KEKUATAN BRANDING KEMASAN PRODUK DALAM MERAIH PASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Konsumen biasanya membeli suatu produk karena alasan. kebutuhan. Namun ada alasan atau faktor- faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingginya kebutuhan masyarakat akan kepraktisan minuman dalam

BAB I PENDAHULUAN. pada awalnya air minum dalam kemasan lebih banyak di konsumsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh yang dapat dikatakan sangat signifikan terhadap

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan. Judul yang saya angkat dalam rangka perancangan Tugas Akhir ini

BAB V. 1. Product innovation berpengaruh signifikan dan positif terhadap brand. konsumen dari produk yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling pokok.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena UKDW

BAB II LANDASAN TEORI. Kemasan dan desain kemasan telah menjadi faktor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

4.2.7 URUSAN PILIHAN PERINDUSTRIAN KONDISI UMUM

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia persaingan produk impor dan produk dari Usaha Kecil Menengah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berbasis agroindustri semakin ketat. Selain itu, ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan informasi yang melayani masyarakat dengan berbagai jenis pelayanan.

perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan yang banyak,

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melangsungkan hidup, manusia membutuhkan makanan dan. minuman. Hal ini dikarenakan makanan dan minuman merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi persaingan bisnis semakin dinamis dan kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bermunculan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

KARYA ILMIAH STRATEGI MARKETING DENGAN SETTING LAY-OUT

BAB I PENDAHULUAN. Carrefour, Hero, Superindo, Hypermart, dan lainnya. Dengan adanya berbagai

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI PENERAPAN SISTEM SNI PADA INDUSTRI ANEKA DI JAWA TENGAH

Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA I. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan secara fisik dan non fisik terhadap perusahaan lainnya. Situs

Kebijakan Sistem Inovasi dalam Membangun Pusat Unggulan Peternakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BIRO IKLAN DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Industri pakaian di era modern ini mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. besar dan memenangkan persaingan bisnis. Banyak bisnis didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah perusahaan. Saat ini, hampir semua perusahaan telah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) pada 2011 atau sekitar Rp169,62

BAB I PENDAHULUAN. telah berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari penetrasi modern market di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG. Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan bisnis seperti globalisasi dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat sudah merasakan

BAB I PENDAHULUAN. Karena dengan seiring berjalannya waktu, terdapat beragam produk dipasaran,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang atau Objek KKP. dalam memilih produk yang akan digunakannya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan jaman saat ini perusahaan dituntut untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menawarkan produk-produk yang sejenis baik melalui media

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam memproduksi barang yang dibutuhkan, karena selain memasarkan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) WORKSHOP DESAIN IKM BATU MULIA DI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. eceran terus berkembang seiring dengan keinginan dan selera pelanggan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan pada industri otomotif mengalami peningkatan yang cukup

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan barang-barang konsumsi. Oleh sebab itu produksi barang-barang. yang selanjutnya akan melahirkan persaingan di pihak produsen.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan yang berdampingan dengan teknologi yang mempermudah

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. persaingan memperebutkan pelanggan. Menurut Barsky (1992) dalam. Suhartanto (2001) organisasi dapat meningkatkan keuntungannya dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis sangatlah padat. Persaingan

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 10 TAHUN 2004

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekarang ini di Indonesia, banyak bertumbuh dan berkembang berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perpindahan dari satu tempat ketempat lain. Dengan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman khususnya dibidang teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan penuh dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis saat ini berkembang dengan begitu pesat. Setiap perusahaan bersaing

Pertemuan Pertemuan 7 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang kita

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

kategori Department store, Service Quality Award Excellence 2009 dan Indonesia's Most Admired Companies 2009, semakin memperkokoh PT. X Dept.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang atau Objek KKP. persaingan diantara para pelaku bisnis. Masyarakatpun semakin selektif

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya industri yang bermunculan dengan produk dan kualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. kita cita-citakan berupa masyarakat yang adil dan makmur,baik moril dan materil,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan yang semakin ketat ini setiap perusahaan seperti. yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Agar perusahaan unggul dalam persaingan, selain berwawasan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

I.PENDAHULUAN. dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui persaingan merek,

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai sukses

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas & Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan di sisi lain, perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing.

