BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN KEBIJAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 EVALUASI KEBIJAKAN AMDAL

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

LAMPIRAN 82

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB V PENUTUP. 1. Adapun hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Perijinan. dan cepat serta biaya ringan, meliputi:

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI ATAS KEBIJAKAN AMDAL DALAM PEMBANGUNAN TATA RUANG KOTA SURAKARTA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA

LAYANAN UTAMA DAN LAYANAN PENDUKUNG. Untuk Rancangan Lampiran RPP-PUPK

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini akan disajikan dalam tiga bagian, yaitu bagian simpulan, keterbatasan

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TELAAH STUDI AMDAL PADA TAHAP PRAKONSTRUKSI PABRIK PELEBURAN TIMAH (SMELTER) PT. LABA-LABA MULTINDO PANGKALPINANG PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Ikhtisar Eksekutif TUJUAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

RENCANA KERJA KLH 2014

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ISI SK KAK SPO TELUSUR

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

INTEGRASI MUATAN RTRW DAN RPJM PROPINSI LAMPUNG SEKTOR LINGKUNGAN HIDUP. Oleh : Zumrodi

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI MADIUN PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 04 TAHUN 2005 SERI D PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 10 TAHUN 2005

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ervianto (2005), suatu proyek konstruksi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENGURANGAN PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

2012, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KERANGKA NASIONAL PENG

BAB II PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 28 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 54 TAHUN 2008 WALIKOTA BOGOR,

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. alam baik itu berupa sumber daya tanah, air, udara dan sumber daya alam lainnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 2016, serta pengamatan langsung kondisi tahun 2017 diperoleh simpulan hasil sebagai

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA SURAKARTA,

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat alikota Tasikmalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 66 TAHUN 2016

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

Amdal. Nur Hidayat TIP FTP UB

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan didirikannya Negara adalah untuk memberikan

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 08 Tahun : 2010 Seri : E

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. pada tahun 1990-an berpengaruh terhadap konsep anggaran negara pada

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Negeri di Kabupaten Aceh Selatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1)

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA MADIUN,

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

BAB 5 KONKLUSI DAN REKOMENDASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Apabila ada tanggapan terhadap draft ini mohon dikirimkan ke:

PENETAPAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH

MODUL 4 PENGERTIAN, PERANAN DAN PROSES AMDAL

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN KEBIJAKAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis terhadap kebijakan penyusunan kajian AMDAL yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta No.2 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dapat disimpulkan bahwa pembangunan tata ruang Kota Surakarta telah mengacu kepada kebijakan analisis dampak lingkungan. Peraturan kebijakan penyusunan kajian AMDAL telah dilaksanakan dan dapat digunakan untuk mengendalikan pencemaran dampak lingkungan yang terjadi di wilayah Kota Surakarta sebagai akibat dari pembangunan yang dilaksanakan. Namun demikian terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar lebih dapat memaksimalkan manfaat dari kebijakan tersebut terhadap keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup di kota Surakarta. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk dilakukan perbaikan tersebut adalah: 1. Kesiapan dan ketersediaan sumber daya, baik berupa kemampuan sumber daya manusia maupun sarana prasarana yang akan mendukung dan mempermudah pelaksanaan kajian AMDAL di wilayah kota Surakarta 2. Koordinasi antar pemerintah daerah, dan dengan pemerintah pusat dalam menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup diantara wilayah yang saling berbatasan, dan dalam rangka pencegahan dan penanganan bencana alam. 3. Penunjukkan pihak-pihak yang dapat terlibat dalam penyusunan kajian AMDAL terutama dalam penyampaian aspirasi dan Prosedur publikasi kajian AMDAL terhadap masyarakat umum. 4. Mekanisme pengawasan dan pemantauan secara periodik yang terhambat dengan masalah alokasi dana pelaksanaan 84

