BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Kebakkramat pada semester genap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sutama (2015:43) penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian No. Kegiatan Bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMP se-kecamatan Bajawa Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

METODE PENELITIAN. penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Data Nilai Ulangan Semester I Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen digunakan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

III. METODE PENELITIAN. (variabel yang akan diuji) yaitu dengan metode pembelajaran Smart Solution,

ANALISIS VARIANSI DUA JALAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peningkatan penguasaan

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. design. Pre- Experimental Designs (non designs) belum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAAN. mengetahui pengaruh yang muncul. Dalam penelitian ini penulis melakukan

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMAN 2 Kuok Kecamatan Kuok

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karanganyar pada kelas XI IPA semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 bulan Januari Juni 2016 dengan jadwal kegiatan disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Kegiatan Pengajuan Judul Penyusunan Proposal Penelitian Pengajuan Proposal Penelitian Seminar Proposal Permohonan Izin Penyusunan dan Uji Instrumen Pengambilan Data Analisis Data Penyusunan Laporan Bulan Jan Feb Mar April Mei Juni B.Model Penelitian 1. Rancangan penelitian Model yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran Group Investigation dan Problem Solving terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, kemampuan matematik terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan 40

42 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, dan interaksi pembelajaran kimia menggunakan model pembelajaran Group Investigation dan Problem Solving dengan kemampuan matematik terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Penelitian ini menggunakan anava dua jalam dengan rancangan faktorial 2 x 3. Rancangan ini menggunakan 2 kelompok subyek, yaitu kelompok pertama sebagai kelas eksperimen I dan kelompok kedua sebagai kelas eksperimen II. Pada penelitian ini juga menggunakan kelas kontrol sebagai pembanding. Rancangan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2 Tabel 3.2. Rancangan Penelitian Desain Faktorial 2 x 3 Kelas Eksperimen 1 Eksperimen 2 Model Pembelajaran Group Investigation dengan LKS (A 2 ) Problem Solving dengan LKS (A 3 ) Kemampuan Matematik Tinggi (B 1 ) Sedang (B 2 ) Rendah (B 3 ) A 1 B 1 A 1 B 2 A 1 B3 A 2 B 1 A 2 B 2 A 2 B 3 Keterangan : A 1 A 2 B 1 B 2 B 3 : Pengajaran model Group Investigation (GI) dengan LKS. : Pengajaran model Problem Solving terbimbing dengan LKS. : Kemampuan matematik tinggi. : Kemampuan matematik sedang. : Kemampuan matematik rendah. A 1 B 1 : Pengajaran model Group Investigation (GI) pada siswa yang memiliki kemampuan matematik tinggi. A 1 B 2 : Pengajaran model Group Investigation (GI) pada siswa yang memiliki kemampuan matematik sedang. A 1 B 3 : Pengajaran model Group Investigation (GI) pada siswa yang memiliki kemampuan matematik rendah.

A 2 B 1 : Pengajaran model Problem Solving terbimbing pada siswa yang memiliki kemampuan matematik tinggi. A 2 B 2 : Pengajaran model Problem Solving terbimbing pada siswa yang memiliki kemampuan matematik sedang. A 2 B 3 : Pengajaran model Problem Solving terbimbing pada siswa yang memiliki kemampuan matematik rendah. 2. Prosedur Penelitian berikut : Pelaksanaan dilakukan dalam beberapa tahap, dengan urutan sebagai a. Melakukan observasi pada kelas XI IPA SMA Negeri 1 Karanganyar meliputi objek penelitian yang akan digunakan dan pembelajaran yang ada. b. Melakukan uji coba/tryout soal test pengetahuan dan kemampuan matematik. c. Menentukan dua kelas untuk dijadikan sampel penelitian dan satu kelas sebagai kontrol secara random. d. Memberikan tes kemampuan matematik pada siswa untuk mengetahui seberapa besar kemampuan matematik masing-masing siswa. e. Memberikan perlakuan A 1 berupa penggunaan model pembelajaran Group Investigation pada kelas eksperimen 1, perlakuan A 2 berupa penggunaan model pembelajaran Problem Solving terbimbing pada kelas eksperimen 2. f. Memberikan test akhir pada kelas kontrol, eksperimen 1 dan eksperimen 2 untuk mengukur prestasi pengetahuan. g. Memberikan angket sikap siswa untuk diisi oleh siswa. h. Mengolah dan menganalisis data penelitian pada kelompok eksperimen 1 dan pada kelompok eksperimen 2. i. Menarik kesimpulan. 43

