Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

dokumen-dokumen yang mirip
Dovan Julinur Rahsyaputra Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Michael Ricy Sambora Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

ABSTRAK. Kata kunci : Penerapan, Berbasis Masalah (problem based learning), Hasil Belajar, Sosiologi

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

Dita Agnes Dekasari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dian Ayu Natalia. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

Kurnia Anandita Widyaningrum Program Studi Pendidikan-Sosiologi Antropologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Merisa Aria Utama. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS IV SD

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Shinta Arwidya Pendidikan Sosiologi Antropologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION. Siswandi

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

Ilmu Pendidikan,Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Endah Rahmani Sunardi Emy Wuryani. Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmun Pendidikan Universias Kristen Satya Wacana

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY YANG MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Fatimah Abubakar*

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT

Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif, Make A Match, pretasi belajar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Volume 4 Nomer 2 Desember 2017

PROSIDING ISBN :

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNINGUNTUKMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELASX-9 SMA NEGERI EBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

*Korespondensi, tel : ,

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

BAB III METODE PENELITIAN

Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non-Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 1 Bireun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETIC (VAK) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 ABEAN

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Model Kooperatif GI Berbasis Outdoor Study Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK IN THE DRAW

Alit Verfitasari Aryaningrum Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret. Abstrak

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN SISWA SEKOLAH DASAR

Taofikoh NIP MTs Negeri Kendal

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

* Keperluan korespondensi, tel/fax : ,

Eti Rahmawati. Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPS, Model Kooperatif Tipe Jigsaw, Media Visual.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Reni Rasyita Sari. K8411060. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2015. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI IIS 5 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IIS 5 SMA Negeri 1 Karanganyar yang terdiri dari 33 siswa. Sumber data pada penelitian ini adalah guru dan siswa. Teknik pengumpulan data utama pada penelitian ini adalah observasi dan tes, selain itu teknik pengumpulan data pendukung adalah wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa baik kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil evaluasi siklus I menunjukkan rata-rata hasil belajar kognitif siswa 80,30 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85,15. Hasil belajar afektif pada siklus I menunjukkan persentase sebesar 76% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 97%. Sedangkan hasil belajar psikomotorik pada siklus I menunjukkan persentase sebesar 76% menjadi 94% pada siklus II pada aspek kemampuan siswa dalam melakukan strategi penyelesaian dalam, dan pada penilaian dalam mengumpulkan tugas tepat waktu mengalami peningkatan sebesar 70% pada siklus I menjadi 88% pada siklus II. Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sosiologi kelas XI IIS 5 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015. Kata Kunci : pembelajaran kooperatif, group investigation, diskusi kelompok, hasil belajar.

PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peran penting dalam mewujudkan apa yang menjadi tujuan suatu bangsa. Melalui pendidikan tercipta sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang senantiasa turut andil dalam mewujudkan pembangunan sosial. Maka diperlukan adanya perhatian khusus pada bidang pendidikan guna memperbaiki kualitas dan mutu pendidikan itu sendiri, baik mengacu pada proses maupun pada hasil. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan informal, pendidikan non formal, dan pendidikan formal. Pendidikan informal merupakan jalur pendidikan yang didapatkan dari keluarga dan lingkungan, pendidikan nonformal merupakan jalur pendidikan yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, dan pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan formal di sekolah diwujudkan dengan adanya suatu pembelajaran, di mana dalam pelaksanaannya diatur dalam suatu kurikulum yang telah ditetapkan. Menurut Undang-Undang sistem pendidikan nasional Nomor 2003 bab I pasal 1 butir 19 menyatakan bahwa : Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana serta pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya kurikulum yang ditetapkan, diharapkan pembelajaran menjadi terarah karena membutuhkan suatu perencanaan, strategi, peraturan, dan

