Pengembangan LMS (Learning Management System) Berbasis Web untuk Mengukur Pemahaman Konsep dan Karakter Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS RUMAH BELAJAR (JEJAK BALI) PROVINSI BALI

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI E_LEARNING UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA PEMROGRAMAN PHP

BAB I PENDAHULUAN. pusat pasar dengan lokasi yang terlalu jauh sehingga dapat membuang waktu.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dalam menjalankan sistem yang telah dibuat penulis, maka diperlukan

Pengembangan E-Lecture menggunakan Web Service Sikadu untuk Mendukung Perkuliahan di Universitas Negeri Semarang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. disesuaikan dengan desain sistem yang sudah dibuat. Rancang Bangun sistem

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

pengembangan dari pengolahan data alumni SMK Widya Yahya Gadingrejo, yang

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN APLIKASI WEB UNTUK PENGAJUAN CUTI PEGAWAI SECARA ONLINE. Gandana Akhmad Syaripudin 1, Rinda Cahyana 2

SYSTEM E-LEARNING DENGAN PENDEKATAN EVALUASI PEMBELAJARAN

PANDUAN APLIKASI PEMBEKALAN MATERI PLPG UNTUK MENTOR

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Sistem Pakar Diagnosa Menentukan Kerusakan Pada Mesin Cuci Dengan Metode Forward Chaining Berbasis Web. Agung Wicaksono Sistem Informasi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Untuk membangun suatu sistem yang berupa Sistem Informasi Peminjaman

Perancangan Website Ujian. Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dari objek yang dibangun. Komponen tersebut antara lain : sistem

Rancang Bangun Sistem Informasi E-Learning Berbasis Web di SMK Negeri 1 Tangerang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE PADA PROSES PEMBELAJARAN PRODUKTIF DI SMK

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (LKS) E-LEARNING BERBASIS MOODLE SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN FISIKA DALAM MATERI TERMODINAMIKA DI SMA ABSTRAK

PANDUAN PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MANDIRI MATA PELAJARAN FISIKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penjualan pada butik Be Collection merupakan kegiatan pokok

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar yang efektif.

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015

BAB I PENDAHULUAN. saja. Dengan berkembanganya teknologi internet, masyarakat semakin di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Penggunaan E-Learning Untuk Meningkatkan Kemudahan Mahasiswa Dalam Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian cepatnya telah membawa dunia

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi sistem ini meliputi pengekodean aplikasi dan deployment,

PEDOMAN SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) Untuk Peserta. Disajikan pada PJJ untuk Peserta Diklat Tahun 2012

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama perkembangan internet. Dengan adanya internet dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dari pendayagunaan teknologi khususnya teknologi informasi. Penjualan elektronik atau yang akrab di sebut e-commerce ( electronic

PEMBANGUNAN E-LEARNING SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN ONLINE DI SMP NEGERI 8 BANDUNG

E-LEARNING BERBASIS WEB SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR PADA SMA NEGERI 2 SEMARANG

MANUAL BOOK USER GURU JBCLASS

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Implementasi Bootstrap Pada Sistem Informasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Pelayanan Mahasiswa Pada Perguruan Tinggi Raharja

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan metode pengembangan sistem yang digunakan peneliti merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dari sistem manual menjadi sistem komputerisasi berbasiskan teknologi

CARA MENJALANKAN PROGRAM

Panduan Tutorial Online Untuk Mahasiswa

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

Analisa Penggunaan E-Learning Untuk Meningkatkan Kemudahan Mahasiswa Dalam Pembelajaran

MANUAL KULIAH ONLINE Universitas Komputer Indonesia Oleh Taryana S & Ahmad Iskandar Tanggal 12 Juli 2004

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA METODE PENELITIAN. berupa perangkat keras dan perangkat lunak. a. Sistem operasi windows 8.1.