44 C.Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA Semester 2 (genap) SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Sampel Sampel pada penelitian ini adalah tiga kelas XI IPA yaitu kelas XI IPA 1, XI IPA 8 dan XI IPA 9. Kelas XI IPA 8 sebagai kelas eksperimen 1 yang diberi perlakuan model pembelajaran Group Investigation dengan disertai LKS. Kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen 2 yang diberi perlakuan model pembelajaran Problem Solving terbimbing dengan disertai LKS. Kelas XI IPA 9 sebagai kelas kontrol. D.Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Sembilan kelas menjadi populasi diuji homogenitas terlebih dahulu. Kelas yang homogen kemudian dipilih secara acak sebanyak tiga kelas yang dijadikan sebagai samapel dalam penelitian. Kelas-kelas yang telah dipilih sebagai sampel kemudian ditetapkan sebagai kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol. Populasi kelas XI IPA SMA Negeri 1 Karanganyar yang menjadi populasi penelitian meliputi kelas XI IPA 1 samapai kelas XI IPA 9. Hasil uji homogenitas selengkapnya pada Lampiran 45. Hasil rangkumannya dari uji homogenitas tersaji dalam Tabel 3.3. Tabel 3.3. Hasil Uji Homogenitas Parameter Signifikansi Keterangan Nilai Ujian Akhir 0,486 Homogen Semester Ganjil Kelas kelas yang homogen adalah kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4, XI IPA 5, XI IPA 6, XI IPA 7, XI IPA 8, dan XI IPA 9. Dari kelas-

45 kelas yang homogen kemudian dipilih secara acak yaitu kelas XI IPA 8 sebagai kelas eksperimen 1 yang akan diberi perlakuan model pembelajaran Group Investigation dengan LKS, kemudian kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen 2 yang akan diberi perlakuan model pembelajaran Problem Solving terbimbing dan kelas XI IPA 9 sebagai kelas kontrol. E.Variabel Penelitian Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian dan jika diukur memiliki variasi, sehingga dapat dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Setyosari, 2013). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel terikat, variabel moderator. 1. Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati (Setyosari, 2013:140). Variabel bebas dalam penelitian adalah model pembelajaran. a. Definisi Konseptual Model Group Investigation (GI) merupakan model pembelajaran kooperatif yang menekankan pengumpulan data, penguasaan dan analisis terhadap informasi yang diperoleh dari berbagai sumber belajar yang dilakukan secara berkelompok dan Problem Soving menekankan pada siswa untuk dapat memecahkan masalah secara berkelompok. b. Definisi Operasional Model Group Investigation (GI) dan Problem Solving terbimbing melibatkan keterlibatan siswa dalam kelompok terhadap suatu permasalahan yang harus dipecahkan terhadap materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sehingga siswa dapat memahami materi tersebut berdasarkan penelusuran yang mereka lakukan bersama dengan kelompok.

46 Pada model Group Investigation (GI) dan Problem Solving terbimbing ini digunakan media LKS untuk membantu proses belajar siswa agar lebih terfokus karena terdapat materi dan soal yang membantu siswa memahami materi. 2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas (Setyosari, 2013: 141). Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar kimia siswa kelas XI IPA semester genap pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. a. Definisi Konseptual Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai dari suatu usaha dalam mengikuti pendidikan atau latihan tertentu yang hasilnya dapat ditentukan dengan memberikan tes pada akhir pembelajaran. b. Definisi Operasional Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh sebagai akibat dari aktivitas selama mengikuti pelajaran kimia kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan menggunakan model Group Investigation dan Problem Solving dilengkapi media LKS yang mengakibatkan perubahan pada diri siswa yang dilambangkan dalam bentuk nilai. Prestasi belajar siswa yang diukur dalam penelitian ini berupa aspek kognitif. 3. Variabel Moderator Variabel moderator merupakan faktor-faktor atau aspek-aspek yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (Setyosari, 2013). Variabel ini dapat mempengaruhi (bisa memperkuat ataupun memperlemah) variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel moderator adalah kemampuan matematik.

