGOLE PADA BERBAGAI TINGKATAN BOBOT BADAN

Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type... Tri Antono Satrio Aji

KARAKTERISTIK KARKAS DAN KUALITAS DAGING SAPI PO YANG MENDAPAT PAKAN MENGANDUNG PROBIOTIK

PENDAHULUAN. amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah yang baik. Daging broiler

SUSUT MASAK DAN ph DAGING ITIK LOKAL AFKIR BERDASARKAN SISTEM PEMELIHARAAN DAN LOKASI YANG BERBEDA

Penilaian Penerapan Animal Welfare pada Proses Pemotongan Sapi di Rumah Pemotongan Hewan Mambal Kabupaten Badung

Uji Didih, Alkohol dan Derajat Asam Susu Sapi Kemasan yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Denpasar

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus

Transkripsi:

Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No.1: 16-21 pissn: 2085-2495; eissn: 2477-2712 Pebruari 2017 Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.1.16 Kualitas Daging Sapi di Rumah Potong Hewan Pesanggaran Ditinjau dari Uji ph dan Daya Ikat Air (BEEF QUALITY IN PESANGGARAN ABBATOIR RATED FROM ph VALUE AND WATER HOLDING CAPACITY) Satria Yanuwardani Setiawan 1, IdaBagusNgurah Swacita 2, I Ketut Suada 2 1 Praktisi Dokter Hewan di Mojokerto Jawa Timur 2 Laboratorium Kesmavet Fakulas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar Bali, Email: satriayanuwardani_setiawan@yahoo.com ABSTRAK Rumah Pemotongan Hewan Pesanggaran merupakan tempat pemotongan hewan terbesar di Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas daging sapi di RPH Pesanggaran ditinjau dari nilai ph dan daya ikat air dan hubungan di antara kedua variabel tersebut. Lima belas sampel daging sapi bagian longisimus dorsi diuji kualitasnya berdasarkan nilai ph dan daya ikat air selama waktu pengamatan mulai jam ke satu sampai ke delapan. Hasil penelitian menunjukan bahwa, kualitas daging sapi yang dihasilkan di RPH Pesanggaran memiliki ph ultimat 5,51 pada jam ke tujuh setelah pemotongan dan Daya Ikat Air dengan nilai 60,4% pada jam ke tujuh setelah pemotongan. Disimpulkan bahwa ph dan DIA daging sapi di RPH Pesanggaran menurun dari jam pertama sampai jam ke tujuh dan terdapat hubungan positif antara ph dan Daya Ikat Air daging sapi. Kata kunci: Daging sapi, kualitas daging, nilai ph, daya ikat air. ABSTRACT Pesanggaran abattoir is the largest slaughterhouses in Bali. The purpose of this study was to determine the beef quality in Pesanggaran abattoirs tested from ph value and water holding capacity and the relationship between the two variables. Fifteen samples of beef taken from longisimus dorsi tested the qualities based on the ph value and water holding capacity during the process of the observation period starting at the first hour until eight. The results showed that, the quality of beef produced in Pesanggaran abattoirs has an ultimate ph 5.51 at the 7th hour after slaughter and water holding capacity with a value of 60.4% at the 7th hour after slaughter. It can be concluded that the ph and WHC of beef at Pesanggaran abattoir decreased from first hour to 7th hour and there are positive correlation between ph and WHC of beef. Keywords: Beef, Meat quality, ph value, Water holding capacity PENDAHULUAN Daging merupakan salah satu komoditas utama di Indonesia, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani, permintaan akan kebutuhan daging juga akan meningkat (Harmini et al., 2011). Sonbait et al. (2008), menambahkan bahwa kebutuhan akan protein hewani asal ternak sesuai dengan standar kebutuhan gizi nasional setara dengan 6,0 gram/kapita/hari. Begitu halnya dengan peningkatan tingkat pendapatan perkapita penduduk maka permintaan akan kebutuhan daging juga akan semakin meningkat. Disisi lain, meningkatnya pengetahuan masyarakat akan menuntut suatu produk memiliki kualitas dan mutu yang baik (Khasrad dan Ningrat, 2010). Hal terpenting dalam pemilihan daging adalah kualitas daging, kualitas daging yang beredar di masyarakat seringkali tidak terjamin dengan baik (Priyanto et al, 2015). Kualitas daging dapat ditinjau dari dua faktor, yaitu 16

Buletin Veteriner Udayana Setiawan et al. kualitas fisik dan kimia daging. Kualitas fisik daging antara lain nilai ph, daya ikat air, susut masak dan tekstur (Rasyad et al., 2012) sedangkan kualitas kimia daging dapat ditentukan berdasarkan perubahan komponen-komponen kimianya seperti kadar air, protein dan lemak. Pemeriksaan daging dapat menunjukkan kesehatan hewan, sehingga mengurangi risiko penyakit menular (Authority, 2013). Nilai ph daging merupakan salah satu penentu kualitas daging (Amertaningtyas, 2012). Penurunan nilai ph pada otot hewan yang sehat dan ditangani dengan baik sebelum pemotongan akan berjalan secara bertahap, yaitu mulai dari 7,0 dan akan mencapai nilai ph (ultimate ph value) akhir sekitar 5,4-5,8. Daya ikat air merupakan salah satu indikator kualitas daging (Merthayasa et al., 2015). Daya ikat air sendiri dipengaruhi oleh ph. Daya ikat air menurun dari ph tinggi sekitar 7-10 sampai pada ph isoelektrik yaitu sekitar 5,0-5,1 (Soeparno, 2011). Menurut Wenno (2015), salah satu RPH yang menerapkan pemotongan ternak dengan baik di Provinsi Bali khususnya di Kota Denpasar adalah RPH Pesanggaran. Namun belum diketahui bagaimana kualitas daging yang dihasilkan yang ditinjau dari ph dan daya ikat air. METODE PENELITIAN Materi Penelitian Sampel yang digunakan adalah daging sapi jantan bagian longisimus dorsi sebanyak 15 sampel dengan berat masingmasing 100 gram. Sampel tersebut diperoleh dari 15 sapi yang dipotong di RPH Pesanggaran, satu sampel setiap harinya. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (split time) dengan peubah bebas waktu pengujian yaitu pada jam ke-1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 setelah penyembelihan. Variabel yang diuji adalah ph dan daya ikat air daging. Pengukuran ph Pengukuran ph dilakukan dengan menimbang sampel daging sapi seberat 10 gram kemudian digerus dengan menggunakan mortar, selajutnya ditambahkan akuades 10 ml setelah itu diukur ph-nya menggunakan ph meter. Prosedur ini dilakukan sebanyak 8 kali yaitu pada jam ke-1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 setelah pemotongan setiap harinya dan dilakukan selama 15 hari. Pengukuran daya ikat air Pengukuran daya ikat air dilakukan dengan metode Hamm (press methods). Sampel daging sapi seberat 0,3gram diletakkan di atas kertas saring setelah itu dipres di antara dua plat kaca dengan beban 35kg selama 10 menit. Prosedur ini dilakukan sebanyak 8 kali yaitu pada jam ke-1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 setelah pemotongan setiap harinya dan dilakukan selama 15 hari. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS untuk mengetahui pengaruh kelompok dan waktu pengujian terhadap nilai ph dan daya ikat air daging sapi. Dilanjutkan dengan uji Post Hock untuk mengetahui pengaruh waktu pengujian terhadap nilai ph dan daya ikat air. Hubungan antara waktu pengujian dengan ph dan daya ikat air, dianalisis dengan korelasi regresi (Sampurna dan Nindhia, 2008). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian ph sampel daging dari 15 ekor sapi yang dipotong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Pesanggaran Kota Denpasar diperoleh rataan penurunan nilai ph pada jam pertama sampai jam ke delapan yaitu 6,53, 6,34, 6,18, 6,04, 5,90, 5,68, 5,51, dan 5,63. Sedangkan pengujian terhadap daya ikat air diperoleh rataan penurunan mulai jam pertama sampai jam ke delapan yaitu 81%, 77,6%, 75,67%, 71,8%, 69,47%, 65,4%, 60,4%, dan 64,2%. Hasil analisis ragam terhadap 17

Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No.1: 16-21 pissn: 2085-2495; eissn: 2477-2712 Pebruari 2017 Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.1.16 penurunan nilai ph daging sapi di RPH Pesanggaran menunjukkan bahwa waktu pengambilan sampel berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap penurunan nilai ph yang dihasilkan atau terdapat variasi harian yang nyata selama penelitian ini. Variasi harian yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaranya adalah terdapat perbedaan tingkat stres dari sapi yang dipotong setiap harinya. Sapi yang dipotong di RPH Pesanggaran tidak berasal dari satu tempat saja melainkan dari berbagai tempat dan jarak angkut setiap hewan juga berbeda di antara satu dengan yang lainnya. Cuaca juga mempengaruhi perbedaan tingkat stres hewan yang diistirahatkan di RPH Pesanggaran, sebagaimana halnya cuaca di daerah Denpasar pada beberapa waktu terakhir ini mengalami perubahan yang cukup signifikan dimana panas di waktu siang hari dan hujan pada saat malam hari yang tidak menentu. Nilai ph memiliki perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) di antara waktu pengujiannya mulai dari jam pertama sampai dengan jam ke delapan. Hal ini dikarenakan habisnya cadangan glikogen dalam daging secara bertahap selama pengujian sehingga akan menurunkan ph daging secara bertahap pada saat dilakukan pengukuran nilai ph daging. Glikogen dalam daging tersebut mengalami glikolisis secara anaerob yang menghasilkan asam laktat secara bertahap yang akan menyebabkan ph daging semakin menurun. Nilai ph daging yang rendah dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging (Besung et al., 2013). Setelah cadangan glikogen dalam daging habis, maka tidak ada lagi glikogen yang dipecah menjadi asam laktat. Kondisi ini akan menyebabkan ph daging secara berangsur naik dikarenakan dalam daging terjadi proses autolisis dan dekomposisi protein oleh mikroba yang terdapat pada daging tersebut. Hasil analisis ragam penurunan daya ikat air (DIA) yang diperoleh dari daging sapi di RPH Pesanggaran menunjukkan bahwa waktu pengambilan sampel berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap daya ikat air atau terdapat variasi harian yang nyata dalam penelitian ini. Variasi harian DIA juga disebabkan oleh perbedaan tingkat stres sapi yang disebabkan oleh perbedaan asal sapi, jarak angkut dan perbedaan cuaca setiap harinya. Faktor tersebut akan mempengaruhi nila ph setiap harinya dan pada akhirnya nilai ph yang dihasilkan setiap harinya akan mempengaruhi nilai daya ikat air daging. Selain itu DIA juga dipengaruhi oleh umur sapi yang berbeda setiap harinya Nilai daya ikat air memiliki perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) di antara waktu pengujiannya mulai dari jam pertama sampai dengan jam ke delapan. Daya ikat air (DIA) yang mengalami penurunan secara bertahap mengikuti penurunan nilai ph daging yang disebabkan pemecahan glikogen menjadi asam laktat sampai dengan ph isoelektrik pada daging tersebut. Nilai ph pada setiap waktu pengujian disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Hubungan antara Waktu Pengujian dengan Penurunan Nilai ph Waktu pengujian Rataan ± St Dev (Jam) 1 6.53±0.04 a 2 6.34±0.05 b 3 6.19±0.05 c 4 6.04±0.05 d 5 5.90±0.04 e 6 5.68±0.05 f 7 5.50±0.01 g 8 5.63±0.04 h Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa terjadi penurunan nilai ph yang signifikan dari jam pertama sampai dengan jam ke tujuh, hal ini dikarenakan terjadi perubahan glikogen menjadi asam laktat yang akan menurunkan nilai ph daging. Pada jam ke tujuh sampai jam ke delapan terjadi kenaikan nilai ph yang signifikan, hal ini dikarenakan cadangan glikogen dalam daging telah habis sehingga tidak ada lagi yang dipecah menjadi asam laktat dan pada kondisi tersebut, di dalam daging 18