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan teknologi sangat pesat, sehingga diperlukan

APLIKASI SISTEM INFORMASI TRAINING ASISTEN PADA LABORATORIUM SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada Dinas Pendidikan Kota Medan khususnya Medan Selatan, terdapat

MEDIA PEMBELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI BERBASIS WEBSITE PADA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH PALOPO. Freggi Soegri

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KBKF53110 WEB PROGRAMMING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia pendidikan saat ini biasanya instansi pemerintahan menetapkan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan dari suatu sistem informasi. Hasil akhir dari analisis sistem

BAB III RANCANGAN PENGUJIAN. aplikasi ini adalah black box testing. Black box testing atau tes fungsional adalah

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN EVALUASI

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu.

SISTEM INFORMASI ALUMNI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA BERBASIS WEB

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Daftar Isi PETUNJUK PEMAKAIAN APLIKASI NOMOR POKOK PERPUSTAKAAN

PERANGKAT LUNAK PENJUALAN ACCESSORIES HANDPHONE BERBASIS WEB DI KONTER PRADANA CELLULAR BUSSINESS

BAB IV HASIL DAN IMPLEMENTASI. belajar dan bertukar ilmu dilingkungan jurusan Teknologi Informasi. Halaman-halaman

BAB 1 PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara, karena pendidikan dapat mengembangkan kualitas sumber

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)

LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN E-LEARNING (Untuk Siswa)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia teknologi informasi, komputer tidak hanya digunakan sebagai alat untuk

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL PADA SMA NEGERI 5 BINJAI TUGAS AKHIR FATIMAH

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

PETUNJUK PEMANFAATAN KELAS MAYA

MANUAL BOOK USER SISWA JBCLASS

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Mendefenisikan Web dalam Macromedia Dreamweaver 8

Pembuatan Website Forum Komi Kus Dengan PHP dan MySQL. Disusun Oleh : Alifnesia Rifatima NPM : Pembimbing : H. Risdiandri Iskandar, Skom, MM

MATERI PELATIHAN ELEARNING PETUNJUK BAGI PENGAJAR PADA E-LEARNING. Muhamad Ali, MT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PROFIL KABUPATEN KULON PROGO BERBASIS WEB Oleh : Nur Akhwan ( )

Transkripsi:

Scientific Journal of Informatics Vol. 1, No. 2, November 2014 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Pengembangan LMS (Learning Management System) Berbasis Web untuk Mengukur Pemahaman Konsep dan Karakter Siswa Agung Tri Wibowo 1, Isa Akhlis 2, Sunyoto Eko Nugroho 3 1 Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang 2 Jurusan Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang 3 Prodi Pendidikan IPA Universitas Negeri Semarang Email: 1 agungskripsi05@gmail.com, 2 isa_akhlis@yahoo.com, 3 ekonuphysed@gmail.com Abstrak Perkembangan teknologi informasi telah berkembang pesat dalam bidang pendidikan dengan lahirnya e-learning. E-learning dapat membantu guru dalam memantau keaktifan siswa dengan penugasan, forum diskusi maupun aktivitas lain, sehingga karakter dapat dideskripsikan melalui e-learning. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan Software Learning Management System (LMS). LMS adalah aplikasi perangkat lunak untuk kegiatan online, program pembelajaran elektronik (e-learning program) dan isi pelatihan. Selain itu, penelitian ini juga menyelidiki respon dari siswa terhadap LMS dan menguji keefektifannya dalam meningkatkan pemahaman konsep serta mengembangkan karakter siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan. Uji produk menggunakan Pre Experimental Design dengan jenis Pretest and Posttest One Group Design. Instrumen penelitian berupa angket uji ahli, angket tanggapan, tes tertulis dan lembar observasi karakter. Teknik analisis data uji kefektifan menggunakan uji gain. Hasil tanggapan siswa untuk keseluruhan aspek mendapatkan prosentase diatas 82,5% kategori sangat baik. Hasil uji gain pemahaman konsep sebesar 0,56 dengan kategori sedang, artinya LMS efektif meningkatkan pemahaman konsep siswa. Sedangkan uji gain karakter 0,16 kategori rendah, artinya belum efektif mengembangkan karakter siswa. Kata Kunci: E-learning, LMS, Fisika, Pemahaman konsep, Nilai karakter 1. PENDAHULUAN Kemajuan teknologi informasi yang pesat mendukung terselenggaranya pembelajaran berbasis elektronik (e-learning). E-learning memiliki sejumlah keuntungan diantaranya peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahanbahan belajar setiap saat dan evaluasi yang dapat mengukur pemahaman konsep siswa. Dengan kondisi seperti ini peserta didik diharapkan dapat memantapkan pemahaman konsep terhadap materi pembelajaran. E-learning dapat melatih kemandirian siswa dalam teknis dan pengalaman menggunakannya. Selain itu, e- learning juga dapat membantu guru dalam memantau keaktifan siswa dengan berbagai penugasan yang diberikan, forum diskusi maupun aktivitas yang lain, sehingga karakter siswa dapat dideskripsikan melalui e-learning. Dalam [1] dituliskan bahwa e-learning yang mampu meningkatkan kemampuan kognitif siswa adalah e-learning yang mempunyai tingkat interaktifitas pengguna tinggi, yang selain menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk file baik itu dalam format words, powerpoint, html atau PDF tapi e-learning tersebut juga mempunyai nilai lebih menu yang lebih bersifat interaktif, baik itu dalam bentuk evaluasi online Scientific Journal of Informatics, Vol. 1, No. 2, November 2014 127

