Memperkenalkan Kembali Program Komputer Matahari untuk Membantu Proses Perancangan BIPV dan POSIPV

dokumen-dokumen yang mirip
1.1 Latar Belakang Penelitian. menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

POTENSI PV TERINTEGRASI PADA RTP SEBAGAI PENUNJANG ENERGI KAWASAN PERKOTAAN. STUDI KASUS KOTA MANADO

ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM

I. PENDAHULUAN. Pemanasan global (global warming) semakin terasa di zaman sekarang ini.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Pemecahan masalah

Politeknik Negeri Sriwijaya

ANALISIS KINERJA PHOTOVOLTAIC BERKEMAMPUAN 50 WATT DALAM BERBAGAI SUDUT PENEMPATAN

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

Evaluasi Climate Responsive Building Design pada Gedung Perkuliahan di FT UNNES dengan Menggunakan Tabel Mahoney

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS POTENSI ENERGI MATAHARI DI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN Krisis Energi Kebutuhan energi di segala aspek kehidupan manusia saat ini semakin

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

BAB I PENDAHULUAN. Energi matahari tersedia dalam jumlah yang sangat besar, tidak bersifat polutif, tidak

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

Perancangan Konstribusi Sumber Hybrid Power Menggunakan Photo Voltaic Skala Kecil Untuk Charging Station

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari teknologi yang terus berkembang [1]. seperti halnya teknologi mobil

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Gejala Perubahan Iklim Berbasis Karakteristik Data Radiasi Matahari di Makassar

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB III DASAR TEORI PERHITUNGAN BEBAN PENDINGINAN UNTUK FLOATING PRODUCTION UNIT (FPU)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Distribusi Pencahayaan Alami pada Gedung Menara Phinisi UNM

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Evaluasi atap bangunan studi kasus terhadap nilai RTTV

Gambar 1.1 Global direct normal solar radiation (Sumber : NASA)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

Investigasi Ventilasi Gaya-Angin Rumah Tradisional Indonesia dengan Simulasi CFD

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim

(Mehleri, 2010). Konfigurasi bidang lipat dengan rentang sudut optimal menghasilkan penerimaan radiasi yang lebih kecil daripada model dasar, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin menipisnya cadangan energi yang ada saat ini dan semakin

ANALISIS KETERSEDIAAN RADIASI MATAHARI DI MAKASSAR

PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar

Temperatur dan Kelembaban Relatif Udara Outdoor

PERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki intensitas matahari yang tinggi pertahunnya. Potensi tersebut

Analisis standar dan prosedur pengukuran intensitas cahaya pada gedung

INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (36-42)

BAB I PENDAHULUAN. manusia.dari kebutuhan yang sifatnya mendasar seperti untuk kebutuhan rumah

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia.

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak Bumi Indonesia Tahun dan Prediksi Untuk Tahun

Kata!kunci:!pendidikan!pariwisata,!cahaya!alami,!penghawaan!alami,!panel!surya!

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Pengukuran dan Pengolahan Data Komponen Iklim di Makassar

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dan target untuk mendukung pengembangan dan penyebaran teknologi

ANALISIS PERBANDINGAN OUTPUT DAYA LISTRIK PANEL SURYA SISTEM TRACKING DENGAN SOLAR REFLECTOR

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL...

Gambar 17. Tampilan Web Field Server

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIMULASI PENERANGAN ALAM BANGUNAN PENDIDIKAN

Analisis Itensitas Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Prodi Arsitektur Universitas Malikussaleh

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah yang banyak dihadapi oleh negara-negara di dunia

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : diakses tanggal 2 Oktober 2015

RANCANG SUPPLY K LISTRIK JURUSAN MEDAN AKHIR. Oleh : FABER HENDRA FRISKA VOREZKY

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Analisa energi beban..., Widiandoko K. Putro, FT UI, Universitas Indonesia

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

DESAIN RUSUNAWA DENGAN KONSEP BANGUNAN HEMAT ENERGI DI MANADO ABSTRAK

4.2. Sistem Penerima Data Stasiun Cuaca HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Teknologi Ponsel Struktur Menu

