BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA BANK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE ( ) MUHAMAD IHSAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

Perhitungan Rasio Keuangan BPR Konvensional. Kas (0%) Sertifikat Bank Indonesia (0%) 0 0 0

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Lili Nur Indah Sari

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dinda Yani Kusuma (2011)

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB IV ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG JOMBANG BERDASARKAN METODE CAMEL

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

Transkripsi:

23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi Bank Perkreditan Rakyat periode 2011-2013 yang mencakup Neraca, Laporan Rugi/Laba, Laporan Komitmen dan Kontinjensi, dan Laporan Informasi Lainnya. Data tersebut didapatkan dari website Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia. 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Populasi yang menjadi jangkauan penelitian ini adalah BPR Konvensional yang ada di Bandar Lampung. Dari populasi sebanyak 16 (enam belas) BPR Konvensional di Bandar Lampung, ditentukan sampel penelitian secara purposive sampling dengan kriteria BPR sebagai berikut: a. BPR yang berkantor pusat di Bandar Lampung b. BPR telah menerbitkan laporan keuangan publikasi selama tiga tahun dari tahun 2011 s.d. 2013.

24 3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.3.1 Rasio Keuangan CAMEL Rasio keuangan CAMEL terdiri dari lima faktor yaitu faktor C (Capital), A (Asset), M (Management), E (Earning), dan L (Liquidity). Adapun definisi operasional dari masing-masing aspek tersebut meliputi: a. Capital (Permodalan) Rasio yang digunakan dalam perhitungan ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), yaitu perbandingan antara jumlah modal bank dengan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) dengan rumusan: CAR = Total Modal x 100% Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, modal bank terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti terdiri dari modal disetor, modal sumbangan, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan, dan laba tahun berjalan (maksimum 50% setelah dikurangi taksiran hutang Pajak Penghasilan Badan). Modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, penyisihan penghapusan aktiva produktif (maksimum 1,25% dari ATMR), modal pinjaman, dan pinjaman subordinasi (maksimum 50% dari total modal inti). Dalam menghitung ATMR, pos-pos aktiva dalam neraca diberikan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada jenis aktiva, golongan debitur, penjamin, atau sifat barang jaminan.

25 - Jika rasio kurang atau sama dengan 0%, maka dinilai 1 - Untuk setiap kenaikan 0,1% dari 0, maka nilai kredit ditambah dengan 1 dengan nilai maksimum 100. - Nilai kredit rasio CAR = rasio + 1 0,1% Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Faktor Permodalan: Kriteria Rasio CAR Sehat > 8% Kurang Sehat 6,5% - < 8% Tidak Sehat < 6,5% Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan BPR b. Asset (Kualitas Aktiva Produktif) Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada 2 rasio, yaitu : 1. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap jumlah aktiva produktif. KAP = Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan x 100% Total Aktiva Produktif Aktiva produktif dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu aktiva produktif lancar, kurang lancar, diragukan, dan macet. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, aktiva produktif berupa kredit yang diberikan dan penempatan pada bank lain, dihitung secara gross (tidak dikurangi PPAP).

26 Aktiva produktif yang diklasifikasikan merupakan penjumlahan dari: a. 50% x Aktiva produktif kurang lancar b. 75% x Aktiva produktif diragukan c. 100% x Aktiva produktif macet - Jika rasio 15,5% atau lebih dinilai 0 - Untuk setiap penurunan 0,15 dari 15,5%, nilai kredit ditambah 1 dengan nilai maksimum 100. - Nilai kredit rasio KAP = 15,5% - rasio + 1 0,15% 2. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk (PPAPWD) oleh bank, yaitu: PPAP = PPAP x 100% PPAPWD Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, BPR wajib membentuk PPAP berupa PPAP umum dan PPAP khusus. PPAP umum ditetapkan paling kurang 0,5 % dari Aktiva Produktif yang memiliki kualitas lancar. PPAP khusus ditetapkan paling kurang sebesar: a. 10% dari Aktiva Produktif dengan kualitas kurang lancar b. 50% dari Aktiva Produktif dengan kualitas diragukan c. 100% dari Aktiva Produktif dengan kualitas macet

27 - Jika rasio 0% dinilai 0 - Untuk setiap kenaikan 1%, nilai kredit ditambah 1 dengan nilai maksimum 100. - Nilai kredit rasio PPAP = rasio + 1 1% Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Faktor Kualitas Aset: Kriteria Rasio KAP Rasio PPAP Sehat < 10,35 % > 81,0 % Cukup Sehat 10,35% 12,60 % 66,0% < 81,0 % Kurang Sehat 12,61% 14,85 % 51,0% < 66,0 % Tidak Sehat > 14,85 % < 51,0 % Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan BPR c. Management (Manajemen) Rasio manajemen diukur berdasarkan pertanyaan yang diajukan mengenai manajemen umum dan manajemen risiko. Analisis manajemen tidak dapat dilakukan karena adanya keterbatasan mengingat bahwa untuk dapat melakukan penilaian tingkat kesehatan suatu bank, tidak cukup hanya mendasarkan pada analisis terhadap laporan keuangan saja, tetapi juga datadata pendukung yang bersifat internal. Data yang berhubungan dengan manajemen diperoleh melalui survey kuisioner dan wawancara.

28 Penelitian Merkusiwati (2007) menggambarkan tingkat kesehatan bank dari faktor manajemen dengan rasio Net Profit Margin (NPM), alasannya karena seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang mencakup manajemen umum, manajemen risiko, dan kepatuhan bank pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba. Menurut Amalia (2012), penggunaan Net Profit Margin (NPM) juga erat kaitannya dengan aspek-aspek manajemen yang dinilai dalam manajemen resiko, di mana Net Income dalam faktor manajemen resiko mencerminkan pengukuran terhadap upaya mengeliminir resiko likuiditas, resiko kredit, resiko operasional, resiko hukum dan resiko pemilik dari kegiatan operasional bank, untuk memperoleh Operating Income yang optimum. Dapat juga dikatakan Net Profit Margin mencerminkan tingkat efektifitas yang dapat dicapai oleh usaha operasional bank, yang terkait dengan hasil akhir dari berbagai kebijaksaan dan keputusan yang telah dilaksanakan oleh bank dalam periode berjalan. NPM = Laba bersih x 100% Pendapatan Operasional Faktor manajemen diproksikan dengan Net Profit Margin, sehingga nilai rasio sama dengan nilai kredit.

29 d. Earning (Rentabilitas) Perhitungan rentabilitas menggunakan 2 rasio, yaitu: 1. Rasio laba sebelum pajak terhadap total aktiva (Return on Asset) ROA = Laba sebelum pajak x 100% Total Aktiva Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank, terdapat perbedaan antara perhitungan ROA berdasarkan teoritis dan cara perhitungan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Secara teoritis, laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL, laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak. - Jika rasio 0% atau negatif dinilai 0 - Untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0%, nilai kredit ditambah 1 dengan nilai maksimum 100. - Nilai kredit rasio ROA = rasio x 1 0,015% 2. Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi (BOPO) BOPO = Biaya operasi Pendapatan operasi Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana, maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga (Lukman, 2009).

30 - Jika rasio sebesar 100% atau lebih dinilai 0 - Untuk setiap penurunan 0,08%, nilai kredit ditambah 1 dengan nilai maksimum 100. - Nilai kredit BOPO = 100% - rasio x 1 0,08% Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Faktor Rentabilitas: Kriteria Rasio ROA Rasio BOPO Sehat > 1,215 % < 93,52 % Cukup Sehat 0,999% <1,215 % 93,52% <94,72 % Kurang Sehat 0,765% <0,999 % 94,72% 95,92 % Tidak Sehat < 0,765 % > 95,92 % Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan BPR e. Liquidity (Likuiditas) Likuditas adalah kemampuan BPR di dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo. Perhitungan likuiditas menggunakan 2 rasio, yaitu: 1. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar (Cash Ratio) CR = Aset likuid x 100% Hutang lancar

31 Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, aset likuid terdiri dari kas dan penempatan pada bank lain dikurangi dengan simpanan bank lain pada bank. Hutang lancar meliputi kewajiban segera, tabungan, dan deposito. - Jika rasio 0% dinilai 0 - Untuk setiap kenaikan 0,05, nilai kredit ditambah 1 dengan nilai maksimum 100. - Nilai kredit rasio CR = rasio x 1 0,05% 2. Rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima (Loan to Deposit/ LDR) LDR = Kredit yang diberikan x 100% Dana yang diterima Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, kredit merupakan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga, tidak termasuk kredit kepada bank lain. Dana yang diterima meliputi: a. Deposito dan tabungan masyarakat; b. Pinjaman dari bukan bank lain dengan jangka waktu lebih dari 3 bulan (diluar pinjaman subordinasi); c. Deposito dan pinjaman dari bank lain dengan jangka waktu lebih dari 3 bulan; d. Modal inti dan modal pinjaman.

