BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PAUD Sahabat Ananda berada di Perumahan Puncak Permata Sengkaling blok

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul dan mudah

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAK DI PAUD SMART KID DAN PAUD SAHABAT ANANDA KECAMATAN DAU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Latar Belakang Berdirinya MAN Pamekasan. 27 januari 1992 sampai sekarang. 2. Meningkatkan kualitas lulusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Tingkat Adversity Quotient Peserta Didik MTs Darul Karomah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI APLIKASI KOMPUTER LANJUT UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN. plastic ini sendiri adalah Bpk. Soegianto. Perusahaan ini terbilang

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

menggunakan analisis hubungan (korelasi). Karena digunakan untuk menguji hubungan antara 2 variabel atau lebih, apakah kedua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. model deskriptif korelatif, dengan menggunakan pendekatan croos sectional

ANALISIS ANGKET Materi Kuliah TIK oleh Dr. Sumadi,M.Pd.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian. digunakan untuk uji validitas instrumen.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Status Sosial Orang Tua (X2), dan variabel Prestasi Belajar (Y).

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Beralamat di Jln. Sunan Ampel ll Tlpn: (0341) Fax (0341) atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.

BAB IV PEMBAHASAN. PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

Kuesioner. Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna Aplikasi Intergrated Business. Solution (IBS) Pada PT. Citajaya Infinite System

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA N 1

BAB IV HUBUNGAN PROFESIONALITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MI SALAFIYAH BEJI TULIS BATANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Berdirinya SMP Plus Mambaul Ulum Sukowono Jember

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang (RSCN) merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan terhadap guru-guru SMA Negeri di Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi Variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang bermanfaat untuk meningkatakan mutu suatu hal yang menarik minat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di Ngawi. Dengan murid terbanyak diantara sekolah-sekolah lainnya, muridnya pun

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3) penelitian deskriptif adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan desain one group pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, yaitu Penelitian untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. penelitian inferensial (dalam rangka penyajian hipotesis). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV KORELASI ANTARA PEMAHAMAN PESERTA DIDIK TENTANG TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK DI MA YIC BANDAR BATANG

BAB IV ANALISIS DATA. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase. Laki-Laki % Perempuan % Total %

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 8 Tabel Subjek penelitian berdasarkan kelas

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PAUD Sahabat Ananda dan PAUD Smart Kid pada orang tua yang mengikutkan atau menyekolahkan anak di PAUD. PAUD Sahabat Ananda berada di Perumahan Puncak Permata Sengkaling blok K1 dan PAUD Smart Kids berada di Desa Karangwidoro RT 22. B. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Analisa aitem untuk mengetahui hubungan antar variabel digunakan teknik produck moment dari Karl Pearson. Untuk menghitung dengan rumus menggunakan bantuan komputer mengunakan program SPSS 17.0 for windows. Batas yang digunakan sebagai acuan menentukan ukuran kesejalanan adalah 0.3, namun dalam penelitian ini menggunakan batas atau ukuran 0,25 hal ini dikarenakan jika memakai 0,3 maka akan banyak aitem yang gugur dan hal tersebut membuat persebaran item menjadi tidak merata. 1) Skala Status Sosial Ekonomi Dari hasil perhitungan uji validitas skala status sosial ekonomi, ada 5 aitem yang gugur dari 15 aitem yang ada, sehingga banyaknya butir aitem yang valid sebesar 10 aitem. Berdasarkan korelasi item-total terkoreksi, dapat diketahui bahwa skala status sosial ekonomi terdiri dari 15 butir aitem, didalamnya terdiri dari 88

