BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI. Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 2. Amigurumi Jepang boneka Kokeshi Pria

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG YUBIAMI. Jepang merupakan negara yang memiliki empat musim. Yaitu, musim

., 6. A. Posisi benang dan hakpen. Penjelasan gambar: 1. Posisi benanq di tangan kiri 2. Poslsl hakpen di tangan kanan.

LAMPIRAN. Gambar 1. Tas rajut yubiami. Gambar 2. Syal yubiami. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri

Maaf nggak sempat ngambil gambar, jadi gambar2 saya pinjam disini: belajarcaramerajut.com

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

BAB III TERU TERU BOZU. "Good Weather Monk", yang mampu membawa cuaca cerah dengan mantra.

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BONEKA TAMBANG MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping

BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang

BAB II DATA DAN ANALISA. 1. Wawancara dari distributor / mandatoris dari Sylvanian Families. 2. Pengamatan lapangan dari pembelian mainan anak

ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

RINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MODE BUSANA

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat. Semua

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Barat yang berbentuk selendang.

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

2015 APLIKASI KARAKTER MONSTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET PADA PRODUK TAS REMAJA PUTRI

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

Bab 5. Ringkasan. kepercayaan asli masyarakat Jepang yang merupakan kelanjutan dari garis yang tak

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun terbagi atas beberapa bagian seperti upacara adat Marhajabuan

BAB I PENDAHULUAN. peninggalan nenek moyang yang sangat berbeda latar belakangnya. Keragaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan dambaan setiap orang, yang kehadirannya sangat dinanti-natikan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa

Bab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

Membuat Hiasan PadaBusana Dengan Teknik Sulaman Oleh : Dra.Enny Zuhni Khayati,M.Kes. Edit ulang oleh : Yandriana F.M

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat :

I. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh

LAMPIRAN. Gambar 1. Teru teru bozu ningyou. Gambar 2. Peralatan Membuat Teru teru bozu ningyou. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan

BAB V KESIMPULAN. Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi

Perbedaan pengaruh latihan lemparan atas bola softball dengan jarak tetap dan jarak bertahap terhadap ketepatan lemparan atas bola softball

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Jepang dikenal dengan istilah washoku atau nihon shoku.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kertas oleh Cailun yaitu pada zaman Dinasti Han Timur (tahun M ).

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan normanorma

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB I PENDAHULUAN. lainnya memiliki nilai spiritual. Anggapan ini membuat hewan, tumbuhan, dan

STUDI TENTANG KAITAN DI KOTA PARIAMAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan suatu hasil cipta rasa dan karsa manusia yang

BAB V PENUTUP di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kucing (Sumber : Dokumentasi Penulis)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

Tari Piring Salah Satu Seni Budaya Khas Minangkabau

RANGKAIAN UPACARA ADAT KESULTANAN DALAM RANGKA PESTA ADAT ERAU.

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

Monoimi, Shinsen, Naorai dan Norito dalam Sanja matsuri, untuk dianalisis.

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SMKN 2 WONOSARI

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara, maka dari itu pertumbuhan ini sangat penting

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai Ibukota Negara, sehingga eksistensi kebudayaannya juga

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Besarnya jumlah mahar sangat mempengaruhi faktor hamil di luar nikah. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB V KESIMPULAN. secara bertahap dimulai dari swadaya, boyongan, dan dibawa ketika terjadinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Juita, 2014 konsep hidup rahayu dalam kidung rahayu

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI 2.1 Sejarah Amigurumi Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis mainan yang dapat berbentuk macam-macam, terutamanya bentuk manusia dan hewan, serta tokoh-tokoh fiksi. Boneka adalah satu mainan yang paling tua. Pada zaman Yunani, Romawi atau Mesir kuno boneka sudah ada. Namun dengan fungsi, bentuk, maupun bahan pembuatannya yang berbeda. Umumnya boneka dibuat sebagai mainan anak-anak, namun kadang-kadang boneka juga digunakan untuk fungsi-fungsi ritual yang berhubungan dengan alam atau hal-hal yang bersifat gaib atau mistik. Misalnya, di zaman dahulu boneka dipakai pada acara-acara keagamaan atau pada upacara-upacara pemanggilan roh. Seringkali boneka ditemukan pada makam-makam kuno atau situs-situs sejarah. Di beberapa Negara boneka dapat dirayakan bersama dengan keluarga dan teman. Misalnya, di India terdapat festival boneka yang bernama Navaratri atau 9 malam, perayaan ini diadakan selama 9 malam untuk menghormati para dewi, yakni Durga, Lakshmi, dan Saraswati. Di Jepang juga ada perayaan atau festival boneka yang biasa disebut dengan Hinamatsuri. Hinamatsuri adalah perayaan yang diadakan setiap tanggal 3 Maret di Jepang yang diadakan untuk mendoakan pertumbuhan anak perempuan. Keluaraga yang memiliki anak perempuan akan memajang satu set boneka yang disebut dengan hinaningyou atau boneka festival. Orang-orang Jepang pada Zaman Edo terus mempertahankan cara memajang boneka seperti tradisi yang sudah diturunkan sejak Zaman Heian. Orang-orang Jepang percaya boneka memiliki kekuatan untuk menyerap roh-roh jahat ke dalam 4

