Prarancangan Pabrik Gasoline dari Metanol dengan Fixed Bed MTG Process dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
|
|
- Hartanti Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Energi merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia di samping sandang, pangan, dan papan. Keberlangsungan hidup manusia bergantung pada ketersediaan energi. Selama ini, sebagian besar kebutuhan energi diperoleh dari minyak bumi karena minyak bumi memberikan jumlah energi yang cukup besar. Minyak bumi merupakan sumber daya alam tak terbarukan yang semakin lama semakin terbatas jumlahnya. Permasalahan inilah yang sedang dialami berbagai sektor, terutama sektor transportasi. Sektor transportasi merupakan pengguna terbesar minyak bumi terutama bensin. Konsumsi bensin yang naik 5,68% per tahun tidak diimbangi dengan produksi bensin yang hanya mengalami peningkatan sebesar 0,79% per tahun. Pertamina sebagai penghasil utama BBM pada tahun 2011 mengimpor premium kilo liter. Berdasarkan data yang diperoleh dari kementerian ESDM, jumlah premium yang diimpor cenderung meningkat setiap tahunnya. Dalam rangka mengatasi permasalahan ini, manusia mengembangkan berbagai cara untuk memproduksi bahan bakar terbarukan, misalnya minyak nabati. Aplikasi minyak nabati sebagai bahan bakar pengganti bensin dirasa kurang efektif. Bahan bakar ini dapat digunakan jika mesin telah mengalami modifikasi. Sehingga, diperlukan cara lain untuk dapat menghasilkan bensin sebagai bahan bakar selain dari minyak bumi. Alternatif lain yang telah ditemukan yaitu memproduksi bensin dari methanol. Proses pembuatan bensin dari metanol dikenal dengan nama Methanol to Gasoline (MTG) Process. Methanol ini diperoleh dari hasil gasifikasi batu bara atau dari gas alam yang jumlahnya masih banyak di Indonesia. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa pabrik ini layak untuk didirikan di Indonesia. PENDAHULUAN 1
2 Kapasitas prarancangan pabrik gasoline dari methanol dengan fixed bed MTG process yaitu sebesar ton/tahun. Kapasitas ini diharapkan dapat mengurangi jumlah impor BBM di Indonesia. Pabrik yang telah menggunakan teknologi ini memiliki kapasitas sebesar ton/tahun. Pendirian pabrik dengan kapasitas ton/tahun tidak memerlukan ukuran alat khusus. Jika dilihat secara ekonomi, pendirian pabrik ini akan membeikan keuntungan yang menarik karena perbandingan antara bahan baku dan produk yaitu berkisar 1 : 3. Pabrik gasoline dari methanol dengan fixed bed MTG proses ini akan didirikan di Bontang, Kalimantan Timur. Pemilihan lokasi ini memperhatikan berbagai aspek, yaitu ketersediaan bahan baku, pemasaran, ketersediaan air dan energi, ketersediaan tenaga kerja, kondisi geografis dan sosial, dan sarana transportasi. B. TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Bensin Bensin merupakan campuran hidrokarbon yang memiliki titik didih berkisar antara o F (John McKetta, 1990). Komposisi utama bensin terdiri dari hidrokarbons, hidrokarbon jenuh (parafin, alkana), hidrokarbon tidak jenuh, dan oxygenates (sebagai komponen campuran). Bensin dapat mengandung lebih dari 500 hidrokarbon yang berbeda dengan jumlah atom C per molekul berkisar antara Hidrokarbon jenuh merupakan spesies yang paling stabil secara kimia, dan terdiri atas 20 80% bensin, dengan 30 60% menjadi khasnya. Nilai oktan senyawa ini tergantung pada cabang dan jumlah atom karbon. Hidrokarbon tidak jenuh kurang stabil jika dibandingkan dengan hidrokarbon jenuh (George E Totten, 2003). Indonesia menghasilkan 2 macam bensin yaitu: a. Bensin premium yang mempunyai angka oktan minimum 87 dan berwarna kuning. b. Bensin super yang mempunyai angka oktan minimum 98 dan berwarna merah, sering disebut bensin super 98. PENDAHULUAN 2
3 Sifat-sifat yang paling penting untuk bensin motor ialah sifat kemudahan menguap dan sifat anti ketukan (antiknock characteristics). a. Sifat kemudahan menguap Sifat kemudahan menguap bensin berpengaruh terhadap kemudahan bensin untuk dihidupkan dalam keadaan dingin (starting characteristics), pemanasan dan percepatan (warm up and acceleration), uniformitas dan distribusi bahan bakar dalam silinder dan daya serta ekonomi penggunaan bensin pada semua kondisi semua mesin. Sifat kemudahan menguap ditunjukkan oleh Raid vapor pressure dan distilasi ASTM. b. Sifat anti ketukan Setiap bensin mempunyai kemampuan untuk melakukan sejumlah kerja tertentu dalam suatu mesin. Kalau bensin