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Memperkenalkan Kembali Program Komputer Matahari untuk Membantu Proses Perancangan BIPV dan POSIPV Sangkertadi Lab. Sains & Teknologi Bangunan, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi Manado Abstrak Program Komputer Matahari hasil kreasi penulis, telah mendapatkan HKI tahun 2009, dan kini telah dipakai oleh beberapa Institusi pendidikan arsitektur dan lainnya. Keluaran dari program adalah sudut-sudut matahari dan besar radiasi pada sebarang bidang, waktu dan lokasi. Sebagai masukan adalah posisi lokasi geografi lokasi, waktu, kemiringan bidang, orientasi bidang, kondisi langit dan tingkat penyinaran. Keluaran dapat berupa file text maupun spreadsheet dan grafik. Program ditulis dengan bahasa Visual Basic tampilan Windows. Manfaat program diantaranya untuk menentukan posisi sudut dan arah terbaik dari perangkat sel-surya agar mendapatkan energy matahari optimal. Selain itu juga untuk memberi pemahaman pada peserta didik tentang kepekaan terhadap variabel dan parameter berkaitan dengan energy matahari yang menerpa suatu bidang. Bermanfaat untuk membantu perancangan BIPV (Building Integrated PhotoVoltaic) dan POSIPV (Public Open Space Integrated PhotoVoltaic). Sampai sejauh ini hasil uji coba program dengan kenyataan dilapangan menunjukkan ketepatan yang dapat ditoleransi. Kata kunci: BIPV, Energi terbarukan, POSIPV, Radiasi Matahari, Sudut Matahari Pengantar Hal mengenai penggunaan energy berkelanjutan bagi lingkungan binaan di iklim tropis pada umumnya mengarah pada potensi energy radiasi matahari yang dapat dikonversikan menjadi energy listrik. Penggunaan panel surya sebagai perangkat sumber daya listrik sudah banyak diterapkan bagi berbagai kebutuhan misalnya untuk penerangan jalan, lampu lalu lintas, listrik rumah tangga, dll. Perencana lingkungan binaan, seperti bidang arsitektur dan perancangan kota sudah semestinya terbiasa dengan konsep-konsep rancangan yang menerapkan sistim penyediaan energy matahari sebagai bagian dari komponen atau elemen lingkungan binaan. Untuk itu dibutuhkan pengetahuan memadai mengenai tiga hal pokok, yaitu menyangkut karakteristik energy matahari, tentang material sel surya, dan teknologi konverternya. Namun dalam tulisan ini yang dijadikan tekanan adalah mengenai energy matahari. Energy radiasi matahari di Indonesia pada bidang datar dapat mencapai lebih dari 1000 W/m2 sesaat pada saat langit cerah. Adapun di Indonesia, energy surya potensial harian mencapai rata-rata 5.12 kwh/m 2, terbesar di Kupang sebesar 6.3 kwh/m2 dan terendah di Medan 4.4 kwh/m 2 (Rumbayan, 2013). Sementara itu hasil pengukuran radiasi matahari pada bidang datar dengan alat Solar Power Meter, tanggal 27 Juli 2012 di Kota Manado (sekitar 1 LU), menunjukkan angka 982 W/m2 pada jam 13.00 (Binti, 2013). Dilain sisi, efisiensi sel surya yang ada di sektor komersial, berkisar 7 17%, tergantung jenis atau tipenya (Binti, 2013). Misalnya efisiensinya sebesar 10%, maka secara praktis, dengan besar radiasi 900 W/m 2, maka untuk sel surya seluas 1 m2 akan mampu menghasilkan energy listrik sebesar 10% x 900 W/m2 x 1 m2 = 90 W. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 E -45