Agung Tri Wibowo, Isa Akhlis & Sunyoto Eko Nugroho yang lebih bervariasi, konsultasi online maupun fasilitas chatting. Di dalam e- learning terdapat kelas virtual yang mampu menampung guru dan siswa untuk dapat berinteraksi dan membuat laboraturium virtual dengan menyisipkan media berupa gambar animasi sehingga guru dapat melakukan demonstarsi melalui media tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh [2] menyatakan laboratorium virtual dapat mendukung kegiatan praktikum di laboratorium yang bersifat interaktif, dinamis, animatif dan berlingkungan virtual sehingga tidak membosankan dan dapat mendukung keinginan pengguna untuk mempelajari dan memahami materi secara efektif serta memfasilitasi pendidikan karakter siswa. Saat ini sudah cukup banyak instansi atau lembaga yang menggunakan e-learning sebagai sarana pembelajarannya, penggunaan e-learning dalam pembelajaran terbukti sukses. Dalam penelitian [1], pembelajaran menggunakan e-learning sangat efektif saat dipadukan dengan metode pembelajaran inkuiri terbimbing. Berdasarkan permasalahan di atas telah dijelaskan bahwa e-learning dapat dijadikan sebuah inovasi pembelajaran yang dapat meringankan beban guru dalam mengajar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan Software Learning Management System, mendapatkan tanggapan penggunaan dan menguji keefektifannya dalam meningkatkan pemahaman konsep serta mengembangkan karakter siswa. 2. METODOLOGI Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Propinsi Jawa Tengah. Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas X-MIA 7 di SMA Negeri 1 Purwodadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Uji produk menggunakan Pre Experimental Design dengan jenis Pretest and Posttest One Group Design. Prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu study pendahuluan, perancangan dan pengembangan. Instrumen penelitian berupa angket uji ahli, angket tanggapan, tes tertulis dan lembar observasi karakter. Sebelum diujikan, dilakukan validasi ahli pada media dan bahan ajar LMS. Hasil validasi ahli menunjukkan persentase sebesar 89,81% dari total indikator yang dikembangkan, artinya LMS valid digunakan sebagai pembelajaran. Teknik analisis data menggunakan uji normalitas dan uji gain. Uji normalitas digunakan untuk menguji data penelitian terdistribusi normal atau tidak. Uji gain digunakan untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep dan perkembangan karakter siswa. LMS dibuat melalui 4 tahap sebagai berikut. a. merancang desain sistem, meliputi desain template, database dan flowcart. b. melakukan pengkodean dengan bahasa pemrograman PHP. c. installasi pada server hosting. d. mengisi bahan ajar pada LMS. 128 Scientific Journal of Informatics, Vol. 1, No. 2, November 2014

