PENGARUH PERAN ORANG TUA TENTANG PERAWATAN GIGI TERHADAP TERJADINYA KARIES DENTIS PADA ANAK PRA SEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

PENDAHULUAN... Dian Nurafifah ...ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 2015). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung. Status gizi secara langsung

BAB II TINJAUAN TEORETIS. renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 7. No. 1, Maret 2015

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan kesehatannya, tetapi masih banyak orang yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas mengenai beberapa konsep diantaranya adalah

RELATIONSHIP BETWEEN DENTAL CARE AND CARIOGENIC FOODS WITH CHILDREN DENTAL CARIES INCIDENCE IN JURAN ELEMENTRY SCHOOL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PERAWATAN GIGI ANAK USIA PRA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan kerusakan bahan organik yang dapat menyebabkan rasa ngilu sampai

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

BAB I PENDAHULUAN. mulut sejak dini. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kebersihan mulut

BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik agar jangan sampai terkena gigi berlubang (Comic, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

Gambaran Status Karies Gigi Pada Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Jakarta 1,2008

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PREVALENSI KARIES GIGI DI TK ISLAM AR RAHMAN JLN. MEDAN TG. MORAWA KECAMATAN TANJUNG MORAWA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAMPAK KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK SEKOLAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI DESA BANJAR NEGERI KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang dihasilkan dari interaksi bakteri. Karies gigi dapat terjadi karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK SDN KLECO II KELAS V DAN VI KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh (Mumpuni, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN KONSUMSI JENIS MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SDN KRANDON KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi.

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

BAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 54 responden

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

Abstrak. jenis/hari sebesar 62,3%, sedangkan > 4 jenis /hari sebesar 37,7%. Ditemukan sebanyak 47 orang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. diterima oleh dokter gigi adalah gigi berlubang atau karies. Hasil survey

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KARIES GIGI PADA MURID SDN 1 RAHA KABUPATEN MUNA. Ratna Umi Nurlila Dosen STIKES Mandala Waluya Kota Kendari

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG GOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK PRASEKOLAH (Studi Di Desa Diwek Kecamatan Jombang)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya. 2 Karies yang terjadi pada anak-anak di antara usia 0-71 bulan lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. pengunyah makanan. Dengan diketahuinya fungsi-fungsi gigi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM

NURJANNAH NIM

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Nora Tina Negra S*, Ihda Mauliyah**, Dadang Kusbiantoro*** ...ABSTRAK...

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. karies karena struktur dan morfologi gigi sulung yang berbeda dari gigi tetap. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi kesehatan keseluruhan dari tubuh. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rendah (Depkes RI, 2005). Anak yang memasuki usia sekolah yaitu pada usia 6-12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan TK Aisyiyah Bustanul Atfal Godegan.

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA UPAYA IBU DALAM MENCEGAH KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI TK AL-IHSAN KECAMATAN BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan

DESTRI MAYA RANI NIM A020

BAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH PERAN ORANG TUA TENTANG PERAWATAN GIGI TERHADAP TERJADINYA KARIES DENTIS PADA ANAK PRA SEKOLAH Darsini Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Email : darsiniwidyanto4@gmail.com ABSTRAK Perawatan gigi dan mulut pada masa anak cukup menentukan kesehatan gigi dan mulut mereka pada tingkatan usia selanjutnya. Kebanyakan orang tua tidak mendampingi dan mendidik anaknya untuk merawat gigi yang secara tidak langsung membiasakan anaknya malas untuk merawat gigi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh peran orang tua tentang perawatan gigi terhadap terjadinya karies dentis pada anak pra sekolah di TK Manbaul Ulum Japanan. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional, teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Jumlah sampel sebanyak 55 responden di TK Manbaul Ulum Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Variabel penelitian yaitu independent peran orang tua tentang perawatan gigi dan dependent terjadinya karies dentis. Dalam Pengumpulan data dengan kuesioner dan observasi, data diolah dan dianalisa secara tabulasi frekuensi dilanjutkan dengan uji korelasi Chi Square. Dari hasil data diperoleh bahwa dari orang tua yang tidak berperan dalam perawatan gigi sebagian besar anak pra sekolah terjadi karies dentis sebesar 93,55% sedangkan dari orang tua yang berperan dalam perawatan gigi sebagian besar anak pra sekolah tidak terjadi karies dentis sebesar 75,00%. Hasil uji Chi Square : 0,000 < (0,05). Kesimpulan yang diperoleh ada pengaruh peran orang tua tentang perawatan gigi terhadap terjadinya karies dentis pada anak pra sekolah. Kata kunci : peran, karies dentis, anak pra sekolah Hal 83