Memperkenalkan Kembali Program Matahari untuk Membantu Proses Perancangan BIPV dan POSIPV Daya listrik sebesar 90 W ini mampu menghidupkan 2 lampu TL 40 W. Apabila dibutuhkan daya listrik lebih banyak, maka perlu diatur mengenai jumlah atau luasan sel surya dan posisi kemiringan serta orientasinya. Sering terjadi, bahwa penempatan sel surya bersifat terintegrasi dengan bangunan, dikenal dengan istilah BIPV (Building Integrated PhotoVoltaic). Sementara itu untuk ruang luar, digunakan istilah POSIPV (Public Open Space Integrated PhotoVoltaic) (Binti, 2013). Dalam rangka merancang lingkungan binaan dengan menerapkan BIPV atau POSIPV, maka diperlukan ketrampilan estimasi sudut-sudut matahari dan perhitungan energy radiasi matahari. Tentu saja perhitungan secara manual dan parsial akan membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit, dan mungkin tidak menarik bagi para peserta didik bidang arsitektur karena banyaknya rumus yang harus dipahami. Melalui tulisan ini dijelaskan banwa Program Matahari hasil kreasi penulis, disediakan untuk mempermudah prosedur perhitungan tersebut dan dapat dipakai oleh peserta didik bidang arsitektur. Selain itu dalam perencanaan bangunan tropis untuk tujuan efisiensi energy, kita sering dihadapkan pada permasalahan yang menyangkutbeban panas yang terutama disebabkan oleh radiasi panas matahari. Radiasi inimembebani ruang dalam melalui proses perpindahan panas yang melewati elemenselubung bangunan. Elemen tersebut dapat berupa penutup atap, dinding,kaca jendela dan pintu. Bentuk, posisi dan bahan dari elemen tersebut yang seringkali bersifatkompleks akan memperkompleks pula cara perhitungan perpindahan panasnya serta menyulitkan pendekatan-pendekatan kuantitatip dalam perencanaan arsitekturnya. Untuk membantu mengatasi tingkat kompleksitas perhitungan tersebut, diperlukan bantuan berupa programkomputer. Program komputer "Matahari" di buat dengan tujuan untuk merealisasikan simulasi mengenai tingkat (kuantitas) radiasi sinar matahari (dalam satuan W/m 2 ) yang menyentuh suatu bidang permukaan. Anggapannya bahwa permukaan tersebut adalah permukaan bidang selubungbangunan atau benda lainnya yang terkena sinar matahari diruang luar. Bidang yang dimaksudadalah tipe bidang rata. Berbagai posisi bidang, faktor pemantulan, dan kedudukan matahari(terhadap waktu) diperhitungkan dalam program tersebut. Program ini telah mendapatkan pengakuan perolehan HKI (Hak Kekayaan Intelektual) di Kementerian Hukum dan HAM RI, pada Tahun 2009, setelah didaftarkan pada Tahun 2008. Karena itu, bagi pemakai program ini perlu mendapatkan ijin dari penulis selaku pemegang hak cipta, baik untuk kepentingan social-edukasi maupun untuk tujuan komersial. Melalui tulisan ini ditunjukkan prosedur pemakaian program ini dan dibandingkan dengan hasil ukur lapangan. Metode Tampilan dan format pemasukan data serta format eksekusi, dan contoh hasilnya disajikan beberapa saja. Adapun model kalkulasi yang diterapkan pada Program Komputer Matahari ini berdasarkan pada sejumlah referensi dari Bernard, Menguy dan Schawrtz (Bernard et al, 1980), Sfeir dan Guarracionno (Sfeir et al, 1981), Szkokolay (Szokolay (1980) serta Chauliaguet, dkk (Chauliaguet et al, 1978). Secara umum model diagram alir program, pada Gambar1. Pada gambar tersebut, nampak datadata yang mesti disediakan sebagai masukan, dan nampak pula pilihan format file pada keluaran hasil eksekusi. Secara visual contoh program pada tampilan layar untuk proses input dan eksekusi hasil ditunjukkan pada Gambar-gambar 2 s/d 5. Analisis dan Interpretasi Suatu demo komparasi antara hasil ukur dan simulasi program dilakukan oleh Julien S Binti dalam tesisnya (Binti, 2013). Adapaun sebagai kasus lokasi Kota Manado (1,4 LU; 115 BT), pada tanggal 27 Juli 2012. Hendak dibandingkan E - 46 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013

besarnya radiasi matahari antara hasil ukur dengan alat Solar Power Meter dan hasil simulasi dengan program Matahari. Bidang terpapar sinar matahari adalah bidang horizontal dan bidang miring 15 0 dengan arah menghadap Barat. Data input lainnya untuk program ditunjukkan pada Tabel1. Sangkertadi Mulai Data Posisi Geografi Data Waktu yang diinginkan Data Tingkat Penyinaran Perhitungan Sudut Azimut dan Altitud Data Keadaan Langit Data Albedo ruang luar Data Orientasi dan Kemiringan Bidang terkena Radiasi Eksekusi Perhitungan Radiasi Matahari Pada Bidang Sebarang, Setiap Jam Gambar 3. Tampilan Input Program Matahari Eksekusi Format Output dalam format TXT atau XLS Gambar 1.General Flowchart program Matahari Gambar 2. Tampilan Awal Program Matahari Gambar 4. Tampilan Proses Eksekusi Program Matahari Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 E -47