Pengembangan LMS (Learning Management System) Berbasis Web untuk Mengukur Pemahaman Konsep dan Karakter Siswa 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Pengembangan Software LMS Software LMS yang dikembangkan pada penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman HTML, PHP dan MYSQL. LMS dibuat melalui berbagai tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah merancang desain sistem, melakukan pengkodean dan installasi pada server hosting. Tahapan awal dalam pembuatan LMS ini adalah merancang desain system meliputi desain template, database dan algoritma. Template menjadi 6 bagian, yakni header, menu atas, menu samping kiri, menu samping kanan, konten dan footer. Desain template menggunakan bahasa pemrograman HTML, dimana setiap bagian dibagi dengan floating sesuai letaknya masing-masing. Setelah membuat template, tahapan berikutnya adalah merancang database. Database yang digunakan adalah MySQL. Database berisi tabel-tabel yang memuat data dari LMS, database yang digunakan 35 tabel, digunakan untuk membangun menu-menu yang ada pada LMS. Sebagian tabel direlasikan dengan tabel lainya, dengan tujuan satu tabel tidak banyak memuat field atau kolom. Kemudian tahapan selanjutnya adalah pembuatan algoritma. Algoritma dapat berupa bahasa natural atau flowcart (diagram alur). Pada tahapan ini algoritma dalam pengembangan LMS berupa flowcart-flowcart yang secara umum flowcart tersebut terdiri dari input, proses dan output. Tahapan kedua dalam pembuatan software LMS ini adalah melakukan pengkodean. Pengkodean yang dimaksud adalah membuat kode program LMS. Kode program secara umum dibuat dengan bahasa pemrograman PHP. Kode program yang dibuat merujuk pada algoritma (flowcart) untuk memproses data yang nantinya akan disimpan di database. Supaya LMS ini dapat diakses publik, maka perlu mengunggah scirpt-scirpt hasil pengkodean ke server hosting yang mampu mengolah PHP dan MySQL. Server hosting yang dipilih adalah hosting yang memiliki bandwith tidak terbatas, sehingga apabila banyak pengunjung LMS masih dapat diakses dengan lancar. LMS ini juga memerlukan domain untuk memudahkan pengunjung. Nama domain LMS adalah f-learning.org, sehingga LMS dapat diakses dengan mengetikkan http://f-learning.org pada browser. Setelah software LMS dibuat langkah selanjutnya adalah mengisi bahan ajar pada LMS. LMS digunakan sebagai bahan ajar tambahan dan gudang penyimpanan materi, soal maupun evaluasi bagi guru maupun siswa SMA. Halaman muka LMS dapat dilihat pada Gambar 1. Scientific Journal of Informatics, Vol. 1, No. 2, November 2014 129

Agung Tri Wibowo, Isa Akhlis & Sunyoto Eko Nugroho Gambar 1. Tampilan halaman muka Secara garis besar, LMS memiliki dua tipe pengunjung, yakni pengunjung biasa dan yang kedua adalah pengguna, dimana pengguna ini pengunjung yang melakukan registrasi atau login ke dalam sistem LMS. Calon pengguna mengisikan data pada form pendaftaran, data yang dimasukkan kemudian akan diverifikasi oleh sistem, jika data telah valid maka akan berhasil terdaftar sebagai pengguna. Alur proses registrasi dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Alur registrasi pengguna Setelah melakukan pendaftaran, maka pengguna yang berhasil terdaftar hanya perlu mengetikkan username dan password. Untuk pengguna yang sudah terdaftar, alur login ke sistem dapat dilihat pada Gambar 3. 130 Scientific Journal of Informatics, Vol. 1, No. 2, November 2014