32 - Jika rasio 115% atau lebih dinilai 0 - Untuk setiap penurunan 1% mulai dari 115%, nilai kredit ditambah 4 dengan nilai maksimum 100. - Nilai kredit LDR = 115% - rasio x 4 1% Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Faktor Likuiditas: Kriteria Rasio CR Rasio LDR Sehat > 4,05 % < 94,75 % Cukup Sehat 3.30% < 4,05 % 94,75% < 98,50 % Kurang Sehat 2,55% < 3,30 % 98,50% 102,25 % Tidak Sehat < 2,55 % > 102,25 % Sumber : SK DIR BI Nomor : 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan BPR 3.3.2 Rasio Keuangan Model Altman Z -Score Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam model Altman yaitu: a. Net Working Capital/Total Assets X 1 = Aset Lancar Hutang Lancar Total Aset Menurut Adnan M dan Taufiq M (2001), rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Modal kerja bersih yang negatif kemungkinan besar

33 akan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban tersebut. Sebaliknya, perusahaan dengan modal kerja bersih yang bernilai positif jarang sekali menghadapi kesulitan dalam melunasi kewajibannya. b. Retained Earning/Total Assets X 2 = Laba Ditahan Total Aset Menurut Adnan M dan Taufiq M (2001), rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan. Dengan kata lain, laba ditahan menunjukkan berapa banyak pendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham. Perubahan laba ditahan terjadi dikarenakan pemegang saham biasa mengizinkan perusahaan untuk menginvestasikan kembali laba yang tidak didistribusikan sebagai dividen. c. Earning Before Interest and Taxes/Total Assets X 3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak Total Aset Menurut Adnan M dan Taufiq M (2001), rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak.

34 d. Book Value of Equity/Book Value of Total Debt X 4 = Nilai Buku Ekuitas Nilai Buku Total Hutang Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibankewajibannya dari modal sendiri. 3.4 Metode Analisis Data 1. Analisis model CAMEL Pada tahap awal penilaian tingkat kesehatan suatu bank dilakukan dengan kuantifikasi atas komponen dari masing-masing faktor CAMEL. Hasil dari rasio-rasio keuangan yang mewakili tiap faktor dikonversi menjadi nilai kredit. Kemudian, nilai kredit akan dikalikan dengan bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan suatu bank. Tabel 3.5 Faktor Penilaian dan Bobot Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Faktor Komponen Bobot 1. Permodalan Rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut resiko 2. Kualitas a. Rasio aktiva produktif yang Aktiva diklasifikasikan terhadap total Produktif aktiva produktif b. Rasio PPAP terhadap PPAPWD 3. Manajemen a. Manajemen Umum b. Manajemen Risiko 4. Rentabilitas a. Rasio laba terhadap total aset b. Rasio biaya terhadap pendapatan operasional 5. Likuiditas a. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima sumber: Booklet Perbankan Indonesia 2014 30% 25% 5% 10% 10% 5% 5% 5% 5%

35 Selanjutnya, penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan menjumlahkan seluruh komponen yang dinyatakan dalam nilai kredit antara 0 sampai dengan 100. Tingkat kesehatan BPR dibagi dalam empat kategori, yaitu: 1. Sehat, nilai 81 sampai dengan 100 2. Cukup sehat, nilai 66 sampai dengan kurang dari 81 3. Kurang sehat, nilai 51 sampai dengan kurang dari 66 4. Tidak sehat, 0 sampai dengan kurang dari 51. 2. Analisis Altman Z -score Menghitung rasio keuangan yang menjadi proxy dari variabel X 1, X 2, X 3, dan X 4. Setelah diketahui nilai-nilai rasio keuangan kemudian dihitung ke dalam persamaan diskriminan model Altman sebagai berikut: Z = 6.56 X 1 + 3.26 X 2 + 6.72 X 3 + 1.05 X 4 Keterangan: Z X 1 X 2 X 3 X 4 = nilai Z-score = net working capital/total asset ratio = retained earnign/total asset ratio = earning before interest and tax/total asset ratio = book value of equity/book value of debt ratio Klasifikasi perusahaan yang diprediksi akan mengalami kegagalan usaha didasarkan pada nilai Z -score, yaitu: a. Z -score kurang dari 1,10 (distress zone). b. Z -score 1,10 sampai dengan 2,60 (grey zone). c. Z -score lebih dari 2,60 (safe zone).