III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 5 SMA Perintis 2 Bandar

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Setting penelitian ini adalah di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan jumlah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran kimia di sekolah, umumnya masih berorientasi kepada materi yang

III. METODE PENELITIAN. di jalan Soekarno-Hatta No. 1 Tanjung Senang. Subyek dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 semester ganjil SMA N 10

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 semester genap SMA N 7

METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 15 Bandar

I. PENDAHULUAN. Di SMK 2 Mei Bandar Lampung, mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung

III. METODE PENELITIAN. semester genap Tahun Pelajaran Kelas yang dijadikan subjek

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

III. METODE PENELITIAN. Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 44 orang terdiri dari 22 siswa lakilaki

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bidang studi Kimia kelas

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 13 Bandar

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

Lampiran 3 RPP Redoks Kelas Tutor Sebaya RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

I. METODE PENELITIAN. Subjek dalam peneltian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 5 Talang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini 35 orang siswa kelas VIII yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 19

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada kelas X 1

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN STRATEGI PROBLEM POSING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dugunakan dalam penelitian ini termasuk metode penelitian tindakan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 2 Kalianda Lampung Selatan. 2. Kelas yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah kelas VII 2 yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang berjumlah 35 orang siswa yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek Penelitian adalah siswa SMA Korpri Karawang kelas X.4 semester

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tanjung Jaya Lampung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran 2012-

III. METODE PENELITIAN. siswa kelas X-4 SMA ARJUNA Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kimia SMA Surya

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Kota

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

I. PENDAHULUAN. Hasil wawancara dengan guru bidang studi kimia kelas XI SMA YP Unila Bandar

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN TEMUAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Sukabumi Kecamatan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. Salah satu Standar Kompetensi (SK) pada bidang studi kimia kelas XI IPA

I. PENDAHULUAN. siswa kelas XI IPA adalah mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan. larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas. Karakteristik

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII-A SMP Mathla ul

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. Mei semester genap TA. 2011/2012 yang berlokasi di SDN No. 33 Kota Selatan

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar lampung pada kelas X 2

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Darul

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

I. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Adapun yang dijadikan subjek penelitian tindakan kelas ini

III. METODE PENELITIAN. Menurut Kurt Lewin (dalam Kunandar 2008:42), penelitian tindakan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2009:3). Penelitian ini

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 5 SMA Perintis 2 Bandar Lampung, semester genap Tahun Pelajaran 2009-2010, yang berjumlah 40 orang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan. B. Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Data kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa yang relevan dalam pembelajaran (on task), dan kinerja guru selama proses pembelajaran larutan elektrolit dan non elektrolit serta reaksi redoks dengan penerapan pembelajaran kooperatif teknik NHT. 2. Data kuantitatif Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data keterampilan generik sains siswa pada materi pokok larutan elektrolit dan redoks.

C. Teknik Pengumpulan Data 24 Ada dua metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu 1. Observasi Teknik observasi dilakukan untuk memperoleh data aktivitas on task siswa dan kinerja guru. Aktivitas on task siswa diamati menggunakan lembar observasi oleh dua orang observer dan kinerja guru diamati oleh guru mitra selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Tes Teknik tes dilakukan untuk mendapatkan data keterampilan generik sains siswa. Tes keterampilan generik sains siswa dilakukan setiap akhir siklus. Soal tes dalam bentuk pilihan jamak yang disesuaikan dengan indikator kurikulum dan indikator keterampilan generik sains. Pada akhir siklus, hasil tes setiap jenis keterampilan generik sains seluruh siswa direrata, kemudian dijadikan data pada setiap siklus yang akan dibandingkan dengan hasil tes untuk setiap jenis keterampilan generik sains siswa pada siklus berikutnya. D. Indikator Kinerja Indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu: 1. Ada peningkatan rata-rata persentase jenis aktivitas siswa pada materi pokok larutan elektrolit dan redoks dari siklus ke siklus. 2. Ada peningkatan rata-rata persentase keterampilan generik sains siswa pada materi pokok larutan elektrolit dan redoks dari siklus ke siklus. 3. Ketercapaian ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah pada materi pokok larutan elektrolit dan redoks setiap siklus.