Pengembangan LMS (Learning Management System) Berbasis Web untuk Mengukur Pemahaman Konsep dan Karakter Siswa Gambar 3. Alur pengguna login ke sistem Hak akses pengguna atau tipe pengguna dibagi menjadi 4 tipe, yakni admin, guru, siswa dan pengguna biasa. Masing-masing pengguna memiliki menu-menu tersendiri yang dapat diakses sesuai hak akses masing-masing. Proses penting dalam pengelolaan LMS ini adalah pengaturan kelas. Pengaturan kelas dilakukan oleh administrator. Proses pengelolaan kelas virtual dapat dilihat melalui alur pengelolaan kelas pada Gambar 4. Gambar 4. Alur pengelolaan kelas oleh Administrator Scientific Journal of Informatics, Vol. 1, No. 2, November 2014 131

Agung Tri Wibowo, Isa Akhlis & Sunyoto Eko Nugroho Software LMS ini memiliki dua menu, menu umum dan menu khusus. Menu umum dapat diakses secara bebas tanpa melakukan login terlebih dahulu, sedangkan menu khusus hanya dapat diakses setelah berhasil login ke sistem. Salah satu menu khusus yang dimiliki oleh guru adalah menu materi. Menu materi ini berisi bahan ajar, soal, quiz dan diskusi sesuai dengan kelas dan mata pelajaran masing-masing. Skema dari penambahan materi beserta penugasan dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Alur penambahan materi oleh guru Menu khusus juga dimiliki oleh siswa, salah satu menu khusus yang dimiliki oleh siswa adalah menu belajar. Menu belajar berisi bahan ajar, soal, quiz dan diskusi serta penugasan. Alur pengerjaan tugas pada LMS dapat dilihat diagram flowcart pada Gambar 6. Gambar 6. Alur pengerjaan tugas oleh siswa Software LMS ini juga memiliki menu khusus sebagai catatan aktivitas pengguna baik guru maupun siswa. Menu ini dapat dijadikan sebagai acuan pengukuran karakter 132 Scientific Journal of Informatics, Vol. 1, No. 2, November 2014

Pengembangan LMS (Learning Management System) Berbasis Web untuk Mengukur Pemahaman Konsep dan Karakter Siswa siswa. Karakter yang diukur melalui LMS ini adalah karakter disiplin dan rasa ingin tahu. 3.2 Hasil Tanggapan Siswa Terhadap Software LMS Tanggapan siswa terhadap penggunaan LMS terdiri dari beberapa aspek yaitu aspek penggunaan software LMS, aspek isi penyajian dan aspek tampilan desain grafis. Pada Tabel 1 dapat dilihat analisis angket tanggapan siswa aspek penggunaan software LMS. Pada Tabel 2 dapat menunjukkan analisis angket tanggapan siswa aspek isi penyajian. Sedangkan Tabel 3 menunjukkan tanggapan aspek tampilan. Tabel 1. Analisis angket tanggapan siswa aspek penggunaan software LMS Pernyataan Jumlah Skor Prosentase (%) Kategori 1. LMS mudah digunakan dalam penggunaanya 2. LMS dapat digunakan tanpa harus memiliki keahlian khusus dibidang computer 3. LMS tidak membutuhkan biaya yang besar dalam penggunaannya 4. LMS dapat diakses dengan baik dalam kondisi normal 5. Pembelajaran fisika dengan penggunaan LMS menjadi lebih menarik dan menyenangkan 6. Saya merasa senang menggunakan LMS untuk pembelajaran 96 80,00 103 85,83 Sangat 105 87,50 Sangat 98 81,67 Sangat 100 83,33 Sangat 105 87,50 Sangat Rata- rata - 84,31 Sangat Tabel 2. Analisis angket tanggapan siswa aspek isi penyajian Pernyataan Jumlah Prosentase Kategori Skor (%) 1. LMS dapat membuat informasi lebih jelas dan interaktif melalui gambar dan 101 84,17 Sangat video 2. Gaya bahasa yang digunakan dalam LMS mudah dipahami 100 82,50 Sangat 3. LMS memiliki materi yang mudah dipahami 99 82,50 Sangat 4. LMS memiliki fasilitas forum untuk 103 82,50 Sangat bertanya atau berdiskusi 5. Materi fisika dalam software LMS mudah dipahami 97 82,50 Sangat Rata- rata - 83,33 Sangat Scientific Journal of Informatics, Vol. 1, No. 2, November 2014 133

