PENGARUH KERAPATAN PREDATOR TERHADAP PEMANGSAAN LARVA Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) Oleh: Triana Aprilizah A

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KERAPATAN PREDATOR TERHADAP PEMANGSAAN LARVA Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) Oleh: Triana Aprilizah A

TANGGAP FUNGSIONAL PARASITOID TELUR Trichogramma pretiosum Riley terhadap TELUR INANG Corcyra cephalonica Stainton pada PERTANAMAN KEDELAI

KEBUGARAN PREDATOR Cyrtorhinus lividipennis (HEMIPTERA: MIRIDAE) PADA BERBAGAI VARIETAS INANG PADI, ASAL POPULASI LABORATORIUM DAN LAPANG FITRINNISYA

KISARAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA BOTANI FTI-1 DAN KEAMANANNYA PADA BIBIT BEBERAPA FAMILI TANAMAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEANEKARAGAMAN SERANGGA HYMENOPTERA (KHUSUSNYA PARASITOID) PADA AREAL PERSAWAHAN, KEBUN SAYUR DAN HUTAN DI DAERAH BOGOR TJUT AHMAD PERDANA R.

TUNGAU PADA TANAMAN STROBERI. Oleh: NURFITRI YULIANAH A

INTERAKSI POPULASI WERENG BATANG COKELAT

Endang Sulismini A

BAB VII PEMBAHASAN UMUM. Komunitas laba-laba pada ekosistem padi sangat penting untuk

PARASITISME DAN PREDASI TERHADAP TELUR DAN LARVA INSTAR AWAL Spodoptera litura (F.) (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) PADA PERTANAMAN KEDELAI OLEH

UJI INSEKTISIDA EMAMEKTIN BENZOAT TERHADAP MORTALITAS LARVA CROCIDOLOMIA PA VONANA (FABRICIUS) PADA TANAMAN KUBIS DI CISARUA BANDUNG

PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) BAWANG MERAH

(HEMIPTERA: MIRIDAE) TERHADAP HAMA WERENG BATANG COKELAT

057 PERSEBARAN DAN DOMINASI REDUVIIDAE PADA

PENGARUH SERBUK TIGA JENIS REMPAH DAN PENJEMURAN TERHADAP PERKEMBANGAN

PERKEMBANGAN LALAT BIBIT Ophiomyia Phaseoli (TRYON) (DIPTERA: AGROMYZIDAE) PADA TANAMAN KEDELAI YAN FRANDY GINTING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERLUASAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA NABATI RSA1 PADA TIGA SPESIES SERANGGA HAMA SAYURAN NUR ASYIYAH

PENGARUH PEMUASAAN TERHADAP KONSUMSI, BOBOT TUBUH, DAN LAMA HIDUP TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.) DAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Miller)

HAMA DAN PENYAKIT PENTING Dendrobium sp. DI KEBUN PT EKAKARYA GRAHA FLORA FAUZANAH ILMA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

PENGARUH EMPAT JENIS EKSTRAK DAN SERBUK TANAMAN TERHADAP AKTIVITAS PENELURAN Sitophilus zeamais Motsch. (Coleoptera: Curculionidae)

INVENTARISASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus LINN) LAELA NUR RAHMAH

DENSITAS TRIKOMA DAN DISTRIBUSI VERTIKAL DAUN BEBERAPA VARIETAS KEDELAI

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Perbanyakan B. tabaci dan M. persicae

RANCANG BANGUN PERANGKAP UNTUK PENGENDALIAN TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii Linn.) PADA HABITAT PERMUKIMAN ADE DARMAWANSYAH

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

TAHLIYATIN WARDANAH A

BAB I PENDAHULUAN. Kubis merupakan produk urutan ketiga sayuran yang dibutuhkan oleh

Kupersembahkan karya kecilku untuk yang kusayangi: Bapa, Mamah, Aa, Ceu 'Ndah, Evan, Ayu, dan Opi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

AKILMAD RIZALI. Keragaman Serangga dan Peranannya pada Daerah Persawahan

KELIMPAHAN POPULASI ARTROPODA PREDATOR PENGHUNI TAJUK PERTANAMAN KEDELAI. Luice A. Taulu dan A. L. Polakitan