PENDAHULUAN Kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian dari kesehatan badan, ikut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang (Tantursyah, 2009). Perawatan gigi dan mulut pada masa anak cukup menentukan kesehatan gigi dan mulut mereka pada tingkatan usia selanjutnya. Sehingga menilai status kesehatan gizi dapat dilihat dari ada dan tidaknya penyakit gigi dan mulut diantaranya gigi berwarna, karies gigi, karang gigi dan sariawan (Wikipedia, 2010). Kebanyakan orang tua tidak mendampingi dan mendidik anaknya untuk merawat gigi yang secara tidak langsung membiasakan anaknya malas untuk merawat gigi. Setiap anak kecil memang senang pada makanan manis (Mangoenprasodjo AS, 2004). Tidak hanya rasa yang menarik bagi anak kecil, tetapi juga bentuk dan warnanya. Sebagian orang tua juga membiarkan anak mengonsumsi makanan manis, walau mereka tahu makanan manis sangat berbahaya bagi gigi. Tidak banyak orang tua yang menyuruh anaknya menggosok gigi atau setidaknya berkumur air putih setelah mengonsumsi makan manis. Walau sudah banyak informasi disebarkan, hingga kini masih banyak orang tua yang belum sadar akan kesehatan gigi anak balita. Masih banyak di antara mereka yang berpikir giginya belum permanen, nanti juga akan tanggal dan diganti gigi tetap (Mangoenprasodjo AS, 2004). Begitu juga yang terjadi di TK Manbaul Ulum Japanan banyak siswa yang menderita karies gigi. Penyakit gigi dan mulut, khususnya penyakit karies dentis telah tersebar ke seluruh dunia, sehingga merupakan masalah kesehatan masyarakat. Penelitian Eropa dan Amerika menunjukkan bahwa 90%-100% anak-anak dibawah umur 18 tahun dihinggapi penyakit caries dentis (Santoso S, Ranti LA, 2004). Sedangkan indikator dan target yang telah ditentukan WHO, anak umur 5 tahun 90% bebas karies (Depkes RI, 2007). Sekitar 90 persen anak Indonesia usia 0 hingga 16 tahun menderita karies gigi (gigi berlubang) sehingga mudah mengalami "mal-oklusi" atau pertumbuhan gigi tidak normal (Suryanto, 2007). Untuk prevalensi karies aktif di Jawa Timur 71,3%. Di Tuban angka prevalensi karies gigi pada balita tahun 2014 yaitu pada triwulan pertama sebanyak 997 anak, triwulan kedua sebanyak 683 anak, triwulan ketiga sebanyak 557 anak dan pada triwulan keempat sebanyak 473 anak (Profil Kesehatan Gigi dan Mulut Kabupaten Tuban, 2014). Dari data siswa TK Manbaul Ulum Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto tahun 2014 sebanyak 63 siswa dan dari hasil survey awal tanggal 5 Juni 2014 didapatkan 41 (65,08%) siswa mengalami karies dan 22 (34,92%) siswa yang tidak mengalami karies. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti yang diajukan pada 5 ibu siswa, dari hasil pertanyaan tentang pernah tidaknya ibu menyuruh anaknya untuk menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur, 1 (20%) ibu menjawab kadang-kadang, 2 (40%) ibu menjawab jarang, 1 (20%) ibu menjawab sering dan 1 (20%) ibu menjawab selalu. Banyak orang tua yang kurang peduli terhadap kesehatan gigi si kecil. Kondisi gigi anak yang tidak bersih dibiarkan begitu saja. Dan akibatnya, ketika gigi anak menjadi rusak atau biasa disebut dengan gigis itupun masih dianggap sebagian hal yang biasa. Akhirnya tanpa disadari orang tua sudah menanamkan kebiasaan malas menggosok gigi pada anak (Aziz Mustofa 2009). Perkembangan karies gigi tergantung pada hubungan yang kritis antara permukaan gigi, diet karbohidrat dan bakteri mulut spesifik. Proses pembusukan dimulai dengan demineralisasi permukaan luar gigi, karena pembentukan asam organik selama fermentasi bakteri diet karbohidrat. Lesi yang baru mulai, mula-mula tampak seperti titik putih yang buram. Dengan hilangnya jaringan gigi secara progresif, maka terjadilah rongga (Nelson, 2000). Jika dibiarkan dapat mengakibatkan lubang gigi terus membesar, kesimpulannya karies gigi hanya terjadi jika semua faktor saling mempengaruhi, seperti bakteri, gula, waktu dan juga gigi (Martariwansyah, 2008). Jika tidak ditangani, karies gigi biasanya menghancurkan sebagian besar gigi dan menyebar ke jaringan sebelahnya, sehingga menyebabkan sakit dan infeksi (Nelson, 2000). Nyeri baru dapat dirasakan setelah karies mencapai lapisan dentin. Rasa nyeri pada saat makan-makanan asam menunjukkan bahwa pulpa masih sehat. Namun, beberapa saat selanjutnya akan terasa sakit sekali sehingga menimbulkan migrain. Bahkan kadang-kadang disertai dengan demam (Susanto A, 2007). Gangguan atau penyakit yang timbul akibat karies gigi antara lain gangguan pada mata, sakit kepala, Hal 84