Nilai Agung Tri Wibowo, Isa Akhlis & Sunyoto Eko Nugroho Tabel 3. Analisis angket tanggapan siswa aspek tampilan Pernyataan Jumlah Prosentase Kategori Skor (%) 1. LMS mempunyai tampilan yang menarik 100 83,06 Sangat 2. Desain website LMS konsisten (terlihat umum di setiap halaman) 99 81,45 Sangat 3. Penggunaan warna software LMS menarik dan tidak mengacaukan 99 86,29 Sangat tampilan pada kondisi normal 4. Gambar dan video pada LMS terlihat 99 79,84 jelas 3.3 Hasil Analisis Pemahaman Konsep Rata- rata - 82,71 Sangat Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas data disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan perhitungan uji normalitas disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi normal sehingga memenuhi syarat untuk menjadikan data penelitian. Tabel 4. Hasil perhitungan uji normalitas Keterangan Pretest Posttest 10,20 10,54 11,07 11,07 Hasil < < Keterangan berdistribusi normal berdistribusi normal Penelitian dilakukan dengan membandingkan nilai siswa sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) pembelajaran dengan LMS. Hasil nilai tertinggi, nilai rata-rata dan nilai terendah dapat dilihat adanya perbedaan nilai siswa saat pretest dan postest. Perbandingan nilai pretest dan postest disajikan pada Gambar 7. 100 80 60 40 20 Pretest Postest 0 Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-Rata Gambar 7. Perbandingan hasil pretest dan posttest 134 Scientific Journal of Informatics, Vol. 1, No. 2, November 2014

Pengembangan LMS (Learning Management System) Berbasis Web untuk Mengukur Pemahaman Konsep dan Karakter Siswa 3.4 Hasil Uji Gain Pemahaman Konsep Siswa Peningkatan pemahaman konsep siswa dihitung untuk mengetahui perbandingan sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan software LMS untuk fisika. Berdasarkan hasil uji gain diperoleh hasil yang disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil uji gain pemahaman konsep Rata-rata Pre test Rata-rata Posttest Gain Keterangan (Skala 0-1) 47,61 76,77 0,56 Sedang 3.5 Hasil Uji Gain Pengembangan Karakter Siswa Uji gain digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan tiap aspek karakter. Uji gain obesrvasi pertama dan kedua dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil analisis uji gain observasi pertama dan observasi kedua Aspek Observasi Observasi <g> Keterangan ke-1 (%) ke-2 (%) (skala 0-1) Disiplin 57,22 68,33 0,26 rendah Rasa Ingin Tahu 32,91 37,08 0,06 rendah 3.6 Pembahasan Sebelum digunakan untuk penelitian, dilakukan validasi pada software LMS. Hasil validasi ahli menunjukan software LMS memperoleh persentase sebesar 89,81% dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil dari validasi ahli dapat disimpulkan bahwa software LMS memenuhi syarat sebagai bahan ajar pendamping siswa di SMA. Software LMS dikategorikan valid untuk digunakan pada pembelajaran. Selain berisi materi utama yaitu alat optik, software LMS juga dilengkapi dengan petunjuk penggunaan, kompetensi yang dicapai, soal latihan, soal penugasan online, materi pengayaan pendukung, link sumber belajar terkait dan forum diskusi. Software LMS juga dapat diakses berulang-ulang dan memberikan pengalaman baru bagi siswa. Hal ini sesuai dengan [3] yaitu pengguna LMS akan mendapatkan pengalaman baru yang berbeda dengan metode belajar konvensional. Data tanggapan siswa diperoleh dengan menggunakan metode angket. Angket tanggapan diisi setelah siswa menggunakan software LMS. Ada tiga aspek yang menjadi fokus pertanyaan pada angket tanggapan, yaitu penggunaan LMS, penyajian materi dan tampilan dari LMS. Aspek penggunaan LMS berisi pertanyaan tentang kemudahan penggunaan, nilai ekonomis penggunaan dan tanggapan penggunaan. Hasil angket tanggapan siswa untuk aspek penggunaan mendapat persentase sebesar 84,31%, artinya LMS mudah digunakan, dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan relatif tidak membutuhkan banyak biaya dalam penggunaannya. Hasil analisis angket aspek tanggapan penyajian materi mendapatkan persentase sebesar 83,33%, artinya penyajian materi pada LMS sudah baik. Hasil analisis angket aspek tanggapan untuk desain grafis pada LMS mendapatkan persentase 82,71%, yang artinya desain grafis pada LMS mempunyai tampilan yang baik dan menarik. Scientific Journal of Informatics, Vol. 1, No. 2, November 2014 135