pertimbangan yang bertujuan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam mewujudkan tujuannya diharapkan pembelajaran di sekolah mampu menerapkan metode pembelajaran berbasis Student Center Learning atau pembelajaran yang berpusat pada siswa. Namun pada kenyataannya ditemui kondisi guru yang dalam hal ini sebagai pendidik, belum mampu menyesuaikan proses pembelajaran dengan apa yang diharapkan oleh kurikulum pendidikan yang berlaku. Subjek penelitian ini adalah kelas XI IIS 5 SMA Negeri 1 Karanganyar yang terdiri dari siswa yang heterogen, dengan karakteristik yang berbeda-beda. Adapun jumlah siswa yaitu 33 siswa dengan rincian 22 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada tanggal 12 dan 13 Februari kelas XI IIS 5 memiliki beberapa permasalahan. Permasalahan yang dihadapi tersebut berdampak cukup serius pada hasil pembelajaran sosiologi siswa yang masih tergolong rendah. Pernyataan tersebut dibuktikan dari hasil tes pra tindakan yang telah dilaksanakan, bahwa dari 33 siswa belum ada siswa yang nilainya mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 75,00, sedangkan rata-rata hasil belajar yang di dapatkan oleh kelas XI IIS 5 pada tes pra tindakan adalah 45,75. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Sosiologi, memang kelas XI IIS 5 berbeda dengan kelas yang lain pada tingkat pemahaman pelajaran. Guru sebenarnya juga menyadari akan masalah-masalah tersebut, guru sebenarnya sudah berupaya untuk membuat pembelajaran lebih menarik, seperti penggunaan media LCD dengan slide Powerpoint yang terkadang juga disertai gambar sebagai ilustrasi atau contoh, pengadaan diskusi dan presentasi kelompok namun dengan cara-cara tersebut dirasa hasilnya kurang maksimal. Guru menginginkan agar terjadi suatu perubahan dalam pembelajaran. Diharapkan kelas XI IIS 5 pada mata pelajaran sosiologi

ada peningkatan hasil belajar, setidaknya agar tidak begitu tertinggal dari kelas XI yang lain. Untuk itu guru bersama peneliti berupaya mencari solusi dari permasalahan-permasalahan di atas. Dari hasil refleksi diperoleh adanya kesimpulan yang menyatakan bahwa perlu untuk dilakukan adanya suatu perubahan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IIS 5 pada mata pelajaran Sosiologi. Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan guru bersama peneliti, dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran dan juga mencarikan solusi untuk permasalahan yang ada maka perlu diadakannya PTK. Model pembelajaran yang dianggap tepat untuk memperbaiki pembelajaran Sosiologi di kelas XI IIS 5 adalah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Diharapkan para siswa dapat terlibat aktif dalam berkelompok dengan bersama-sama menentukan topik permasalahan yang akan diangkat, melakukan penyelidikan, mengidentifikasi permasalahan, sampai kemudian membuat laporan, hingga pada akhirnya mereka dapat mempresentasikan hasil investigasi kelompok yang telah mereka kerjakan bersama-sama. Dengan demikian terbentuknya pembagian kelompok investigasi tersebut, antara kelompok satu dengan kelompok yang lain akan saling bertukar ide dan gagasan. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa tersebut, maka perlu dilaksanakan tindakan perbaikan berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran dengan perumusan judul penulisan sebagai berikut : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi Kelas XI IIS 5 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015. METODE PENELITIAN Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS 5 SMA Negeri 1 Karanganyar yakni pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan, dengan karakter dan kemampuan akademik siswa yang beragam.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini didapatkan dari berbagai sumber antara lain data dari sekolah, guru pengajar sosiologi kelas XI IIS 5, siswa kelas XI IIS 5, dan segala peristiwa selama kegiatan belajar mengajar sosiologi ketika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu dengan membandingkan ratarata nilai sosiologi yang didasarkan pada nilai KKM pada saat kondisi pra tindakan dengan setelah dilakukannya tindakan secara kualitatif. Sedangkan analisis data pengamatan ranah afektif dan psikomotorik siswa dilakukan dengan membandingkan kekurangan dan kelebihan selama proses pra tindakan dan tindakan berlangsung. Hasil analisis ini menjadi bahan untuk menyusun rencana dalam memperbaiki pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya. Indikator kinerja penelitian ini didasarkan pada pertimbangan dan keyakinan peneliti bersama guru bahwa kelas XI IIS 5 akan mampu mencapai batas nilai KKM, dan hasil belajarnya tidak tertinggal seperti kelas yang lainnya. Berikut adalah indikator capaian dalam penelitian PTK ini : Aspek yang Diukur Persentas e Siswa yang Ditargetk an Cara Menguku Kognitif 70% Diukur dari hasil tes formatif, siswa tersebut dianggap lulus dari batas nilai KKM Afektif 70% Diamati pada saat proses pembelaja ran berlangsu ng Psikomoto rik 70% Diamati pada saat proses pembelaja ran berlangsu ng Hasil belajar kognitif siswa yang mencapai KKM 70% diukur dari hasil tes dimana siswa tersebut r

lulus dari batas nilai KKM, diharapkan rata-rata kelas 80. Sedangkan hasil pengamatan ranah afektif dan psikomotorik diharapkan 70% dari rata-rata kelasnya. SIKLUS I Perencanaan Peneliti dan guru menyepakati untuk pelaksanaan tindakan siklus I yang dilaksanakan selama 4 kali pertemuan. Peneliti dengan guru mempersiapkan silabus, menyusun RPP, mendiskusikan skenario perencanaan pembelajaran yaitu dengan mempelajari materi. Pelaksanaan Tahap ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan. Pada siklus pertama ini penelitian dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2015, 27 Februari 2015, 5 Maret 2015 dan 6 Maret 2015. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam 3 x 45 menit. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendalaman materi dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Observasi Berdasarkan hasil tes evaluasi pada siklus 1 terdapat 21 siswa (64%) siswa yang tuntas dan 12 siswa (36%) siswa yang belum tuntas. Nilai ratarata yang diperoleh pada siklus pertama adalah 85,15, sedangkan rata-rata pada tahap pra tindakan adalah 45,75. Pada ranah afektif persentase ketuntasan siswa adalah 76%, dan pada ranah psikomotorik 76% pada aspek strategi penyelesaian dan 70% pada aspek kemampuan mengumpulkan tugas tepat waktu. Refleksi Kekurangan pada pelaksanaan tindakan siklus I ini disadari pula oleh guru. Berikut ini adalah kelemahan atau kekurangan yang ditemukan dari guru : 1) Guru kurang tepat waktu pada saat masuk kelas, sehingga menimbulkan kegaduhan pada suasana kelas 2) Penyampaian materi oleh guru terlalu cepat sehingga siswa kurang dapat menerima pembelajaran 3) Pada saat proses tanya jawab presentasi, guru terlalu panjang menjelaskan sehingga memakan banyak waktu yang tersedia.

4) Guru kurang disiplin dalam menegur siswa yang ramai, menurut guru hal itu merupakan hal biasa pada saat proses diskusi. Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan sebagai berikut : 1) Siswa masih belum mengerti terkait model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation sehingga saat diskusi, guru hasrus berkali-kali menjelaskan. 2) Siswa masih ada yang bermain handphone dan bermain game di laptop 3) Saat berdiskusi masih banyak ditemui siswa yang mengobrol dan bercanda dengan temannya 4) Pada saat proses pembagian kelompok siswa masih terkesan gaduh 5) Pada saat proses evaluasi, siswa merasa kekurangan waktu dalam menyelesaikan soal SIKLUS II Perencanaan Setelah mengetahui hasil dari siklus I, guru dan peneliti melakukan analisis untuk siklus berikutnya dengan mempertimbangkan kelemahan dan kelebihannya. Hasil dari siklus I belum mencapai indikator capaian, sehingga perlu adanya siklus II, yang akan dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan seperti pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan Tahap ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan. Pada siklus II ini penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 April 2015, 9 April 2015, 22 April 2015, dan 23 April 2015. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 x 45 menit. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendalaman materi dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Observasi Berdasarkan hasil tes evaluasi yang diadakan pada 23 April 2015, hasil belajar siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Pada siklus I diperoleh rata-rata sebesar 80,30 dan pada siklus II ini

meningkat menjadi 85,75. Pada ranah afektif persentase ketuntasan siswa pada siklus II adalah 97%, dan pada ranah psikomotorik 94% pada aspek strategi penyelesaian dan 88% pada aspek kemampuan mengumpulkan tugas tepat waktu. Refleksi Dilihat dari segi hasil belajar siswa yang sudah tuntas KKM yaitu 28 siswa (85%) sedangkan yang belum tuntas KKM yaitu 5 siswa (15%). Menurut indikator capaian, pada siklus dua sudah melebihi batas yakni 70% dengan rata-rata 85,75. Kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus pertama sudah diperbaiki pada siklus kedua ini. Sehingga peneliti dan guru sepakat untuk tidak memerlukan lagi siklus berikutnya. REVIEW LITERATUR Pembelajaran merupakan suatu aktivitas di mana terjadinya proses interaksi antara siswa dengan guru, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan bantuan media pelajaran dan fasilitas untuk menunjang proses tersebut. Menurut Agus Supriyono (2009 : 13) Berdasarkan makna leaksikal pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensial istilah ini dengan pengajaran adalah tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, siswa belajar, sementara pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Dalam pengertian tersebut pembelajaran merupakan proses mempelajari, mempelajari diartikan sebagai upaya untuk mengatur dan mengorganisir kondisi belajar siswa. Sedangkan model pembelajaran merupakan strategi atau cara yang ditempuh oleh guru untuk menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan mendukung proses belajar demi tercapainya proses belajar. Salah satu model pembelajaran tersebut yaitu pembelajaran kooperatif, dimana guru bertindak sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya. Bentuk-bentuk assesment oleh

sesama peserta didik digunakan untuk melihat hasil prosesnya. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah tipe Group Investigation atau yang lebih dikenal sebagai grup investigasi, tipe ini merupakan tipe pembelajaran yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi. Model ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Penerapan penelitian kelompok ini guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota empat sampai lima orang siswa yang heterogen. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Tahap kegiatan yang dilakukan dalam penelitian kelompok yaitu : pemilihan topik, perencanaan kooperatif, implementasi, analisis, sintesis, dan presentasi hasil final. Siswa belajar dengan berbagai sumber belajar baik di dalam atau pun di luar sekolah, setelah proses pelaksanaan belajar selesai mereka menganalisis, menyimpulkan, dan membuat kesimpulan untuk mempresentasikan hasil belajar mereka di depan kelas. Hasil belajar menurut Agus Suprijono (2011 : 5) adalah pola-pola perubahan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap apresiasi dan keterampilan. Jadi dalam aktivitas belajar, hasil merupakan perubahan yang di dapatkan yang menyangkut aspek nilai, pengertian, sikap, apresiasi, dan keterampilan. Jadi, hasil belajar merupakan suatu bentuk perubahan, perubahan yang terjadi dapat berupa pada nilai, pengertian, sikap, apresiasi, dan juga keterampilan. Hasil belajar di sekolah ditentukan oleh indikator capaian KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimum, KKM yang ditetapkan oleh SMA Negeri 1 Karanganyar adalah 75,00, sehingga setiap siswa dinyatakan tuntas dalam belajar apabila memenuhi nilai lebih atau sama dengan 75,00, sedangkan apabila mendapatkan nilai dibawah

75,00 maka siswa tersebut dinyatakan belum tuntas. e Rata-rata 45,75 80,30 85,15 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan indikator ketercapaian yang telah ditetapkan dalam penelitian, maka hasil penelitian dinyatakan berhasil. Berikut ini merupakan capaian penelitian mulai dari tahap pra tindakan, siklus I, dan siklus II : Kriteria Pra Tindaka Siklu s I Siklu s II n Tuntas 0 21 28 KKM Persentas 0% 64% 85% e Belum 33 12 5 Tuntas KKM Persentas 100% 36% 15% Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari segi kognitif, Setelah dilaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada kelas XI IIS 5 SMA Negeri 1 Karanganyar hasil belajar siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation menjadikan siswa dituntut aktif dalam belajar secara berkelompok selama proses pembelajaran, siswa dapat saling berdiskusi, menyampaikan pendapat di depan kelas, dan dapat saling bertukar pikiran antara satu dengan yang lain. KESIMPULAN DAN SARAN afektif, psikomotorik pada siswa kelas XI IIS 5 SMA Negeri 1 Karanganyar. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa baik kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil evaluasi siklus I

menunjukkan rata-rata hasil belajar kognitif siswa 80,30 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85,15. Hasil belajar afektif pada siklus I menunjukkan persentase sebesar 76% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 97%. Sedangkan hasil belajar psikomotorik pada siklus I menunjukkan persentase sebesar 76% menjadi 94% pada siklus II pada aspek kemampuan siswa dalam melakukan strategi penyelesaian dalam, dan pada penilaian dalam mengumpulkan tugas tepat waktu mengalami peningkatan sebesar 70% pada siklus I menjadi 88% pada siklus II. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran oleh peneliti sebagai berikut : 1. Bagi Guru a. Hendaknya model pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan materi pokok yang diajarkan b. Guru sebaiknya harus lebih matang dalam mempersiapkan diri sebelum proses pembelajaran berlangsung. c. Guru lebih sering melakukan diskusi dengan siswa dengan cara mengubah pembelajaran teacher center ke student center. 2. Bagi Siswa a. Siswa hendaknya dapat lebih disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran, tidak membolos saat mata pelajaran Sosiologi berlangsung, dan menaati tata tertib sekolah. b. Siswa hendaknya memberikan peran aktif dalam proses pembelajaran, tidak malu untuk bertanya mengenai apa yang belum dipahami maupun berani dalam menyampaikan pendapat. 3. Bagi Sekolah a. Sekolah sebaiknya memberikan fasilitas yang lengkap sehingga memudahkan akses mobile sebagai sarana perbaikan pembelajaran.

b. Sekolah sebaiknya pembelajaran yang lebih menerapkan kebijakan bervariatif dan inovatif. kepada semua guru untuk c. Sekolah untuk lebih menerapkan model meningkatkan kedisiplinan dan tata tertib siswa. DAFTAR PUSTAKA Asep Jihad, Abdul Haris. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Jogja : Multi Pressindo Dimyati, Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Hamdani (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Pelajar Isjoni. (2012). Pembelajaran Kooperatif (Meningkatkan Kecerdasan Antar Peserta Didik). Yogyakarta : Pustaka Pelajar Isjoni. (2013). Cooperative Learning (Efektivitas Pembelajaran Kelompok). Bandung : Alfabeta Joice, Bruce. (2009). Models Of Teaching. Jogjakarta : Pustaka Pelajar. Madya Suwarsih. (2009). Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung : Alfabeta Mulyasa. (2013). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya Purwanto, Ngalim. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Sudjana. (2011). Media Pengajaran, Bandung : Sinar Baru Suharsimi, Arikunto (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Sukarno. (2009). Penelitian Tindakan Kelas (Prinsipprinsip dasar, konsep, dan implementasinya). Surakarta : Media Perkasa Sumadyo, Samsu. (2013). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta : Graha Ilmu Suprijono, Agus. (2013). Cooperative Learning (Teori & Aplikasi Paikem). Yogyakarta : Pustaka Pelajar Tirtaharja, Umar. (2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta Kurikulum 2013. Diperoleh 26 Maret 2015 dari m.wikipedia.org/wiki/kurikulum_20 13 Modul Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003