89 aspek pendidikan sebanyak 2 aitem, aspek pekerjaan sebanyak 2 aitem, aspek pendapatan sebanyak 2 aitem, aspek status kepemilikan sebanyak 2 aitem. Aspek tanggungan sebanyak 2 aitem, aspek jenis tempat tinggal sebanyak 2 aitem, aspek menu makanan sehari-hari sebanyak 1 aitem, aspek status dalam masyarakat 1 aitem dan aspek partisipasi dalam masyarakat 1 aitem. Aspek pendidikan terdiri dari 2 aitem merupakan item yang valid, aspek pekerjaan sebanyak 2 aitem dengan 2 aitem valid dan tidak ada aitem yang gugur, aspek pendapatan sebanyak 2 aitem valid dan tidak ada aitem gugur, aspek status kepemilikan sebanyak 2 aitem dengan 2 aitem gugur dan tidak memiliki aitem yang valid. Aspek tanggungan sebanyak 2 aitem dengan 2 aitem valid dan tidak memiliki aitem gugur, aspek jenis tempat tinggal sebanyak 2 aitem dengan 2 aitem valid dan tidak memiliki aitem gugur. Aspek menu makanan sehari-hari sebanyak 1 dengan 1 aitem gugur sehingga tidak memiliki aitem valid, aspek status dalam masyarakat sebanyak 1 aitem dengan 1 aitem gugur sehingga tidak memiliki aitem valid dan aspek partisipasi dalam masyarakat sebanyak 1 aitem dengan 1 aitem gugur sehingga tidak memiliki aitem valid. Dalam pengambilan data penelitian, peneliti membuang 5 aitem yang gugur dan memakai 10 item yang valid. Peneliti sengaja memakai aitem valid tanpa mengganti aitem yang gugur karena aitem-aitem tersebut sudah dirasa mewakili masing-masing dimensi yang diukur yaitu tentang status sosial ekonomi orang tua. 2) Skala Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak

90 Hasil perhitungan dari uji validitas skala motivasi orang tua menyekolahkan anak didapatkan hasil bahwa 18 aitem yang gugur dari 29 aitem yang ada, sehingga banyaknya butir aitem yang valid sebesar 11 aitem. Berdasarkan korelasi item-total terkoreksi, dapat diketahui bahwa skala motivasi orang tua menyekolahkan anak terdiri dari 29 butir aitem, didalamnya terdiri dari aspek prestasi sebanyak 8 aitem, aspek kekuasaan sebanyak 12 aitem dan aspek afiliasi sebanyak 9 aitem. Aspek prestasi sebanyak 8 aitem dengan 3 aitem gugur dan 5 aitem valid. Aspek kekuasaan sebanyak 12 aitem dengan 6 aitem gugur dan 6 aitem valid. Aspek afiliasi sebanyak 9 aitem dengan 9 aitem gugur sehingga tidak memiliki aitem valid. Dalam pengambilan data penelitian, peneliti membuang 18 aitem yang gugur dan memakai 11 item yang valid. Peneliti sengaja memakai aitem valid tanpa mengganti aitem yang gugur karena aitem-aitem tersebut sudah dirasa mewakili masing-masing indikator yang diukur. 2. Uji Reliabilitas Berdasarkan perhitungan dengan statistik dengan bantuan SPSS 17.0 for win dows pada setiap alat ukur, diperoleh nilai reliabilitas pada instrumen status sosial ekonomi sebesar dan instrumen motivasi orang tua menyekolahkan anak sebesar. Hasil dari pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa nilai koefisien reliabilitas pada instrument status sosial ekonomi sebesar 0,880 dan reliabilitas instrumen motivasi orang tua menyekolahkan anak sebesar 0,858. Secara ringkas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 4. 1

91 Reliabilitas Status Sosial Ekonomi Dan Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak Variabel Nilai reliabilitas Keterangan Status sosial ekonomi 0,880 Reliabel Motivasi orang tua menyekolahkan anak 0,858 Reliabel Validitas dan reliabilitas penelitian di PAUD Sahabat Ananda dan PAUD Smart Kid telah diketahui, selanjutnya yaitu mengkategorisasikan jumlah skala kedalam tiga tingkatan yaitu tinggi, sedang dan rendah. Pengelompokannya secara berjenjang berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2009:109). C. Hasil Penelitian 1. Tingkat Status Sosial Ekonomi Guna menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan pada bab sebelumnya dan untuk memenuhi tujuan peneliti. Kategorisasi yang dilakukan terhadap hasil skala status sosial ekonomi dengan memakai statistic descriptif SPSS 17.0 for windows diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil deskriptif statistik tingkat status sosial ekonomi Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items 26.7875 18.245 4.27146 10

