Tes Inventory. Skoring, Interprestasi, dan mengkomunikasikan tes EPPS. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
Tes Inventori: EPPS Test

EDWARD PERSONAL PREFERENCE SCHEDULE EPPS

EDWARD PERSONAL PREFERENCE SCHEDULE (EPPS)

Novia Sinta R, M.Psi.

EPPS. EPPS-Kusrohmaniah

LAPORAN KEPRIBADIAN. INFP (Introvert Intuiting Feeling Perceiving)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bahwa secara umum kecenderungan kepribadian siswa kelas X SMA

LAPORAN KEPRIBADIAN. ISTJ (Introvert Sensing Thinking Judging)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kendall dan Kendall (2003: 523), sistem merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penyusunan Norma EPPS Berdasarkan Tingkat Pendidikan SMA, Perguruan Tinggi dan Rentang Usia Dewasa Awal

BAB III METODE PENELITIAN

PROFIL KEBUTUHAN PSIKOLOGIS MAHASISWA TUNANETRA DI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Oleh : Euis Heryati, Herlina

PROFIL KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING DITINJAU MELALUI EPPS

BAB IV ANALISI DATA. No Tanggal Waktu Lokasi Keterangan. 27 Maret WIB Warung Kopi. 10 April

TES PSIKOLOGIS (TES EPPS) Dra. Hj. SW. Indrawati, M.Pd., Psi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah perkembangan dunia terus berkembang dengan begitu cepat. Berkembangnya

Jurnal CARE Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013 PG PAUD-IKIP PGRI MADIUN

BAB III METODE PENELITIAN

PROFIL KEBUTUHAN PSIKOLOGIS MAHASISWA TUNANETRA DI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

SALAH SATU PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT LPPB ADALAH: MELAKUKAN TES PSIKOLOGIS TELAH TUJUH TAHUN DIPERCAYA OLEH KIMPRASWIL-PU PU UNTUK MENSELEKSI CALO

Tes Inventori: PAPI Kostick

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

SISTEM INFORMASI PENEMPATAN KARYAWAN BERDASARKAN KEPRIBADIAN MENGGUNAKAN METODE EDWARD'S PERSONAL PREFERENCE SCHEDULE (EPPS) (STUDI KASUS : X

Prosiding Psikologi ISSN:

Tes Inventory. Skoring, Interprestasi, dan mengkomunikasikan tes DISC. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

Pedoman Wawancara (Subyek) Profil Kepribadian Guru Paud Terang Bangsa Kota Semarang. Berdasarkan Tes EPPS. a. Nama. c.

PROFIL KEBUTUHAN PSIKOLOGIS REMAJA TUNARUNGU. Euis Heryati. Abstrak: Kecacatan dalam pendengaran menyebabkan remaja tunarungu tidak mampu

PROFIL KEPRIBADIAN GURU PAUD TERANG BANGSA KOTA SEMARANG BERDASARKAN TES EPPS SKRIPSI VICTORIA DHAMAIYANTI

Jurnal Pemikiran & Penelitian Psikologi PSIKOLOGIA. p-issn: e-issn:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Hubungan antara Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dan Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Difabel

merasa dirinya penting (sense of importance) Kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement) 4) Esteem or status needs

PAPIKOSTIC. Novia Sinta R., M.Psi. UMBY 2105

BAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari Henry Murray. Menurut Murray kebutuhan (Needs) adalah konstruk

GAMBARAN PROFILE NEEDS PADA MAHASISWA KOS DI JATINANGOR YANG MELAKUKAN PREMARITAL INTERCOURSE AZAZI TITIAN NURANI ABSTRAK

Bab 1. Pendahuluan. Saat ini, kriminalitas semakin merajalela. Setiap hari, kita melihat di tayangan

Tes Inventori: EPPS Test

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran guna mengembangkan potensi diri

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Modul ini akan menjelaskan tentang cara pengadministrasian dan skoring tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory

Tes Wartegg disusun oleh Ehrig Wartegg, seorang psikolog Jerman, yang termasuk dalam aliran Gestalt. Dalam mempelajari tes Wartegg, ada 2 pendekatan:

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR KOMPETENSI PENGASUH INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: Sam Poole ID: HC Tanggal: 23 Februari 2017

Psikologi Kepribadian I

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi

PSIKOGRAM. Nama : A Level Tes : Supervisor Tanggal Tes : 29 Juli 2010 Pengirim : PT. X Tujuan Tes : Seleksi Calon Supervisor Gudang Bahan.