85 5. Mekanisme sosialisasi, pendampingan, dan pemantauan kepada pemrakarsa bangunan secara periodik dan konsisten. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kajian AMDAL tersebut termasuk kegiatan pengelolaan dampak lingkungan yang merupakan suatu kesatuan dengan perencanaan pembangunan yang berkelanjutan. Apabila prosedur dan mekanisme pengelolaan dampak lingkungan dapat diperbaiki dan ditingkatkan, maka akan dapat lebih memaksimalkan pencapaian tujuan kebijakan penyusunan kajian AMDAL dalam pembangunan tata ruang kota Surakarta. 5.2. Saran Kebijakan Dari beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kesimpulan diatas, penulis memberikan rekomendasi saran kebijakan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pencapaian tujuan kebijakan dampak lingkungan dalam pembangunan tata ruang Kota Surakarta, yaitu: 1. Dalam kebijakan penyusunan kajian AMDAL ini perlu diperhatikan lebih lanjut mengenai pelaksanaan kajian, karena adanya beberapa keterbatasan pemerintah dalam menjalankan kajian ini. Dipandang perlu bagi pemerintah daerah untuk mempunyai kesiapan sumber daya baik manusia maupun sarana dan prasarana teknis untuk mengelola dampak lingkungan di wilayah Kota Surakarta. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan kompetensi dan pengadaan prasarana pengelolaan lingkungan yang mendukung pelaksanaan kebijakan penyusunan kajian AMDAL tersebut. 2. Demi kelancaran pelaksanaan kebijakan ini, dibutuhkan koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, maupun pemerintah daerah Kota Surakarta dengan pemerintah daerah di sekitar wilayahnya dalam rangka melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan, karena pembangunan di wilayah kota Surakarta akan memberikan dampak tidak hanya bagi masyarakat di dalam kota Surakarta namun juga bagi masyarakat sekitarnya. Hal ini juga berkembang seiiring dengan dampak

86 terhadap lingkungan hidup di sekitar wilayah kota, sehingga dibutuhkan koordinasi dalam hal penanganan pengelolaan lingkungan hidup yang berkesinambungan. 3. Diperlukan definisi yang jelas tentang pihak-pihak yang terkait yang dapat terlibat dalam penyusunan kajian AMDAL, yaitu pihak berkompeten yang memberikan pandangan-pandangan agar memberikan manfaat bagi lingkungan hidup. Pendefinisian ini diperlukan untuk mencegah timbulnya konflik kepentingan di masa datang. Selain itu pemerintah perlu mengatur untuk membuat sarana yang memudahkan masyarakat untuk mengakses hasil kajian AMDAL para pemrakarsa sebagai bentuk transparansi pelaksanaan kebijakan ini. 4. Pelaksanaan kajian AMDAL sebagai pegangan bagi pemerintah dalam mengendalikan dan mengelola limbah lingkungan harus diikuti dengan mekanisme pengawasan dan pemantauan yang berkesinambungan baik secara prosedur maupun birokrasi petugas pengawasan. Tenaga pengawasan yang selama ini harus didasarkan pada SK Walikota untuk memperoleh dana honor bagi petugas pengawas, harus dicarikan jalan keluar untuk menjalankan pengawasan menjadi suatu tugas yang dapat berjalan secara periodik dan tidak tergantung pada ada tidaknya honor, misalnya dapat ditempuh dengan cara menganggarkannya dalam APBD sebagai kegiatan pengawasan AMDAL. 5. Mengenai kebijakan kajian AMDAL, karena hal ini mutlak bagi pengelolaan lingkungan dan perijinan pembangunan usaha di suatu wilayah, perlu dilakukan sosialisasi, pendampingan dan pemantauan secara konsisten oleh pihak pemerintah kepada pemrakarsa dengan tujuan agar meningkatkan kesadaran dan pemahaman pemrakarsa terhadap dampak pembangunan usaha mereka terhadap lingkungan, dan juga merupakan sarana pemerintah untuk mengendalikan pencemaran lingkungan guna mencapai tujuan pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup.

87 5.3. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya Penulis menyadari bahwa dalam penelitian masih terdapat banyak kelemahan, baik secara teknis, kelengkapan dokumen maupun karena adanya keterbatasa waktu. Oleh karena itu, untuk study selanjutnya hendaknya dapat ditambahkan mengenai hal-hal sebagai berikut : Data teknis mengenai pencemaran lingkungan dan ambang batas yang dimiliki oleh masing-masing pemerintah daerah Penambahan responden dalam survey, sehingga dapat diketahui gambaran pembangunan di berbagai sector usaha Kajian mengenai keterkaitan dan kesiapan Pemerintah Pusat (Kementrian Dalam Negeri), Pemerintah Daerah, dan Kementrian Lingkungan Hidup dalam membuat prosedur pelaksanaan dan menyediakan sarana dan prasarana dalam penerapan kebijakan AMDAL di daerah. Dengan dilengkapinya kelemahan dalam penelitian ini, maka diharapkan penelitian selanjutnya akan lebih komprehensif dalam menganalisis kebijakan dan pelaksanaan AMDAL. Dan pada akhirnya mampu memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat dijalankan dan bermanfaat bagi pemerintah dengan mencapai pembangunan tata ruang kota yang berwawasan lingkungan. Selain bagi penelitian selanjutnya, dengan adanya penelitian ini kiranya dapat bermanfaat bagi BPK dalam mengembangkan kriteria untuk audit lingkungan hidup, yang tidak hanya berpatokan pada dampak pencemaran yang telah ada, namun juga dapat dilihat dari perencanaan pembangunan suatu proyek di suatu daerah.

88