II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Usaha

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan 1. Investor 2. Analisis 3. Masyarakat 4. Pemerintah

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PELUANG BISNIS ONLINE BUDIDAYA IKAN LELE TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS

A. Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

III. METODOLOGI. A. Kerangka Pemikiran. B. Pendekatan Studi Kelayakan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha ditandai dengan semakin ketatnya

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

VII. RENCANA KEUANGAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

IV METODE PENELITIAN

Kewirausahaan. Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

III. METODE PENELITIAN. Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

V. ANALISA MANFAAT DAN BIAYA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR

VIII. ANALISIS FINANSIAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. yang akan didirikan oleh PT. Pertama Adhi Karya atau ANTARTIKA MANAGEMENT ini adalah

STUDI KELAYAKAN USAHA

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BATIK SARI KENONGO TULANGAN SIDOARJO. Oleh Endang PW Teknik Industri FTI-Surabaya ABSTRAK

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. ii iii iv v vi vii

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

IV. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

KETERANGAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR... III LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Usaha Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak suatu gagasan usaha yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan memberikan manfaat, baik dalam hal financial benefit maupun social benefit (Ibrahim, 2003). Tujuan yang ingin dicapai dari studi kelayakan bisnis mencakup empat (4) pihak yang berkepentingan (Ibrahim, 2003), yaitu : 1. Investor Studi kelayakan bisnis ditujukan untuk melakukan penilaian dari kelayakan usaha untuk menjadi masukan berguna, karena sudah mengkaji berbagai aspek seperti pasar dan pemasaran, teknologis dan teknis, finansial dan manajemen operasional, yang secara komprehensif dan detail, sehingga dapat dijadikan dasar bagi investor untuk membuat keputusan investasi secara obyektif. 2. Analisis Studi kelayakan adalah suatu alat yang berguna dan dapat dipakai sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan suatu penilaian rencana usaha, usaha baru, pengembangan usaha, atau menilai kembali usaha yang sudah ada. 3. Masyarakat Hasil studi kelayakan bisnis merupakan suatu peluang untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian rakyat, baik yang terlibat secara langsung maupun yang muncul akibat adanya nilai tambah dari adanya usaha tersebut. 4. Pemerintah Hasil dari studi kelayakan ini bertujuan untuk pengembangan sumber daya, baik dalam pemanfaatan sumber daya alam (SDA) maupun pemanfaatan berupa penyerapan tenaga kerja, selain itu adanya usaha baru atau berkembangnya usaha lama sebagai hasil studi yang

5 dilakukan oleh individu atau badan usaha tentunya akan menambah pemasukan pemerintah baik dari pajak pertambahan nilai maupun dari pajak penghasilan dan retribusi yang berupa perijinan, biaya pendaftaran, dan administrasi yang layak diterima sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Menurut Ibrahim (2003), tahap-tahap untuk melakukan investasi usaha adalah : 1. Identifikasi Pengamatan dilakukan terhadap lingkungan untuk memperkirakan kesempatan dan ancaman dari usaha tersebut. 2. Perumusan Perumusan ini merupakan tahap untuk menerjemahkan kesempatan investasi kedalam suatu rencana proyek yang konkrit, dengan faktor-faktor yang penting dijelaskan secara garis besar. 3. Penilaian Penilaian dilakukan dengan menganalisa dan menilai aspekaspek seperti pasar, teknik, manajemen dan finansial. 4. Pemilihan Pemilihan dilakukan dengan mengingat segala keterbasan dan tujuan yang akan dicapai. 5. Implementasi Implementasi adalah menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap berpegang pada anggaran. 2.1.1. Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan gambaran kegiatan usaha yang direncanakan, sesuai dengan kondisi, potensi, sesuai dengan kondisi, potensi, serta peluang yang tersedia dari berbagai aspek. Penyusunan studi kelayakan bisnis menurut Ibrahim (2003) meliputi aspek-aspek berikut : a. Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek ini bertujuan untuk memahami berapa besar potensi pasar yang tersedia, berapa bagian yang dapat diraih oleh

6 perusahaan atau usaha yang diusulkan, dan strategi pemasaran yang direncanakan untuk memperebutkan konsumen. b. Aspek Teknis dan Teknologis Aspek ini bertujuan untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan teknologi perencanaan yang telah dilakukan dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak (Husnan dan Suwarsono, 2000). Pada aspek teknis dan teknologis dipaparkan beberapa faktor, yaitu penentuan kapasitas produksi, tata letak tempat usaha, pemilihan mesin, peralatan dan teknologi untuk produksi (Umar, 2001). c. Aspek Manajemen Operasional Aspek ini merupakan suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan, dan pengawasan terhadap operasi perusahaan (Umar, 2001). Aspek ini juga mengkaji mengenai legalitas dari suatu perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk meyakini apakah secara yuridis perencanaan usaha yang telah dibuat dapat dinyatakan layak atau tidak layak dihadapkan pada pihak berwajib dan masyarakat (Umar, 2001). d. Aspek Finansial Aspek ini berbicara tentang bagaimana penghitungan kebutuhan dana, baik kebutuhan dana untuk aktiva tetap maupun dana untuk modal kerja. Analisis aspek finansial juga membahas mengenai sumber dana yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan jumlah dana tersebut, sekaligus pengalokasiannya secara efisien, sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan (Husnan dan Suwarsono, 2000).