tubuh boneka dan dapat menyelamatkan sang pemilik boneka dari segala hal-hal yang berbahaya atau sial. Kalangan bangsawan dan samurai dari Zaman Edo menghargai boneka Hinamatsuri sebagai modal penting untuk wanita yang ingin menikah, dan sekaligus sebagai pembawa keberuntungan. Sebagai lambang status dan kemakmuran orangtua berlomba-lomba memberi boneka yang terbaik dan termahal bagi putrinya yang ingin menjadi pengantin. Boneka yang digunakan pada Zaman Edo disebut dengan tachibina atau boneka berdiri. Boneka ini berada dalam posisi tegak, dan bukan duduk seperti boneka-boneka sekarang ini. Asal-usul Tachibina adalah boneka berbentuk manusia (Katashiro) yang dibuat ahli Onmyoudou untuk menghalau nasib sial. Sejalan dengan perkembangan Zaman boneka menjadi semakin mewah dan rumit pengerjaannya. Pada Zaman boneka dikenal dengan nama Genrokubina (boneka Zaman Genroku) dan Zaman Kyouhou dikenal dengan nama kyouhoubina (boneka Zaman Kyouhou). Pada Zaman Edo, Zaman Kyouhou, Zaman genroku hampir semua boneka dibuat dengan bahan kayu. Namun, ada juga boneka yang terbuat dari bahan benang. Biasanya boneka yang dibuat dengan menggunakan benang ini menggunakan teknik sulam atau rajut. Di Jepang teknik menyulam boneka ini dikenal dengan sebutan Amigurumi. Amigurumi adalah boneka rajutan dengan teknik satu jarum (crochet) yang berasal dari Jepang. Amigurumi adalah keterampilan tangan yang lahir pertama kali di Jepang. Di Indonesia, Amigurumi belum diketahui oleh masyarakat luas. Hanya kalangan tertentu saja yang dapat mengetahui boneka rajut dari Negara Jepang ini. 5

Pengerjaannya yang sulit dan memakan waktu yang tidak sedikit inilah yang menjadi penghambat kenapa Amigurumi belum banyak diketahui masyarakat luas. Namun, jika ditekuni Amigurumi atau boneka rajut ini dapat menghasilkan produk yang berkualitas serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan secara tidak langsung melestarikan kebudayaan yang telah turun-menurun diwariskan. 6

2.2 Pengertian Amigurumi Jepang merupakan Negeri yang mempunyai banyak kebudayaan. Disetiap daerah pasti memiliki keunikan budayanya tersendiri. Misalnya, pakaian, makanan, adat-istiadat, dan lain-lain. Orang-orang Jepang melestarikannya sampai sekarang sehingga masih dapat dinikmati walaupun sudah berumur ratusan tahun. Orang-orang Jepang juga sangat mempercayai hal-hal yang berbau mistik. Contohnya, orang-orang Jepang sangat mempercayai bahwa mereka harus memberikan boneka kepada anak perempuannya dan memajang boneka tersebut agar boneka tersebut dapat menyerap roh-roh jahat dan melindungi mereka dari segala hal-hal yang tidak baik. Boneka bagi orang-orang Jepang sangat banyak manfaat dan fungsinya. Boneka di Jepang juga sangat banyak jenisnya dan terbuat dari bahan-bahan yang berbeda pula. Ada yang terbuat dari kain, kayu dan ada juga yang dibuat dengan menggunakan benang rajut. Di Jepang boneka yang dibuat dengan di rajut ini biasa dikenal dengan Amigurumi. Amigurumi berasal dari kata Ami yang berarti rajut dan Nuigurumi yang berarti boneka. Jadi, Amigurumi adalah boneka rajut dengan menggunakan teknik satu jarum (crochet) yang berasal dari Jepang. 7

2.3 Teknik Dasar Amigurumi Sebelum membuat Amigurumi (boneka rajut) ada beberapa hal yang harus dikuasai. Teknik dasar harus dipelajari untuk membuat Amigurumi. Dibawah ini ada dua Teknik dasar cara memegang jarum renda yang biasa digunakan : 1. Cara seperti memegang pensil. 2. Cara seperti memegang pisau. Sedangkan untuk memegang benang, menggunakan tangan yang berlawanan dengan tangan yang digunakan untuk memegang jarum renda. Dengan cara seperti ini, tidak akan ada kesulitan dalam menarik benang dan dapat menentukan tekanan benang yang diinginkan. Untuk mengganti benang dengan menyelipkan benang yang baru, kemudian lanjutkan merenda seperti biasa. Teknik-teknik dasar seperti ini yang harus dikuasai oleh para pemula yang ingin membuat Amigurumi (boneka rajut). 8