penyakit saluran pernafasan dan penyakit jantung (Susanto A, 2007). Untuk mengatasi masalah diatas, pemerintah melalui Departemen Kesehatan telah melakukan berbagai upaya pendekatan pelayanan kesehatan yaitu promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang terpadu dan berkesinambungan (Herijulianti E, Indriani ST, Artini S, 2001). Salah satu upaya promotif dengan memberikan penyuluhan kepada orang tua dan anak-anak melalui posyandu maupun Taman Kanak-kanak sangat potensial untuk melaksanakan pembinaan perawatan gigi. Agar kebersihan dan kesehatan gigi sikecil selalu terjaga, ajarilah untuk menggosok gigi sejak dini (Rudi Hermawan, 2010). Tindakan yang digunakan untuk mencegah dan mengontrol karies gigi mencakup mempraktikan perawatan gigi efektif, mengurangi masukan gula (karbohidrat halus), memberikan fluorida pada gigi atau minum air mengandung flourida, dan menggunakan pelapis pit dan fisura (Smeltzer SC, 2002). Keberhasilan perawatan gigi anak tidak lepas dari kerja sama antara beberapa pihak, dalam hal ini diperlukan peran serta orang tua. Adapun peranan orang tua terhadap keberhasilan perawatan gigi anak yaitu : orang tua sebagai teladan yang akan dijadikan oleh seorang anak sebagai panutan yang akan memberikan contoh yang baik terhadap perawatan gigi anak, orang tua berperan sebagai kontroler untuk tetap mengawasi anaknya untuk tetap memperhatikan kebersihan giginya, orang tua sebagai figur yang dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada anak tentang apa yang baik untuk perawatan gigi anak dan orang tua sebagai motivator yang akan selalu memberikan bimbingan kepada seorang anak untuk tetap memperhatikan kebersihan giginya (Sunanti DA, 2012). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin meneliti pengaruh peran orang tua tentang perawatan gigi terhadap terjadinya karies dentis pada anak pra sekolah di TK Manbaul Ulum Japanan Kemlagi Mojokerto METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Seluruh ibu balita di Desa Japanan sebanyak 194 orang. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 55 responden. Dalam penelitian ini pengambilan sampel yaitu dengan teknik probability sampling dengan cara simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi. Pengolahan data melalui editing, skoring, coding dan tabulating selanjutnya dilakukan analisa statistik uji Chi-square. Hal 85

HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik umur responden Gambar 1 Diagram pie distribusi umur responden di TK Manbaul Ulum Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. 41,82% < 20 tahun 21-25 tahun 26-30 tahun 10,91% 0,00% Umur 47,27% > 30 tahun Pada gambar 1 di atas menunjukkan bahwa dari 55 responden kurang dari sebagian berumur >30 tahun sebanyak 26 orang (47,27%). 2. Karakteristik pendidikan responden Gambar 2 Diagram pie distribusi pendidikan responden di TK Manbaul Ulum Japanan 49,09% Tidak sekolah SD SMP 29,09% 10,91% 0,00% 10,91% Pendidikan SMA Perguruan Tinggi Pada gambar 2 menunjukkan bahwa dari 55 responden kurang dari sebagian berpendidikan SMA sebanyak 27 orang (49,09%%). 3. Karakteristik jumlah anak responden Gambar 3 Diagram pie distribusi penghasilan responden di TK Manbaul Ulum Japanan 27,27% 1 anak 2 anak 3 anak 50,91% 18,18% 3,64% Jumlah anak 4 anak Pada gambar 3 menunjukkan bahwa dari 55 responden kurang dari sebagian mempunyai 1 anak sebanyak 28 orang (50,91%). Hal 86

4. Karakteristik pekerjaan responden Gambar 4 Diagram pie distribusi pekerjaan responden di TK Manbaul Ulum Japanan 27,27% 3,64% Tidak bekerja Tani Buruh 36,36% 7,27% 25,45% Wiraswasta PNS/ABRI/POLRI Pekerjaan Pada gambar 4 di atas menunjukkan bahwa dari 55 responden kurang dari sebagian tidak bekerja sebanyak 20 orang (36,36%). 5. Karakteristik tempat tinggal responden Gambar 5 Diagram pie distribusi tempat tinggal responden di TK Manbaul Ulum Japanan 100,0% Ya Tidak 0,0% Tinggal 1 rumah Pada gambar.5 di atas menunjukkan bahwa dari 55 responden semuanya tinggal 1 rumah dengan anaknya. 6. Peran orang tua tentang perawatan gigi pada anak pra sekolah Tabel 1 Distribusi peran orang tua tentang perawatan gigi pada anak pra sekolah di TK Manbaul Ulum Japanan No Peran orang tua Frekuensi Persentase 1 2 Tidak berperan Berperan 31 24 56,4% 43,6% Jumlah 28 100% Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 55 responden sebagian besar tidak berperan sebanyak 31 orang (56,4%). 7. Kejadian karies dentis Tabel 2 Distribusi kejadian karies dentis di TK Manbaul Ulum Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto No Kejadian karies dentis Frekuensi Persentase 1 2 Ada karies dentis Tidak ada karies dentis 35 20 63,6% 36,4% Jumlah 55 100% Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 55 responden mayoritas ada karies dentis sebanyak 35 orang (63,6%). Hal 87

8. Tabulasi silang peran orang tua tentang perawatan gigi terhadap terjadinya karies dentis pada anak pra sekolah di TK Manbaul Ulum Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto Tabel 3 Distribusi silang pengaruh peran orang tua tentang perawatan gigi terhadap terjadinya karies dentis pada anak pra sekolah No Peran Kejadian Karies Jumlah total Tidak karies Karies dentis n % n % n % 1 2 Tidak berperan Berperan 29 6 93,55 25,00 2 18 6,45 75,00 31 24 100,00 100,00 Total 35 63,64 20 36,36 55 100,00 Uji Chi Square : 0,000 Dari tabel 3 dapat dijelaskan mengenai hubungan peran orang tua tentang perawatan gigi dengan terjadinya karies dentis pada anak pra sekolah, didapatkan bahwa dari orang tua yang tidak berperan dalam perawatan gigi sebagian besar anak pra sekolah terjadi karies dentis sebesar 93,55% sedangkan dari orang tua yang berperan dalam perawatan gigi sebagian besar anak pra sekolah tidak terjadi karies dentis sebesar 75,00%. Dibuktikan dengan uji Chi Square dengan : 0,000 < (0,05), jadi H1 diterima yang berarti ada pengaruh peran orang tua tentang perawatan gigi terhadap terjadinya karies dentis pada anak pra sekolah di TK Manbaul Ulum Japanan PEMBAHASAN 1. Peran orang tua tentang perawatan gigi pada anak pra sekolah Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 55 responden sebagian besar tidak berperan sebanyak 31 orang (56,4%). Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri, suami atau anak (Muhlisin A, 2012). Menurut Nursalam (2008), pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Bekerja pada umumnya adalah kegiatan yang menyita waktu. Bekerja akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi peran seseorang diantaranya adalah pekerjaan. Hasil penelitian di atas sesuai teori bahwa di TK Manbaul Ulum Japanan sebagian besar orang tua anak yang bekerja tidak berperan, dimana orang tua anak yang bekerja tidak memiliki waktu untuk mendidik dan mengawasi anaknya dalam merawat gigi. Mata pencaharian orang tua sebagai besar bekerja di sawah. Ibu biasanya berangkat kerja pagi hari dan pulang kerja menjelang sore, sehingga untuk mendapatkan informasi kesehatan tentang perawatan gigi sangat kurang. Hal ini juga didukung dengan waktu untuk bertemu ibu dengan keluarga terutama anaknya sangat sedikit. Keterbatasan waktu untuk bertemu dengan anak membuat komunikasi dan perhatian orang tua terhadap kesehatan anak terabaikan padahal anak-anak pada usia ini masih sangat memerlukan bantuan orang dewasa terutama ibu atau orang tuanya. 2. Kejadian karies dentis Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 55 responden mayoritas ada karies dentis sebanyak 35 orang (36,6%). Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi akibat aktivitas bakteri sehingga terjadilah (melunaknya) jaringan keras gigi yang diikuti terbentuknya kavitas (rongga) (Martariwansyah, 2008). Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial yang disebabkan oleh bakteri (agent) (Niken Widyanti S, 2009). Hasil penelitian di atas sesuai teori bahwa di TK Manbaul Ulum Japanan sebagian besar anak pra sekolah mengalami karies dentik. Hal ini dapat disebabkan karena dimana anak-anak sering mengkonsumsi makanan yang manis dan mudah melekat yang dapat merusak gigi. Padahal makanan yang manis dan lengket, bila terselip dipermukaan gigi akan diubah menjadi asam, yang apabila tidak segera Hal 88