92 Setelah dihitung didapatkan Mean sebesar 26,7875 dan standart deviasi sebesar 4,27146. Sedangkan untuk mencari skor kategori diperoleh dengan pembagian sebagai berikut: a. Tinggi = X (M + 1,0 SD) = X (26,7875 + 1 x 4,27146) = X 31,05896 b. Sedang = (M 1,0 SD) X (M + 1,0 SD) = (26,7875-1 x 4,27146) X (26,7875 + 1 x 4,27146) = 22,51604 X 31,05896 c. Rendah = X < (M 1,0 SD) = X < (26,7875-1 x 4,27146) = X < 22,51604 Tabel 4.3 Proporsi Tingkat Status Sosial Ekonomi No Kategorisasi Rumus Interval f % 1. Tinggi X (M + 1. SD) 31 11 13,8% 2. Sedang (M 1. SD) X (M + 1. 23 X 30 54 67,5% SD) 3. Rendah X < (M 1,0 SD) X < 22 15 18,8% Total 80 100% Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa deskripsi dari variabel status sosial ekonomi, dapat dijelaskan bahwa sebagian besar orang tua berada di status sosial ekonomi sedang, yaitu sebesar 67,5%. Sedangkan orang tua yang berada di status sosial yang tinggi sebesar 13,8% dan orang tua yang berada di

93 kategori status sosial ekonomi rendah sebesar 18,8%. Secara umum, status sosial ekonomi orang tua berada di kategori sedang. Gambar 4.1 Grafik Tingkat Status Sosial Ekonomi 2. Tingkat Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak Setelah dihitung Mean sebesar 28,237 dan standart deviasi sebesar 4,85288. Sedangkan untuk menentukan kategori tinggi, sedang dan rendah, diperoleh dengan rumus berikut: Tabel 4.4 Hasil Deskriptif Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak Mean Variance Std. Deviation N of Items 28.2375 23.550 4.85288 11 a. Tinggi = X (M + 1,0 SD) = X (28,237 + 1 x 4,85288) = X 33,08988 b. Sedang = (M 1,0 SD) X (M + 1,0 SD) = (28,237-1 x 4,85288 ) X (28,237 + 1 x 4,85288) = 23,28412 X 33,08988

94 c. Rendah = X < (M 1,0 SD) = X < (28,237-1 x 4,85288) = X < 23,28412 Tabel 4.5 Proporsi Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak No Kategorisasi Rumus Interval f % 1. Tinggi X (M + 1. SD) X 33 11 13,8% 2. 3. Sedang (M 1. SD) X (M + 1. SD) 24 X 32 Rendah X < (M 1. SD) X < 23 56 70,0% 13 16,3% Total 80 100% Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa deskripsi dari variabel motivasi orang tua menyekolahkan anak yang dikaji dalam penelitian di atas dapat dijelaskan sebagian besar orang tua memiliki motivasi menyekolahkan anak berada di tingkat sedang, yaitu sebesar 70,0% sedangkan orang tua yang mempunyai motivasi tinggi sebesar 13,8% dan orang tua yang memiliki motivasi rendah sebesar 16,3%. Secara umum, motivasi orang tua menyekolahkan anak di PAUD berada dalam kategori sedang.