Transkripsi:

2013 Agus Setiawan 60 KEKUATAN BRANDING KEMASAN PRODUK DALAM MERAIH PASAR Agus Setiawan Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol. VII, No. 2 Juli 2013 Hal 60-64 Abstrak Desain kemasan produk olahan lokal masih menjadi kendala dalam meningkatkan daya saing dan daya tarik produk bagi konsumen di pasar modern karena terlalu sederhana, akibatnya kurang bisa menarik minat konsumen. Kemasan merupakan pemicu karena ia langsung berhadapan dengan konsumen. Untuk itu, kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif dalam hal ini membeli produk karena tujuan akhir dari pengemasan adalah untuk menciptakan penjualan. Kata Kunci : Desain Kemasan Produk, Daya Saing Produk Pendahuluan Menurut Faisal Basri dalam blog-nya mengatakan bahwa prospek ekonomi 2014 pertumbuhan barang konsumsi yang cukup pesat adalah makanan dan minuman (mamin) olahan. Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan bisnis barang konsumsi selalu di atas 10% karena didorong maraknya bisnis ritel modern dan pasar tradisional. [1] Hal ini tentunya memberikan angin segar bagi Kota Magelang, karena sesuai kompetensi inti di Kota Magelang dalam Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yaitu Klaster Makanan Ringan. Apa yang membuat para konsumen tertarik untuk membeli suatu produk? Pandangan mata yang pertama pasti tertuju pada kemasannya. Jika kemasannya bagus (a) Gambar 1 Dua Contoh Pengemasan Produk yang Belum Memenuhi Kriteria Pencitraan Produk: (a) Pengemasan yang tidak menggunakan brand sendiri dan (b) Desain label kemasan yang kurang memperhatikan estetika label kemasan dengan baik. (b) dan menarik tentu mereka akan mendekat, meraih serta melihat dengan lebih dekat dan lebih detail produk apa yang ditawarkan tersebut. Kemasan yang baik dan menarik menciptakan dorongan untuk membeli. Kemasan sama pentingnya dengan kualitas produk yang dikemasnya dan harus dapat melindungi produk yang dikemasnya Dalam kontek pembuatan kemasan makanan ringan, maka kebutuhan branding memerlukan desain yang mampu menarik minat konsumen dalam keputusannya untuk melakukan pembelian. Dari pengamatan, sebagian besar industri kecil dan menengah

61 Dinamika Teknik Juli (IKM) kurang mampu dalam membuat branding dan kemasan yang berkualitas. Desain branding dan kemasan produk olahan lokal masih menjadi kendala dalam meningkatkan daya saing dan daya tarik produk bagi konsumen di pasar modern karena terlalu sederhana, akibatnya kurang bisa menarik minat konsumen. [4] Demikian pula halnya yang terjadi pada IKM di Kota Magelang. Terkait dengan kemitraan antara pasar modern (mini market, super market, dan hypermart) dengan pelaku IKM, yang tertuang dalam Perda Kota Magelang No 6 Tahun 2011 [3], maka produk IKM yang masuk ke pasar modern harus terus meningkatkan ragam jenis kemasan yang lebih menarik dan menjual serta mampu menyediakan produknya secara kontinyu. Tepat dalam pemilihan bahan kemasan yang digunakan dan memiliki estetika branding yang kuat. Pembahasan Konsep fungsional kemasan yang sudah berlaku selama berabad abad adalah bahwa fungsi kemasan hanya sebatas untuk melindungi produk barang atau makanan dan mempermudah transportasi produk barang atau makanan tersebut. Dengan demikian kemasan tersebut terkesan dibuat seadanya. Gambar 2 Jumlah Sentra Industri Kecil di Kota Magelang (Sumber: Kota Magelang dalam Angka 2013) untuk merebut perhatian pasar dan konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman, pola pikir, dan industri yang semakin maju dan kompleks, terjadilah penambahan pemahaman tentang nilai nilai fungsional kemasan tersebut, terutama pada abad sekarang ini di mana persaingan di dunia usaha semakin ketat. Produsen harus berlomba adu kreatif dan inovatif dalam pembuatan branding dan bentuk kemasan Merujuk Gambar 2, dapat diketahui bahwa jumlah industri makanan, mainan anakanak dan konveksi di Kota Magelang sebanyak 251, yang pasti membutuhkan kemasan dalam pemasaran produknya. Tidak hanya itu, mereka juga membutuhkan media promosi yang membutuhkan proses pencetakan media promosinya, yang diawali dari desain hingga proses produksinya.