2.4 Jenis-jenis Tusukan Setelah menguasai teknik-teknik dasar dalam membuat Amigurumi, ada lagi yang harus dikuasai dan dikenal. Ada beberapa jenis-jenis tusukan yang harus diketahui, yaitu : 1. Tusuk Awal (slip knot) Sebagai awal dari rajutan, yang pertama adalah membuat simpul berbentuk lingakaran dengan ujung benang dibagian bawah, pegang simpul pada tangan kiri untuk pengguna tangan kanan (atau tangan yang tidak memegang jarum). Kemudian ambil benang dengan jarum hekken. Tarik benang sampai melalui simpul yang telah dibuat. 2. Tusuk Rantai (chain) Buat lubang pada benang, masukkan jarum hakken pada lubang tersebut tarik benang melewati lubang. Tarik benang selanjutnya melewati lubang benang yang ada pada jarum hakken. Simpul yang pertama dibuat tidak dihitung, simpul kedua adalah rantai pertama. 9

3. Tusuk Slip (slip stich) Buat rantai sepanjang yang diinginkan sebagai dasar, masukkan jarum hakken pada rantai kedua dari jarum hakken. Kaitkan jarum hakken ke benang lalu tarik melewati lubang. Tusuk slip pertama yang dibuat sudah dihitung sebagai slip stich yang pertama. Selanjutnya lakukan untuk membentuk slip stich berikutnya. 4. Tusuk Tunggal (single crochet) Seperti halnya membuat tusuk slip, buat rantai sepanjang yang diinginkan sebagai dasar, masukkan jarum hakken pada rantai kedua dari jarum hakken. Kaitkan jarum hakken ke benang tarik keluar lubang. Kaitkan benang pada jarum hakken untuk melewati dua lubang yang telah dibuat. Lakukan langkah tersebut untuk membuat tusuk tunggal selanjutnya. 5. Tusuk Setengah Ganda (half double crochet) Buat rantai sepanjang yang diinginkan sebagai dasar, masukkan jarum hakken pada rantai ketiga dari jarum hakken. Kaitkan benang pada jarum hakken sebelum masuk ke lubang dasar. Masukkan jarum hakken ke lubang dasar, kaitkan ke benang lalu tarik keluar lubang. Sekarang terdapat tiga kaitan benang pada jarum hakken. Kaitkan benang ke jarum hakken lalu tarik melewati tiga lubang tadi secara bersamaan. Lakukan langkah yang sama untuk membuat half double crochet selanjutnya. 6. Tusuk Ganda (double crochet) Buat rantai sesuai dengan yang diinginkan sebagai dasar, masukkan jarum hakken pada rantai keempat dari jarum hakken. Kaitkan benang pada jarum hakken sebelum masuk ke lubang dasar. Masukkan jarum hakken kelubang dasar, kaitkan ke benang lalu tarik keluar lubang. Sekarang terdapat tiga kaitan benang pada jarum hakken. Kaitkan benang pada jarum hakken lalu tarik melewati dua lubang dan kini terdapat dua kaitan benang pada jarum hakken. Kaitkan benang lalu tarik 10

melewati kedua kaitan tadi secara bersamaan hingga terbentuk satu double crochet. Lakukan langkah selanjutnya untuk membentuk double crochet berikutnya. 7. Tusuk Tunggal Dua Tusukan Bersama (single crochet 2 stiches together) Selipkan atau tusuk jarum hakken, kemudian ambil benang dan tarik sehingga membentuk lengkungan atau loop. Lakukan sekali lagi tetapi selipkan jarum hakken pada tusukkan berikutnya sehingga membentuk lengkungan atau loop kedua. Ambil benang dengan jarum hakken dan tarik melalui dua lengkungan yang telah dibuat sebelumnya. 8. Tusuk Depan (front post) Tusuk depan merupakan variasi tusukan yang tidak saja diaplikasikan juga ada tusuk tunggal tetapi juga tusuk lainnya. Selipkan jarum hakken dari belakang simpul ke depan simpul, lalu dengan jarum renda ambil benang dan tarik sehingga membentuk suatu lengkungan atau loop. Ambil benang kemudian tarik melalui lengkungan atau loop yang telah dibuat sebelumnya. 9. Tusuk Belakang (back post) Sama seperti tusuk depan, tusuk belakang juga dapat diaplikasikan pada jenis tusukan lainnya. Untuk tusuk belakang, sama dengan tusuk depan hanya saja jarum renda diselipkan dari depan simpul menuju belakang simpul. 10. Tusuk Simpul Belakang (rib stitch) Tusuk simpul belakang merupakan variasi tusukan yang tidak saja diaplikasikan pada tusuk tunggal tetapi juga tusuk lainnya. Letakkan jarum hakken pada bagian belakang tusukan, lalu ambil benang sehingga membentuk suatu lengkungan atau loop. Ambil benang dengan jarum hakken kemudian tarik melalui lengkungan atau loop yang telah dibuat sebelumnya. 11