dipaksa untuk melakukan kerja yang melampaui kemampuan kerja maksimum bensin, maka bensin akan memberikan reaksi dengan memberikan daya yang kurang dan suara dalam mesin yang disebut ketukan mesin (engine knock). Kecenderungan bensin untuk mengetuk di dalam mesin tergantung kepada jenis, ukuran dan struktur molekul senyawa hidrokarbon dalam bensin dan jumlah TEL yang ditambahkan dalam bensin. Kecenderungan mengetuk bensin dinyatakan dengan angka oktan. Angka oktan merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk menghindari ketukan (John J. McKetta, 1993). Bensin premium mempunyai angka oktan 87 artinya ialah bahwa bensin tersebut mempunyai sifat ketukan yang sama dengan ketukan bahan bakar pembanding (reference fuels) yang terdiri dari campuran 87% volum i- oktan dan 13% volum n-heptan (Hardjono, 1985). Produksi Bensin dari Minyak Bumi Selama ini, bensin diproduksi dari minyak bumi melalui serangkaian proses, yaitu minyak mentah pertama-tama dihilangkan garamnya kemudian dilakukan pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi PENDAHULUAN 3
4 berdasarkan titik didihnya atau disebut dengan distilasi. Pada proses distilasi ini, dapat dihasilkan bensin. Setelah melalui tahap distilasi, masing-masing fraksi minyak bumi dimurnikan. Bensin juga dapat dihasilkan dari cracking, yaitu penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon kecil, misalnya pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin. Proses cracking ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi bensin. Kualitas bensin juga dapat ditingkatkan dengan cara reforming, yaitu perubahan bentuk molekul bensin yang semula rantai karbon lurus menjadi rantai karbon bercabang. Kedua bensin ini memiliki rumus molekul yang sama tetapi bentuk molekulnya berbeda. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan. Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang lebih panjang dan bercabang dengan katalis asam kuat sedangkan polimerisasi yaitu proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Contoh polimerisasi yaitu penggabungan isobutana dengan isobutana menghasilkan isooktana yang merupakan bensin berkualitas tinggi. Minyak bumi mengandung banyak pengotor yang dapat dihilangkan dengan treating salah satunya yaitu desulfurizing yang berarti menghilangkan unsur belerang yang dapat mencemari udara. Peningkatan kualitas bensin dapat dilakukan dengan cara menambahkan bahan aditif seperti tetra ethyl lead (TEL). Proses penambahan bahan-bahan aditif ke dalam fraksi minyak bumi untuk meningkatkan kualitas disebut dengan blending. Proses Methanol to Gasoline Sebuah perusahaan asing yaitu Mobil telah mengembangkan proses pembuatan bensin dari methanol semenjak awal tahun Proses pembuatan bensin dari methanol ini dikenal dengan nama Methanol-to-Gasoline (MTG) process yang diawali dengan penemuan Mobil yaitu katalisator zeolite yang disebut dengan ZSM-5 dan juga cara baru untuk memproduksi gasoline kualitas tinggi dari sumber PENDAHULUAN 4
5 energi alternatif seperti batu bara, gas alam, dan biomassa. MTG process dapat mengubah methanol menjadi gasoline yang dapat dipasarkan dan dapat bersaing dengan gasoline dari minyak bumi. Gasoline produk MTG proses mempunyai bilangan oktan sebesar sedangkan bilangan oktan gasoline dari minyak bumi hanya sebesar Katalis zeolite ZSM-5 merupakan elemen penting dalam proses MTG yang dapat mengkonversi methanol menjadi gasoline. Berbeda dengan katalis lainnya, zeolite ZSM-5 memiliki shape selectivity yang unik. Karakteristik zeolite yaitu berpori, kristal yang mempunyai 3 dimensi kerangka yang tersusun dari AlO 4 dan SiO 4 tetrahedra. Katalis ini memiliki 2 saluran yang berpotongan, yaitu berbentuk ellip dengan 10 susunan saluran cincin dan mendekati lingkaran (sinusoidal). Adanya kombinasi yang unik antara bentuk dan ukuran ZSM-5 ini menjadikannya sangat efisien pada MTG process, memproduksi gasoline dengan molekul berkisar antara C 4 C 10 dan tidak mengandung hidrokarbon di atas C 10. Dapat diakatakan, katalis ZSM-5 memiliki bentuk dan ukuran selektivitas yang tepat pada sintesis gasoline. MTG process menggunakan methanol sebagai bahan bakunya yang dapat diproduksi dari gas alam dan juga gasifikasi batubara. Konversi dari methanol menjadi gasoline melalui serangkaian tahapan, yaitu sebagai berikut: a. Sintesis gasoline Persiapan crude methanol sebagai raw material dilakukan dengan memanaskan, menguapkan, dan juga membuat uap dalam kondisi superheated pada suhu o C. Uap methanol ini selanjutnya diumpankan ke reaktor untuk mengkonversinya menjadi dimethyl ether (DME) dengan katalis alumina. Konversi dari uap methanol menjadi DME ini sebesar 75%. Reaksi yang terjadi yaitu: 2CH 3 OH CH 3 OCH 3 + H 2 O PENDAHULUAN 5