Agung Tri Wibowo, Isa Akhlis & Sunyoto Eko Nugroho Dalam [4] dijelaskan bahwa salah satu kekurangan LMS adalah tidak semua tempat berfasilitas internet (berkaitan dengan adanya listrik, komputer ataupun laptop), namun siswa ternyata menanggapi positif terkait penggunaan LMS dalam pembelajaran, walaupun sebagian siswa hanya bisa mengakses LMS di sekolah saja. Siswa merasa senang dan merasa pembelajaran fisika dengan LMS menjadi lebih menarik. Hal ini dibutikan dengan hasil angket tanggapan penggunaan mendapat skor 87,50% dalam kategori sangat baik. Indikator mengenai kemudahan penggunan LMS ternyata mendapatkan respon paling sedikit yakni 8%, hal ini disebabkan karena sebagian siswa mengalami kesulitan saat login ke dalam sistem. Tercatat dalam sistem, bahwa banyak siswa yang mengalami kesalahan saat mengetikkan username, kesalahan yang terjadi berupa penggunaan huruf besar kecil dan karakter spasi. Berdasarkan hasil analisis angket aspek penggunaan, disimpulkan bahwa LMS dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran dikelas dengan syarat adanya pelatihan penggunaan agar guru dan siswa dapat menggunakan LMS dengan baik. Hal ini seperti dijelaskan pada [5], siswa membutuhkan pelatihan sebelum menggunakan e- learning untuk mengembangkan ketrampilan belajar mandiri. Hasil belajar siswa dengan menggunakan software LMS diuji dengan menggunakan posttest. Berdasarkan hasil posttest didapatkan adanya peningkatan rata-rata nilai siswa. Rata-rata nilai posttest siswa adalah 76,93. Sedangkan rata-rata pretest adalah 47,61. Hasil menunjukan adanya peningkatan pemahaman konsep siswa terhadap materi fisika setelah menggunakan software LMS untuk fisika. Hal ini sesuai dengan [4] yang menyatakan fungsi LMS adalah menambah wawasan dan membantu pemahaman siswa. Pengamatan karakter siswa dengan observasi dilakukan dua kali. Observasi dilakukan dengan mengamati pembelajaran secara langsung dan melihat catatan dalam LMS. Hasil obeservasi kemudian dianalisis dengan menggunakan uji gain. Hasil analisis data menunjukan nilai rata-rata peningkatan karakter siswa aspek disiplin dan rasa ingin tahu berada pada kategori rendah. Hal ini disebabkan karena siswa masih beradaptasi dan belum terbiasa dengan penggunaan software LMS. Karakter disiplin mempunyai nilai peningkatan sebesar 0,26 atau meningkat dengan kategori rendah. Peningkatan juga terjadi pada karakter rasa ingin tahu yang memperoleh nilai 0,06 dalam kategori rendah. Rata-rata perkembangan karakter keseluruhan diperoleh nilai gain 0,16 dengan kategori rendah. Hasil analisis data menunjukan bahwa LMS belum efektif mengembangkan karakter siswa. Hal ini disebabkan karena perkembangan karakter membutuhkan waktu yang lama. Menurut [6], untuk memulai pendidikan karakter harus dilakukan sejak dini. Oleh karena itu, perlu adanya kesinambungan dalam pendidikan karakter sejak pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. 4. SIMPULAN Pada penelitian ini didapatkan LMS yang bermuatan pendidikan karakter untuk pembelajaran. Tahapan dalam pembuatan LMS secara umum adalah merancang desain sistem meliputi desain template, database dan flowcart, melakukan pengkodean dengan bahasa pemrograman PHP, Installasi pada server hosting dan mengisi bahan ajar pada LMS. Setelah LMS selesai dibuat, kemudian dilakukan 136 Scientific Journal of Informatics, Vol. 1, No. 2, November 2014