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

Ciri dan Watak Wirausaha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

PROFIL KEBUTUHAN PSIKOLOGIS TARUNA/I AKADEMI TEKNIK DAN KESELAMATAN PENERBANGAN MEDAN

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

Tes Inventory. Pengertian Personality Test, Proses Asesmen, Aspek yang Diukur. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).

2

TINGKAH LAKU PROSOSIAL

Pengantar Psikodiagnostik

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laki-laki dan perempuan. Responden siswa laki-laki sebanyak 37 siswa atau 60 %.

BAB I PENDAHULUAN. logis, konsisten, dan dapat bekerjasama serta tidak mudah putus asa.

DAFTAR ISI FILOSOFI PEMBELAJARAN I. HAKEKAT PEMBELAJARAN 1. HAKEKAT PEMBELAJARAN 12/19/2013

Bab I PENDAHULUAN. belajar selama 12 tahun dimanapun mereka berada, baik di desa maupun di kota

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan

BAB II DAMPAK POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL YANG BAIK PADA ANAK TUNANETRA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

Modul ke: Psikometri. Analisis Item 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

III. METODELOGI PENELITIAN. Sugiyono (2012:3) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI PADA METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

Tes Inventory. Pengertian tes 16 PF, Proses Asesmen, Aspek yang diukur. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

Motif Technopreneur Sukses by: AGB

BAB III METODE PENELITIAN

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 29 Juli 2015

BAB III METODE PENELITIAN

Perkembangan Sepanjang Hayat

Tes Inventori. Scoring dan Intrepretasi DISC MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh 03

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu bentuk Organisasi. Organisasi menggambarkan

PROPOSAL PENAWARAN SOFTWARE PSIKOGRAM

MODUL 3 FAKTOR YANG MENDASARI TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL

PERSONALITY AND PREFERENCE INVENTORY

KeterampilanInterpersonal dan Membangun Kepercayaan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelompok dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

BAB III METODE PENELITIAN. datanya berbentuk angka angka dan dianalisa menggunakan statistik.

STUDI DESKRIPTIF IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PSIKOLOGIS ANAK BERBAKAT DI KELAS AKSELERASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan formal merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap

PENGEMBANGAN KEPERCAYAAN DIRI. b. Kebebasan (lebih menyukai pekerjaan yang berdiri sendiri /

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

Transkripsi:

Modul ke: Tes Inventory Skoring, Interprestasi, dan mengkomunikasikan tes EPPS Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id

CARA MENILAI : MEMBERI TANDA PADA NO. 1-25; 26 50; 51-75; 101 125 ; 151 175 ; 201 225 DENGAN GARIS DIAGONAL. MENGHITUNG JUMLAH A HORIZONTAL. LETAKKAN NILAINYA PADA r ( raw ) MENGHITUNG JUMLAH B VERTIKAL, LETAKKAN NILAINYA PADA c ( column ). JUMLAHKAN r + c, LETAKKAN PADA s. CARI PERSENTIL DARI s LETAKKAN PADA ss ATAU GAMBAR PROFILENYA. EPPS/ENS/08 2

STRATEGI INTERPRETASI Hasil EPPS bukan hanya sekedar menggambarkan struktur kebutuhan seseorang, tetapi terkandung juga didalamnya arti dinamis dari struktur kebutuhan tersebut, sehingga seorang psikodiagnostikus akan mampu memahami perilaku subyek serta membuat prediksi dari perilakunya itu. EPPS/ENS/08 3

LANGKAH PERTAMA : Perhatikan apakah subyek menunjukkan konsistensi dalam menjawab. Skor ini harus berkisar antara 10-15. Bila kurang dari 10 tidak konsisten, tidak valid hasil tes tidak dapat diinterpretasikan. EPPS/ENS/08 4

