Prarancangan Pabrik Etilena dari Propana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Prarancangan Pabrik Hidrorengkah Aspal Buton dengan Katalisator Ni/Mo dengan Kapasitas 90,000 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKENA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prancangan Pabrik Styrene dari Ethylbenzen Kapasitas ton/tahun A. LATAR BELAKANG

Butadiena, HCN Senyawa Ni/ P Adiponitril Nilon( Serat, plastik) α Olefin, senyawa Rh/ P Aldehid Plasticizer, peluas

BAB I PENDAHULUAN. Industri bahan intermediate (setengah jadi) di Indonesia sedang

BAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

PROTECTION TAPE ST MORITA INDUSTRIES

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

IDENTIFIKASI SENYAWA HIROKARBON DAN SENYAWA ORGANIK JENUH DAN TIDAK JENUH

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

Perancangan Pabrik Etilen dari Nafta Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah pembangunan industri kimia di Indonesia.

II. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

Prarancangan Pabrik Dodekilbenzena dari Dodeken dan Benzena Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

kimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik 2-Etil Heksanol dari Propilen dan Gas Sintetis Kapasitas Ton/Tahun

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4

Pengolahan Minyak Bumi

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride Monomer dari Ethylene Dichloride dengan Kapasitas Ton/ Tahun. A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

Gambar 4.1. Perbandingan Kuantitas Produk Bio-oil, Gas dan Arang

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Ethyl Chloride dari Ethylene dan Hydrogen Chloride Kapasitas Ton/Tahun

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Addres: Fb: Khayasar ALKANA. Rumus umum alkana: C n H 2n + 2. R (alkil) = C n H 2n + 1

PRARANCANGAN PABRIK ETIL KLORIDA DARI HIDROGEN KLORIDA DAN ETILEN KAPASITAS TON/TAHUN

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Sintesis Biogasoline dari CPO Melalui Reaksi Perengkahan Katalitik pada Fasa Gas

Prarancangan Pabrik Gasoline dari Metanol dengan Fixed Bed MTG Process dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metil Merkaptan dari Metanol dan Hidrogen Sulfida dengan Kapasitas ton /tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kimia yang tidak berwarna dan berbau khas, larut dalam air, alkohol, aseton,

OPTIMASI NILAI GAS ALAM INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol Dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Perkloroetilen dari Propana dan Klorin Kapasitas ton/tahun BAB I

Senyawa Hidrokarbon. Linda Windia Sundarti

Perancangan Pabrik Metil klorida Dengan Proses Hidroklorinasi Metanol Kapasitas Ton/tahun

BAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang

II. DESKRIPSI PROSES

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

APAKAH LUMPUR DI SIDOARJO MENGANDUNG SENYAWA HIDROKARBON?

II. DESKRIPSI PROSES

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang B. Tinjauan Pustaka

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah merupakan tempat sampah

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian pabrik metanol merupakan hal yang sangat menjanjikan dengan alasan:

Pengertian Cracking Perkembangan Catalytic Cracking Reaksi Perengkahan Katalis untuk Cracking Variabel Proses estimasi

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2.

Secara umum tahapan-tahapan proses pembuatan Amoniak dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Prarancangan Pabrik Metilen Klorida dari Metil Klorida dan Klorin Kapasitas Ton/Tahun

II. DESKRIPSI PROSES

kimia K-13 HIDROKARBON II K e l a s A. Alkena Tujuan Pembelajaran

Prarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum mengenal bahan bakar fosil, manusia sudah menggunakan biomassa

Keunikan atom C?? Atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MERUBAH SAMPAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK

Ir. Imam Syafril, MT NIP

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Katalis CaO Terhadap Kuantitas Bio Oil

MODUL SENYAWA KARBON ( Alkohol dan Eter )

Prarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dan Air Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES

BAB II PERANCANGAN PRODUK. : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik,

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

LKS HIDROKARBON. Nama : Kelas/No.Abs :

Prarancangan Pabrik Akrilonitril dari Asetilen dan Asam Sianida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Gasifikasi Batubara Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan Alkana, mahasiswa memahami dan menjelaskan struktur, sifat fisis, kegunaan, dan reaksi-reaksi yang dapat

Dalam pemilihan kapasitas rancangan pabrik DME memerlukan beberapa pertimbangan yang harus dilakukan, antara lain:

I. PENDAHULUAN. Indonesia berpengaruh pada pembangunan di sub-sektor industri.

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKANA

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

SIFAT KIMIA DAN FISIK SENYAWA HIDROKARBON

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Etil Klorida dengan Proses Hidroklorinasi Etanol Kapasitas Ton/Tahun

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

II. DESKRIPSI PROSES. MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Cyclohexane Proses Hidrogenasi Benzene Kapasitas Ton / Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Monoethylamin dari Ethanol dan Amoniak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama penyebab meningkatnya kebutuhan energi dunia. Berbagai jenis

Turunan formaldehyde, yaitu n-methylol digunakan untuk memproduksi

Harry Rachmadi (12/329784/TK/39050) ` 1 Zulfikar Pangestu (12/333834/TK/40176) Asia/Pasific North America Wesern Europe Other Regions 23% 33% 16% 28%

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Metanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur dengan air, alkohol alkohol

BAB III PROSES PEMBAKARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Etilena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus kimia C 2 H 4. Senyawa ini memiliki nama IUPAC ethene, dan dikenal juga dengan nama elayl, acetene, bicarburetted hydrogen, olefiant gas, refrigerant gas R1150. Senyawa ini memiliki titik beku -169,15 o C dan titik didih -103,77 o C. Pada suhu kamar dan kondisi atmosferis senyawa ini berbentuk gas yang berbahaya dan mudah terbakar, oleh karenanya etilen biasa disimpan pada tekanan tinggi atau suhu rendah dengan fasa cair. Sifat senyawa etilen yang reaktif menjadikan etilen sebagai senyawa yang penting dalam perindustrian. Reaksi-reaksi pada etilen diantaranya reaksi polimerisasi, oksidasi, halogenasi, dan oligomerasi. Reaksi polimerasi etilen akan menghasilkan low density polyethylene (LDPE), linear low density polyethylene (LLDPE), dan high density polyethylene (HDPE) sesuai dengan kondisi reaksinya. Saat ini produsen etilen terbesar di Indonesia adalah PT. Chandra Asri dengan kapasitas produksi mencapai 600.000 ton/tahun. Sebagian besar produk etilen pabrik tersebut dikonversi menjadi polietilen jenis HDPE dan LLDPE, dan styrene monomer, sedangkan sebagian kecil dijual kepada pelanggan industri domestik melalui pipa dan sebagian lainnya dijual di pasar spot. Penggunaan etilen lainnya adalah sebagai bahan dasar ethylene oxide, ethylene dichloride, ethyl benzene, alkohol, olefin, asetaldehid, dan vynilacetate yang kemudian dijadikan produk akhir berupa detergent, antifreeze, polyester, plastik, maupun pipa. Penggunaan etilen yang luas menjadikan senyawa ini sebagai senyawa yang penting bagi siklus perekonomian maupun energi. Keberadaan senyawa ini dijadikan barometer bagi keberlangsungan industri petrokimia. Oleh karenanya pendirian pabrik 1

penghasil senyawa etilen dengan efisiensi tinggi dan proses yang efektif baik secara ekonomi maupun teknis sangat diperlukan. Gambar 1. Pohon Industri Petrokimia Berbasis Etilen Sumber: Edelweiss, 2010 1. Pemilihan Proses Senyawa etilen secara alami diproduksi oleh tumbuhan sebagai hormon yang menstimulasi pematangan buah. Namun dalam skala besar etilen diproduksi dengan proses-proses berikut: a. Dehidrogenasi Alkohol Proses produksi etilen dengan dehidrasi alkohol dapat digambarkan dengan persamaan reaksi berikut: C 2 H 5 OH C 2 H 4 + H 2 O (1) Reaksi terjadi dengan bantuan katalisator alumina aktif dan asam fosfat. Pembentukan eter terjadi pada suhu 230 o C sedangkan pada suhu 300-400 o C diperoleh etilen dengan kandungan eter minimum. Hasil etilen dapat mencapai 94-99% dari nilai teoritis tergantung pada proses yang 2