6 Reaksi ini terjadi sangat cepat dan bersifat eksotermis. Sekitar 20% dari panas yang dihasilkan, dilepaskan pada tahap ini. Campuran hasil ini pada temperatur antara o C dicampur dengan recycle gas dan diumpankan ke reaktor konversi. Recycle gas yang terdiri dari light hydrocarbons, CO, dan H 2 berfungsi untuk menyerap panas reaksi. Reaktor konversi dengan katalis ZSM-5 ini mendehidrasi DME lebih lanjut menjadi light alkenes yang teroligomerisasi (dengan kata lain melalui pertumbuhan rantai dengan menggabungkan dua atau lebih molekul alkena secara bersamaan) dan cyclise untuk menghasilkan produk akhir dengan pelepasan sisa panas. Reaksi yang terjadi pada MTG proses sangatlah rumit. Skema reaksi yang sederhana (diusulkan oleh Chang and Silestri) yaitu: -H 2 O -H 2 O 2CH 3 OH CH 3 OCH 3 C 2 C 5 alkenes alkanes, cycloalkanes, +H 2 O aromatics Campuran hidrokarbon 44% berat (w/w%) dan air 56% berat (w/w%) kemudian didinginkan dengan membangkitkan steam tekanan sedang dengan memanaskan umpan methanol dan recycle gas, dengan udara dan air. Konversi pada reaksi ini mencapai 100%. Sekitar 85 90% produk hidrokarbon dapat digunakan sebagai gasoline dan sisanya adalah fuel gas. Produk sampingnya yaitu CO, CO 2, dan coke. Coke merupakan hasil reaksi yang dapat menempel di permukaan katalis dan masuk ke dalam pori-pori katalis sehingga mengakibatkan deaktivasi katalis. Recycle gas, air, dan hidrokarbon selanjutnya dipisahkan. Air akan diumpankan ke reformer saturator, recycle gas akan dikembalikan ke kompresor, dan hidrokarbon akan diumpankan ke bagian distilasi. b. Distilasi Hidrokarbon hasil dari MTG proses kemudian dipisahkan dalam kolom distilasi yang berjumlah 3. Kolom pertama berfungsi untuk menghilangkan hidrokarbon yang lebih ringan dan lebih PENDAHULUAN 6
7 volatil, dissolved gas, dan sebagian air. Kolom ke-2 berfungsi untuk menghilangkan sisa light hidrokarbon yang kemudian didinginkan sehingga menjadi LPG. Kolom ke-2 juga me-recovery komponen campuran gasoline yang memiliki tekanan uap tinggi. Kolom ke-3 berfungsi untuk memisahkan light dan heavy gasoline. Light gasoline dapat langsung disimpan sedangkan heavy gasoline akan diolah lebih lanjut. MTG process ini dilangsungkan di dalam reaktor fixed bed dengan pertimbangan sebagai berikut. 1. Weight Hourly Space Velocity (WHSV) WHSV didefinisikan sebagai ( ) ( ) WHSV yang sama dapat dihasilkan dengan perubahan laju massa yang masuk dan massa katalis secara simultan. Dari percobaan ini, didapatkan dimensi geometri antara fixed bed reactor dan fluidized bed reactor berbeda. Massa katalis pada fluidized bed = gram Massa katalis pada fixed bed = 132 gram Dapat disimpulkan bahwa menggunakan fixed bed memerlukan massa katalis yang lebih sedikit dibandingkan menggunakan fluidized bed. Gambar 1 menjelaskan bahwa peningkatan WHSV pada reaktor fixed bed tidak terlalu berpengaruh pada konversi tetapi peningkatan WHSV akan menurunkan konversi pada reaktor fluidized bed. 2. Space Time Yield (STY) STY didefinisikan sebagai: Gambar 2 menjelaskan bahwa untuk mencapai konversi yang sama maka reaktor fluidized bed memerlukan lebih banyak katalis PENDAHULUAN 7
8 dibandingkan reaktor fixed bed sehingga reaktor fixed bed lebih hemat katalis. Gambar 1. Konversi sebagai fungsi WHSV untuk reaktor fixed bed dan fluidized bed (P=2 atm, T=673 K) PENDAHULUAN 8
9 Gambar 2. STY sebagai fungsi WHSV untuk reaktor fixed bed dan fluidized bed (P=2 atm, T=673 K) 3. Selectivity terhadap intermediate product (olefin) Gambar 3. Selectivity olefin sebagai fungsi konversi methanol pada reaktor fixed dan fluidized bed (P=2 atm, T= 673 K) Gambar 3 menjelaskan bahwa pada reaktor fixed bed, selektivitas yang tinggi tidak terlalu mempengaruhi konversi methanol (konversi metanol tetap tinggi) sedangkan pada reaktor PENDAHULUAN 9
10 fluidized bed semakin tinggi selectivity yang diinginkan maka konversi metanol akan semakin kecil. Dari segi proses dapat disimpulkan bahwa penggunaan reaktor fixed bed akan lebih menguntungkan. PENDAHULUAN 10
BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.