95 Gambar 4.2 Grafik Tingkat motivasi orang tua menyekolahkan anak D. Pembahasan Hubungan antara status sosial ekonomi dengan motivasi orang tua menyekolahkan anak diukur menggunakan analisis product moment. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah metode statistik menggunakan program SPSS 17.0 for windows. Berikut adalah hasil analisis dari data penelitian ini, sebagai berikut: Tabel 4. 6 Korelasi antar variabel Correlations STATUS SOSIAL EKONOMI REVISI STATUS SOSIAL EKONOMI REVISI MOTIVASI ORTU REVISI Pearson Correlation 1.390 ** Sig. (2-tailed).000 N 80 80 MOTIVASI ORTU REVISI Pearson Correlation.390 ** 1 Sig. (2-tailed).000 N 80 80 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

96 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi dan motivasi orang tua menyekolahkan anak mempunyai hubungan yang positif. Dilihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,000 menunjukkan bahwa motivasi orang tua menyekolahkan anak dipengaruhi oleh status sosial ekonomi orang tua. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang menyekolahkan anak di dua PAUD Kecamatan Dau yaitu PAUD Smart Kid dan PAUD Sahabat Ananda. Penelitian ini bersifat penelitian populasi karena jumlah orang tua yang menyekolahkan anak di kedua PAUD tersebut hanya berjumlah 80 orang tua. Di PAUD Smart Kid ada 35 anak yang mengikuti PAUD jadi ada 35 orang tua pula yang ada di sana. Di PAUD Sahabat Ananda ada 45 anak yang mengikuti PAUD, sebagaimana dengan yang ada di Smart Kid, ada 45 orang tua yang mengikutkan anak di PAUD. Jadi penentuan 80 subyek ini didasarkan oleh pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa jika sampel kurang dari 100 maka diambil semua sehingga penelitian bersifat penelitian populasi (Arikunto, 2002:112). Pelaksanaan penelitian pada orang tua yang menyekolahkan anak di kedua PAUD berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana awal. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan instrumen penelitiannya adalah wawancara dan kuesioner atau angket. Ketepatan hasil penelitian dengan hipotesis yang diajukan peneliti dilakukan dengan pengukuran. Berikut ini adalah hasil penelitian dari masing-masing variabel yang dapat dideskripsikan sebagai berikut:

97 1. Tingkat Status sosial ekonomi Dapat diketahui hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan terhadap status sosial ekonomi, dapat dijelaskan bahwa sebagian besar orang tua berada di status sosial ekonomi sedang, yaitu sebesar 67,5%. Sedangkan orang tua yang berada di status sosial yang tinggi sebesar 13,8% dan orang tua yang berada di kategori status sosial ekonomi rendah sebesar 18,8%. Secara umum, status sosial ekonomi orang tua berada di kategori sedang. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua berada pada kategori status sosial ekonomi yang sedang dengan prosentase 67,5%. Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan motivasi orang tua menyekolahkan anak. Karena meski orang tua berada di status sosial ekonomi yang sedang, orang tua tetap antusias untuk menyekolahkan anak. FS. Chapin (Kaare, 1989:26) mengungkapkan status sosial ekonomi merupakan posisi yang ditempati individu atau keluarga yang berkenaan dengan ukuran rata-rata yang umum berlaku tentang kepemilikan kultural, pendapatan efektif, pemilikan barang dan partisipasi dalam aktifitas kelompok dari komunitasnya. Kelas menengah biasanya identik dengan kaum professional dan pemilik toko dan bisnis kecil, jika kedudukan orang tua dalam masyarakat terpandang, mereka akan memiliki perhatian lebih terhadap pendidikan anak. Dalam penelitian ini membuktikan bahwa bukan hanya orang yang berada di status sosial ekonomi yang tinggi saja yang antusias untuk pendidikan anak, namun orang tua yang berada di kelas sosial yang sedang pun juga memiliki perhatian lebih untuk pendidikan anak.