LANGKAH KEDUA : Perhatikan need dalam taraf rata-rata (0), yang terdiri dari: - normal (rata-rata) bagi individual need - normal (rata-rata) bagi profile need Untuk individual need, jumlah yang dikatakan normal sedikitnya harus ada 5-7 yang berkategori rata-rata dari 15 need menunjukkan taraf kematangan dalam mengelola kebutuhan. Bila jumlah yang bertaraf rata-rata kurang dari 5 needs, maka jelas bahwa sebagian besar individual need itu mendapat muatan yang + atau - merupakan pertanda adanya dinamika kebutuhan pada individu tersebut. EPPS/ENS/08 5

Arti di atas rata rata : + : kecenderungan ++ : kemantapan +++ : obsesi (untuk kebutuhan itu) Nilai ini menunjukkan adanya kecenderungan, keinginan, aplikasi yang overt akan need tersebut, tergantung dari muatannya apakah +, ++ atau +++. EPPS/ENS/08 6

Arti di bawah rata rata : - : kecenderungan -- : kemantapan --- : obsesi (untuk kebutuhan itu) Nilai ini menunjukkan adanya kecenderungan/kebutuhan untuk meniadakan, menekan atau mengenyahkan need tersebut, yang berarti setiap kali terjadi penolakan. Hal ini tergantung dari muatannya apakah -, -- atau ---. EPPS/ENS/08 7

LANGKAH KETIGA : Hakekatnya ada need utama, dan ada pengiring. misalnya pasangan : n.ach +++ dan n.end ++ diartikan sebagai keinginan untuk memenuhi rasa kekurangan akan melakukan tugas sebaik mungkin (n.ach sebagai need utama) yang didukung oleh keinginan untuk bertahan menuntaskan tugas (n.end sebagai need pengiring) EPPS/ENS/08 8

Ada needs yang saling berkorelasi positif ataupun negatif maka dalam interpretasi dipertimbangkan pula adanya korelasi antar needs, selain melihat muatannya. Perhatikan pula need yang saling bertentangan, yang secara logis tidak mungkin muncul secara bersamaan. EPPS/ENS/08 9

Need yang bertentangan belum tentu penampilannya juga akan bertentangan. Misalnya n.agg +, bisa disertai dengan n. aba +, atau n.agg +++ dengan n.aba ++ Bila need yang bertentangan muncul dengan muatan yang hampir sama, maka ini merupakan a. penjinakan atau penetralan oleh need yang bertentangan. b. kompensatoris yang semu. EPPS/ENS/08 10

1. n. Achievement ( n. ach) Positif : adanya kemauan dan kesanggupan (bukan kemampuan) untuk menunjukkan prestasi, baik dalam bidang studi maupun pekerjaan, sukses dalam kehidupan sosial dan status dan sebagainya. Negatif: keinginan yang berlebihan, sehingga merugikan bagi subyek. Dapat dikatakan subyek ambisius, sehingga mengalami kekurangan dalam kehidupan sosial atau bermasyarakat. EPPS/ENS/08 11

2. n. Deference (n.def) Positif : mengandung arti adanya kemauan untuk menyesuaikan diri, mengikuti,menuruti, menghargai suatu tata cara / aturan, konvensional. Negatif: ada kecenderungan sugestibel, kurang bersikap kritis. (Untuk ini perlu diperhatikan taraf inteligensi, bila rendah artinya kemungkinan untuk sugestibel dan kurang kritis. Tetapi bila inteligensi tinggi, maka subyek ini mengikuti tata aturan yang berlaku namun tanpa disertai pemahaman dan pengolahan pengertian atas itu. EPPS/ENS/08 12

3. n. Order (n. ord) Positif : adanya kebutuhan akan keteraturan dan memiliki minat pada hubungan manusia, dengan benda dan juga idea yang memberi suatu efek yang baik terhadap pengertian, pertanggungjawaban dalam menunaikan tugas dan kewajibannya dengan cara dewasa. Negatif: Mengurangi kelincahan, kreativitas dan kemampuan untuk memimpin/mengatur, terlalu takut menyimpang, sehingga peraturan dipegang teguh. EPPS/ENS/08 13