1 Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Dalam era perdagangan bebas, Indonesia dituntut untuk mampu bersaing dengan negara-negara
Lebih terperinciA. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi
A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi Istilah minyak bumi diterjemahkan dari bahasa latin (petroleum), artinya petrol (batuan) dan oleum (minyak). Nama petroleum diberikan kepada fosil hewan dan tumbuhan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Hidrorengkah Aspal Buton dengan Katalisator Ni/Mo dengan Kapasitas 90,000 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Dewasa ini permasalahan krisis energi cukup menjadi perhatian utama dunia, hal ini disebabkan menipisnya sumber daya persediaan energi tak terbarukan seperti minyak bumi
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Isooktan dari Diisobutene dan Hidrogen dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Di dalam mesin kendaraan bermotor, idealnya campuran udara dan bahan bakar (bensin) dalam bentuk gas yang masuk, ditekan oleh piston sampai volume yang sangat kecil, kemudian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dimetil Eter Dimetil Eter (DME) adalah senyawa eter yang paling sederhana dengan rumus kimia CH 3 OCH 3. Dikenal juga sebagai methyl ether atau wood ether. Jika DME dioksidasi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pelajaran : SMA Kelas/Semester : X/2 Mata Pelajaran Materi Pokok Sub Materi Pokok Alokasi Waktu : Kimia : Hidrokarbon : Minyak Bumi : 2 x 45 menit Standar Kompetensi
Lebih terperincikimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran
K-13 kimia K e l a s XI MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan pembentukan minyak bumi. 2. Memahami fraksi-fraksi
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Saat ini hidrogen diproyeksikan sebagai unsur penting untuk memenuhi kebutuhan clean energy di masa depan. Salah satunya adalah fuel cell. Sebagai bahan bakar, jika hidrogen
Lebih terperinciCH 3 -O-CH 3. Pabrik Dimethyl Ether (DME) dari Styrofoam bekas dengan Proses Direct Synthesis. Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Niniek Fajar Puspita, M.
Pabrik Dimethyl Ether (DME) dari Styrofoam bekas dengan Proses Direct Synthesis CH 3 -O-CH 3 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng 1. Agistira Regia Valakis 2310 030 009 2. Sigit Priyanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pemenuhan energi semakin meningkat seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan pemenuhan energi semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, penduduk, pengembangan wilayah, dan pembangunan dari tahun ke tahun. Selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dietil eter merupakan salah satu bahan kimia yang sangat dibutuhkan dalam industri dan salah satu anggota senyawa eter yang mempunyai kegunaan yang sangat penting.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
1 No. Dokumen : F/751/WKS1/P/5 No. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/ Gasal
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
1 No. Dokumen : F/751/WKS1/P/5 No. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/ Gasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) saat ini terus mengalami peningkatan, baik bensin (gasoline), minyak solar (diesel), maupun minyak mentah (kerosene). Peningkaan
Lebih terperinciPengertian Cracking Perkembangan Catalytic Cracking Reaksi Perengkahan Katalis untuk Cracking Variabel Proses estimasi
Pengertian Cracking Perkembangan Catalytic Cracking Reaksi Perengkahan Katalis untuk Cracking Variabel Proses estimasi Pengertian Cracking Cracking merupakan proses perengkahan atau dekomposisi, penyusunan
Lebih terperinciDalam pemilihan kapasitas rancangan pabrik DME memerlukan beberapa pertimbangan yang harus dilakukan, antara lain:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, industri kimia terus mengembangkan produknya guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Indonesia mempunyai sumber
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses 1-Butena atau butilen dengan rumus molekul C 4 H 8 merupakan senyawa berbentuk gas yang larut dalam senyawa hidrokarbon, alkohol, eter tetapi tidak larut dalam
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. JENIS-JENIS PROSES Proses pembuatan metil klorida dalam skala industri terbagi dalam dua proses, yaitu : a. Klorinasi Metana (Methane Chlorination) Reaksi klorinasi metana terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bahan bakar yang berasal dari minyak bumi yang dikenal sebagai fossil fuel merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui dalam waktu yang cepat. Penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang
BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Metanol merupakan senyawa yang sangat esensial sekarang ini. Metanol merupakan senyawa intermediate yang menjadi bahan baku untuk berbagai industri antara lain industri