dipakai. Proses ini berkembang dalam skala kecil di Eropa, Amerika, dan Australia pada tahun 60-an, sebelum akhirnya berkembang pabrik etilen yang lebih murah dengan bahan baku hidrokarbon. Produksi etilen dengan dehidrasi etanol kini juga dikembangkan di Brazil pada pabrik bioetanol dari tetes tebu. Yield etilen yang tinggi diperoleh dengan reaksi menggunakan katalis campuran magnesium oksida, alumina, dan silika dengan suhu reaksi 600-750 K. Etilen yang diproduksi digunakan untuk memproduksi polietilen. Berdasarkan bahan baku dan prosesnya cara ini diklasifikasikan sebagai proses yang ramah lingkungan. Akan tetapi produk etilen yang dihasilkan harganya lebih murah dibanding alkohol sehingga digunakan proses lain yang menghasilkan etilen yang menggunakan bahan baku lebih murah. b. Steam Cracking Pembuatan etilen dapat dilakukan dengan pemutusan rantai hidrokarbon dengan pembentukan radikal bebas yang reaktif. Reaksi pembentukan etilen dari hidrokarbon dengan proses steam cracking membutuhkan suhu diantara 750-900 o C dengan waktu tinggal 0,5 detik. reaktan dicampur dengan steam dan dipanaskan hingga 750-900 o C di dalam reaktor. (Karl, 1968) Produk dari reaktor harus segara didinginkan di qeunching tower untuk menghindari reaksi samping yang tidak diinginkan. Tekanan operasi menggunakan tekanan tinggi, akan tetapi steam merupakan inert walaupun tekanan operasi tinggi, ttekanan parsial kecil sehingga dapat meningkatkan yield produk yang dihasilkan. (Karl, 1968) Waktu tinggal yang kurang dari satu detik dan proses quenching menghindarkan terbentuknya karbon yang dapat mengganggu proses. Jika digunakan proses lain akan terbentuk karbon dengan jumlah besar. Steam cracking merupakan proses yang paling banyak digunakan untuk pemecahan rantai hidrokarbon pendek hingga menengah dan menghasilkan produk berupa senyawa alkena dan aromatic. Untuk bahan baku propan, reaksi yang terjadi akan mengikuti persamaan berikut: 3

2 C 3 H 8 C 2 H 4 + C 2 H 6 + CH 4 + C 3 H 6 + C 4 H 10 (2) Komposisi produk hasil cracking yang umum berdasarkan data CIEC Promoting Science at University of York adalah sebagai berikut: Daftar 1. Yield Produk (% massa) Hasil Steam Cracking Berbagai Jenis Bahan Baku Yield Produk (%massa) Hidrogen Metana Etilen Propilen Butilen Butadien RPG Fuel Gas Etana 5 9 78 3 2 3 Propana 2 27 42 19 3 7 Nafta 1 16 35-25 16 5 5 19-29 4 Gas oil 1 8 23-15 14 5 6 20 23-31 Hidrokarbon (Sumber: CIEC, 2014) Untuk memaksimalkan laju reaksi cracking dapat dlakukan: Suhu ditingkatkan sehingga gas dapat bergerak dengan cepat dan lebih banyak bertumbukan Tekanan di naikkan sehingga partikel berdekatan dan lebih sering bertumbukan. Katalis tidak diperlukan selama steam dapat memberikan cukup energi untuk bereaksi. c. Catalytic Cracking Pada proses menggunakan katalis hidrokarbon dilewatkan pada katalis dan terjadi pemutusan ikatan dengan membentuk karbokation bukan radikal. Suhu operasi pada catalytic cracking lebih rendah dibandingkan dengan steam cracking. Suhu operasi sekitar 500-600 o C. Katalis yang biasa digunakan adalah zeolit. Katalis bergerak secara kontinyu seiring dengan terbentuknya produk hasil cracking. Katalis dipisahkan dari produk setelah proses cracking dan diregenerasi dengan melakukan 4

pemanasan dengan suhu sekitar 900 K. Katalis yang sudah diregenerasi dapat digunakan kembali. Proses ini biasa digunakan untuk pemutusan ikatan karbon panjang menjadi ikatan karbon menengah seperti gasolin dan jarang digunakan untuk produk petrokimia. Gambar 2. Catalytic Cracker untuk Pembuatan Alkena (Sumber: CIEC, 2014) Berdasarkan uraian proses-proses di atas, maka dipilih produksi etilen dengan proses steam cracking karena proses steam cracking merupakan proses yang paling banyak digunakan untuk memproduksi etilen. Dengan steam cracking dapat diperoleh yield etilen tinggi dengan pembentukan hasil samping coke minimum. Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah propan yang diperoleh dari PT. Badak LNG, Bontang, dan PT. Pertamina Persero. 5