Memperkenalkan Kembali Program Matahari untuk Membantu Proses Perancangan BIPV dan POSIPV Tabel 1. Data input lainnya untuk simulasi program Variabel Input Nilai/Ket Kondisi Langit Cerah Albedo 0,5 Tingkat Penyinaran rata-rata 0,5 Analisis dan Interpretasi Gambar 5. Tampilan Hasil Eksekusi dalam format Text Simulasi dan pengukuran yang dibandingkan adalah situasi dari jam 09.00 s/d 15.00, dimana periode ini pada umumnya dilakukan sebagai pedoman untuk perhitungan total energy matahari harian yang dipertimbangkan pada proses perancangan BIPV. Hasil perbandingan disajikan pada Tabel-tabel 2 dan 3 dan pada Gambar.6. Pada Tabel-tabel dan gambar tersebut nampak bahwa terdapat sedikit perbedaan yang masih dapat ditoleransi. Beda Total Wh/m2, baik pada bidang datar maupun bidang miring, hanya terpaut sedikit, sekitar 1 s/d 16%. Memang terdapat perbedaan hasil ukur dan program yang kadangkala cukup signifikan pada proses setiap jam. Hal ini terjadi karena pada saat ukur terjadi perubahan langit secara tiba-tiba (dari cerah menjadi agak redup). Sedangkan denga program, karakteristik cerah langit bersifat konstan pada satu hari. Tabel 2. Kasus pada bidang datar Jam Hasil Ukur Hasil Program Satuan 09.00-10.00 458.00 648.75 W/m 2 10.00-11.00 390.00 808.86 W/m 2 11.00-12.00 775.00 841.88 W/m 2 12.00-13.00 800.00 808.86 W/m 2 13.00-14.00 982.00 712.37 W/m 2 14.00-15.00 750.00 560.27 W/m 2 15.00-16.00 561.00 366.16 W/m 2 Total 4,716.00 4,747.16 Wh/m 2 Gambar 6. Tampilan Hasil Eksekusi dalam format Grafik E - 48 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013

Wh/m2 Sangkertadi Tabel 3. Kasus pada bidang miring 15 0 menghadap Barat Jam Hasil Ukur Hasil Program Satuan 09.00-10.00 225.00 440.00 W/m 2 10.00-11.00 321.00 562.76 W/m 2 11.00-12.00 280.00 748.46 W/m 2 12.00-13.00 667.00 822.59 W/m 2 13.00-14.00 775.00 832.09 W/m 2 14.00-15.00 1,018.00 775.28 W/m 2 15.00-16.00 885.00 654.89 W/m 2 Total 4,171.00 4836.08 Wh/m 2 6,000.00 5,500.00 5,000.00 4,500.00 4,000.00 3,500.00 Hasil Ukur Hasil Program Daftar Pustaka Bernard R, Menguy G, Schwartz M. (1980). Le Rayonnement Solaire.Conversion Thermique et application, Techniques et Documentation, Paris. Binti J S. (2013).Public Open Space Integrated Photo Voltaic (POSIPV) di Iklim Tropis Lembab-Studi Kasus di Manado, Tesis Magister Arsitektur, Program Studi S2 Arsitektur Universitas Sam Ratulangi, Manado. Chauliaguet. C, Baratcabal P, Batellier J. P. (1978).l Energie Solaire Dans le Batiment, Eyrolles. Paris. Rumbayan M. (2013). Harapan Baru Energi terbarukan, Orasi Ilmiah Dies Natalis Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado. Sfeir A. A, Guarracino G. (1981).Ingenierie Des Systemes Solaires, Technique et Ducumentation. Paris. Szokolay. V. S (1980). Environmental Science Handbook For Architects and Builders. Lancaster: The Construction Press. 3,000.00 2,500.00 2,000.00 Miring 15 derajat Datar Gambar 7. Perbandingan Hasil Ukur dan Program Jadi apabila bidang miring yang dijadikan kasus ini, diterapkan suatu sel surya dengan efisiensi sekitar 10%, maka terdapat potensi energy listrik sebesar sekitar 10% x 4800 Wh/m 2 = 480 Wh/m 2. Kesimpulan Kajian ini menyimpulkan beberapa catatan: 1) Program Komputer Matahari divalidasi terhadap hasil pengukuran lapangan dan menunjukkan kemiripan. 2) Dalam pengoperasian program Matahari masih diperlukan data tambahan yang bisa diperoleh dari Stasiun Meteorologi setempat yakni mengenai tingkat penyinaran matahari dan kecerahan langit rata-rata setiap jam 3) Diperlukan pula data mengenai albedo lokasi yang mesti diketahui dengan cermat oleh pemakai program 4) Pemakai program sebaiknya adalah personal yang memahami teori tentang pergerakan dan radiasi matahari Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 E -49

Memperkenalkan Kembali Program Matahari untuk Membantu Proses Perancangan BIPV dan POSIPV Lampiran : Beberapa Tampilan Program E - 50 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013