4. n. Exhibition (n. exh) Positif : Mau menunjukkan diri secara euphoris, riang, extraversi, percaya diri, optimistis. Negatif: Kebutuhan yang berlebihan untuk menunjukkan diri, sehingga sering mengurangi pengendalian diri (Self-control), kurang disiplin, memamerkan dan menonjolkan diri, sok atau sombong. EPPS/ENS/08 14

5. n. Autonomy (n. aut) Positif : Keinginan untuk mandiri, sifat tidak tergantung dalam hal pendapat/ pendirian, menolak sugesti karena adanya kebutuhannya akan pendirian yang bersifat inkonvensional, berkeinginan untuk progresif dan orisinil. Negatif: Bila kebutuhan ini berlebihan, maka subyek kurang mampu menyesuaikan diri secara kooperatif, fanatik, radikal (selalu menginginkan perubahan), kepala batu. EPPS/ENS/08 15

6. n. Affiliation (n. aff) Positif : Kebutuhan untuk memperhatikan sesama manusia, untuk pergaulan yang harmonis dengan manusia lain yang disertai dengan toleransi dan kehangatan dalam pendekatan. Negatif: orang kurang tegas, kurang dapat mempertahankan pendiriannya, kurang berani, menjadi budak orang lain. EPPS/ENS/08 16

7. n. Intraception (n. int) Positif : Kebutuhan akan minat/pengarahan terhadap masalah manusia untuk diketahui dan dianalisis, menempatkan diri pada kebutuhan orang lain,empati. Ada kepekaan dan diferensiasi perasaan, serta ada keaktifan dalam diri baik untuk mengembangkan diri maupun bagi kepentingan orang lain. Negatif: mudah hanyut dan terbawa oleh situasi/perasaan orang lain, kurang dapat mempertahankan jarak. Untuk dapat mengambil jarak, subyek harus bersikap kritis, mengendalikan diri dan rasional. EPPS/ENS/08 17

8. n. Succorance (n. suc) n. Suc lebih bersifat negatif, dan mempunyai arti kebutuhan akan pemanjaan diri, pasif, kebutuhan akan kontak sosial yang diwarnai oleh meminta bantuan yang bersifat egosentris dan kurang dewasa, dependen, juga mencari rasa aman. Semua itu mencerminkan labilitas emosi dan kurang tegas dalam menyesuaikan perasaan /emotional adjustment. Secara klinis biasanya terdapat pada penderita histeria, meminta perhatian terlalu banyak bagi dirinya, namun pasif (Profilnya : Suc++, Het++, Int-). EPPS/ENS/08 18

9. n. Dominance (n. dom) Positif : umumnya merupakan kebutuhan akan suatu keinginan/ kemauan yang masih dapat diterima (acceptable), yaitu keinginan untuk memimpin, mempengaruhi, membimbing, mengawasi, membina, mengarahkan, menghimpun, mengorganisasikan, memberi instruksi, mengatur, adanya kepercayaan pada diri sendiri dan juga merupakan seorang yang mampu mengadakan hubungan sosial (Social Competence). Negatif: Keinginan untuk menjelajah, mengharuskan, mewajibkan, yang kesemuanya berbau otoriter, tidak mengakui hak-hak dan kewajiban manusia, mempertentangkan antara dirinya dengan orang lain. Dom mempunyai korelasi positif dengan n. agg, n.ach dan n.exh. Korelasi negatif dengan n.aba, n.def, n.suc dan n.nur. n. dom biasanya disertai dengan agresi, tetapi tidak semua orang demikian. Harus dilihat profil keseluruhan. EPPS/ENS/08 19

