BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

APLIKASI PENGENALAN WAJAH UNTUK VALIDASI PESERTA UJIAN ONLINE MENGGUNAKAN METODE HAAR CASCADE DAN EIGEN FACE VECTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama ini terbagi menjadi enam bagian yang masing-masing akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bidang Teknologi Informasi sangat pesat. Hampir seluruh bidang-bidang dalam

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. misalnya untuk mendeteksi ketidakpuasan pelanggan pada sistem call center otomatis,

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Pengunjung Atlantis Water Adventure. Jumlah Pengunjung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PROTOTYPE PENGENALAN WAJAH MELALUI WEBCAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRICIPAL COMPONENT ALAYSIS (PCA) DAN LINIER DISCRIMINANT ANALYSIS (LDA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ISBN: Cetakan Pertama, tahun Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Identifikasi Jenis Kayu Menggunakan Support Vector Machine Berbasis Data Citra

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan Perumusan Masalah Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, masalah yang dapat dirumuskan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kecerdasan, desain, pemilihan, implementasi, dan monitoring (Tripathi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

Data Mining Terapan dengan Matlab

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 BAB PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR...

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Teknik pengenalan wajah berbasis fitur local binary pattern (LBP)

Teknik Reduksi Dimensi Menggunakan Komponen Utama Data Partisi Pada Pengklasifikasian Data Berdimensi Tinggi dengan Ukuran Sampel Kecil

JURNAL SISTEM IDENTIFIKASI CITRA TANDA TANGA MENGGUNAKAN METODE 2D-PCA (TWO DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALISYS)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi yang sangat pesat. Teknologi tersebut didukung dengan adanya

PERBANDINGAN KINERJA BEBERAPA METODE KLASIFIKASI HASIL REDUKSI DATA BERDIMENSI TINGGI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pensil berbentuk lurus, berwarna biru, dan berbahan kayu. Kedua objek ini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

PEMANFAATAN GUI DALAM PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN CITRA WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE EIGENFACES

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengenalan Wajah dengan Filter Gabor Menggunakan Algoritma Linear Discriminant Analysis (LDA)

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS UNTUK SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE

BAB I PENDAHULUAN. ukuran, dan warna ketika suatu citra digambarkan meskipun dalam ruang 2D (dua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. fold Cross Validation, metode Convolutional neural network dari deep learning

Principal Component Analysis

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.

Identifikasi Tanda Tangan Dengan Ciri Fraktal dan Perhitungan Jarak Euclidean pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur

Identifikasi Wajah Manusia untuk Sistem Monitoring Kehadiran Perkuliahan menggunakan Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA)

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Perumusan masalah

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN K NEAREST NEIGHBOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DETEKSI OBYEK PEJALAN KAKI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN SUPPORT VECTOR MACHINE SKRIPSI

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi

TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, antrean (queing) merupakan hal yang sering sekali kita jumpai, misalnya ketika membeli karcis, membayar tol, menaiki kendaraan umum, menyetor uang ke bank, menggunakan sarana umum (contohnya: kamar mandi), dll. Sistem antrean yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari tersebut memiliki tata cara yang berbeda-beda dan seringkali terjadi masalah-masalah dibalik tata cara sistem antrean tersebut. Salah satu masalah yang sekarang ini paling sering didengar dari sebuah sistem antrean adalah terjadinya pelecehan seksual. Pelecehan seksual ini terjadi karena pria dan wanita berada pada satu daerah yang tidak ada pembatasan area khusus untuk pria dan wanita. Selama ini media pers sering sekali memberitakan kasus-kasus pelecehan seksual yang dilakukan kaum pria dalam busway, bus kota, dan kereta api di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung [1]. Pelecehan seksual ini terjadi karena pria dan wanita berada pada satu daerah yang tidak ada pembatasan area khusus untuk pria dan wanita. Hal ini dibuktikan dengan data-data yang ada, contohnya jumlah kasus pelecehan seksual di dalam bus TransJakarta pada tahun 2011 meningkat dibandingkan pada tahun 2010. Data yang didapat dari Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta, kasus pelecehan seksual atau asusila dalam busway yang meningkat ini tercatat, sejak bulan Januari hingga November 2011, sudah 8 kasus tindak asusila terjadi dalam busway. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun 2010 yang hanya sebanyak empat kasus tindak asusila atau pelecehan seksual [2]. Sebenarnya sistem Busway di Jakarta meniru negara lain, namun Jakarta memiliki jalur yang terpanjang dan terbanyak, sehingga masalah busway di Jakarta merupakan contoh yang perlu dipelajari masalah dan cara penanggulangannya [3]. Pelecehan seksual tersebut menjadi salah satu masalah yang berawal dari isu gender dalam pembangunan. Di sini gender berbeda dari seks atau jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat biologis. Isu gender yang termasuk dalam hal tersebut, antara lain stereotip terhadap perempuan, beban kerja, marjinalisasi, subordinasi, dan kekerasan (violence). Kekerasan di sini tidak hanya dilakukan melalui serangan fisik, tetapi juga terhadap integritas mental psikologis seseorang yang dapat berdampak pada trauma. Salah satu dari sekian yang tergolong ke dalam bentuk kekerasan gender adalah pelecehan seksual, baik yang tergambar secara tindakan maupun hanya komentar / ucapan verbal 1