7 2.1.2. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis. Menurut Ibrahim (2003) manfaat dari studi kelayakan bisnis antara lain : a. Manfaat ekonomis (manfaat finansial) bagi proyek itu sendiri, menguntungkan dibandingkan risiko proyek. b. Manfaat ekonomis bagi negara (manfaat ekonomis nasional), manfaat bagi ekonomi makro suatu negara. c. Manfaat sosial proyek bagi masyarakat sekitar. 2.2. Perikanan Perikanan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan ikan termasuk memproduksi ikan, baik melalui penangkapan (perikanan tangkap), budidaya dan pengolahan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan sebagai sumber pangan dan non pangan, seperti perikanan hias dan pariwisata (Hakim, 2008). Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (pembibitan dan pembesaran) ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (Hakim, 2008). 2.2.1. Budidaya Perikanan Budidaya perikanan atau akuakultur merupakan kegiatan untuk memproduksi biota (organisme) akuatik di lingkungan terkontrol dalam rangka mendapatkan keuntungan (Hakim, 2008). Budidaya perikanan juga merupakan suatu proses atau kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan membiakan ikan, serta memanen hasilnya dalam lingkungan terkontrol (UU No. 31 Tentang Perikanan, 2004). 2.2.2. Pembenihan Lele Sangkuriang Pembenihan Lele Sangkuriang adalah budidaya Lele Sangkuriang untuk menghasilkan benih sampai ukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-

8 kolam khusus pemijahan (Prabowo, 2007). Terdapat tiga (3) sistem pembenihan Lele Sangkuriang yang dikenal adalah : a. Sistem Massal. Sistem ini dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya. b. Sistem Pasangan. Sistem ini dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk. c. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi). Sistem ini dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar hyphofise (hipofisis), yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar hyphofise yang juga harus dari jenis lele. 2.2.3. Teknik Pembenihan Lele Sangkuriang Menurut Sunarma (2004), pembenihan Lele Sangkuriang terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu : a. Pembuatan Kolam b. Pemilihan Induk c. Persiapan lahan d. Pemijahan e. Pemindahan f. Pendederan g. Manajemen pakan h. Manajemen air i. Manajemen kesehatan

9 2.3. Penelitian Terdahulu yang Relevan Chaerunisa (2007) meneliti analisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah di desa Cikarawang, Kabupaten Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah dilihat dari aspek-aspek seperti pasar dan pemasaran, teknis dan teknologis, manajemen operasional dan finansial. Penelitian ini menggunakan pendekatan rencana usaha kolaboratif dengan Participatory Action Research (PAR) dan metode Participatory Rural Appraisal (PRA). Berdasarkan analisis finansial diperoleh nilai dari beberapa parameter kelayakan proyek yang meliputi Net Present Value (NPV) Rp. 254.889.000,00; Internal Rate of Return (IRR) 40,8%; Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 8,54; Payback Periode (PBP) 0,8 tahun. Dari keseluruhan penilaian kriteria tersebut, terlihat bahwa pendirian usaha penggilingan gabah layak untuk didirikan, serta analisis sensitivitas menunjukkan NPV negatif pada saat harga input operasional naik 50% dan volume penjualan turun 66%. Tahmid (2005) meneliti mengenai studi kelayakan pendirian industri gelatin tipe B berbasis tulang sapi di Indonesia. Tujuan dari penentuan kelayakan ditentukan dengan pengkajian aspek-aspek seperti kelayakan pasar pemasaran, ketersediaan bahan baku, teknis dan teknologis, manajemen dan organisasi, legalitas dan finansial. Pada aspek pemasaran digunakan teknik peramalan Double Exponential Smoothing dengan dua parameter Holt s untuk memproyeksikan permintaan dan penawaran gelatin di masa mendatang, sedangkan untuk mengetahui ketersediaan bahan baku dilakukan penelusuran ke beberapa pemasok. Pada aspek teknis dan teknologis digunakan metode perbandingan berpasangan untuk menentukan lokasi pabrik. Berdasarkan beberapa parameter kelayakan finansial proyek yang meliputi NPV Rp. 402.927.007.574,87, IRR 53,70%, Net B/C 4,06 dan PBP 2,91 tahun, pendirian pabrik gelati tipe B di Indonesia layak untuk dilaksanakan dan di sisi lain analisis sensitivitas menunjukkan pada

10 kenaikan harga bahan baku 121,10% dan ketika terjadi penurunan harga produk gelatin 43,45%, industri ini dinilai tidak layak, karena NPV proyek negatif.