2013 Agus Setiawan 62 Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk menghadapi persaingan perdagangan yang semakin tajam adalah melalui desain branding dan bentuk kemasan. Daya tarik suatu produk tidak dapat terlepas dari kemasannya. Kemasan merupakan pemicu karena ia langsung berhadapan dengan konsumen. Karena itu kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif dalam hal ini membeli produk karena tujuan akhir dari pengemasan adalah untuk menciptakan penjualan [5]. Dari uraian tersebut, maka diperlukan suatu upaya yang mampu mendukung Perda Kota Magelang No 6 Tahun 2011 sehingga produk olahan makanan ringan IKM Kota Magelang dapat menembus pasar modern, baik di Kota Magelang maupun daerah lainnya melalui upaya-upaya sebagai berikut: 1. Pelatihan Desain Grafis untuk Penguatan Branding Pelatihan desain grafis ini menggunakan peralatan komputer dan software desain grafis. Pelatihan dilakukan secara bertahap dan terstruktur dengan menggunakan modul dengan tingkat keterampilan pemula, menengah, dan mahir. Kendala yang mungkin dihadapi dalam upaya ini adalah: a. IKM tidak memiliki sumber daya manusia yang paham tentang desain grafis b. IKM belum/tidak memiliki peralatan komputer c. IKM tidak/belum memiliki sumber daya manusia yang sudah familiar menggunakan komputer dan/atau software desain grafis 2. Pendirian Klinik Desain Grafis dan Pembuatan Prototype Kemasan Produk Pendirian klinik desain grafis ini berfungsi untuk menjembatani bagi IKM yang ingin mengkonsultasikan hasil desain kemasan yang mereka buat dan memberikan pelayanan desain grafis bagi IKM yang tidak memiliki sumber daya manusia bidang desain grafis. Dalam perjalanan usahanya, hampir setiap para produsen makanan dan minuman besar akan mengganti desain label kemasan sesuai dengan perkembangan teknologi printing dan teknologi informasi dalam kurun waktu 2 tahun sekali. Dalam pengembangan selanjutnya, klinik ini akan difungsikan sebagai tempat pelayanan jasa pembuatan desain dan prototype suatu produk bagi IKM yang ingin memperluas usahanya, seperti souvenir, mainan anak-anak, dan lain-lain. 3. Pendirian Institusi Pendidikan Grafika Sekitar 90% kertas industri digunakan sebagai kemasan, baik kemasan primer maupun kemasan sekunder. Selain industri makanan dan minuman, kemasan kertas juga banyak digunakan di bidang industri farmasi dan perawatan tubuh, seperti: kemasan sabun, pasta gigi, pengharum tubuh, dan lain lain. Untuk itu, kebutuhan

63 Dinamika Teknik Juli sumber daya manusia bidang grafika semakin dibutuhkan, padahal institusi pendidikan formal bidang grafika masih terbilang sedikit di Indonesia. Sementara, penyiapan tenaga kerja bidang grafika di Indonesia baru mencapai level operator, padahal permintaan pasar Asia Tenggara membutuhkan sumber daya manusia bidang grafika sampai pada level manajer produksi. Penutup Dalam mengembangkan/memperkuat daya saing produk yang dihasilkan IKM, perlu disadari bahwa sistem ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan bagian integral yang sangat penting. Dalam kaitan ini dan belajar dari pengalaman pemasaran produk yang berhasil, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa beberapa faktor sangat menentukan keberhasilan suatu IKM dalam membangun/mengembangkan atau memperkuat daya saing produknya. Yang pertama adalah kemampuan mengembangkan dan memperkuat basis iptek bidang grafika dengan mengadopsi kultur sosial budaya atau kearifan lokal. Kedua adalah kemampuan menciptakan/memperbaiki iklim bisnis dan inovasi bidang grafika kemasan yang kondusif. Hal ini sangat penting mengingat keberhasilan dalam persaingan antar pelaku ekonomi semakin ditentukan oleh kemampuan inovatif dalam menghasilkan produk barang dan jasa (atau sistem) yang bermutu disertai kemasan yang berkualitas. Berkembangnya iklim demikian akan mendorong tarikan bagi perkembangan dan aliran pengetahuan, inovasi dan difusinya, serta meningkatnya proses pembelajaran dalam masyarakat, yang pada gilirannya dapat memperkuat perkembangan/kemajuan dan kemandirian. Yang ketiga adalah kemampuan memperkuat daya dukung inovasi. Kemajuan iptek tidak hanya tergantung pada para pelaku yang terlibat langsung melainkan juga pihak-pihak lain. Hal ini misalnya menyangkut ketersediaan dukungan pembiayaan dengan jenis dan mekanisme yang sesuai, pengembangan profesionalisme, pengalokasian sumber daya, perlindungan hukum dan kepastian berusaha, perkembangan standardisasi, dan penentuan persyaratan dan pengawasan. Pustaka [1] Basri, F. 2013. Prospek Ekonomi 2014. dilihat 4 Januari 2014, http://faisalbasri01.wordpress.com/2014/01/02/prospek-ekonomi-2014/

2013 Agus Setiawan 64 [2] BPS Kota Magelang. 2013. Kota Magelang dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik Kota Magelang [3] Perda Kota Magelang No 6 Tahun 2011 [4] Suryanto. 2011, Desain Kemasan Produk Lokal Masih Lemah, dilihat 2 Maret 2011, http://hileud.com/ [5] Wirya, I. 1999, Kemasan yang Menjual, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta