25 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas Sub-sub DAS Keyang, Slahung, dan Tempuran (KST) terletak di Sub DAS Kali Madiun Hulu. Secara geografis Sub-sub DAS KST berada di antara 7º 48 14,1 8º 05 04,3 LS dan 111º 10 12,6 111º 45 11,3 BT. Sebelah Utara berbatasan dengan Sub-sub DAS Gonggang, Sub-sub DAS Galok, Sub-sub DAS Sambi, Sub-sub DAS Bulu, Sub-sub DAS Asin dan Sub-sub DAS Catur, di sebelah Timur berbatasan dengan Gunung Wilis yang memisahkan DAS Solo dengan DAS Brantas, di sebelah Selatan berbatasan dengan dataran tinggi Pegunungan Kidul yang memisahkannya dengan DAS Grindulu dan DAS Lorok, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Sub-DAS Keduang dan Sub DAS Wiroko (Gambar 3). Sub-sub DAS KST mencakup wilayah seluas 110.890,48 Ha (BPDAS Solo, 2008). Sedangkan Luas Sub-sub DAS KST berdasarkan hasil pengolahan data spasial yang menuju outlet SPAS Sekayu adalah 103.157,86 Ha. Gambar 3 Peta Lokasi Sub-sub DAS Keyang, Slahung, dan Tempuran.
26 Berdasarkan pembagian wilayah administrasi, Sub-sub DAS KST mencakup enam Kabupaten, lima Kabupaten di Jawa Timur, yaitu Ponorogo, Magetan, Pacitan, Trenggalek dan Kabupaten Madiun, serta satu Kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Wonogiri. Sebagian besar wilayah Sub-sub DAS KST terletak di Kabupaten Ponorogo. Peta lokasi Sub-sub DAS KST berdasarkan letak administrasi Kabupaten disajikan dalam Gambar 4. Gambar 4 Peta Lokasi Sub-sub DAS KST Berdasarkan batas Kabupaten. 4.2 Iklim Keadaan iklim di Sub-sub DAS KST berdasarkan klasifikasi Schmidth- Ferguson dengan data hujan selama 2005-2010 termasuk tipe iklim C dengan 7 bulan basah dan 3 bulan kering. Rata-rata curah hujan tahunan selama tahun 2005 2010 adalah 2029 mm/tahun. Suhu rata-rata berdasarkan stasiun iklim di Bandara Iswahyudi, Madiun adalah 26,0 ºC. Suhu terendah terjadi pada bulan Februari sebesar 25,3 ºC dan suhu tertinggi pada bulan Oktober sebesar 27,0 ºC. Kelembaban udara (RH) ratarata adalah 76% dengan RH terendah adalah 67% pada bulan September dan RH tertinggi adalah 85% pada bulan Januari sampai Maret. Keadaan penyinaran
27 matahari (sunshine) rata-rata adalah 67% dengan penyinaran terendah pada bulan Februari sebesar 43% dan tertinggi pada bulan Juli sebesar 86%. Tabel 5 menunjukkan data unsur iklim di Stasiun iklim Bandara Iswahyudi Madiun (CDMP 2001 dalam BPDAS 2008). Tabel 5 Stasiun iklim: Bandara Iswahyudi, Madiun Unsur Iklim Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Rataan Suhu (ºC) 25,4 25,3 25,4 26,2 26,2 25,9 25,6 25,8 26,5 27,0 26,8 26,2 26,0 RH (%) 85 85 85 81 79 73 68 70 67 69 74 80 76 Sunshine (%) 45 43 51 73 74 79 86 84 81 73 64 55 67 Curah hujan tahunan di Sub-sub DAS KST selama tahun 2005 2010 berkisar antara 1.357 mm/tahun sampai 2.788 mm/tahun, Rata-rata hujan tahunan selama tahun 2005 2010 adalah 2029 mm/tahun. Berdasarkan Gambar 5, curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 2.788 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 1.357 mm. Hujan tahunan selama tahun 2005-2010 disajikan dalam Gambar 5. Gambar 5 Curah hujan tahunan di Sub-sub DAS KST. Rata-rata curah hujan bulanan bulanan di Sub-sub DAS KST selama tahun 2005-2010 disajikan dalam Gambar 6. Curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 354 mm/bulan, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 11 mm/bulan.
28 Gambar 6 Hujan bulanan selama tahun 2005-2010. Curah hujan harian tertinggi di Sub-sub DAS KST selama periode 2005-2010 adalah pada 26 Desember 2007 sebesar 127,25 mm (Gambar 7). Hujan tersebut berbeda dengan kejadian hujan yang lain. Kejadian hujan harian tertinggi lainnya setiap tahunnya hanya berkisar antara 40 sampai 60 mm. Secara berturutturut curah hujan harian tertinggi setiap tahunnya periode 2005-2010 adalah 63 mm, 47,95 mm, 127,25 mm, 59,64 mm, 45, 97 mm, dan 52,43 mm. Gambar 7 Curah hujan harian tahun 2005-2010. 4.3 Tanah Berdasarkan peta jenis tanah Sub-sub DAS KST (Gambar 8) terdapat 15 jenis tanah, yaitu Mediteran coklat kemerahan volkan intermediet, Asosiasi aluvial kelabu & aluvial coklat kekelabuan, Aluvial coklat, Asosiasi litosol & mediteran coklat, Litosol dan Regosol, Mediteran coklat kemerahan volkan
29 intermediet, Asosiasi aluvial kelabu & aluvial coklat kekelabuan, Aluvial coklat kekelabuan, serta Kompleks andosol coklat, andosol coklat kekuningan & litosol. Gambar 8 Peta jenis tanah Sub-sub DAS KST. Berdasarkan data spasial BPDAS Solo 2009, di Sub-sub DAS KST terdapat tiga kelas tekstur tanah dengan tingkat infiltrasi yang berbeda. Jenis tanah dengan tekstur kasar memiliki tingkat infiltrasi ekstrim, tekstur sedang dengan tingkat infiltrasi cepat dan tekstur halus dengan tingkat infiltrasi sedang. Jenis tanah dengan tingkat infiltrasi cepat, yaitu Mediteran coklat kemerahan volkan intermediet, Asosiasi aluvial kelabu & aluvial coklat kekelabuan, Aluvial coklat kekelabuan dan Kompleks andosol coklat, andosol coklat kekuningan & litosol. Jenis tanah dengan tingkat infiltrasi ekstrim, yaitu Asosiasi litosol & mediteran coklat, Litosol dan Regosol, sedangkan sisanya termasuk dalam tekstur halus dengan tingkat infiltrasi sedang. Tabel 6 menunjukkan luas tiap jenis tanah di Sub-sub DAS KST. Jenis tanah yang paling dominan adalah aluvial kelabu dengan luas 27,28%. Jenis tanah yang luasannya kurang dari 1% dari luas Sub-sub DAS KST adalah kompleks
30 andosol coklat, andosol coklat kekuningan & litosol, latosol coklat kemerahan volkan intermedier, latosol merah, dan latosol merah kekuningan. Tabel 6 Distribusi jenis tanah di Sub-sub DAS KST (BPDAS 2009) No Jenis Tanah Luas (Ha) Luas (%) 1 aluvial coklat kekelabuan 5.749,62 5,57 2 aluvial kelabu 28.144,50 27,28 3 asosiasi aluvial kelabu & aluvial coklat kekelabuan 5.565,88 5,40 4 asosiasi litosol & mediteran coklat 947,91 0,92 5 Grumosol 4.332,16 4,20 6 kompleks andosol coklat, andosol coklat kekuningan & litosol 548,50 0,53 7 kompleks latosol coklat kemerahan & litosol volkan 2.532,10 2,45 8 Latosol 11.982,79 11,62 9 latosol coklat 5.829,78 5,65 10 latosol coklat kemerahan volkan intermedier 698,13 0,68 11 latosol merah 276,79 0,27 12 latosol merah kekuningan 111,94 0,11 13 Litosol 18.645,24 18,07 14 mediteran coklat kemerahan volkan intermedier 12.771,03 12,38 15 Regosol 5.021,51 4,87 Total 103.157,88 100 4.4 Penggunaan Lahan Sub-sub DAS KST terdiri dari sembilan tipe penggunaan lahan, yaitu hutan sekunder, hutan tanaman, sungai, semak belukar, sawah, pertanian lahan kering campur semak, pertanian lahan kering, pemukiman/lahan terbangun, dan lahan terbuka. Gambar 9 menunjukkan peta tipe penggunaan lahan di Sub-sub DAS KST tahun 2009 (BPDAS Solo 2009). Hutan sekunder dan pertanian lahan kering mendominasi Sub-sub DAS Keyang. Sub-sub DAS Slahung didominasi hutan sekunder, pertanian lahan kering, dan sawah, sedangkan Sub-sub DAS Tempuran didominasi pertanian lahan kering campur semak dan pertanian lahan kering. Dibagian hilir ketiga Subsub DAS di dominasi sawah, pertanian lahan kering, pemukiman/lahan terbangun, dan lahan terbuka (Gambar 9).
