BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI 2.1 Sejarah Amigurumi Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis mainan yang dapat berbentuk macam-macam, terutamanya bentuk manusia dan hewan, serta tokoh-tokoh fiksi. Boneka adalah satu mainan yang paling tua. Pada zaman Yunani, Romawi atau Mesir kuno boneka sudah ada. Namun dengan fungsi, bentuk, maupun bahan pembuatannya yang berbeda. Umumnya boneka dibuat sebagai mainan anak-anak, namun kadang-kadang boneka juga digunakan untuk fungsi-fungsi ritual yang berhubungan dengan alam atau hal-hal yang bersifat gaib atau mistik. Misalnya, di zaman dahulu boneka dipakai pada acara-acara keagamaan atau pada upacara-upacara pemanggilan roh. Seringkali boneka ditemukan pada makam-makam kuno atau situs-situs sejarah. Di beberapa Negara boneka dapat dirayakan bersama dengan keluarga dan teman. Misalnya, di India terdapat festival boneka yang bernama Navaratri atau 9 malam, perayaan ini diadakan selama 9 malam untuk menghormati para dewi, yakni Durga, Lakshmi, dan Saraswati. Di Jepang juga ada perayaan atau festival boneka yang biasa disebut dengan Hinamatsuri. Hinamatsuri adalah perayaan yang diadakan setiap tanggal 3 Maret di Jepang yang diadakan untuk mendoakan pertumbuhan anak perempuan. Keluaraga yang memiliki anak perempuan akan memajang satu set boneka yang disebut dengan hinaningyou atau boneka festival. Orang-orang Jepang pada Zaman Edo terus mempertahankan cara memajang boneka seperti tradisi yang sudah diturunkan sejak Zaman Heian. Orang-orang Jepang percaya boneka memiliki kekuatan untuk menyerap roh-roh jahat ke dalam 4
tubuh boneka dan dapat menyelamatkan sang pemilik boneka dari segala hal-hal yang berbahaya atau sial. Kalangan bangsawan dan samurai dari Zaman Edo menghargai boneka Hinamatsuri sebagai modal penting untuk wanita yang ingin menikah, dan sekaligus sebagai pembawa keberuntungan. Sebagai lambang status dan kemakmuran orangtua berlomba-lomba memberi boneka yang terbaik dan termahal bagi putrinya yang ingin menjadi pengantin. Boneka yang digunakan pada Zaman Edo disebut dengan tachibina atau boneka berdiri. Boneka ini berada dalam posisi tegak, dan bukan duduk seperti boneka-boneka sekarang ini. Asal-usul Tachibina adalah boneka berbentuk manusia (Katashiro) yang dibuat ahli Onmyoudou untuk menghalau nasib sial. Sejalan dengan perkembangan Zaman boneka menjadi semakin mewah dan rumit pengerjaannya. Pada Zaman boneka dikenal dengan nama Genrokubina (boneka Zaman Genroku) dan Zaman Kyouhou dikenal dengan nama kyouhoubina (boneka Zaman Kyouhou). Pada Zaman Edo, Zaman Kyouhou, Zaman genroku hampir semua boneka dibuat dengan bahan kayu. Namun, ada juga boneka yang terbuat dari bahan benang. Biasanya boneka yang dibuat dengan menggunakan benang ini menggunakan teknik sulam atau rajut. Di Jepang teknik menyulam boneka ini dikenal dengan sebutan Amigurumi. Amigurumi adalah boneka rajutan dengan teknik satu jarum (crochet) yang berasal dari Jepang. Amigurumi adalah keterampilan tangan yang lahir pertama kali di Jepang. Di Indonesia, Amigurumi belum diketahui oleh masyarakat luas. Hanya kalangan tertentu saja yang dapat mengetahui boneka rajut dari Negara Jepang ini. 5
Pengerjaannya yang sulit dan memakan waktu yang tidak sedikit inilah yang menjadi penghambat kenapa Amigurumi belum banyak diketahui masyarakat luas. Namun, jika ditekuni Amigurumi atau boneka rajut ini dapat menghasilkan produk yang berkualitas serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan secara tidak langsung melestarikan kebudayaan yang telah turun-menurun diwariskan. 6
2.2 Pengertian Amigurumi Jepang merupakan Negeri yang mempunyai banyak kebudayaan. Disetiap daerah pasti memiliki keunikan budayanya tersendiri. Misalnya, pakaian, makanan, adat-istiadat, dan lain-lain. Orang-orang Jepang melestarikannya sampai sekarang sehingga masih dapat dinikmati walaupun sudah berumur ratusan tahun. Orang-orang Jepang juga sangat mempercayai hal-hal yang berbau mistik. Contohnya, orang-orang Jepang sangat mempercayai bahwa mereka harus memberikan boneka kepada anak perempuannya dan memajang boneka tersebut agar boneka tersebut dapat menyerap roh-roh jahat dan melindungi mereka dari segala hal-hal yang tidak baik. Boneka bagi orang-orang Jepang sangat banyak manfaat dan fungsinya. Boneka di Jepang juga sangat banyak jenisnya dan terbuat dari bahan-bahan yang berbeda pula. Ada yang terbuat dari kain, kayu dan ada juga yang dibuat dengan menggunakan benang rajut. Di Jepang boneka yang dibuat dengan di rajut ini biasa dikenal dengan Amigurumi. Amigurumi berasal dari kata Ami yang berarti rajut dan Nuigurumi yang berarti boneka. Jadi, Amigurumi adalah boneka rajut dengan menggunakan teknik satu jarum (crochet) yang berasal dari Jepang. 7