membersihkan rongga mulut dengan menggosok gigi secara teratur dan benar akan menimbulkan karies gigi. Serta anak masih sangat tergantung pada orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi karena kurangnya perilaku kontrol orang tua mengenai kesehatan gigi dibanding orang dewasa. Anak usia pra sekolah masih kurang mengetahui dan mengerti memelihara kebersihan gigi dan mulut. 3. Pengaruh peran orang tua tentang perawatan gigi pada anak dengan terjadinya karies dentis pada anak pra sekolah Dari tabel 3 dapat dijelaskan mengenai hubungan peran orang tua tentang perawatan gigi dengan terjadinya karies dentis pada anak pra sekolah, didapatkan bahwa dari orang tua yang tidak berperan dalam perawatan gigi sebagian besar anak pra sekolah terjadi karies dentis sebesar 93,55% sedangkan dari orang tua yang berperan dalam perawatan gigi sebagian besar anak pra sekolah tidak terjadi karies dentis sebesar 75,00%. Dibuktikan dengan uji Chi Square dengan : 0,000 < (0,05), jadi H 1 diterima yang berarti ada pengaruh peran orang tua tentang perawatan gigi terhadap terjadinya karies dentis pada anak pra sekolah di TK Manbaul Ulum Japanan Ada empat hal utama yang berpengaruh pada karies yaitu 1) Gigi, anatomi gigi berpengaruh pada pembentukan karies celah atau alur yang dalam. Pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan. 2) Bakteri kariogenik (penyebab karies), Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri namun hanya sedikit bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Contoh bakteri dapat diambil pada plak. 3) Karbohidrat yang difermentasikan, Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat mempengaruhi perkembangan karies. Demineralisasi dapat terjadi setelah 2 jam dan 4) Waktu, Telah diuraikan dalam bab sebelumnya bahwa sisa-sisa makanan dalam rongga mulut terutama makanan lengket dan manis dapat menyebabkan timbulnya plak gigi yang menumpuk kemudian akan menyebabkan karies gigi (Susanto A, 2007). Kebanyakan orang tua tidak mendampingi dan mendidik anaknya untuk merawat gigi yang secara tidak langsung membiasakan anaknya malas untuk merawat gigi. Setiap anak kecil memang senang pada makanan manis. Tidak hanya rasa yang menarik bagi anak kecil, tetapi juga bentuk dan warnanya. Sebagian orang tua juga membiarkan anak mengonsumsi makanan manis, walau mereka tahu makanan manis sangat berbahaya bagi gigi. Tidak banyak orang tua yang menyuruh anaknya menggosok gigi atau setidaknya berkumur air putih setelah mengonsumsi makan manis. Walau sudah banyak informasi disebarkan, hingga kini masih banyak orang tua yang belum sadar akan kesehatan gigi anak balita. Masih banyak di antara mereka yang berpikir giginya belum permanen, nanti juga akan tanggal dan diganti gigi tetap (Mangoenprasodjo AS, 2004). Pada anak di TK Manbaul Ulum Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto sebagian besar terjadi karies dentis hal ini disebabkan karena peran orang tua yang kurang. Untuk mencegah terjadinya karies dentis pada anak maka dibutuhkan peran orang tua dan keaktifan petugas dalam memberikan penyuluhan tentang gigi melalui program UKG. Peran orang tua untuk menjaga kebersihan gigi pada anak dengan cara menganjurkan anak mereka untuk menggosok gigi 3 kali sehari, mengurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung gula dan memeriksakan ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali. Program pemerintah melalui Usaha Kesehatan Gigi (UKG) dengan penyuluhan kesehatan gigi bagi orang dewasa terutama bagi mereka yang mempunyai anak usia pra sekolah adalah penting, selain itu kebersihan mulut anak melalui usaha menjaga kebersihan gigi secara teratur dan benar dan mengurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung gula guna menurunkan jumlah karies demtis anak usia pra sekolah. Serta dari hasil pemantauan Hal 89