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. Proses Pembuatan Trimetiletilen Secara umum pembuatan trimetiletilen dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu pembuatan trimetiletilen dari n-butena
Lebih terperinciPengolahan Minyak Bumi
Primary Process Oleh: Syaiful R. K.(2011430080) Achmad Affandi (2011430096) Allief Damar GE (2011430100) Ari Fitriyadi (2011430101) Arthur Setiawan F Pengolahan Minyak Bumi Minyak Bumi Minyak bumi adalah
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Pembangunan di bidang industri kimia di Indonesia semakin pesat perkembangannya. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya beberapa pabrik kimia di Indonesia. Kegiatan pengembangan
Lebih terperinciSintesis Biogasoline dari CPO Melalui Reaksi Perengkahan Katalitik pada Fasa Gas
ISBN 978-979-98300-2-9 EL-06 Sintesis Biogasoline dari CPO Melalui Reaksi Perengkahan Katalitik pada Fasa Gas Tri Hadi Jatmiko*, Qodri F. Errahman Jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Medan, Medan,
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Metanol dari Low Rank Coal Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Metanol sangat dibutuhkan dalam dunia industry, karena banyak produk yang dihasilkan berbahan metanol. Metanol digunakan oleh berbagai industri seperti industri plywood,
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 %
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku a. Metanol (PT. KMI, 2015) Fase : Cair Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85%
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alkena Alkena merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap dua C=C. Suku alkena yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu etena. Jumlah atom H pada gugus
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Etilena dari Propana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Etilena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus kimia C 2 H 4. Senyawa ini memiliki nama IUPAC ethene, dan dikenal juga dengan nama elayl, acetene, bicarburetted hydrogen, olefiant
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN
LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS 36.000 TON/TAHUN Oleh : SISKAWATI DYAH SULISTYA UTAMI Dosen Pembimbing : Dr. Ir. H. Ahmad M. Fuadi, M.T. Hamid
Lebih terperinciINDUSTRI MINYAK BUMI
INDUSTRI PENGILANGAN MINYAK BUMI A. Teori Pengertian Minyak Bumi Minyak bumi adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol Dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.
1 Bab I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Memasuki era perdagangan bebas saat ini, Indonesia dituntut untuk mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam bidang industri. Mengingat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambahan jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat di Indonesia menyebabkan pula tingginya kebutuhan bahan bakar minyak (BBM). Sebagian besar kendaraan bermotor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan nasional dewasa ini dan semakin dirasakan pada masa mendatang adalah masalah energi. Perkembangan teknologi, industri dan transportasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride Monomer dari Ethylene Dichloride dengan Kapasitas Ton/ Tahun. A.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vinyl chloride monomer (VCM) merupakan senyawa organik dengan rumus molekul C 2 H 3 Cl. Dalam perkembangannya, VCM diproduksi sebagai produk antara dan digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendirian pabrik metanol merupakan hal yang sangat menjanjikan dengan alasan:
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Metil alkohol atau yang lebih dikenal dengan sebutan metanol merupakan produk industri hulu petrokimia yang mempunyai rumus molekul CH3OH. Metanol mempunyai berat
Lebih terperinciPengolahan Kantong Plastik Jenis Kresek Menjadi Bahan Bakar Menggunakan Proses Pirolisis
EBT 03 Pengolahan Kantong Plastik Jenis Kresek Menjadi Bahan Bakar Menggunakan Proses Pirolisis Nasrun, Eddy Kurniawan, Inggit Sari Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Malilkussaleh Kampus
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang
BAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan industri di Indonesia terus meningkat, termasuk di dalamnya industri kimia. Perkembangan ini menuntut peningkatan unsur-unsur penunjang industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kimia yang tidak berwarna dan berbau khas, larut dalam air, alkohol, aseton,
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Asam asetat atau methane carbocyclic atau ethanoic acid adalah suatu senyawa organic dengan rumus molekul CH 3 COOH. Asam asetat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Cadangan dan produksi bahan bakar minyak bumi (fosil) di Indonesia mengalami penurunan 10% setiap tahunnya sedangkan tingkat konsumsi minyak rata-rata naik 6% per tahun.