ABSTRACT ABSTRAK. I Wayan winasal)*, Dadan in day anal), Sugeng santosol)

PENGARUH PERBEDAAN TANAMAN INANG TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN DAYA TETAS TELUR Spodoptera litura Fabricius SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN GUANO KELELAWAR DAN MIKROORGANISME STARTER KOMPOS TERHADAP KESEHATAN TANAMAN CABAI (Capsicum annuum.l)

BAHAN DAN METODE. Gambar 2 Mikroskop video Nikon SMZ-10A (a), dan Alat perekam Sony BLV ED100 VHS (b)

KEANEKARAGAMAN HAYATI SERANGGA PREDATOR KUTU KEBUL (Bemisia tabaci Genn) DAN KUTU DAUN (Aphid spp.) PADA TANAMAN KEDELAI TESIS

HUBUNGAN NEMATODA PARASIT DENGAN TINGKAT KEPARAHAN PENYAKIT LAYU MWP (Mealybug wilt of pineapple) PADA NANAS (Ananas comosus L.

VI. PEMBAHASAN UMUM Strategi pengendalian B. tabaci dengan Perpaduan Pemanfaatan Tanaman Pembatas Pinggir dan Predator

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Isolat M. anisopliae pada Berbagai Konsentrasi terhadap

TINJAUAN PUSTAKA Kacang Panjang ( Vigna sinensis L.)

KERAGAMAN UKURAN DAN WARNA Thrips parvispinus (Thysanoptera: Thripidae) PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annuum) DI BERBAGAI KETINGGIAN TEMPAT MAGDALENA

ANALISIS PERSEPSI DAN WILLINGNESS TO PAY KONSUMEN TERHADAP PRODUK STEAK WAGYU (STUDI KASUS: RESTORAN STEAK HOTEL DI WILAYAH JAKARTA SELATAN)

PENGARUH TANAMAN PENUTUP TANAH TERHADAP SERANGAN PENGGEREK POLONG

IDENTIFIKASI TONGGERET (HEMIPTERA: CICADIDAE) DI KEBUN RAYA BOGOR DAN KEBUN RAYA CIBODAS BERDASARKAN REKAMAN SUARA ARUNIKA ANGGRADEWI

SKRIPSI PEMANFAATAN AIR PADA BENDUNG KECIL DI SUB DAS CIOMAS - DAS CIDANAU, BANTEN. Oleh: RINI AGUSTINA F

PERANAN Pratylenchus spp. DALAM MENGINDUKSI PENYAKIT LAYU MWP (Mealybug Wilt of Pineapple) PADA TANAMAN NANAS (Ananas comosus L.

EFEKTIVITAS ISOLAT DAN METODE PAPARAN Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin TERHADAP MORTALITAS DAN MIKOSIS Spodoptera litura Fabricius

BAB VII SINTESIS Strategi Pengendalian Hayati Kepik Pengisap Buah Lada

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM...

PENGARUH SERANGAN PENYAKIT LAYU (Pineapple Mealybug Wilt/PMW) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN NANAS (Ananas comosus L. Merr) RIKE NOVIANTI

DINAMIKA ORDE PERTAMA SISTEM NONLINIER TERKOPEL DENGAN RELASI PREDASI, MUTUAL, DAN SIKLIK (Tinjauan Kasus Mangsa-Pemangsa pada Sistem Ekologi)

PENGELOLAAN HAMA SECARA HAYATI Oleh : Awaluddin (Widyaiswara)

DETEKSI BENIH DAN PENULARAN VIRUS MOSAIK BENGKUANG OLEH TIGA SPESIES KUTUDAUN SIT1 NURLAELAH A

ANALISIS TINGKAT IMBAL HASIL DAN FAKTOR RESIKO PADA PENAWARAN UMUM PERDANA (Initial Public Offering) SAHAM SECARA SEKTORAL DI BURSA EFEK JAKARTA

STUDI BIOLOGI ULAT BULU Lymantria marginata Wlk. (LEPIDOPTERA: LYMANTRIIDAE) PADA TANAMAN MANGGA. (Mangifera indica L.) SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. tanaman perkebunan. Akan tetapi banyak juga diantara serangga-serangga

STUDI PALATABILITAS UMPAN PENDETEKSI TIKUS PADA TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L) DI LABORATORIUM FAJAR ANALIS A

