ANALISIS KADAR MALONDIALDEHID DAN PROFIL DARAH TEPI BERDASARKAN BODY MASS INDEX (BMI), KEBIASAAN MINUM JAMU DAN TINGKAT PAPARAN ASAP ROKOK RELAWAN SEHAT Adnan 1, Haafizah Dania 1 1 Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Email : adnan_apt98@yahoo.com INTISARI Peningkatan radikal bebas dalam tubuh merupakan salah satu sumber patologi untuk pembuluh darah, jantung, otak serta ginjal. Rokok merupakan salah satu sumber radikal bebas. Penumpukan radikal bebas melahirkan stress oksidatif dan injuri seluler disertai reaksi inflamasi progresif. Reaksi inflamasi yang tidak mengalami resolusi bersifat progresif dan destruktif yang merusak organ vital. Jamu sudah dipakai untuk pemeliharaan kesehatan dan peningkatan stamina masyarakat DIY. Kandungan zat aktif jamu diduga memiliki efek sebagai antioksidan dan imunomodulator. Konsumsi jamu diduga berhubungan dengan peningkatan antioksidan endogen, penurunan radikal reaktif dan peningkatan status imunitas. Permasalahannya adalah bukti ilmiah yang membuktikan bahwa kebiasaan mengkonsumsi jamu berhubungan dengan peingkatan antioksidan endogen dan status imunitas belum diteliti sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian survey epidemiologi ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Kriteria inklusi meliputi laki-laki dan wanita sehat, berusia 18 60 th dan bersedia mengisi inform consent. Parameter sehat meliputi: surat keterangan sehat dari RS pemerintah, pemeriksaan tanda vital dalam batas normal, sehat menurut riwayat pengobatan dan riwayat sakit serta hasil pemeriksaan darah. Pengambilan data yang dilakukan meliputi parameter klinis, BMI, paparan asap rokok, kebiasaan minum jamu, kadar MDA dan gambaran darah tepi. Pengukuran kadar MDA dan darah tepi dilakukan di Lab. Farmakologi. Kemaknaan perbedaan rata-rata kadar MDA dan jumlah sel darah tepi berdasar BMI, paparan asap rokok dan kebiasaan minum jamu diuji dengan anova. Telah dilakukan pengujian hematologi dan kadar MDA terhadap 48 subjek penelitian. Dari penelitian kandungan MDA dalam sampel darah responden didapatkandari pemeriksaan terhadap kadar MDA pada pasien yang terpapar asap rokok dan kebiasaan konsumsi jamu menunjukkan bahwa rata-rata Kadar MDA relawan sehat di Yogyakarta tidak ada perbedaan kadar MDA berdasarkan kelompok umur maupun jenis kelamin Kata kunci: kebiasaan minum jamu; antioksidan; imunomodulator; MDA ; hematologi cross sectional 1131
1. PENDAHULUAN Peningkatan insidensi dan mortalitas akibat penyakit degenerative diduga berhubungan dengan semakin tingginya pencemaran udara dan peningkatan body mass index (BMI). Tingkat pencemaran udara semakin mengkhawatirkan seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor dan perokok. Perubahan status imunitas masyarakat akibat menghirup udara kotor yang banyak mengandung radikal bebas dan zat yang bersifat imunotoksik serta kurangnya aktifitas fisik diduga sebagai faktor utama kejadian penyakit degeneratif (Dalam Depkes, 2004). Lekosit dan komponen seluler darah lainnya merupakan pertahanan alamiah terhadap patogen dan radikal reaktif yang masuk dalam tubuh. Monosit dan netrofil dari lekosit merupakan fagosit profesional dalam darah yang bertugas menghancurkan setiap patogen yang masuk dalam darah dan peningkatan respon imun spesifik (Baratawidjaya, 2004). Jamu merupakan salah satu simbol keistimewaan DIY. Jamu sudah lama digunakan oleh masyarakat Yogyakarta sebagai pemelihara kesehatan dan peningkatan stamina. Jamu Jawa dengan kandungan utamanya berupa tanaman obat yang kaya polifenol dan flavonoid diduga bersifat antioksidatif dan imunomodulator. Meskipun Jamu jawa sudah lama secara empiris digunakan oleh masyarakat DIY, namun sampai saat ini belum diterima sebagai suatu terapi resmi pada pelayanan kesehatan formal, seperti di puskesmas atau RS, oleh karena masih kurangnya bukti ilmiah. Perlu dilakukan penelitian secara sistematik untuk saintifikasi jamu jawa. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional (survey) di Yogyakarta. Survei tentang konsumsi jamu dilakukan di Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta. Relawan yang memenuhi syarat sebagai subjek adalah sehat dengan kriteria inklusi sebagai berikut: penduduk DIY dewasa, laki-laki dan wanita, berumur 18 60 th dan bersedia menjadi subjek (mengisi inform consent). Kriteria sehat ditunjukkan dengan surat keterangan sehat dari rumah sakit. Adapun kriteria eksklusinya sebagai berikut: relawan tidak bersedia mengikuti penelitian dan relawan tidak kooperatif selama penelitian berlangsung. Dilakukan analisi monovariat untuk mendeskripsikan karakteristik demografi responden. Analisis bivariate dilakukan untuk menentukan kemaknaan beda ratarata antar kelompok responden. Uji beda rata-rata kadar MDA dan jumlah sel darah tepi dilakukan terhadap BMI (BMI >25 atau kurang), kebiasaan mengkonsumsi jamu atau suplemen (meng konsumsi jamu atau tidak mengkonsumsi) dan tingkat paparan asap rokok. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah subjek yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 48 orang yang terdiri dari laki-laki 11 orang (22,92%) dan perempuan 37 orang (77,08%) yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Semua subjek dalam penelitian mengisi Case Report Form (CRF) untuk mengetahui data karakteristik masing-masing subjek penelitian, kemudian data yang sudah terkumpul diolah dengan menggunakan analisis statistik uji rata-rata dengan taraf kepercayaan 95%. Gambaran demografi responden disajikan pada Tabel 1 dan 2. 1132
Tabel 1. Jenis kelamin jenis kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid laki-laki 12 9.7 24.5 24.5 perempuan 36 29.0 73.5 98.0.8 2.0 100.0 Total 48 39.5 100.0 Missing System 75 60.5 Total 124 100.0 Tabel 2. Kelompok umur kelompok umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid <21 th 5 4.0 10.4 10.4 21-30 th 37 29.8 77.1 87.5 >30 th 6 4.8 12.5 100.0 Total 48 38.7 100.0 Missing System 76 61.3 Total 124 100.0 Tabel 3. Gambaran umur, hematologi dan kadar MDA Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation umur 48 18.00 48.00 24.9167 5.94955 Eritrosit1 48 3.95 6.70 4.9248.46807 Hematokrit1 48 32.90 47.50 40.7625 3.38455 Leukosti1 48 4770.00 22480.00 8.3079E3 2710.80027 MCV1 48 62.80 93.90 83.1000 6.46565 MCH1 48 18.50 30.90 27.6750 2.51713 MCHC1 48 29.50 35.10 33.2812.95174 RDW1 48 11.80 19.00 13.4708 1.42679 Trombosit1 48 1.88E5 5.25E5 3.0110E5 66441.54032 Limfosit1 48 16.00 51.00 32.6875 7.81748 Monosit1 48 4.00 10.00 6.9375 1.35907 Neutrofil1 48 37.00 75.00 57.2917 8.69815 Eosinofil1 48 1.00 9.00 3.0833 1.91115 1133
Basofil1 0 LED1Jam1 48 1.00 50.00 16.4167 12.50503 MDA_PRE 48 2.88 7.37 4.8331 1.15583 Valid N (listwise) 0 Tabel 4. Gambaran hematologi dan kadar MDA berdasarkan jenis kelamin N Mean Std. Deviation umur laki-laki 12 31.0833 7.97107 perempuan 36 22.8611 3.19064 Total 48 24.9167 5.94955 Eritrosit1 laki-laki 12 5.3567.48629 Hematokrit 1 perempuan 36 4.7808.36691 Total 48 4.9248.46807 laki-laki 12 44.0917 2.06506 perempuan 36 39.6528 2.99595 Total 48 40.7625 3.38455 Leukosti1 laki-laki 12 8.2908E3 1676.49232 perempuan 36 8.3136E3 2997.40378 Total 48 8.3079E3 2710.80027 MCV1 laki-laki 12 82.7333 6.18346 perempuan 36 83.2222 6.63773 Total 48 83.1000 6.46565 MCH1 laki-laki 12 27.8500 2.41153 perempuan 36 27.6167 2.58197 Total 48 27.6750 2.51713 MCHC1 laki-laki 12 33.6417.69734 perempuan 36 33.1611 1.00208 Total 48 33.2812.95174 RDW1 laki-laki 12 13.2333 1.04910 perempuan 36 13.5500 1.53688 Total 48 13.4708 1.42679 Trombosit1 laki-laki 12 2.7242E5 39802.82844 perempuan 36 3.1067E5 71090.68655 Total 48 3.0110E5 66441.54032 Limfosit1 laki-laki 12 32.3333 10.57728 perempuan 36 32.8056 6.84447 Total 48 32.6875 7.81748 Monosit1 laki-laki 12 6.8333 1.26730 1134
perempuan 36 6.9722 1.40379 Total 48 6.9375 1.35907 Neutrofil1 laki-laki 12 57.4167 11.18000 perempuan 36 57.2500 7.89349 Total 48 57.2917 8.69815 Eosinofil1 laki-laki 12 3.4167 2.02073 perempuan 36 2.9722 1.88961 Total 48 3.0833 1.91115 LED1Jam1 laki-laki 12 8.5833 5.53433 perempuan 36 19.0278 13.12682 Total 48 16.4167 12.50503 LED1jam2 laki-laki 12 20.2500 14.11720 perempuan 36 38.5556 22.28958 Total 48 33.9792 21.92685 MDA_PRE laki-laki 12 4.8308 1.20442 perempuan 36 4.8339 1.15675 Total 48 4.8331 1.15583 4. KESIMPULAN DAN SARAN Dari pemeriksaan terhadap kadar MDA pada pasien yang terpapar asap rokok dan kebiasaan konsumsi jamu menunjukkan bahwa rata-rata Kadar MDA relawan sehat di Yogyakarta tidak ada perbedaan kadar MDA berdasarkan kelompok umur maupun jenis kelamin. Departemen Kesehatan R. Jakarta I., 5. DAFTAR PUSTAKA Baratawidjaja, K.G. 2004. Imunologi Dasar. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Baratawidjaja, K.G. 2006. Imunologi Dasar. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Depkes RI, 2006, Pedoman Pelaksanaan Pedoman Uji Klinik Obat Tradisional, Departemen Kesehatan R. I., Jakarta Depkes RI, 2004, Masalah Rokok dan Penanggulangannya di Indonesia, 1135