responden selama pengumpulan data diperoleh keterangan bahwa ibu kurang memperhatikan jenis makanan yang dimakan anaknya. Hasil jawaban ibu diketahui bahwa beberapa perilaku ibu yang mendukung menyebabkan timbulnya karies gigi pada anak adalah ibu hanya menyediakan uang jajan anak tanpa mengontrol jenis jajanan anak. Ibu mengemukakan bahwa anak sering mengkonsumsi makanan yang manis seperti permen, coklat, dan lain-lain. Konsumsi makanan manis dalam jangka waktu yang lama beresiko terjadinya karies gigi. KESIMPULAN 1. Sebagian besar orang tua di TK Manbaul Ulum Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto tidak berperan dalam perawatan gigi pada anak. 2. Mayoritas anak di TK Manbaul Ulum Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto mengalami karies gigi. 3. Ada pengaruh peran orang tua tentang perawatan gigi terhadap terjadinya karies dentis pada anak pra sekolah di TK Manbaul Ulum Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto SARAN 1. Bagi responden Lebih melakukan pengawasan dan mengajarkan anaknya dalam merawat gigi sehingga dapat mencegah terjadinya karies dentis. 2. Bagi instansi kesehatan Dapat memberikan pelayanan kesehatan tidak hanya memiliki kemampuan dan ketrampilan pelayanan kesehatan saja tapi juga kemampuan berkomunikasi sehingga bisa melakukan pendekatan pada masyarakat secara menyeluruh. 3. Bagi peneliti Peneliti mampu memahami karakteristik peran responden sehingga diharapkan nantinya bisa memberikan masukan tentang kesehatan serta penyuluhan yang tepat pada masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Arif. 2011. Peran Orang Tua Terhadap Anak. http://berkarya.um.ac.id/2011/ 04/25/peran-orang-tua-terhadap-anak. (Diakses tanggal 13 Juni 2014) Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikel Bedah edisi 8. Jakarta: EGC. Depkes RI. 2007. Laporan Riset Kesehatan Dasar Jawa Timur. Jakarta: Depkes RI. Gunarsa S. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: EGC. Herijulianti, E, dkk. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC. Hidayat, AAA. 2007. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. IDAI. 2002. Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto. Mangoenprasodjo, AS. 2004. Gigi Sehat Mulut Terjaga. Yogyakarta: Thinkfresh. Martariwansyah. 2008. Gigiku Kuat Mulutku Sehat. Bandung: Karya Kita. Muhlisin, A. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing Mustofa, A. 2009. Panduan Ummahat Merawat Dan Mendidik Sang Balita. Yogyakarta: Gara Ilmu Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Hal 90

Ronald. 2006. Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup, Mendidik Dan Mengembangkan Moral Anak. Bandung: Yrama Widya. Rudi H, 2010. Menyehatkan Daerah Mulut. Yogyakarta. Santoso, S dan Ranti, LA. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta.. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Surendro, D. 2002. Kumpulan Artikel Kesehatan Anak. Jakarta: Initisari Mediatama. Susanto, A. 2007. Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka Hal 91