(Ratna Saptari, 2011). Sebagai perempuan, terutama perempuan muslim, memang sebaiknya jika dalam perjalanan memilih posisi yang aman dibanding harus berdesakan dan bercampur baur dengan yang lain [4]. Solusi - solusi terhadap masalah pelecehan seksual tersebut telah dilakukan, salah satunya membuat area khusus wanita untuk kasus pelecehan seksual pada kendaraan umum. Dibalik solusi tersebut, masalah tetap saja timbul dikarenakan kurangnya pengawasan dan beberapa kelalaian lain yang dilakukan oleh pegawai, sehingga beberapa pria masih berada di area khusus wanita. Kurangnya sistem pengawasan dan kejelian untuk membedakan pria dan wanita tersebut menjadi salah satu masalah penting. Seiring perkembangan zaman yang berjalan sangat cepat, saat ini teknologi sudah mulai menggeser pekerjaan manusia, mulai dari pekerjaan sederhana sampai pekerjaan yang rumit. Dalam hal ini teknologi menjadi bagian yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari sistem yang dibangun untuk mempermudah dan membantu pekerjaan manusia. Melalui skripsi ini, akan dibuat sebuah sistem yang dapat digunakan untuk membedakan pria dan wanita yang diaplikasikan pada sebuah sistem antrean, sehingga dapat menekan angka pelecehan seksual yang semakin meningkat sekarang ini. Sistem antrean ini diharapkan tidak hanya dapat diaplikasikan untuk menekan angka pelecehan seksual pada antrean kendaraan umum saja, tetapi dapat diaplikasikan dalam sistem antrean lain, misalnya pada antrean penggunaan sarana umum (contohnya kamar mandi), antrean pada bank, antrean pada loket, dll. Dasar dari sistem antrean ini adalah melakukan pengenalan gender, sehingga pada akhirnya pria dan wanita dapat dipisahkan ke tempat atau jalur yang berbeda. Pengenalan gender merupakan salah satu bidang penelitian yang penting karena dapat meningkatkan keberhasilan sistem verifikasi wajah, termasuk di dalamnya sistem deteksi wajah. Sistem pengenalan gender berdasarkan wajah manusia dapat diaplikasikan pada sistem keamanan. Penelitian tentang deteksi wajah yang telah banyak dilakukan adalah untuk mendeteksi wajah pada sebuah gambar [5]. Ada beberapa karakteristik pada wajah yang dapat menjadi bukti untuk menentukan dan mengenali seseorang. Kita dapat mengidentifikasi seseorang sebagai seorang pria atau wanita sesuai dengan pengukuran geometris wajah dan organ, posisi komponen wajah, gaya rambut, tekstur kulit, dan banyak rincian wajah lainnya. Subtraction, principal component analysis (PCA), dan linear discriminant analysis (LDA) dipilih dalam skripsi ini karena dapat dibandingkan dalam sebuah klasifikasi pengenalan pola berdasarkan tingkat kerumitannya. Subtraction merupakan metode paling 2