10. n. Abasement (n. aba) Positif : keinginan untuk merendahkan diri dengan maksud mendukung keinginan untuk menyesuaikan diri, kompromi, terlihat ada toleransi. Keberanian mengakui kesalahan, mengoreksi diri, rendah hati dalam arti tidak sombong dan tahu tata krama. Negatif: Tercermin kurang cukup adanya keinginan, kemauan, aspirasi, hambatan atau labilitas emosi. Kurang adanya rasa percaya diri, yang pada umumnya diiringi oleh rasa bersalah dan berdosa. Semua ini merupakan sifat-sifat yang kompleks yang merugikan kompetensi dalam relasi sosial dan pergaulan. EPPS/ENS/08 20

11. n. Nurturance (n. nur) Positif : merupakan variabel kebutuhan yang mencerminkan adanya kehangatan perasaan, dan dalam pergaulan disertai dengan pelayanan, memberi, merawat terutama pada manusia (tapi bisa juga pada benda). Juga mencerminkan rasa sosial terhadap sekelilingnya, bersedia atau siap memberi pertolongan kepada siapa yang pantas dan layak menerimanya. Negatif: Merupakan pencerminan emosi yang berlebihan, sehingga kurang lugas, kurang rasional, baik dalam hubungan sosial maupun cara berpikir. Melupakan diri sendiri sehingga dirinya terlantar dan bahkan menjadi korban. n. Nur mempunyai korelasi positif dengan n. Aff, n. Aba, n. Suc dan korelasi negatif dengan n. Aut, n. Agg, n. Ach dan n. Het. n. Nur yang baik seharusnya memiliki unsur take and give. EPPS/ENS/08 21

12. n. Change (n. chg) Positif : menunjukkan adanya human devotion (pelimpahan emosi yang ditujukan ke luar/terhadap manusia), fleksibel, perasaan kemanusiaan terhadap manusia lain sehingga ada kemampuan dalam hubungan sosial. Ingin mengadakan eksperimen, ingin mencoba hal yang baru, menginginkan variasi dalam rangka penyegaran dan pengembangan diri. Negatif: sering orang mengadakan introspeksi, hangat di luar, misalnya orang yang mementingkan urusan di luar rumah sehingga urusan dalam rumah terlantar. Tidak tetap pada pendapat/pendirian atau tidak adanya kemantapan dalam menyelenggarakan sesuatu, plin plan. n.chg mempunyai korelasi positif dengan n. aut, n. exh, dan korelasi negatif dengan n. ord, n. ach, n. end, n. suc. Bila n. chg disertai dengan n. aut+, perubahan yang diinginkan dikendalikan oleh dirinya sendiri. Bila n. chg disertai n.aut-, perubahan yang dikendalikan oleh pengaruh luar. EPPS/ENS/08 22

13. n. Endurance (n. end) Positif : adalah keuletan, kegigihan, ketekunan dalam menyelesaikan pekerjaan dan ada antisipasi akan kebenaran dan manfaat hasil jerih payahnya. Tersirat juga adanya rintangan-rintangan, antisipasi mampu menerobos, mengatasi, menyelesaikan aral melintang, bertubi-tubi terbentur pada rintangan tetapi tetap maju terus dengan stamina yang kuat. Negatif: asal tahan/asal betah, sibuk, sifatnya kaku, dan tidak disadari oleh pertimbangan lain. EPPS/ENS/08 23

14. n. Heterosexual (n. het) Positif : ketertarikan akan kehidupan seksual sehari-hari dalam batas normal, pandangan yang wajar akan pemahaman dan masalah seksual. Negatif: kehidupan seksual yang berlebihan/over acting, atau sebaliknya ditekan(repressed or supressed). Repressed artinya ada libido namun ditekan sehingga tidak muncul. Bila n. het --- maka ini berarti supressed dan bukan repressed, karena di sini nafsu seksual selalu timbul (kompulsif), subyek merasa terganggu dan setiap kali ditekan. EPPS/ENS/08 24

15. n. Aggression (n. agg) Positif : agresi yang dikendalikan dan diperhitungkan, berani, ada energi mendobrak sesuatu dengan tujuan untuk hasil yang lebih baik (progresif). Negatif: nekad, mengadakan perbuatan destruktif dalam segala bentuk. Tidak ada hasil yang progresif, asal saja dan merusak. EPPS/ENS/08 25