Lebih terperinciMINYAK BUMI DAN GAS ALAM
2013 MINYAK BUMI DAN GAS ALAM Di susun Oleh : Nama : RUSMIYATI NPM : 0221 12 326 1i Akuntansi Universitas Pakuan 1.Latar Belakang Penulisan MAKALAH MENGENAI MINYAK BUMI DAN GAS ALAM BAB 1 PENDAHULUAN Sumber
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH KANTONG PLASTIK JENIS KRESEK MENJADI BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS
PENGOLAHAN LIMBAH KANTONG PLASTIK JENIS KRESEK MENJADI BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS Nasrun, Eddy Kurniawan, Inggit Sari Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Malilkussaleh Kampus
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Dodekilbenzena dari Dodeken dan Benzena Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun memiliki dampak yang sangat besar terhadap berbagai aspek dalam kehidupan. Salah satu dampak yang dapat dirasakan adalah
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia di indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan hal itu kebutuhan bahan baku dan bahan penunjang dalam industri
Lebih terperinci<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN
Lebih terperinci
I. BAB I PENDAHULUAN
I. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Energi merupakan sektor yang sangat penting dalam menunjang berbagai aspek di bidang ekonomi dan sosial. Seringkali energi digunakan sebagai tolok ukur kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah pembangunan industri kimia di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia saat ini sedang berusaha untuk tumbuh dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki negara agar dapat mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.
Lebih terperinci1. Salah satu faktor yang menyebabkan senyawa karbon banyak jumlahnya adalah...
1. Salah satu faktor yang menyebabkan senyawa karbon banyak jumlahnya adalah... A. Karbon melimpah di kulit bumi B. Karbon memiliki 4 elektron valensi C. Dapat membentuk rantai atom karbon D. Titik didih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai 10 atom karbon yang diperoleh dari minyak bumi. Sebagian diperoleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Premium Premium terutama terdiri atas senyawa-senyawa hidrokarbon dengan 5 sampai 10 atom karbon yang diperoleh dari minyak bumi. Sebagian diperoleh langsung dari hasil penyulingan
Lebih terperinciUJI KINERJA KOLOM ADSORPSI UNTUK PEMURNIAN ETANOL SEBAGAI ADITIF BENSIN BERDASARKAN LAJU ALIR UMPAN DAN KONSENTRASI PRODUK
Draf Jurnal Ilmiah : ADIWIDIA UJI KINERJA KOLOM ADSORPSI UNTUK PEMURNIAN ETANOL SEBAGAI ADITIF BENSIN BERDASARKAN LAJU ALIR UMPAN DAN KONSENTRASI PRODUK Benyamin Tangaran 1, Rosalia Sira Sarungallo 2,
Lebih terperinciPRARENCANA PABRIK PRARENCANA PABRIK DIMETHYL ETHER (DME) DARI GAS ALAM DENGAN PROSES SINTESA LANGSUNG KAPASITAS TON/TAHUN
PRARENCANA PABRIK PRARENCANA PABRIK DIMETHYL ETHER (DME) DARI GAS ALAM DENGAN PROSES SINTESA LANGSUNG KAPASITAS 7.200 TON/TAHUN Diajukan oleh: Cicilia Setyabudi NRP: 5203011014 Stefani Tanda NRP: 5203011022
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75.
A. LATAR BELAKANG BAB I PENGANTAR Saat ini Asia Tenggara adalah produsen biodiesel terbesar di Asia dengan total produksi 1.455 juta liter per tahun. Hal ini didukung dengan ketersediaan tanaman kelapa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama tiga dekade terakhir. Sifat plastik yang ringan, transparan, mudah diwarnai, tahan terhadap korosi
Lebih terperinciBAB IV UJI MINYAK BUMI DAN PRODUKNYA
BAB IV UJI MINYAK BUMI DAN PRODUKNYA 1. Densitas, berat jenis, dan Grafitas API Densitas minyak adalah massa minyak per satuan volume pada suhu tertentu. Berat jenis adalah perbandingan antara rapat minyak
Lebih terperinciANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN
Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin, SNTTM-VI, 2007 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Syiah Kuala ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Menipisnya cadangan minyak bumi, masalah lingkungan yang terus memburuk (global warming), dan ketidakstabilan energi menyebabkan manusia harus mencari
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENGANALISIS PH, PEMBUATAN MIGAS DAN SUSU
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENGANALISIS PH, PEMBUATAN MIGAS DAN SUSU Disusun Oleh : 1. Muhammad Sibawih 2. Febri Santa Nova 3. Raisita Imanina P. 4. Siti Fatimah 5. Ario Sudiro MAN MAGUWOHARJO SLEMAN TAJEM
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai
II. DESKRIPSI PROSES 2.1 Macam Macam Proses 1. Proses Formaldehid Du Pont Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai berikut : CH 2 O + CO + H 2 O HOCH 2 COOH 700 atm HOCH 2 COOH
Lebih terperinciBab I Pendahuluan - 1 -
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pada saat ini, pengoperasian reaktor unggun diam secara tak tunak telah membuka cara baru dalam intensifikasi proses (Budhi, 2005). Dalam mode operasi ini, reaktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam satu atau dua dekade terakhir, banyak penelitian diarahkan untuk produksi bahan bakar kendaraan bermotor dari bahan alam yang terbarukan, khususnya minyak nabati.