2.3 Teknik Dasar Amigurumi Sebelum membuat Amigurumi (boneka rajut) ada beberapa hal yang harus dikuasai. Teknik dasar harus dipelajari untuk membuat Amigurumi. Dibawah ini ada dua Teknik dasar cara memegang jarum renda yang biasa digunakan : 1. Cara seperti memegang pensil. 2. Cara seperti memegang pisau. Sedangkan untuk memegang benang, menggunakan tangan yang berlawanan dengan tangan yang digunakan untuk memegang jarum renda. Dengan cara seperti ini, tidak akan ada kesulitan dalam menarik benang dan dapat menentukan tekanan benang yang diinginkan. Untuk mengganti benang dengan menyelipkan benang yang baru, kemudian lanjutkan merenda seperti biasa. Teknik-teknik dasar seperti ini yang harus dikuasai oleh para pemula yang ingin membuat Amigurumi (boneka rajut). 8
2.4 Jenis-jenis Tusukan Setelah menguasai teknik-teknik dasar dalam membuat Amigurumi, ada lagi yang harus dikuasai dan dikenal. Ada beberapa jenis-jenis tusukan yang harus diketahui, yaitu : 1. Tusuk Awal (slip knot) Sebagai awal dari rajutan, yang pertama adalah membuat simpul berbentuk lingakaran dengan ujung benang dibagian bawah, pegang simpul pada tangan kiri untuk pengguna tangan kanan (atau tangan yang tidak memegang jarum). Kemudian ambil benang dengan jarum hekken. Tarik benang sampai melalui simpul yang telah dibuat. 2. Tusuk Rantai (chain) Buat lubang pada benang, masukkan jarum hakken pada lubang tersebut tarik benang melewati lubang. Tarik benang selanjutnya melewati lubang benang yang ada pada jarum hakken. Simpul yang pertama dibuat tidak dihitung, simpul kedua adalah rantai pertama. 9
3. Tusuk Slip (slip stich) Buat rantai sepanjang yang diinginkan sebagai dasar, masukkan jarum hakken pada rantai kedua dari jarum hakken. Kaitkan jarum hakken ke benang lalu tarik melewati lubang. Tusuk slip pertama yang dibuat sudah dihitung sebagai slip stich yang pertama. Selanjutnya lakukan untuk membentuk slip stich berikutnya. 4. Tusuk Tunggal (single crochet) Seperti halnya membuat tusuk slip, buat rantai sepanjang yang diinginkan sebagai dasar, masukkan jarum hakken pada rantai kedua dari jarum hakken. Kaitkan jarum hakken ke benang tarik keluar lubang. Kaitkan benang pada jarum hakken untuk melewati dua lubang yang telah dibuat. Lakukan langkah tersebut untuk membuat tusuk tunggal selanjutnya. 5. Tusuk Setengah Ganda (half double crochet) Buat rantai sepanjang yang diinginkan sebagai dasar, masukkan jarum hakken pada rantai ketiga dari jarum hakken. Kaitkan benang pada jarum hakken sebelum masuk ke lubang dasar. Masukkan jarum hakken ke lubang dasar, kaitkan ke benang lalu tarik keluar lubang. Sekarang terdapat tiga kaitan benang pada jarum hakken. Kaitkan benang ke jarum hakken lalu tarik melewati tiga lubang tadi secara bersamaan. Lakukan langkah yang sama untuk membuat half double crochet selanjutnya. 6. Tusuk Ganda (double crochet) Buat rantai sesuai dengan yang diinginkan sebagai dasar, masukkan jarum hakken pada rantai keempat dari jarum hakken. Kaitkan benang pada jarum hakken sebelum masuk ke lubang dasar. Masukkan jarum hakken kelubang dasar, kaitkan ke benang lalu tarik keluar lubang. Sekarang terdapat tiga kaitan benang pada jarum hakken. Kaitkan benang pada jarum hakken lalu tarik melewati dua lubang dan kini terdapat dua kaitan benang pada jarum hakken. Kaitkan benang lalu tarik 10
melewati kedua kaitan tadi secara bersamaan hingga terbentuk satu double crochet. Lakukan langkah selanjutnya untuk membentuk double crochet berikutnya. 7. Tusuk Tunggal Dua Tusukan Bersama (single crochet 2 stiches together) Selipkan atau tusuk jarum hakken, kemudian ambil benang dan tarik sehingga membentuk lengkungan atau loop. Lakukan sekali lagi tetapi selipkan jarum hakken pada tusukkan berikutnya sehingga membentuk lengkungan atau loop kedua. Ambil benang dengan jarum hakken dan tarik melalui dua lengkungan yang telah dibuat sebelumnya. 8. Tusuk Depan (front post) Tusuk depan merupakan variasi tusukan yang tidak saja diaplikasikan juga ada tusuk tunggal tetapi juga tusuk lainnya. Selipkan jarum hakken dari belakang simpul ke depan simpul, lalu dengan jarum renda ambil benang dan tarik sehingga membentuk suatu lengkungan atau loop. Ambil benang kemudian tarik melalui lengkungan atau loop yang telah dibuat sebelumnya. 9. Tusuk Belakang (back post) Sama seperti tusuk depan, tusuk belakang juga dapat diaplikasikan pada jenis tusukan lainnya. Untuk tusuk belakang, sama dengan tusuk depan hanya saja jarum renda diselipkan dari depan simpul menuju belakang simpul. 10. Tusuk Simpul Belakang (rib stitch) Tusuk simpul belakang merupakan variasi tusukan yang tidak saja diaplikasikan pada tusuk tunggal tetapi juga tusuk lainnya. Letakkan jarum hakken pada bagian belakang tusukan, lalu ambil benang sehingga membentuk suatu lengkungan atau loop. Ambil benang dengan jarum hakken kemudian tarik melalui lengkungan atau loop yang telah dibuat sebelumnya. 11