Evaluasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus SAMSAT Jakarta Pusat)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Pajak Kendaraan Bermotor di Propinsi DKI Jakarta

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahtraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembagian pajak menurut pemungutnya terbagi menjadi dua kelompok, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perkembangan yang terjadi. Dampak perubahan dan perkembangan ini sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang optimal perlu diwujudkan untuk mendukung kemandirian

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat seutuhnya, untuk itu diharapkan pembangunan tersebut tidak. hanya mengejar kemajuan daerah saja, akan tetapi mencakup

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. di perlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasiaonal. Tanggung

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pajak Kendaraan Bermotor

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. A. Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan harkat, martabat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seiring dengan era globalisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan serta

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta

BAB II LANDASAN TEORI. sudut pandang yang digunakan oleh masing-masing ahli pada saat merumuskan. Definisi pajak menurut para ahli sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dilimpahkan ke daerah. Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 Pasal 1 angka 5

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 080 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, melalui pajak tersebut Pemerintah mampu membiayai pengeluaran

I. PENDAHULUAN. Pemerintahan yang berhasil adalah pemerintahan yang harus mampu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjalankan fungsi dan kewenangan pemerintah daerah

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemungut pajak yang disebut Publican (Rahayu, 2010). Sedangkan sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. sumber ekstern tersebut sehingga sumber-sumber pembiayaan yang berasal dari

BAB IV PEMBAHASAN. Pelaksanaan Pemungutan BBN-KB pada Kantor SAMSAT Jakarta Barat

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan tujuan Pembangunan Nasional demi masyarakat adil

BAB I PENDAHULUAN. daerah, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah maupun tugas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

setelah tax reform, Pemerintah menjadikan sektor pajak sebagai sumber utama dalam

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2011 NOMOR : 13 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 19 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk membiayai

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 19 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA (STUDI KASUS PADA SAMSAT AIRMADIDI)

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 5'; TAHUN 2014

PERATURAN PEMERINTAH KABUPATEN PASIR NOMOR : 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN ANGKUTAN UMUM DI JALAN DALAM DAERAH KABUPATEN PASIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan era globalisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai daerah otonom, maka daerah berhak untuk mengurus rumah

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) bertujuan sebagai salah satu syarat

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BAB III SETTING PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Abstrak. Kata kunci : PKB (Pajak Kendaraan Bermotor), PAD (Pendapatan Asli Daerah), PD (Pajak Daerah).

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua (sepeda

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Sesuai dengan undang undang dasar 1945 Alenia IV yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan majunya perkembangan yang sedang dilakukan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. porsi jumlah terbesar dibandingkan dengan penerimaan dari pos minyak bumi

BAB 1 PENDAHULUAN. Orde Baru yang menghendaki tegaknya supremasi hukum, demokratisasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah sebagai pengatur dan pembuat kebijakan telah memberi

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

PAJAK DAERAH PROVINSI

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sumber pendapatan negara yang memiliki pengaruh cukup besar pada

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 21 tahun 2014, transportasi

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Provinsi, salah satunya adalah Pajak Kendaraan Bermotor (Mardiasmo,

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan disegala sektor. Hal ini berkaitan dengan sumber dana

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya sendiri. Salah satu sumber

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon (022) Faks (022) BANDUNG 40115

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 16 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdaulat dimana wilayahnya

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari penerimaan dalam negeri maupun pinjaman dari luar negeri, dengan

BAB III OBYEK PENELITIAN. Sehubungan dengan pemberian hak otonom kepada daerah, pemerintah daerah

Transkripsi:

Evaluasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus SAMSAT Jakarta Pusat) Viory Sabila Shifa, Yunita Anwar Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Phone +62.21 53696969 - +62.21 53696999 viory.viory@yahoo.com ABSTRAK Tujuan Penelitian, ialah untuk mengetahui penerimaan pajak kendaraan bermotor pada Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Jakarta Pusat dengan melihat tata cara pemungutan pajak kendaraan bermotor, hambatan-hambatan yang dihadapi dalam peningkatan pajak kendaraan bermotor serta upaya-upaya dalam menghadapi hambatan pada periode 2011-2012. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah analisis kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara dengan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Jakarta Pusat. Hasil yang dicapai bahwa pencapaian target dan realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor pada SAMSAT Jakarta Pusat selama periode 2011-2012 tidak mencapai target yang ditetapkan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ketidakpatuhan wajib pajak merupakan penyebab tidak tercapainya target yang ditetapkan. (VSS) Kata Kunci Target dan Realisasi, Pajak Kendaraan Bermotor, Jakarta Pusat, dan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT).