Lebih terperinciANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL
FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepage jurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL Sadar Wahjudi 1
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan BAB I PENGANTAR Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisat yang paling penting secara komersial, disamping
Lebih terperinciJurnal Tugas Akhir Teknik Kimia
PRARANCANGAN PABRIK FATTY ALCOHOL DARI BIODIESEL DENGAN PROSES HIDROGENASI DENGAN KAPASITAS 10.000 TON/TAHUN Mirna Isdayanti*, Ismi Nur Karima 1 Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dan Air Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
Kapasitas 50.000 ton/tahun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan industri di Indonesia khususnya industri kimia terus mengalami peningkatan. Meskipun sempat dilanda krisis ekonomi sampai saat
Lebih terperinciHarry Rachmadi (12/329784/TK/39050) ` 1 Zulfikar Pangestu (12/333834/TK/40176) Asia/Pasific North America Wesern Europe Other Regions 23% 33% 16% 28%
BAB I PENGANTAR I.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan sumber daya energi yang terbarukan dan ramah lingkungan, pemanfaatan hidrogen sebagai sumber pembawa energi (energy carrier)
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK TRIMETHYLETHYLENE DARI METHYLBUTENE
PRARANCANGAN PABRIK TRIMETHYLETHYLENE DARI METHYLBUTENE Disusun oleh : Pembimbing 1. Rois Fatoni, ST., M.Sc 2. Hamid abdilah, ST. JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tinggi dan selalu mengalami peningkatan (Husen, 2013). Saat ini Indonesia membutuhkan 30 juta
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Maleic Anhydride dari Butana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang meningkatkan pembangunan di berbagai bidang, salah satunya di bidang industri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi bahan bakar minyak tahun 2005 (juta liter) (Wahyudi, 2006)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan bahan bakar di Indonesia setiap tahun meningkat namun tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah produksi bahan bakar tersebut. Hal ini menyebabkan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Batu bara merupakan mineral organik yang mudah terbakar yang terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang mengendap dan kemudian mengalami perubahan bentuk akibat proses fisik
Lebih terperinciAddres: Fb: Khayasar ALKANA. Rumus umum alkana: C n H 2n + 2. R (alkil) = C n H 2n + 1
ALKANA Rumus umum alkana: C n H 2n + 2 R (alkil) = C n H 2n + 1 Alkana Adalah rantai karbon yang memiliki ikatan tunggal (jenuh) A. Alkana 1. Alkana disebut juga senyawa hidrokarbon jenuh (senyawa parafin).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perancangan pabrik metil tert butil eter dari metanol dan isobutene Kapasitas ton per tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan dan perubahan zaman, industri kendaraan bermotor ikut mengalami perkembangan. Perkembangan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi
Lebih terperinciDESKRIPSI PROSES. pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual.