PERTUMBUHAN POPULASI Sitophilus zeamais Motsch. (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) PADA EMPAT KULTIVAR BERAS MARYANA JAYANTI PASARIBU

LIA RAMDEUNIA. Aktivitas Ekstrak Daun, Ranting dan Biji Suren (Toona sureni

PEMANFAATAN RIZOBAKTERI PEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN (RPPT) UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT KERDIL PISANG (Banana Bunchy Top) Oleh:

DAYA PREDASI Sycanus croceovittatus (Hemiptera: Reduviidae) TERHADAP ULAT API Setothosea asigna PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DI INSEKTARIUM OLEH:

HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaman Hama pada Pertanaman Edamame Hama Edamame pada Fase Vegetatif dan Generatif

Manfaat NPV Mengendalikan Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 2(2):12-18, 2017

Biologi dan Kemampuan Memangsa Paederus fuscipes Curtis. Bemisia tabaci Gennadius. terhadap. (Homoptera:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H

PENGUJIAN PARTIKEL KAOLIN DAN KAPUR PERTANIAN

Peran Varietas Tahan dalam PHT. Stabilitas Agroekosistem

PEMANFAATAN PARASITOID Tetrastichus schoenobii Ferr. (Eulopidae, Hymenoptera) DALAM PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADA TANAMAN PADI

PENGARUH USIA, LUAS PERMUKAAN, DAN BIOMASSA DAUN PADA TIGA VARIETAS KEDELAI

(biologically based tactics) Modul 1. Pengendalian Hayati Untuk Pengelolaan Hama Kegiatan Belajar 1

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KEMANGI (Ocimmum basilicum forma citratum) TERHADAP PERKEMBANGAN LARVA LALAT RUMAH (Musca domestica)

ANALISIS TINGKAT SERANGAN WERENG BATANG COKLAT

PREFERENSI PETANI SAYURAN DAN JAGUNG DALAM PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DI WILAYAH BOGOR DAN CIANJUR DAN ANALISIS EKONOMINYA

TINGKAT KEJERAAN RACUN DAN UMPAN PADA TIKUS SAWAH

PREFERENSI SEMUT PEMUKIMAN TERHADAP BERBAGAI JENIS UMPAN

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya dapat kita gunakan sebagai bahan makanan pokok. Salah satu ayat di

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN PISANG (Musa paradisiaca L.) SECARA KULTUR TEKNIS DAN HAYATI MIFTAHUL HUDA

BAHAN DAN METODE. Bahan

Studi Musuh Alami (Spodoptera Exigua Hbn) pada Agroekosistem Tanaman Bawang Merah. Study of Natural Enemy Spodoptera Exigua on Onion Agroecosystem

AKTIVITAS INSEKTISIDA EKSTRAK BUAH CABAI JAWA

MUSUH ALAMI PREDATOR TANAMAN PADI (Oryza Sativa L) PADA AGROEKOSISTEM BERBEDA ABSTRAK

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN KEHUTANAN

ANALISIS KESESUAIAN HAMA WERENG BATANG COKELAT

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

EFEKTIVITAS PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADA PERKEBUNAN KOPI RAKYAT DI KABUPATEN TEMANGGUNG JAWA TENGAH LAKSMI WIJAYANTI

RESPON ENAM VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril) ANJURAN TERHADAP SERANGAN LARVA PEMAKAN DAUN KEDELAI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanaman akan tumbuh subur dengan seizin Allah SWT. Jika Allah tidak

DHIOSI OKTAVIA AFRENSI

HASIL DAN PEMBAHASAN

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Transkripsi:

PENGARUH KERAPATAN PREDATOR TERHADAP PEMANGSAAN LARVA Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) Oleh: Triana Aprilizah A44101017 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