Buletin Veteriner Udayana Setiawan et al. mulai terjadi proses autolisis dan proses dekomposisi daging oleh mikroba. Nilai DIA pada setiap waktu pengujian ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hubungan antara Waktu Pengujian dengan Penurunan Daya Ikat Air (%) Waktu pengujian Rataan ± St Dev (Jam) 1 81.00±1.46 a 2 77.60±2.02 b 3 75.66±1.71 c 4 71.80±1.89 d 5 69.46±2.39 e 6 65.40±1.75 f 7 60.40±1.05 g 8 64.20±1.75 h Berdasarkan hasil analisis hubungan daya ikat air dengan waktu pengujian, menunjukkan bahwa terdapat penurunan DIA yang signifikan dari jam pertama sampai jam ke tujuh, hal ini dikarenakan adanya penurunan nilai ph menuju titik isoelektrik yang berakibat menurunnya nilai DIA. Pada jam ke tujuh sampai jam ke delapan terjadi kenaikan DIA yang signifikan, hal ini dikarenakan adanya kenaikan nilai ph yang menyebabkan adanya surplus muatan dan mengakibatkan tolak menolak antar miofilamen yang memberikan ruang untuk air sehingga DIA meningkat. Nilai DIA pada jam ke enam dan jam ke delapan tidak berbeda nyata, hal ini dikarenakan nilai DIA kembali naik setelah jam ke tujuh karena adanya surplus muatan akibat kembali naiknya nilai ph. Berdasarkan hasil analisis korelasiregresi menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang sangat nyata (P<0,01) antara waktu pengujian dengan nilai ph dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,981, dan persamaan garis regresi Y = 6,553-0,051 x 2 + 0,005 x 3. Gambar 1. Hubungan Nilai ph Daging Sapi dengan Waktu Pengujian Pada Gambar 1 terlihat penurunan ph daging sapi mulai dari jam pertama sampai dengan jam ke tujuh dan kemudian kembali naik pada jam ke tujuh sampai jam ke delapan. Apabila dibandingkan dengan penurunan ph normal atau ph daging sapi dry firm and dark (DFD) maka gambaran ph daging sapi di RPH Pesanggaran sudah dapat dikatakan normal dalam arti sapi yang dipotong di RPH Pesanggaran sudah dilakukan dengan baik. Nilai ph yang cenderung masih di atas ph normal pada saat rigor mortis sudah terbentuk, dianggap mengalami dark cutting beef (DCB) dengan batasan 5,8-6,2 sebagai DCB sedang dan lebih dari 6,2 sebagai DCB berat (Abustam dan Ali, 2016). Nilai ph daging yang normal akan menurun dari 6,5 sampai ph ultimat yaitu 5,5 (Subagyo et al., 2015). Sedangkan ph daging yang mengalami DFD, penurunan nilai ph daging hanya sedikit, hal ini dikarenakan cadangan glikogen otot sudah habis sebelum pemotongan. Berdasarkan hasil analisis korelasi-regresi menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang sangat nyata (P<0,01) antara waktu pengujian dengan DIA dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,951, dan persamaan garis regresi Y= 81,775 0,972 x 2 + 0,085 x 3 19

Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No.1: 16-21 pissn: 2085-2495; eissn: 2477-2712 Pebruari 2017 Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.1.16 daya ikat air daging sapi terhadap waktu pengujian. Saran Perlu dilakukan pengujian nilai ph dan daya ikat air daging sapi pada jam yang lebih lama dan variabel kualitas daging lainnya untuk mengetahui kualitas daging sapi produksi RPH Pesanggaran secara utuh.. Gambar 2. Hubungan Daya Ikat Air Daging Sapi dengan Waktu Pengujian UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Kepala UPT Rumah Pemotongan Hewan Pesanggaran Denpasar yang telah memberikan fasilitas untuk tempat penelitian. DAFTAR PUSTAKA Gambar 3. Hubungan Nilai ph dan DIA Daging Sapi terhadap Waktu Pengujian Daya ikat Aair daging sapi di RPH Pesanggaran mengalami penurunan dari jam pertama mulai pengujian sampai dengan jam ketujuh, kemudian kembali naik pada jam kedelapan. Penurunan nilai DIA ini dikarenakan penurunan nilai ph mulai dari ph tinggi sampai dengan mencapai ph titik isoelektrik. Terdapat korelasi posistif yang sangat nyata (P<0,01) antara nilai ph dan daya ikat air terhadap waktu pengujian dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0.981 dan persamaan garis regresi Y= -176,866 + 62,901 x - 3,584 x 2. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Nilai ph dan daya ikat air daging sapi di RPH Pesanggaran sampai pengujian jam ke delapan memiliki kualitas baik dan terdapat hubungan positif antara ph dan Abustam E, Ali HM. 2016. Peningkatan sifat fungsional daging sapi bali (M. Longisismus dorsi) melalui penambahan asap cair pascamerta dan waktu rigor. Bul Vet Udayana 8(1): 93-98 Amertaningtyas D. 2012. Kualitas daging sapi segar di pasar tradisional Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. J Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak 7(1): 42-47. Authority EFS. (2013). Scientific opinion on monitoring procedures at slaughterhouses for bovines. EFSA Panel on Animal Health and Welfare (AHAW). Italy EFSA J 11(12): 3460. Besung INK, Wulandari NMDA, Swacita IBN. 2013. Pengaruh rempah-rempah dan lama penyimpanan daging babi terhadap angka lempeng total bakteri. Bul Vet Udayana 6(1): 29-34 Harmini, Asmarantaka RW, Atmakusuma J. 2011. Model dinamis sistem ketersediaan daging sapi nasional. J Ekonomi Pembangunan 12(1): 128-146. Khasrad, Ningrat RWS. 2010. Improving carcass quality of indigenous cattle of West Sumatera fed local feed 20

Buletin Veteriner Udayana Setiawan et al. resources. Pakistan. J of Nutrition 9(8): 822-826. Methayasa JD, Suada IK, Agustina KK. 2015. Daya Ikat Air, ph, warna, bau dan tekstur daging sapi bali dan daging wagyu. Ind Med Veterinus 4(1): 16-24. Priyanto R, Fuah AM, Aditia EL, Baihaqi M, Ismail M. 2015. Peningkatan produksi dan kualitas daging sapi lokal melalui penggemukan berbasis serealia pada taraf energi yang berbeda. J Ilmu Pertanian Indonesia 20(2): 108-114. Rasyad NVB, Rosyidi D, Widati AS. 2012. Pengaruh lama pemanggangan dalam microwave terhadap kualitas fisik steak daging ayam. J Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak 7(1): 6-11. Sampurna, IP, dan Nindhia TS. 2008. Analisis Data dengan SPSS dalam Rancangan Penelitian. Udayana University Press. Sonbait LY, Monim H, Woran D. 2008. Preferensi konsumen terhadap produk olahan daging sapi di Kota Sorong. J Ilmu Peternakan 3(1): 87-93. Soeparno. 2011. Ilmu dan Nutrisi Daging. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Subagyo WC, Suwiti NK, Suarsana IN. 2015. Karakteristik protein daging sapi bali dan wagyu setelah direbus. Bul Vet Udayana 7(1): 17-25. Wenno CRF, Swacita IBN, Suada IK. 2015. Penerapan animal welfare pada proses pemotongan sapi bali di rumah pemotongan hewan pesanggaran. Ind Med Veterinus 4(3): 238-248. 21