E. Pelaksanaan dan Observasi 25 Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, pelaksanaan pada siklus I selama 3 x 45 menit, siklus II selama 3 x 45 menit, dan siklus III selama 3 x 45 menit. Tahaptahap pelaksanaan penelitian adalah 1. Siklus I Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengelola proses pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif teknik Numbered Head Together (NHT) 1.1 Pertemuan I (2 x 45 menit) a. Kegiatan awal (pendahuluan), yaitu guru menyampaikan indikator pembelajaran dan melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan pengetahuan awal sains siswa. Contoh, pernahkah kalian melihat penangkapan ikan dengan cara menyetrum. Bagaimana sebenarnya cara kerjanya sehingga ikan-ikan dapat mati? b. Kegiatan inti, yaitu melaksanakan pembelajaran kooperatif teknik NHT dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : 1) Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok (anggota kelompok telah ditentukan), dan membagikan LKS 1 tentang larutan elektrolit dan non elektrolit,elektrolit kuat dan elektrolit lemah serta membagikan kartu bernomor, masing-masing siswa mendapatkan 1 LKS dan 1 kartu dengan nomor berbeda.

2) Guru menjelaskan tentang cara kerja/jalannya percobaan, lalu 26 mempersilakan siswa untuk melakukan percobaan secara berkelompok dengan tertib. 3) Mempersilakan siswa berdiskusi dengan arahan guru, untuk dapat mengidentifikasi sifat larutan elekrolit dan non elektrolit. 4) Guru memanggil suatu nomor tertentu. Kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan menyampaikan jawabannya untuk seluruh kelas secara bergiliran dengan bimbingan guru (siswa lain dengan nomor yang sama dapat memberikan tanggapan). 5) Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan berdasarkan kesimpulan jawaban masing-masing siswa sebagai hasil diskusi kelompok c. Kegiatan akhir (penutup), Guru memberikan penguatan mengenai materi yang telah dipelajari. 1.2 Pertemuan II (1 x 45 menit) a. Kegiatan awal (pendahuluan), yaitu guru menyampaikan indikator pembelajaran dan melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengaitkan materi yang sedang dipelajari. Contoh, mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik? b. Kegiatan inti, yaitu melaksanakan pembelajaran kooperatif teknik NHT dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

27 1) Guru meminta siswa untuk duduk berdasarkan kelompoknya masingmasing, dan membagikan LKS II tentang larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen dan membagikan kartu bernomor, masing-masing siswa mendapat 1 LKS dan 1 kartu dengan nomor berbeda. 2) Guru memberikan penjelasan bagaimana suatu larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen. 3) Mempersilahkan siswa untuk diskusi dengan arahan guru untuk menemukan konsep larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen. 4) Guru memanggil suatu nomor tertentu,kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan menyampaikan jawabannya untuk seluruh kelas secara bergiliran dengan bimbingan guru (siswa lain dengan nomor yang sama dapat memberikan tanggapan). 5) Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan berdasarkan kesimpulan jawaban masing-masing siswa sebagai hasil diskusi kelompok. c. Kegiatan akhir (penutup), Guru memberikan penguatan mengenai materi yang telah dipelajari. 1.3 Melakukan tes KGS siklus I. 1.4 Memberikan penghargaan pengakuan sebagai kelompok terbaik bagi kelompok yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi.

28 1.5 Bersama guru mitra melakukan refleksi untuk menemukan kekurangan yang terjadi pada siklus I. 1.6 Rencana perbaikan siklus II sesuai dengan refleksi yang dilakukan bersama guru mitra pada akhir siklus I 2. Siklus II 2.1 Pertemuan I (2 x 45 menit) a. Kegiatan awal (pendahuluan), yaitu guru menyampaikan indikator pembelajaran dan melakukan apersepsi mengenai konsep reaksi redoks, yang bertujuan mengkaitkan pengetahuan awal sains siswa,dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, pernahkah kalian melihat besi yang berkarat?, mengapa besi dapat berkarat bila dibiarkan dalam keadaan terbuka?. b. Kegiatan inti, yaitu melaksanakan pembelajaran kooperatif teknik NHT dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : 1) Guru meminta siswa untuk duduk berdasarkan kelompoknya masingmasing, dan membagikan LKS III tentang terjadinya reaksi redoks ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, serta penerimaan dan pelepasan elektron dan membagikan kartu bernomor, masingmasing siswa mendapat 1 LKS dan 1 kartu dengan nomor berbeda. 2) Guru menjelaskan tentang cara kerja/jalannya percobaan, lalu mempersilakan siswa untuk melakukan percobaan secara berkelompok dengan tertib.

3) Mempersilahkan siswa untuk diskusi dengan arahan guru untuk 29 menemukan konsep terjadinya reaksi redoks ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, serta penerimaan dan pelepasan elektron. 4) Guru memanggil satu nomor tertentu secara acak dan para siswa dari setiap kelompok dengan nomor yang sama menyampaikan jawabannya untuk seluruh kelas secara bergiliran dengan bimbingan guru (siswa lain dengan nomor yang sama dapat memberi tanggapan). 5) Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan berdasarkan kesimpulan jawaban masing-masing siswa sebagai hasil diskusi kelompok. c. Kegiatan akhir (penutup), Guru memberikan penguatan mengenai materi yang telah dipelajari. 2.2 Pertemuan II (1 x 45 menit) a. Kegiatan awal (pendahuluan), yaitu guru menyampaikan indikator pembelajaran dan melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang konsep reaksi redoks pada pertemuan sebelumnya. b. Kegiatan inti, yaitu melaksanakan pembelajaran kooperatif teknik NHT dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : 1) Guru meminta siswa untuk duduk berdasarkan kelompoknya masingmasing, dan membagikan LKS IV tentang konsep reaksi redoks ditinjau dari peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi dan

30 membagikan kartu bernomor, masing-masing siswa mendapat 1 LKS dan 1 kartu dengan nomor berbeda. 2) Guru memberikan penjelasan bagaimana reaksi redoks dapat mengalami peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi 3) Mempersilahkan siswa untuk diskusi dengan arahan guru untuk menemukan konsep reaksi redoks ditinjau dari peingkatan dan penurunan bilangan oksidasi. 4) Guru memanggil suatu nomor tertentu,kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan menyampaikan jawabannya untuk seluruh kelas secara bergiliran dengan bimbingan guru (siswa lain dengan nomor yang sama dapat memberikan tanggapan). 5) Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan berdasarkan kesimpulan jawaban masing-masing siswa sebagai hasil diskusi kelompok. c. Kegiatan akhir (penutup), Guru memberikan penguatan mengenai materi yang telah dipelajari. 2.3 Melakukan tes KGS siklus II. 2.4 Memberikan penghargaan pengakuan sebagai kelompok terbaik bagi kelompok yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi 2.5 Bersama guru mitra melakukan refleksi untuk menemukan kekurangan yang terjadi pada siklus II. 2.6 Rencana perbaikan siklus III berdasarkan refleksi yang dilakukan bersama guru mitra pada akhir siklus II.

31 3. Siklus III 3.1 Pertemuan I (2 x 45 menit) a. Kegiatan awal (pendahuluan), yaitu guru menyampaikan indikator pembelajaran dan melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang konsep reaksi redoks pada pertemuan sebelumnya. b. Kegiatan inti, yaitu melaksanakan pembelajaran kooperatif teknik NHT dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : 1) Guru meminta siswa untuk duduk berdasarkan kelompoknya masingmasing, membagikan LKS V tentang menentukan reduktor oksidator serta reaksi autoredoks dan membagikan kartu bernomor, masingmasing siswa mendapatkan 1 LKS dan 1 kartu dengan nomor berbeda. 2) Guru memberikan penjelasan tentang reduktor dan oksidator serta reaksi otoredoks. 3) Mempersilahkan siswa untuk diskusi dengan arahan guru untuk menemukan konsep reduktor dan oksidator serta reaksi otoredoks. 4) Guru memanggil suatu nomor tertentu,kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan menyampaikan jawabannya untuk seluruh kelas secara bergiliran dengan bimbingan guru (siswa lain dengan nomor yang sama dapat memberikan tanggapan). 5) Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan berdasarkan kesimpulan jawaban masing-masing siswa sebagai hasil diskusi kelompok.

c. Kegiatan akhir (penutup), Guru memberikan penguatan mengenai materi yang telah dipelajari. 32 3.2 Pertemuan II (1x 45 menit) a. Kegiatan awal (pendahuluan), yaitu guru menyampaikan indikator pembelajaran dan melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang konsep reaksi redoks pada pertemuan sebelumnya. b. Kegiatan inti, yaitu melaksanakan pembelajaran kooperatif teknik NHT dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : 1) Guru meminta siswa untuk duduk berdasarkan kelompoknya masingmasing, membagikan LKS VI tentang tata nama IUPAC dan membagikan kartu bernomor, masing-masing siswa mendapatkan 1 LKS dan 1 kartu dengan nomor berbeda. 2) Guru memberikan penjelasan tentang tata nama IUPAC. 3) Mempersilahkan siswa untuk diskusi dengan arahan guru untuk menuliskan tata nama IUPAC. 4) Guru memanggil suatu nomor tertentu,kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan menyampaikan jawabannya untuk seluruh kelas secara bergiliran dengan bimbingan guru (siswa lain dengan nomor yang sama dapat memberikan tanggapan). 5) Guru membimbing siswa dalam merumuskan kesimpulan berdasarkan kesimpulan jawaban masing-masing siswa sebagai hasil diskusi kelompok.

33 c. Kegiatan akhir (penutup), Guru memberikan penguatan mengenai materi yang telah dipelajari. 3.3 Melakukan tes KGS siklus III. 3.4 Bersama guru mitra melakukan refleksi untuk menemukan kekurangan yang terjadi pada siklus III. Sebagai acuan dari refleksi ini adalah hasil tes formatif siswa dan keterampilan generik sains siswa. 3.5 Mengumpulkan dan mengelola data penelitian. 3.6 Menganalisis data dan membuat kesimpulan. 4. Refleksi Setelah satu siklus berakhir maka dilakukan refleksi bersama guru mitra mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan. Dari hasil refleksi diketahui apakah indikator kinerja tercapai. Apabila terdapat kekurangan dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung dicari solusi untuk mengatasinya dan diperbaiki pada proses pembelajaran selanjutnya. Apabila proses pembelajaran yang telah berlangsung sesuai dengan yang diharapkan, maka akan dipertahankan dan ditingkatkan lagi pada proses pembelajaran selanjutnya.

Secara garis besar, langkah-langkah penelitian ditunjukkan dalam Gambar 1 34 sebagai berikut: Orientasi lapangan dan kajian teori Perencanaan 1 Pelaksanaan tindakan pembelajaran I Observasi Analisis data dan refleksi I Perencanaan 2 Pelaksanaan tindakan pembelajaran II Observasi Analisis data dan refleksi II Perencanaan 3 Pelaksanaan tindakan pembelajaran III Observasi Analisis data dan refleksi III Gambar.1 Bagan pelaksanaan penelitian tindakan kelas

F. Teknik Analisis Data 35 1. Data kualitatif 1. Data kualitatif diperoleh dari data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran (on task) yaitu a. Aktif dalam diskusi kelompok kecil Pada saat siswa melakukan kegiatan bertanya kepada teman, memberikan pendapat, memberi sanggahan, dan menjawab pertanyaan. b. Aktif bertanya kepada guru Pada saat awal pembelajaran, dalam diskusi kelas, dan di akhir pembelajaran. c. Aktif memberikan pendapat Pada saat awal pembelajaran, dalam diskusi kelas, dan di akhir pembelajaran. d. Aktif menjawab pertanyaan dari guru Pada saat awal pembelajaran, dalam diskusi kelas, dan di akhir pembelajaran. Persentase siswa yang melakukan setiap jenis aktivitas on task setiap pertemuan dihitung dengan menggunakan rumus: Ain % Ain x100% N Keterangan : % Ai n = Persentase setiap jenis aktivitas on task setiap pertemuaan.

Ai n = Jumlah siswa yang melakukan setiap jenis 36 aktivitas on task setiap pertemuan. N = Jumlah siswa yang hadir. Rata-rata persentase setiap jenis aktivitas on task pada satu siklus dihitung dengan rumus: %Asi = Keterangan: % Ai S %ASi = Rata-rata persentase setiap jenis aktivitas on task dalam satu siklus. % Ai = Jumlah persentase setiap jenis aktivitas on task dalam satu siklus. S = jumlah pertemuan dalam satu siklus. Peningkatan rata-rata persentase setiap jenis aktivitas on task dari siklus ke siklus dihitung menggunakan rumus: Keterangan : % A % As n % Asn 1 % A = peningkatan persentase aktivitas on task dari siklus ke siklus %As n = persentase aktivitas on task pada siklus ke-n. %As n-1 = persentase aktivitas on task pada siklus n-1.

2. Data kuantitatif 37 Data kuantitatif diperoleh dari data keterampilan generik sains siswa yang terdiri dari empat keterampilan yaitu hukum sebab akibat, bahasa simbolik, inferensia logika, dan membangun konsep. Rata-rata skor setiap jenis keterampilan generik sains siswa pada siklus ke-n dihitung dengan rumus: Keterangan: Gi Gi n = n s Gi n = Rata-rata skor setiap jenis keterampilan generik sains siswa pada siklus ke-n. Gi n = Jumlah skor setiap jenis keterampilan generik sains siswa pada siklus ke-n. s = Jumlah item tes. Persentase setiap jenis keterampilan generik sains siswa pada siklus ke-n dihitung dengan menggunakan rumus: Gin % Gsn x100% n Keterangan: % Gs n = Persentase setiap jenis keterampilan generik sains siswa pada siklus ke-n. Gi n = Rata-rata skor setiap jenis keterampilan generik sains siswa pada siklus ke-n. n = Jumlah siswa yang mengikuti tes keterampilan generik sains.

38 Peningkatan persentase setiap jenis keterampilan generik sains siswa dari siklus ke siklus dihitung menggunakan rumus: % Gi = % Gi n - %Gi n-1 Keterangan : % Gi = peningkatan persentase setiap jenis keterampilan generik sains dari siklus ke siklus. %Gi n = persentase setiap jenis keterampilan generik sains pada siklus ke-n. %Gi n-1 = persentase setiap jenis keterampilan generik sains pada siklus ke n-1. Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan kelompok yang didapatkan dari penjumlahan poin peningkatan setiap anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Adapun cara pemberian skor perkembangan individu menurut Slavin dalam Trianto dapat dilihat pada Tabel 3 berikut Tabel 3. Cara perhitungan skor perkembangan individu Skor penilaian Skor perkembangan Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 0 10 poin sampai 1 poin di bawah skor awal 10 Skor kuis 0 sampai 10 poin di atas skor awal 20 Lebih dari 10 poin dari skor awal 30 Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal) 30

Nilai kelompok dapat dihitung dengan rumus: 39 Nk = P K Keterangan : Nk = Nilai kelompok. P = Jumlah poin peningkatan setiap anggota kelompok. K = Banyaknya anggota kelompok. Kriteria dalam menentukan penghargaan kelompok disajikan pada Tabel 6 berikut. Tabel 4. Kriteria penghargaan kelompok Kriteria 5 Nk < 15 15 Nk < 25 25 Nk 30 Predikat Kelompok Tim cukup bagus Tim bagus Tim sangat bagus Penghargaan pada kelompok terdiri atas tiga tingkat sesuai dengan nilai perkembangan yang diperoleh kelompok yaitu a. Tim sangat bagus diberikan bagi kelompok yang memperoleh nilai kelompok 25 Nk 30. b. Tim bagus diberikan bagi kelompok yang memperoleh nilai kelompok 15 Nk < 25. c. Tim cukup bagus diberikan bagi kelompok yang memperoleh nilai kelompok 5 Nk <15.