47 a. Definisi Konseptual Kemampuan matematik menurut Kovas (2007) yaitu kemampuan dalam pengoperasian angka (operasi penjumlahan dan pengurangan, operasi perkalian, pembagian dan perbandingan) dan juga proses aljabar yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan hitungan. Komponen yang digunakan yaitu kemampuan dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan, operasi perkalian dan pembagian, pengubahan bilangan, operasi logaritma, dan kesebandingan. b. Definisi Operasional Kemampuan dalam mengoperasikan angka dalam penyelesaian masalah perhitungan.pada penelitian ini kemampuan matematik dikategorikan menjadi tiga yaitu kemampuan matematik tinggi, sedang dan rendah. Kategori pengelompokkan tersebut berdasarkan pada penentuan panjang kelas interval (p) dengan rumus : Rentang = skor maksimal skor minimal = (1 x 17) (0 x 17) = 17 Banyak kelas = 3 (tinggi, sedang, rendah) Selanjutnya diperoleh nilai p = = 6 dibulatkan, dari nilai panjang kelas interval (p) tersebut, dilakukan pengelompokkan kategori yang disajikan pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Kategori Pengelompokkan Kemampuan Matematik Kategori Interval Rendah 0-5 Sedang 6-11 Tinggi 12-17 1. Sumber Data F.Teknik Pengumpulan Data (Sudjana, 2005:47) Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga macam yaitu angket, tes dan observasi. Untuk mengambil data sikap menggunakan angket,

48 untuk mengambil data kognitif menggunakan metode tes dan observasi untuk data ketrampilan. a. Motode Tes Menurut Sudijono (2003), tes adalah alat ukur atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Sehingga dapat mendeskripsikan satu atau lebih karakteristik seseorang dengan menggunakan standar numeric atau sistem kategori. Metode tes digunakan untuk mendapatkan data nilai prestasi belajar pengetahuan siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan pada kelas XI IPA semester genap tahun ajaran 2015/2016. Selain itu juga terdapat tes kemampuan matematik untuk mengetahui tinggi, sedang, dan rendahnya kemampuan matematik siswa. Tes pengetahuan siswa diberikan sesudah siswa mengikuti pelajaran materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, sementara tes kemampuan matematik diberikan pada awal sebelum siswa menerima materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Tes yang digunakan tes tertulis bentuk pilihan ganda dengan memberi tanda silang pada salah satu jawaban yang benar. b. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan siswa), menyerahkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh siswa. Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah diterapkan sebelumnya. Pengumpulan angket berupa daftar pertanyaan diberikan langsung kepada siswa dan dijawabannya sudah disediakan sehingga siswa tinggal memiloh jawaban yang disediakan. Model angket digunakan untuk penilaian aspek sikap. Penyusunan angket ini menggunakan skala Likert yang biasanya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Pertanyaan dimulai dari yang positif sampai yang negatif. Skor 4 untuk jawaban sangat setuju, 3 untuk jawaban setuju, 2 untuk jawaban tidak setuju, dan 1 untuk jawaban

49 sangat tidak setuju. Sedangkan untuk pertanyaan negatif, 4 untuk jawaban sangat tidak setuju, 3 untuk jawaban tidak setuju, 2 untuk jawaban setuju, dan 1 untuk jawaban sangat setuju. c. Observasi Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Model ini digunakan untuk penilaian aspek keterampilan. Lembar observasi adalah lembar untuk mengobservasi kemunculan aspek yang diamati. Lembar observasi berbentuk skala penilaian. 2. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua macam yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen penilaian. a. Instrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran terdiri atas tiga macam yaitu silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan LKS. 1) Silabus Silabus yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari sekolah yang dikembangkan dan disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) penelitian. Silabus yang digunakan pada penelitian ini adalah silabus yang berdasarkan kurikulum 2013 dan telah tersedia pada salinan lampiran permendikbud nomor 59. Silabus tidak melalui uji validitas isi, karena secara langsung sudah tervalidasi. 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh peneliti dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran dapat terstruktur dengan baik. RPP yang digunakan pada penelitian ini diuji oleh dua orang ahli dengan memberikan skor 1 (satu) sampai 4 (empat) terhadap item yang dinilai. Keterangan skor diuraikan sebagai berikut: 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik dan 4 = Sangat baik