31 Gambar 9 Peta penggunaan lahan tahun 2009. Tipe penggunaan lahan yang terdapat di Sub-sub DAS TSK didominasi oleh hutan tanaman dan pertanian lahan kering, masing-masing secara berturutturut 29,59% dan 29,43%. Semak belukar sangat jarang di Sub-sub DAS KST, yang hanya seluas 0,01% (Tabel 7). Tabel 7 Tipe penggunaan lahan di Sub-sub DAS KST (BPDAS 2009) No Tipe Penggunaan Lahan Luas_ha Luas (%) 1 Sungai 520,95 0,51 2 Semak Belukar 11,58 0,01 3 Sawah 10.085,70 9,78 4 Pertanian Lahan Kering Campur Semak 16.973,98 16,45 5 Pertanian Lahan Kering 30.360,48 29,43 6 Pemukiman/Lahan Terbangun 7.094,10 6,88 7 Lahan Terbuka 3.882,45 3,76 8 Hutan Tanaman 30.523,51 29,59 9 Hutan Sekunder 3.705,14 3,59 Total 103.157,88 100
32 4.5 Hidrologi DAS Di Sub-sub DAS KST terdapat tiga Pos Duga Air atau Stasiun Pengamatan Arus Sungai (SPAS) dan 3 stasiun hujan. SPAS berlokasi di Sekayu, Bendo dan Badegan, sedangkan stasiun hujan berada di Slahung, Sooko dan Purwantoro. Gambar 10 menunjukkan peta jaringan sungai di Sub-sub DAS KST, serta letak SPAS dan stasiun hujan. Gambar 10 Peta Jaringan Sungai Sub-sub DAS KST. Debit rata-rata tahun 2009 di SPAS Sekayu adalah 20,14 m 3 /s dengan debit puncak pada tanggal 3 Februari sebesar 369,72 m 3 /s (BBWS BS 2009). Tinggi Muka Air (TMA) rata-rata tahun 2009 di Sekayu, Bendo dan Badegan berturut-turut adalah 0,82 m, 0,26 m dan 0,25 m (BBWS BS 2009). Perbedaan TMA di Sekayu berbeda dengan dengan di Bendo dan Badegan karena kedua aliran sungai di SPAS Bendo dan Badegan menuju SPAS Sekayu. TMA terbesar tahun 2009 di Sekayu terjadi pada tanggal 3 Februari dengan tinggi 4,09 m, di Bendo pada tanggal 24 Februari dengan tinggi 0,87 m, dan di Badegan pada tanggal 21 April dengan tinggi 0,98 m (BBWS BS 2009).
33 4.6 Jumlah Penduduk Kabupaten Wonogiri merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak dibandingkan dengan lima kabupaten lainnya, dengan jumlah penduduk pada tahun 2009 adalah 985.024 jiwa. Sedangkan Kabupaten dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kabupaten Pacitan, dengan jumlah penduduk pada tahun 2009 adalah 558.644 jiwa. Kabupaten Magetan mengalami pertambahan penduduk yang sangat signifikikan, dari tahun 2006 ke 2007. (Gambar 11). Gambar 11 Jumlah penduduk (jiwa) setiap Kabupaten pada tahun 2006-2009 (Sumber: BPS, 2007-2010).
34