Pengembangan LMS (Learning Management System) Berbasis Web untuk Mengukur Pemahaman Konsep dan Karakter Siswa validasi ahli dari segi media dan materi. Hasil analisis data uji ahli menunjukkan ratarata kesuluruhan adalah 89,81% dengan kategori sangat baik, artinya LMS siap digunakan sebagai pembelajaran. Tanggapan siswa setelah menggunakan LMS berdasarkan analisis data dibagi menjadi tiga aspek yaitu tanggapan penggunaan, penyajian materi dan desain grafis. Aspek tanggapan penggunaan didapatkan persentase sebesar 84,31% dengan kategori sangat baik, yang artinya LMS mudah digunakan, dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan relatif tidak membutuhkan banyak biaya dalam penggunaannya. Hasil analisis aspek tanggapan penyajian materi didapatkan persentase sebesar 83,33%, yang artinya penyajian materi pada LMS baik. Hasil analisis aspek tanggapan untuk desain grafis pada LMS didapatkan persentase sebesar 82,71%, yang artinya desain LMS mempunyai tampilan yang baik dan menarik. Hasil analisis pemahaman konsep materi menunjukkan adanya peningkatan sedang sebesar 0,56 dengan uji gain. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa LMS pada pembelajaran fisika efektif meningkatkan penguasaan konsep siswa. Hasil analisis pengembangan karakter menunjukan bahwa LMS menunjukkan adanya pengembangan nilai karakter siswa, namun dari uji gain yang dilakukan mendapatkan hasil nilai gain 0,16 dengan kategori rendah, artinya belum efektif mengembangkan karakter siswa. Hal ini dikarenakan perkembangan positif nilai karakter siswa membutuhkan waktu yang lebih lama. 5. REFERENSI [1] Turino, Purwanto, Y. dan Soeleman, A. 2009. E-Learning Bahasa Inggris Berbasis web. Jurnal Teknologi Informasi. Vol. 5(2): 726-739. [2] Jaya, H. 2012. Pengembangan Laboratorium Virtual untuk Kegiatan Praktikum dan Memfasilitasi Pendidikan Karakter di Smk. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol. 2(1): 81-90. [3] Karim, M. R. dan Hashim Y. 2004. The Experience of the E-Learning Implementation atthe Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia. Malaysian Online Journal of Instructional Technology (MOJIT). Vol. 1(1): 50-59. available online at www.library.oum.edu. [4] Tafiardi. 2005. Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E-Learning. Jurnal Pendidikan Penabur. Vol. 4(4): 85-97. [5] Boulton, H. 2008. Managing e-learning: what are the Real Implications for Schools?. The Electronic Journal of e-learning. Vol. 6(1): 11-18. available online at www.ejel.org. [6] Chrisiana, W. 2005. Upaya Penerapan Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa. Jurnal Teknik Industri. Vol. 7(1): 83 90. Scientific Journal of Informatics, Vol. 1, No. 2, November 2014 137