50 Untuk menentukan kelayakan RPP menggunakan rumus Ali (1993: 186) sebagai berikut: P = n/n x 100% Keterangan rumus: P = Persentase skor (%) n = Jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimum. Kriteria penskoran menurut Riduwan (2007:15) sebagai berikut: Angka 0% - 20% = sangat lemah Angka 21% - 40 % = lemah Angka 41% - 60% = cukup Angka 61% - 80 % = kuat Angka 81% - 100% = sangat kuat Jika P >81% maka RPP dapat digunakan sebagai panduan proses belajar- mengajar. 3) LKS LKS ini akan membantu dalam berjalannya proses belajar mengajar dan membantu terlaksannya model pembelajaran yang akan diterapkan. LKS sebagai media pada penelitian diuji oleh dua orang ahli dengan memberikan skor 1 (satu) sampai 4 (empat) terhadap item yang dinilai. Keterangan skor diuraikan sebagai berikut: 1 = item yang dinilai tidak ada atau tidak sesuai 2 = item yang dinilai ada atau sesuai tetapi kurang lengkap 3 = item yang dinilai sudah lengkap atau sesuai tetapi penulisan tidak sesuai EYD 4 = item yang dinilai sudah lengkap atau sesuai dan penulisan sesuai EYD. Untuk menentukan kelayakan LKS menggunakan rumus Ali (1993: 186) sebagai berikut: P = n/n x 100%

51 Keterangan rumus: P = Persentase skor (%) n = Jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimum. Kriteria penskoran menurut Riduwan (2007:15) sebagai berikut: Angka 0% - 20% = sangat lemah Angka 21% - 40 % = lemah Angka 41% - 60% = cukup Angka 61% - 80 % = kuat Angka 81% - 100% = sangat kuat Jika P >80% maka LKS dapat digunakan dalam proses belajarmengajar. b. Instrumen Penilaian Instrumen dalam penelitian terdiri atas instrumen penilaian pengetahuan, sikap dan kemampuan matematik. 1) Instrumen Penilaian Pengetahuan dan Kemampuan Matematik Instrumen yang digunakan dalam penelitian aspek kognitif dan kemampuan matematik berupa tes objektif. Skala penilaian aspek kognitif dan tes kemampuan matematik menggunakan skala 100, dengan penilaian sebagai berikut: Nilai = Sebelum digunakan instrumen penelitian diujicobakan terlebih dahulu untuk menguji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal dan daya pembeda soal. a) Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti yang dikehendaki

52 oleh tujuan pengukuran tersebut. Akurat dalam hal ini berarti tepat dan cermat sehingga apabila tes menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran maka dikatakan sebagai pengukuran yang memiliki validitas rendah (Azwar, 2014 : 8). Dalam penelitian ini, validitas yang diukur adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukuran hasil belajar, yaitu sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar. Isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diujikan (Sudijono, 2008). Untuk dapat mengetahui apakah secara isi, validitas instrumen memenuhi syarat atau tidak digunakan formula Gregory (2007). Formula Gregory adalah sebagai berikut : Content Validity = Dimana, A : jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B : jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan yang relevan menurut panelis II. C : jumlah item yang relevan menurut panelis I dan yang kurang relevan menutut panelis II D : jumlah item yang relevan menurut kedua panelis. Jika CV 0,700 maka analisis dapat dilakukan Pada tahap uji coba instrumen dilakukan dengan soal kognitif dan tes kemampuan matematik sebanyak 30 soal. b) Uji Reliabititas Suatu pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Walaupun istilah reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti konsistensi, keterandalan, keterpercayaan, kestabilan, keajegan, dan sebagainya, namun gagasan pokok yang terkandung dalam konsep

53 reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya. Hasil suatu pengukuran akan dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah (Azwar, 2014 : 7). Suatu instrumen dikatakan reliabel jika indeks reliabelnya > 0,7. Pengujian reliabilitas hendaknya langsung pada butir-butir item tes yang bersangkutan. Hal ini karena, jika dilakukan pembelajaran tes bisa terjadi koefisien relaibilitas tes yang kita peroleh besarnya beda-beda. Pengujian reliabilitas objektif menggunakan rumus KR-20. Penggunaan KR-20 karena apabila suatu tes berisi item-item yang diberi skor dikotomi (1-0) sedangkan jumlah itemnya sendiri tidak begitu banyak, sangat mungkin membagi tes itu menjadi dua bagian tidak menghasilkan bagian yang setara sedangkan membagi tes menjadi lebih dari dua belahan akan mengakibatkan jumlah item dalam setiap belahan terlalu sedikit. Bila dalam setiap belahan hanya berisi sedikit item, komputasi reliabilitasnya tidak dapat menghasilkan estimasi yang cermat (Azwar, 2014 : 75) Rumus KR-20 sebagai berikut : r 11 = [ ] [ ] Keterangan : r 11 n : koefisien reliabilitas tes : banyaknya butir item 1 : bilangan konstan S : varian total p : proporsi siswa yang menjawab item yang benar q : proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1-p) pq : jumlah dari hasil perkalian p dan q