sederhana karena hanya menerapkan perhitungan pengurangan pada beberapa atau keseluruhan nilai piksel pada citra. Oleh sebab itu, subtraction adalah metode tanpa ekstraksi fitur. Metode yang kedua PCA merupakan metode ekstraksi fitur yang bekerja dengan cara mengurangi jumlah dimensi dari citra masukan dan menangkap variasi total dari citra masukan tersebut yang kemudian direduksi menjadi variabel-variabel yang lebih sedikit dibandingkan citra masukan. Dengan reduksi ini maka kompleksitas dari citra masukan yang tidak diperlukan dapat dihilangkan [6]. Metode yang ketiga LDA merupakan metode yang dapat mengelompokkan sekumpulan data ke dalam kelas tertentu. Prosedur yang digunakan berdasarkan nilai eigen yang kemudian memberikan cara pengelompokan data yang tepat dari jarak antar kelas secara maksimum [7]. Beberapa penelitian mengenai pengenalan gender telah dilakukan dengan menerapkan metode yang berbeda-beda. Cotrrell [8] dengan menerapkan metode neural network menghasilkan rata-rata keakuratan sebesar 63% dengan dataset berjumlah 64 buah. Yen [9] melakukan penelitian yang sama dan menerapkan metode yang sama dengan Cotrrell yaitu neural network dengan total dataset yang lebih banyak yaitu sebesar 1400 buah menghasilkan rata-rata keakuratan sebesar 90%. Lyons [10] menerapkan metode wavelet dengan menggunakan PCA dan LDA untuk mendeteksi wajah dan melakukan klasifikasinya menghasilkan keakuratan sebesar 91.3%. Castrillon-Santana dan Vuong [11] menggunakan PCA dan support vector machine sebagai metode pengenalannya menghasilkan rata-rata keakuratan sebesar 70% - 75%. 1.2. Tujuan Skripsi ini bertujuan untuk membandingkan tiga buah metode yaitu subtraction, principal component analysis, dan linear discriminant analysis yang dapat melakukan pengenalan gender memanfaatkan wajah manusia, sehingga dapat diaplikasikan pada antrean berdasarkan tingkat keakuratan dan waktu komputasi. 3

1.3. Batasan Masalah Seluruh source code pengenalan gender dibuat menggunakan perangkat lunak Matlab 7.1. Berikut adalah keseluruhan spesifikasi untuk skripsi ini. 1. Pengambilan gambar dilakukan dengan sebuah web camera yang disambungkan dengan Port USB. 2. Web camera diletakkan pada dudukan khusus agar tidak bergeser dan bergerak saat pengambilan gambar. 3. Gambar diambil pada sebuah latar belakang yaitu suasana yang terjadi pada antrean. 4. Jarak antara wajah dan web camera adalah sekitar 1.2 m dimana web camera berada di antara dua jalur yang pada akhirnya memisahkan antrean pria dan antrean wanita. Tinggi web camera dengan tanah adalah sekitar 170 cm. 5. Pembuatan dataset berupa citra wajah dengan total 500 orang responden, yang terdiri atas 250 pria dan 250 wanita. Masing-masing responden diambil gambar wajahnya dalam sebuah ekspresi netral. Tiap-tiap dataset ini akan dilakukan dua buah perlakuan, yaitu citra asli tanpa dilakukan cropping dan yang kedua adalah citra asli tersebut akan dilakukan cropping pada bagian wajahnya saja. 6. Pembuatan dataset dilakukan dalam kondisi pencahayaan yang cukup (pada siang hari). 7. Total citra pada dataset berjumlah 1.000 citra. 1.4. Sistematika Pembahasan Penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yang terdiri dari Bab I pendahuluan, Bab II landasan teori, Bab III perancangan perangkat lunak, Bab IV pengujian perangkat lunak dan analisis hasil pengujian, Bab V kesimpulan. Bab I membahas tentang tujuan dan latar belakang masalah dalam skripsi ini, selain itu juga diberikan pembatasan masalah dan kajian mengenai hasil penelitian yang bersangkutan. Bab II berisi teori yang digunakan dalam skripsi ini. Teori yang dibahas antara lain mengenai cropping dan resizing citra, konversi citra RGB ke grayscale, histogram equalization, ketiga metode yang akan dibandingkan yaitu, subtraction, PCA, dan LDA, metode klasifikasi dengan nearest neighbor, dan k-fold cross validation untuk mengetahui performa sistem. 4

Bab III menjelaskan tentang perancangan perangkat lunak yang digambarkan dalam diagram alir, pembuatan dataset, dan graphical user interfaces (GUI), serta gambargambar hasil keluaran dari beberapa proses dalam sistem. Bab IV berisi pengujian perangkat lunak dan analisis hasil pengujian yang disajikan dalam tabel. Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari bab-bab sebelumnya dan saran untuk pengembangan skripsi ini. 5