98 2. Tingkat Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak Dari hasil perhitungan norma kategorisasi data yang diperoleh dari variabel motivasi orang tua menyekolahkan anak, dapat diketahui bahwa orang tua menyekolahkan anak di PAUD berada pada kategori sedang yaitu sebesar 56 orang tua yang motivasinya berada di kategori sedang (70,0%). Orang tua yang motivasinya di kategori rendah ada 13 orang tua (16,3%), dan orang tua yang memiliki motivasi tinggi untuk menyekolahkan anaknya berada di kategori tinggi ada 11 orang (13,8%). Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar motivasi orang tua menyekolahkan anak berada dalam kategori yang sedang 70,0% dari 80 orang tua yang menjadi subyek penelitian. Motivasi orang tua menyekolahkan anak adalah kegiatan yang dipengaruhi oleh kekuatan mental, kekuatan mental ini berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita dalam diri orang tua, yang didasarkan oleh adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku orang tua (Dimyati, 2002:80). Menurut Mc Clelland (Robbins, 2002:61), mengajukan tiga kebutuhan utama yaitu kebutuhan berprestasi, kebutuhan berkuasa dan kebutuhan untuk afiliasi. Motivasi orang tua menyekolahkan anak di PAUD, merupakan kebutuhan prestasi seperti harapan orang tua menyekolahkan anak agar dapat mengangkat status sosial keluarga, karena melalui pendidikan status sosial ekonomi seseorang dapat naik, dalam segi sosial orang tua menyekolahkan anak di PAUD, orang tua berharap agar anaknya dapat berosialisasi dengan teman sebayanya dan bisa lebih mengembangkan potensi anak.

99 3. Hubungan antara Status Sosial Ekonomi dengan Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak di PAUD Penelitian ini untuk membuktikan adanya hubungan antara Status Sosial Ekonomi dengan Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak, dari hasil penelitian dapat ditunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi dengan motivasi orang tua menyekolahkan anak, seperti yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi status sosial ekonomi 0,390 dan koefisien korelasi motivasi orang tua menyekolahkan anak 0,390 dengan signifikan 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi dengan motivasi orang tua menyekolahkan anak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak hanya orang tua yang berstatus sosial ekonomi tinggi saja yang memiliki motivasi tinggi untuk menyekolahkan anak, namun orang tua yang berstatus sosial ekonomi sedang pun sekarang sudah mulai mengetahui akan pentingnya pendidikan bagi anak. Motivasi orang tua menyekolahkan anak di PAUD bisa bermacammacam, salah satunya keinginan orang tua untuk kepentingan dan memfasilitasi masa depan anak, selain itu orang tua memiliki keinginan anak kelak dapat meningkatkan status sosial ekonomi orang tuanya. Untuk mengetahui dasar ukuran atau kriteria yang biasa dipakai dalam menggolongkan anggota masyarakat dalam lapisan masyarakat seperti yang diinginkan orang tu adalah sebagai berikut: 1. Ukuran kekayaan. Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan teratas dan yang memiliki kekayaan yang sedikit maka akan dimasukkan dalam lapisan bawah. Kekayaan tersebut, misalnya

100 dilihat dari bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, caracaranya berpakaian serta bahan yang dipakainya, dan kebiasaannya berbelanja barang dan jasa dan seterusnya (Soekanto, 2007:208). Ukuran kekayaan ini merupakan dasar yang paling banyak digunakan dalam pelapisan sosial (Basrowi, 2005:62). 2. Ukuran kekuasaan. Seseorang yang memiliki kekuasaan atau wewenang yang besar akan masuk pada lapisan atas dan yang tidak memiliki kekuasaan maka masuk dalam lapisan bawah (Basrowi, 2005:62). 3. Ukuran kehormatan. Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapatkan tempat teratas dalam lapisan sosial. Keadaan seperti ini biasa ditemui di masyarakat tradisional, yang masih kental dengan adat (Basrowi, 2005:62). 4. Ukuran ilmu pengetahuan. Biasa dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan (Soekanto, 2007:208). Walau kadang masyarakat salah persepsi karena masyarakat hanya meninjau dari segi gelar yang diperoleh seseorang saja, sehingga dapat menimbulkan kecurangan yang mana seseorang yang ingin berada dalam lapisan atas akan menghalalkan segala cara dalam memperoleh gelar yang dikehendaki (Basrowi, 2005:62).