II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap energi terus meningkat untuk menopang kebutuhan hidup penduduk yang jumlahnya terus meningkat secara eksponensial. Minyak bumi merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak mengimpor bahan baku atau produk industri kimia dari luar negeri.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi disertai dengan kemajuan sektor industri telah menuntut semua negara kearah industrialisasi. Indonesia
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan
II. DESKIPSI POSES A. Jenis - Jenis Proses a) eaksi Acetylene (C2H2) dengan Hydrogen Chloride (HCl) Menurut Nexant s ChemSystem Process Evaluation/ esearch planning (2007), metode pembuatan VCM dengan
Lebih terperinciMAKALAH KIMIA PEMISAHAN
MAKALAH KIMIA PEMISAHAN Destilasi Bertingkat DISUSUN OLEH : Nama :1. Shinta Lestari ( A1F014011) 2. Liis Panggabean ( A1F014018) 3. Dapot Parulian M ( A1F014021) 4. Wemiy Putri Yuli ( A1F014022) 5. Epo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang menggalakkan pembangunan, termasuk di bidang industri. Pertumbuhan industri memiliki prospek untuk meningkatkan devisa
Lebih terperinciTUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS TON PER TAHUN
EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS 230000 TON PER TAHUN Oleh: ISNANI SA DIYAH L2C 008 064 MUHAMAD ZAINUDIN L2C
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
83 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 DATA FISIK DAN KIMIA BBM PERTAMINA Data Fisik dan Kimia tiga jenis BBM Pertamina diperolah langsung dari PT. Pertamina (Persero), dengan hasil uji terakhir pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini menjadikan teknologi otomotif juga semakin berkembang. Perkembangan terjadi pada sistem pembakaran dimana sistem tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tetradecene Senyawa tetradecene merupakan suatu cairan yang tidak berwarna yang diperoleh melalui proses cracking senyawa asam palmitat. Senyawa ini bereaksi dengan oksidan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR A. Latar Belakang
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Dry ice merupakan karbon dioksida padat yang mempunyai beberapa kegunaan, diantaranya yaitu pengganti es batu sebagai pengawet pada industri perikanan, untuk membersihkan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Gasifikasi Batubara Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia saat ini berasal dari bahan bakar fosil yaitu minyak bumi, gas dan batu bara. Pada masa mendatang, produksi batubara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan bakar minyak bumi adalah salah satu sumber energi utama yang banyak digunakan berbagai negara di dunia pada saat ini. Menurut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor merupakan salah satu alat yang memerlukan mesin sebagai penggerak mulanya, mesin ini sendiri pada umumnya merupakan suatu alat yang berfungsi untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Sejarah dan Perkembangan Furfural pertama kali diisolasi tahun 1832 oleh ilmuwan kimia jerman bernama Johan Dobreiner dalam jumlah yang sangat sedikit dari
Lebih terperinciPENGARUH PEMANASAN AWAL GELAS BEKER PADA ANALISIS EXISTENT GUM ASTM D 381
PENGARUH PEMANASAN AWAL GELAS BEKER PADA ANALISIS EXISTENT GUM ASTM D 381 Oleh : Arluky Novandy * ) ABSTRAK Existent gum adalah metode analisis untuk mengetahui keberadaan gum (getah purwa) dari suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zeolit 2.1.1 Pengertian Zeolit Zeolit adalah polimir anorganik unit kerangka tetrahedral AlO4 dan SiO4 yang mempunyai struktur berongga dari Natrium silikat dan berkemampuan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kimia senantiasa berkembang seiring dengan kemajuan teknologi untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan manusia. Industri bulk chemical merupakan salah satu sektor
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas utama yang dikembangkan di Indonesia. Dewasa ini, perkebunan kelapa sawit semakin meluas. Hal ini dikarenakan kelapa sawit dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini transportasi tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Transportasi dapat diartikan sebagai kegiatan pengangkutan barang oleh berbagai jenis
Lebih terperinciBAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI
BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI A. Kekhasan / Keunikan Atom Karbon o Terletak pada golongan IVA dengan Z = 6 dan mempunyai 4 elektron valensi. o Untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon mempunyai
Lebih terperinciPrarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara berkembang sedang menggalakkan pembangunan di bidang industri. Dengan program alih teknologi, perkembangan industri di Indonesia khususnya industri
Lebih terperinciberupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).
HIDROKARBON Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia mengalami peningkatan secara kualitatif maupun kuantitatif, khususnya industri kimia. Hal ini menyebabkan kebutuhan bahan baku dan bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan manusia akan bahan bakar semakin meningkat. Namun, peningkatan kebutuhan akan bahan bakar tersebut kurang
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Metilen Klorida dari Metil Klorida dan Klorin Kapasitas Ton/Tahun
BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Metilen klorida adalah salah satu senyawa klorometana dengan gugus molekul CH 2 Cl 2. Senyawa klorometana ini diproduksi dari reaksi klorinasi antara metil klorida (CH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini penanganan sampah kota di negara-negara berkembang seperti Indonesia hanya menimbun dan membakar langsung sampah di udara terbuka pada TPA (Tempat Pembuangan
Lebih terperincipembersih sepcrti pembersih Iantai, dan Iain-lain. (Kirk and Othmer, 1977;
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PEN1HRIAN PABRIK Pada dasa warsa terakhir negara Indonesia sedang meningkatkan pembangunan di segala bidang khususnya bidang industri kimia. Metil klorida atau sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Seiring dengan kemajuan jaman, pembangunan di segala bidang harus semakin diperhatikan. Salah satu jalan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa adalah
Lebih terperinci