ABSTRAK TRIANA APRILIZAH. Pengaruh Kerapatan Predator terhadap Pemangsaan Larva Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae). Dibimbing oleh I WAYAN WINASA. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kerapatan predator terhadap kemampuan memangsa larva S. litura dan hubungan antara kerapatan predator dengan kerusakan daun kedelai. Perlakuan pemangsaan menggunakan larva S. litura instar-1 dan instar-3 sebagai mangsa dan sebagai predator yaitu imago betina Pardosa pseudoannulata (Boes. & Str.) dan imago betina Paederus fuscipes (Curt.). Perlakuan dibagi menjadi enam taraf perlakuan dan diulang sebanyak lima kali, masing-masing perlakuan untuk larva S. litura instar-1 dan instar-3 dilakukan secara terpisah. P0= tanpa predator; P1= 2 ekor P. fuscipes, 2 ekor P. pseudoannulata; P2= 2 ekor P. fuscipes, 1 ekor P. pseudoannulata; P3= 1 ekor P. fuscipes, 1 ekor P. pseudoannulata; P4= 1 ekor P. fuscipes, 2 ekor P. pseudoannulata; P5= 2 ekor P. fuscipes; P6= 2 ekor P. pseudoannulata. Larva S. litura instar-1 dan instar-3 diinfestasikan ke tanaman diletakkan pada dua daun teratas sebanyak 10 ekor per tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan predator dengan jumlah sesuai perlakuan kemudian dimasukkan ke dalam kurungan plastik. Pengamatan dilakukan setiap 24, 48 dan 72 jam setelah infestasi. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah larva S. litura yang hilang/rusak karena dimangsa predator, dimangsa predator lainnya dan tingkat kerusakan daun kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kumbang P. fuscipes lebih memilih larva S. litura instar-1 sebagai mangsanya, sedangkan P. pseudoannulata lebih memilih larva S. litura instar-3. Meningkatnya kerapatan predator tidak secara nyata meningkatkan jumlah larva S. litura yang dimangsa. Rendahnya populasi larva yang tersisa menyebabkan tingkat kerusakan daun kedelai relatif rendah. Jumlah mangsa yang terbatas memungkinkan terjadinya kanibalisme pada P. pseudoannulata dengan sejenisnya.

PENGARUH KERAPATAN PREDATOR TERHADAP PEMANGSAAN LARVA Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Oleh: Triana Aprilizah A44101017 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Palembang, Sumatera Selatan tanggal 19 April 1983 dari Ayah Wahidin Dantak dan Ibu Kholmizah. Penulis merupakan putri ketiga dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Umum di SMU Negeri 11 Palembang tahun 2001. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan tercatat sebagai mahasiswa Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama masa kuliah pernah bekerja sebagai pemandu di Musium Serangga TMII bekerja sama dengan LSM PEKA Indonesia (2002-2004), aktif di LSM Pekan Konservasi Alam Indonesia (PEKA 2002-2005) serta pernah menjadi pembina AK MPJ (Masa Perkenalan Jurusan) HIMASITA tahun 2003. Sampai saat ini aktif di Conversation English Fun Club (CEFC) lembaga bahasa LIA Bogor.

PRAKATA Bismillahirrohmanirrohim, Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini merupakan karya ilmiah hasil penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni sampai Oktober 2005 di Laboratorium Ekologi Serangga Program Studi Hama dan Penyakit Tumbuhan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada Dr. Ir. I Wayan Winasa, MSi selaku dosen pembimbing akademik sekaligus pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak nasehat, masukan, pengarahan dan ketelitiannya selama penyusunan skripsi ini. Dr. Ir. A. Muin Adnan, MS yang telah berkenan menjadi dosen penguji dan telah memberikan saran, bimbingan serta perbaikan dalam penulisan skripsi. Ibu, Ayah, kak Marta, yuk New Reil, dan dek Akhirel atas segala doa, kasih sayangnya yang tiada terputus dan support-nya serta motivasi untuk berkata bisa dan selalu berusaha sesuai kemampuan. Seluruh staf karyawan Fakultas Pertanian yang telah memberikan bantuan selama pengurusan administrasi. Ibu Reni, engkau adalah guru dan sahabat bagi saya dan sahabat-sahabat SMU: Sri, Atik, Agung, Nova. Widi Atmoko sahabat terbaik yang telah memberi perhatian, semangat, dan bantuannya. Indah, Mba Ni Akhnita 36 (Alm.), Iik, Lia, Nurfitriani, Chairty, Elsa, Pak Soudik, Pak Wawan, Mas Agung, Ibu Rini, Mas Anis, Pak Dede, Pak Karto untuk semua kebaikan dan bantuannya selama penelitian. Teman-teman Lab. Ekologi yang telah membantu dan memberi keceriaan. Seluruh rekan-rekan HPT 38 atas kebersamaannya selama ini. Teman-teman di kost WJ ceria. Pihak yang telah membantu dan tidak bisa disebutkan satu persatu. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran dan masukannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Bogor, Maret 2006 Penulis