54 Kriteria pengujian : Jika r 11 0,70 maka tes hasil belajar telah memilki reliabilitas yang tinggi Jika r 11 0,70 maka hasil belajar belum memiliki reliabilitas yang tinggi (Sudijono, 2008 : 208-209). c) Uji Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentukindeks. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh, berarti semakin mudah soal tersebut. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut; P = Keterangan : P = indeks kesukaran B = Jumlah jawaban yang benar yang diperoleh siswa dari suatu item JS = Jumlah seluruh siswa Analisis taraf kesukaran butir soal dapat dibantu dengan mengunakan software ITEMAN. Klasifikasi tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut: < 0,30 = soal tergolong sukar 0,30 0,70 = soal tergolong sedang > 0,70 = soal tergolong mudah (Sudijono, 2008). d) Uji daya beda soal Taraf pembeda suatu item adalah taraf sampai dimana jumlah jawaban benar dari siswa. Siswa yang tergolong atas (pandai) berbeda dari siswa yang tergolong kelompok bawah (kurang pandai). Perbedaan jawaban benar dari siswa yang tergolong kelas atas dan bawah disebut

Indeks Diskriminan (ID). Untuk mengetahui daya pembeda digunakan korelasi point biserial dengan rumus sebagai berikut : 55 r pbis = Keterangan : Mp = rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal. Mt = rata-rata skor total. St = standar deviasi skor total p = proporsi siswa yang menjawab benar q = proporsi siswa yang menjawab salah ( q = 1- p) Analisis taraf kesukaran butir soal dapat dibantu dengan mengunakan software ITEMAN dengan memperhatikan point biserial. Kualifikasi daya beda soal adalah sebagai berikut: < 0,20 : jelek 0,20 0,40 : cukup 0,40 0,70 : baik 0,70 1,00 : baik sekali Bertanda negatif : jelek sekali (Sudijono, 2008). 2) Instrumen Penilaian Sikap Instrumen penilaian sikap yang digunakan adalah berupa angket. Jenis angket yang yang digunakan adalah angket tertutup. Pada angket tertutup, pertanyaan atau pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban yang tinggal dipilih oleh responden. Responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (X) atau tanda checklist ( ). Responden tidak bisa memberikan jawaban yang lainnya kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban (Djaali, 2004). Penyusunan angket aspek sikap menggunakan skala Likert yaitu pertanyaan dimulai dari yang positif sampai yang negatif. Skor 4 untuk jawaban sangat setuju, 3 untuk jawaban setuju, 2 untuk jawaban tidak

56 setuju, dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Sedangkan untuk pertanyaan negatif, 4 untuk jawaban sangat tidak setuju, 3 untuk jawaban tidak setuju, 2 untuk jawaban setuju, dan 1 untuk jawaban sangat setuju. Sebelum digunakan untuk mengambil data, angket/instrumen sikap tersebut diuji cobakan terlebih dahulu kepada siswa pada tingkat kelas di atas kelas yang akan dijadikan sampel. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kualitas item angket. a) Uji Validitas Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Seperti halnya dengan instrumen kognitif dan kemampuan matematik, angket sikap juga divalidasi, yaitu segi validasi isi dengan formula Gregory (2007). Content Validity = Dimana, A : jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B : jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan yang relevan menurut panelis II. C : jumlah item yang relevan menurut panelis I dan yang kurang relevan menutut panelis II D : jumlah item yang relevan menurut kedua panelis. Jika CV 0,700 maka analisis dapat dilakukan. b) Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran tersebut dapat memberikan hasil yang tidak beda bila dilakukan kembali kepada subyek yang sama. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan rumus alpha (digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 atau 0 ) yaitu sebagai berikut : r 11 = [ ] [ ]

57 Keterangan : r11 = koefisien reanilitas tes n = banyaknya butir item 1 = bilangan konstan = jumlah variansi butir = varians total (Arikunto, 2006 : 109-110) Kriteria pengujian : Jika r 11 0,07 maka tes hasil belajar telah memiliki reliabilitas yang tinggi. Jika r 11 0,07 maka tes hasil belajar belum memiliki reliabilitas yang tinggi. 3) Instrumen Penilaian Keterampilan Penilaian aspek keterampilan menggunakan metode observasi praktikum. Metode observasi yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan untuk melengkapi pengambilan data dalam aspek keterampilan siswa. Observasi yang dilakukan termasuk observasi sistematis, karena dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan skor penilaian berdasarkan kesuaian deskriptor yang disajikan. a) Uji Validitas Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Seperti halnya dengan instrumen kognitif dan kemampuan matematik, angket sikap juga divalidasi, yaitu segi validasi isi dengan formula Gregory (2007). Content Validity = Dimana, A : jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B : jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan yang relevan menurut panelis II.