Pendahuluan Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang paling besar. Hal tersebut terjadi karena salah satu fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Pajak di Indonesia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat memiliki 8 jenis pajak. Sedangkan Pajak Daerah memiliki 10 jenis pajak yang dibagi menjadi 4 pajak Propinsi dan 6 pajak Kabupaten/ Kota. Tidak hanya pajak pusat yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan. Akan tetapi pajak daerah juga mempunyai peranan penting, karena pajak daerah menjadi salah satu sumber pembiayaan dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dalam rangka meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Penerimaan pajak daerah berasal dari berbagai sumber, salah satunya adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor dan atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah sesuatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alatalat besar yang bergerak. Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Pajak kendaraan bermotor dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan produksi dan jumlah kendaraan bermotor. Jadi dapat dikatakan hampir setiap satu keluarga bisa memiliki lebih dari 1 motor, karena jumlah kendaraan bermotor yang bertambah meningkat setiap tahunnya. Dengan banyaknya jumlah kendaraan bermotor tentunya akan membuat potensi penerimaan pajak kendaraan bermotor Provinsi DKI Jakarta yang semakin meningkat. Salah satunya di daerah Jakarta Pusat. Dalam wilayah Jakarta Pusat nilai jual beli kendaraan bermotor semakin lama juga semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan wilayah Jakarta Pusat juga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan pajak kendaraan bermotor Provinsi DKI Jakarta. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan studi ini ditujukan untuk menganalisis seberapa besar tingkat penerimaan pajak kendaraan bermotor khususnya didaerah Jakarta Pusat dalam kurun waktu 2011-2012. Dengan ini, maka dibuatlah karya tulis dengan judul Evaluasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Periode 2011-2012 (Studi Kasus Samsat Jakarta Pusat) untuk diteliti lebih lanjut.

Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian yaitu dengan melakukan pengumpulan data dan metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis risetnya adalah eksploratoria 2. Dimensi waktunya yaitu menggunakan banyak waktu 3. Kedalaman riset ini yaitu studi kasus 4. Metode Pengumpulan data dilakukan dengan a) Observasi b) Wawancara c) Kepustakaan d) Dokumentasi 5. Unit analisanya yaitu instansi Hasil dan Bahasan Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu pajak daerah yang memiliki potensi yang besar dalam menaikan pendapatan asli daerah DKI Jakarta. Ada beberapa faktor yang menjadi alasan pajak kendaraan bermotor menjadi pajak yang potensial, yaitu: 1. Tingginya tingkat jumlah Kendaraan Bermotor dan industri otomotif Produksi kendaraan bermotor yang terus meningkat dan Industri otomotif yang terus melakukan inovasi-inovasi dalam teknologi mesin membuat para konsumen ingin memiliki kendaraan bermotor tersebut. Dengan begitu tingkat pembelian kendaraan bermotor juga ikut meningkat. Sehingga dengan banyaknya pengguna kendaraan bermotor maka dapat dikatakan pajak kendaraan bermotor akan ikut terkena dampak yang positif. 2. Meningkatnya pendapatan per kapita penduduk Dengan meningkatnya pendapatan per kapita penduduk, menyebabkan timbulnya dorongan dalam dinamika masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi. Sehingga dinamika ini ikut mendorong meningkatnya potensi penerimaan pajak kendaraan bermotor. 3. Fasilitas kredit kepemilikan kendaraan yang mudah DKI Jakarta adalah kota dengan jumlah kendaraan yang banyak. Hal ini disebabkan pengkreditan kendaraan bermotor yang mudah. Dengan tingkat uang muka yang terjangkau, tingkat bunga yang rendah, dan angsuran kredit yang tidak terlalu besar membuat para pengguna kendaraan bermotor banyak melakukan kredit kendaraan bermotor. Dengan kemudahan kredit kendaraan bermotor maka jumlah subjek pajak kendaraan bermotor akan bertambah. Dengan begitu potensi penerimaan pajak kendaraan bermotorpun akan meningkat. 4. Sarana transportasi umum yang kurang memadai Dengan tingkat aktivitas yang tinggi yang terjadi di kota jakarta, maka dibutuhkan pula transportasi yang seharusnya memadai. Akan tetapi, DKI Jakarta sepertinya belum mampu untuk mewujudkan transportasi yang aman dan nyaman. Sehingga membuat para warga DKI Jakarta lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum. Dari faktor-faktor diatas dapat dilihat bahwa pajak kendaraan merupakan pajak yang potensial dalam penerimaan pendapatan asli daerah DKI Jakarta. Oleh karena itu, pajak