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... vi PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Manfaat... 3 TINJAUAN PUSTAKA... 4 Biologi dan Ekologi P. fuscipes... 4 Biologi dan Ekologi P. pseudoannulata... 5 Biologi dan Ekologi S. litura... 6 Pengaruh Kerapatan Predator terhadap Kemampuan Memangsa... 7 BAHAN DAN METODE... 8 Tempat dan Waktu Penelitian... 8 Pengumpulan Kumbang P. fuscipes... 8 Pengumpulan P. pseudoannulata... 8 Perbanyakan S. litura... 8 Persiapan Tanaman Kedelai... 9 Perlakuan Pemangsaan... 9 Analisis Data... 10 HASIL DAN PEMBAHASAN... 11 Pengaruh Kerapatan Predator terhadap Pemangsaan Larva S. litura.. 11 Tingkat Kerusakan Tanaman oleh S. litura... 14 Kanibalisme Antar Predator... 16 KESIMPULAN DAN SARAN... 18 DAFTAR PUSTAKA... 19

DAFTAR TABEL Nomor Halaman Teks 1. Pengaruh kerapatan predator terhadap pemangsaan larva S. litura instar-1... 11 2. Pengaruh kerapatan predator terhadap pemangsaan larva S. litura instar-3... 12 3. Pengaruh kerapatan predator terhadap kerusakan daun kedelai setelah diinfestasi larva S. litura instar-1... 14 4. Pengaruh kerapatan predator terhadap kerusakan daun kedelai setelah diinfestasi larva S. litura instar-3... 15 5. Kanibalisme antar predator pada tanaman kedelai yang diinfestasi larva S. litura instar-1... 17 6. Kanibalisme antar predator pada tanaman kedelai yang diinfestasi larva S. litura instar-3... 17

PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan perlindungan tanaman dalam pengendalian organisme penganggu tanaman didasarkan atas pendekatan konsep pengendalian hama terpadu (PHT). Konsep tersebut telah diperkuat dengan kebijakan pemerintah melalui Instruksi Presiden (Inpres) nomor 3 tahun 1986, yang dituangkan dalam GBHN 1988 kemudian dijabarkan dalam buku Repelita V (Deptan 2000). Program pengendalian hama terpadu dilakukan secara komprehensif berdasarkan pendekatan ekologi dan pertimbangan ekonomi (van den Bosch et al. 1982). PHT bertujuan untuk tetap mempertahankan populasi atau kerusakan hama berada di bawah ambang ekonomi yaitu dengan memadukan berbagai metode atau komponen pengendalian hama sehingga sasaran produksi tercapai dan kualitas lingkungan tetap dapat terjaga (Untung et al. 1988). Dalam PHT, agar perkembangan populasi hama dapat ditekan harus diketahui sifat-sifat suatu populasi, interaksinya, dan ekosistem yang mendukung perkembangan populasi hama tersebut (Oka 1995). Interaksi tersebut dapat terjadi antara dua tingkat trofik yang berbeda atau yang sama. Tanaman-serangga herbivor merupakan interaksi antara dua tingkat trofik yang berbeda, tanaman sebagai produsen termasuk tingkat trofik yang pertama dan serangga herbivor sebagai konsumen termasuk tingkat trofik yang kedua. Interaksi juga dapat terjadi dalam satu tingkat trofik, seperti persaingan antara dua spesies populasi predator/ parasitoid atau antara individu individu di dalam suatu spesies populasi. Serangga mangsa predator, serangga inang-parasitoid adalah interaksi antara tingkat trofik yang kedua dan ketiga dalam rantai makanan (Oka 1995). Di dalam suatu ekosistem terjadi rantai makanan yang bertingkat dan kompleks sehingga memungkinkan terjadinya kesetimbangan antara pemangsa dan yang dimangsa. Namun cepat atau lambatnya kesetimbangan tersebut tercapai tergantung dari kecepatan berkembangnya populasi pemangsa dan yang dimangsa (Baehaki & Sukarna 1988). Ekosistem pertanaman kedelai dihuni oleh kompleks artropoda yang dapat dikelompokkan sebagai hama, dan musuh alami yaitu predator dan parasitoid