58 C : jumlah item yang relevan menurut panelis I dan yang kurang relevan menutut panelis II D : jumlah item yang relevan menurut kedua panelis. Jika CV 0,700 maka analisis dapat dilakukan. G.Teknik Analisa Data Penelitian 1. Uji Prasyarat Analisis Analisis data digunakan untuk mengetahui kebenaran hipotesis diajukan. Penelitian ini menggunakan uji anava, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu normalitas dan homogenitas. a. Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel terdistribusi normal atau tidak. uji normalitas ini dihitung menggunakan software SPSS 21. 1) Prosedur Penentuan Hipotesis: H 0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H 1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal 2) Statistik Uji Statistik uji menggunakan test of normality dengan pendekatan uji liliefors. Ketentuan pengambilan kesimpulan, H 0 diterima ketika signifikansi yang diperoleh > α. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak. Uji homogenitas ini dihitung menggunakan software SPSS 21. 1) Prosedur Penentuan Hipotesis: H 0 : Variansi pada setiap kelompok sama H 1 : Variansi pada setiap kelompok tidak sama 2) Statistik Uji Statistik uji menggunakan test homogenity of variance dengan statistik Based on mean. Ketentuan pengambilan kesimpulan, H 0 diterima

59 ketika signifikansi yang diperoleh > α. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05. 2. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah diajukan diterima atau ditolak. Untuk menguji hipotesis tersebut analisis yang digunakan analisis variansi dua jalan dengan frekuensi isi sel tak sama. Desain faktorial adalah 2 x 3. Tujuan dari analisis variansi dua jalan ini untuk menguji efek baris, kolom, dan efek interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini digunakan Analisis Variansi Dua Jalan dengan isi sel tak sama yang diuji dengan menggunakan software SPSS 21 dengan taraf signifikansi 5 %. Rangkuman analisis variansi dua jalan dengan isi sel tak sama dinyatakan dalam Tabel 3.5. Tabel 3.5. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Sumber JK dk RK F obs F Variansi Baris JKA p-1 RKA Fa F* (A) Kolom JKB q-1 RKB Fb F* (B) Interaksi JKAB (p-1) (q- RKAB Fab F* (AB) 1) Galat JKG N-pq RKG - - Total JKT N -1 - - - Keterangan : F obs adalah harga statistik uji F adalah nilai F yang diperoleh dari tabel 3. Uji Lanjut Anava Apabila setelah pengujian hipotesis ternyata H 0 ditolak, maka dilanjutkan uji lanjut untuk mengetahui perbedaan masing-masing. Akan tetapi, jika pada pengujian hipotesis H 0 diterima maka langkah ini tidak perlu dilakukan.

60 Sebagai tindak lanjut dari analisis variansi dua jalan adalah menggunakan uji Scheffe. Untuk model Schffe pada analisis variansi dua jalan terdapat empat macam komparasi yaitu : a. Komparasi rerata tiap baris Karena dalam penelitian ini hanya terdapat 2 variabel model pembelajaran maka jika H 0A ditolak tidak perlu dilakukan komparasi anava antar baris. Untuk mengetahui model pembelajaran manakah yang lebih baik, cukup dengan membandingkan besarnya rerata marginal dari masing-masing model pembelajaran. Jika rerata marginal dari masingmasing dengan model Group Investigation lebih besar dari rataan marginal untuk pembelajaran kimia dengan model Problem Solving terbimbing berarti melalui pembelajaran dengan model Group Investigation dikatakan lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran kimia dengan model Problem Solving atau sebaliknya. b. Komparasi rerata antar kolom Dalam kasus ini, karena variabel kemampuan hanya mempunyai nilai yang tinggi dan rendah, maka jika H 0A ditolak tidak perlu dilakukan komparasi ganda anava antar kolom. Untuk mengetahui prestasi belajar manakah yang lebih baik antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi atau siswa yang mempunyai kemampuan rendah cukup dengan membandingkan besarnya jumlah rerata dari masing-masing kemampuan matematik. c. Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama F ij = Daerah Kritik DK = { F ij F ij-ik > (pq-1) F ;pq-1,n-pq } d. Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama F ij-ik = Daerah Kritik DK = { F ij F ij-kj > (pq-1) F ;pq-1,n-pq } (Budiyono, 2004)