kendaraan bermotor sangat berperan penting dalam pendapatan asli daerah maupun pajak daerah. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan kekayaan, dan Lain-lain PAD yang sah. Dari semua hal tersebut, pajak daerah memberikan kontribusi yang paling besar bagi pendapatan asli daerah. Dalam pajak daerah terdapat salah satu pajak yang juga ikut memberikan peran atas meningkatnya pendapatan asli daerah, yaitu pajak kendaraan bermotor. Pajak kendaraan bermotor ini merupakan pajak daerah yang menjadi primadona diantara pajak daerah yang lain. Dikarenakan pajak ini termasuk pajak yang bernilai besar. Untuk itu kita dapat melihat kontribusi yang diberikan oleh pajak kendaraan bermotor kepada pendapatan asli daerah seperti yang akan ditunjukan pada grafik dibawah ini Grafik 4.4 Peranan PKB Terhadap Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta Sumber: BPKD dan Dinas Pelayanan Pajak Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Pajak Kendaraan Bermotor juga ikut turut serta dalam memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah. Dapat dilihat dalam tabel berikut kontribusi yang diberikan oleh sektor pajak daerah khusunya pajak kendaraan bermotor. Mekanisme Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Pelayanan pemungutan pada Samsat Jakarta pusat terdapat enam pelayanan yaitu: 1. Pelayanan Pendaftaran Kendaraan Baru 2. Pelayanan Kendaraan Bermotor Tukar Nama 3. Pendaftaran Kendaran Bermotor Khusus 4. Pendaftaran Pengesahan STNK Setiap Tahun 5. Pendaftaran Perpanjangan STNK Setelah 5 Tahun 6. Pendaftaran Ranmor Pindah Keluar Daerah

Secara garis besar pelayanan dalam melakukan pemungutan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor sama saja yang mebedakaannya yaitu setiap pelayanan memiliki persyaratan yang berbeda-beda. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Jakarta Pusat Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Jakarta Pusat dipengaruhi oleh jumlah kendaraan yang ada di Jakarta Pusat. Sumber: SAMSAT Jakarta Pusat Dari grafik 4.6 dapat dikatakan bahwa penerimaan pajak kendaraan bermotor berfluktuasi setiap bulannya. Pada bulan-bulan awal realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor meningkat secara signifikan, bahkan melampaui rencana anggaran yang telah ditentukan. Akan tetapi pada bulan-bulan akhir, penerimaan yang diterima tidak meningkat seperti pada bulan-bulan awal dan realisasi penerimaannya belum dapat mencapai anggaran yang telah ditentukan. Pada tahun 2011, realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor hanya terjadi sebesar 93.6% dari rencana yang telah ditetapkan. Berarti terjadi ketidak tercapaian target. Hal ini terjadi akibat adanya kurangnya kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Pada tahun 2011 banyak kendaraan yang belum daftar ulang sehingga menyebabkan realisasi penerimaan tidak tercapai target. Grafik 4.7. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Wilayah Jakarta Pusat Tahun 2012

Sumber: SAMSAT Jakarta Pusat Dari grafik diatas kita dapat melihat penerimaan tahun 2012 terjadi secara berfluktuasi sama seperti tahun 2012. Tapi ada yang berbeda, yaitu penerimaan tertinggi terjadi pada bulan oktober. Pada tahun 2012 penerimaan pajak kendaraan bermotor sama dengan tahun 2011 terjadi ketidaktercapaian target. Realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor wilayah Jakarta Pusat hanya mencapai 97.5% dari target. Hal ini terjadi akibat banyaknya kendaraan yang mutasi keluar daerah. Seperti yang kita ketahui pada tahun 2012 memang pajak kendaraan bermotor DKI Jakarta tidak mencapai target dikarenakan banyaknya kendaraan bermotor yang melakukan mutasi keluar daerah dan itu juga dialami oleh wilayah Jakarta Pusat. Hambatan Dalam Peningkatan Pajak Kendaraan Bermotor Dalam melakukan pungutan pajak tentunya akan terdapat hambatan-hambatan dalam mencapai target yang diinginkan. Begitu pula dengan Samsat Jakarta Pusat dalam memungut pajak kendaraan bermotor. Hambatan yang terjadi antara lain yaitu : 1. Kurangnya kepatuhan wajib pajak 2. Penghindaraan tarif pajak progresif 3. Kendaraan yang mutasi keluar daerah Upaya Dalam Peningkatan Pajak Kendaraan Bermotor Dalam meningkatkan penerimaan pajak kendaraan bermotor maka Dinas Pelayanan Pajak bersama Samsat Jakarta Pusat melakukan upaya-upaya yang antara lain yaitu : 1. Peningkatan Sistem Pelayanan Sistem pelayanan yang dibuat oleh Dinas Pelayanan Pajak ada 3 yaitu:

A. Samsat Drive Thru B. Gerai Samsat C. SAMLING 2. Pemberian Surat Panggilan 3. Penagihan BDU 4. Pemberian Keringanan Denda 5. Pemeriksaan Harian 6. Pemberian Informasi Melalui Media Simpulan dan Saran Simpulan 1. Samsat Jakarta Pusat merupakan wilayah DKI Jakarta yang memiliki penerimaan pajak kendaraan bermotor paling kecil. Hal ini dapat dilihat dari total jumlah kendaraan bermotor yang paling kecil dari tahun 2011-2012 yaitu 1.716.674 dan peranan pajak kendaraan bermotor Jakarta Pusat terhadap pendapatan pajak kendaraan bermotor DKI Jakarta hanya senilai 17.09% 2. Penerimaan pajak kendaraan bermotor Jakarta Pusat selama tahun 2011-2012 mengalami penurunan dan tidak mencapai target. Hal ini terjadi akibat banyaknya kendaraan yang belum daftar ulang dan jumlah kendaraan yang mutasi keluar daerah lebih banyak daripada kendaran yang mutasi kedalam daerah. 3. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor tidak dapat ditetnukan pada bulan-bulan apa saja, penerimaan akan tinggi. Berbeda dengan pajak penghasilan yang dapat ditentukan bahwa bulan April/Maret penerimaannya akan tinggi. Karena penerimaan pajak kendaraan bermotor tergantung dari jatuh tempo pembayaran masing-masing pajak kendaraan bermotor itu sendiri. 4. Dalam melakukan peningkatan pajak kendaraan bermotor tentunya banyak sekali hambatan yang akan dihadapi. Begitu juga yang dialami Samsat Jakarta Pusat. Hambatannya antara lain yaitu kurangnya kepatuhan wajib pajak, penghindaran tarif pajak progresif dan banyak kendaraan yang mutasi keluar daerah. 5. Pada Samsat Jakarta Pusat upaya dalam meningkatkan pajak kendaraan bermotor antara lain melakukan peningkatan sistem pelayanan seperti gerai Samsat pada tahun 2013 dan samling dari tahun 2008. Samsat Jakarta Pusat belum memiliki sistem pelayanan Samsat drive thru dikarenakan Samsat Jakarta Pusat masih menumpang gedung dengan Samsat Jakarta Utara. Saran 1. Dalam meningkatkan penerimaan pajak kendaraan bermotor Samsat Jakarta Pusat, diharapkan Samsat Jakarta Pusat dapat memiliki gedung sendiri. Karena sampai saat ini Samsat Jakarta Pusat masih bergabung dengan Samsat Jakarta Utara. Jadi Samsat Jakarta Pusat dapat mengelola pemasukan pajaknya dengan lebih baik dan Samsat Jakarta Pusat juga dapat memiliki sistem pelayanan Samsat drive thru. Sehingga upaya dalam meningkatkan pajak dapat lebih terbantu lagi dengan adanya Samsat drive thru. 2. Dinas Pelayanan Pajak harus meningkatkan sanksi administrasi yang dikenakan kepada wajib pajak yang tidak patuh. Dengan sanksi administrasi yang lebih tinggi

akan membuat wajib pajak mematuhi kewajiban peraturan pajak yang berlaku. Sehingga pembayaran pajak dapat dilakukan tepat waktu. 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Samsat Jakarta Pusat dalam melakukan pemeriksaan jumlah kendaraan yang mutasi keluar daerah. Maksudnya adalah para fiskus diminta untuk lebih teliti tentang jumlah kendaraan yang mutasi keluar daerah. Sehingga penetapan target pajak kendaraan bermotor dengan jumlah kendaraan bermotor sesuai dengan realita yang ada. 4. Diperlukan pengkajian ulang oleh Dinas Pelayanan Pajak mengenai peraturan pajak progresif saat ini. Peraturan pajak progresif mengenai kepemilikan kendaraan dengan nama dan alamat yang sama sudah tidak efektif lagi. Seharusnya pengenaan pajak progresif disamping kepemilikan kendaraan bermotor dengan nama dan alamat yang sama harus ditambah dengan kartu keluarga. Sehingga sangat sulit bagi pemilik kendaraan untuk menghindari pajak progresif.