2 (Purwanta & Rauf 2000). Ulat grayak Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae) diketahui sebagai salah satu hama penting pada tanaman kedelai di Indonesia (Widihastuty 2001). Di lahan pertanaman kedelai komunitas artropoda predator sangat beragam. Predator yang menghuni ekosistem kedelai dapat dikelompokkan sebagai artropoda predator penghuni tajuk dan penghuni permukaan tanah (Taulu 2001; Winasa 2001). Berbeda dengan parasitoid, predator umumnya bersifat generalis yang memerlukan serangkaian sumber daya ruang dan makanan (mangsa). Penelitian Taulu (2001) menunjukkan ulat S. litura juga merupakan salah satu mangsa P. fuscipes di pertanaman kedelai. Sedangkan penelitian Tulung (1999) menyebutkan bahwa laba-laba P. pseudoannulata juga dapat memangsa larva Lepidoptera selain memangsa wereng. Dua jenis artropoda predator yang kelimpahannya selalu dominan di pertanaman kedelai adalah Pardosa pseudoannulata Boes. & Str. (Araneae: Lycosidae) (CPC 2002; Winasa 2001) dan Paederus fuscipes Curt. (Coleoptera: Staphylinidae) (Kartohardjono & Arifin 2000). Komunitas predator di ekosistem tanaman semusim seperti padi dan kedelai cukup kompleks dan berlimpah (Herlinda 2000). P. pseudoannulata dan P. fuscipes tergolong predator yang time generalist karena aktif memangsa siang maupun malam hari (Tulung 1999). Pemangsaan oleh kompleks predator tajuk berlangsung siang dan malam hari (Taulu & Rauf 2000). P. pseudoannulata dan P. fuscipes juga bersifat generalis mempunyai kisaran mangsa yang luas, memiliki kemampuan yang tinggi dalam beradaptasi dengan lingkungan (Provencher & Riechert 1994; Pickett & Bugg 1998) dan kemampuan pemencaran yang tinggi (Herlinda 2000). Winasa & Rauf (2000) melaporkan bahwa kelimpahan P. pseudoannulata mencapai 19,94% dari komunitas predator permukaan tanah. Hasil penelitian Suastika (2005) diketahui bahwa pada P. fuscipes yang diberi mangsa ulat S. litura sebanyak 80% dari larva predator ini mampu bertahan hidup sampai menjadi imago sehingga dapat dinyatakan predator P. fuscipes dapat hidup dan berkembang biak lebih baik pada mangsa larva S. litura. P. pseudoannulata betina memangsa 9 ekor wereng coklat dewasa tiap hari. Nimfa wereng coklat

3 instar-1 sampai instar-3 dapat termangsa oleh P. pseudoannulata sebanyak 8 ekor/hari (IRRI 1980 dalam Sujitno 1988). Penelitian yang banyak dilakukan selama ini adalah melihat kemampuan memangsa dari predator secara individu. Diketahui bahwa antar predator yang bersifat generalis dapat terjadi interaksi bahkan saling memangsa. Begon et al. (1986) manyatakan bahwa antar predator dapat terjadi interferensi atau saling mengganggu sehingga dapat menurunkan tingkat keefektifannya. Selanjutnya Rosenheim et al. (1995) menyebutkan terjadinya predasi antar kaum (intraguild predation), yaitu saling memangsa antar predator yang menempati tingkat trofik yang sama. Dalam penelitian ini diamati kemungkinan terjadinya interaksi antar predator sehingga berpengaruh terhadap keefektifannya dalam menekan populasi mangsa (larva S. litura). Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kerapatan predator terhadap kemampuan memangsa larva S. litura dan mengetahui hubungan antara kerapatan predator dengan kerusakan pada daun kedelai. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah menambah pemahaman kemampuan memangsa sebagai dasar konservasi untuk menilai keefektifan P. fuscipes dan P. pseudoannulata untuk dimanfaatkan dalam pengendalian hayati.