SEKARTAJI. Kata Kunci: Karakter, Tokoh, dan Sekartaji

dokumen-dokumen yang mirip
Maha Puja. Kartika. Dr. I Nengah Mariasa,M.Hum.

TEKNIK GERAK BODY CONTACT PADA KARYA TARI GREGET NYALAMI

VISUALISASI ADEGAN KEPRAJURITAN DALAM PERTUNJUKAN WAYANG TOPENG JATIDUWUR JOMBANG DALAM KARYA TARI NAYAKA

WATAK-WATEK. Kata Kunci: Karakter, Anak Kembar, dan Watak-Watek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kreativitas merupakan satu proses pemikiran yang memunculkan

WAKUL PINCUK. Elly Juniantik

MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI

TRAVESTI (VISUALISASI PERJUANGAN HIDUP TANDAK LUDRUK DALAM KARYA TARI)

Kata kunci : Tari Srimpi Guitar, koreografi

BAB V PENUTUP. perawan tua dan divisualisasikan melalui gerak ketubuhannya menurut apa

BAB V PENUTUP. Penciptaan karya tari ini merupakan penuangan ide serta kreativitas penata

PENGUNGKAPAN MAKNA TANDA KOMA (,) MELALUI TARI STUDI PADA KARYA TARI PAUSE

BAB V PENUTUP. kemandirian dan kreatifitas penata tari dalam berkarya. Proses penciptaan yang

BAB V KESIMPULAN. atau gangguan jiwa, dalam karya ini kegilaan tersebut di kemas dengan lebih

BAB IV PENUTUP. Gerak miwir, cangkah, sagah, ongkrok, dan liukan badan merupakan fokus gerak

PENYAJIAN VISUAL KOREOGRAFI PENDIDIKAN MBLEKOK NULOG SHEOCIANA RAMELIAH

BAB V PENUTUP. Karya tari Kicak Shrogol merupakan sebuah karya tari yang terinspirasi dari

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Niat, kerja keras, kerjasama dan kesabaran adalah kunci utama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

3. Karakteristik tari

Kata Kunci : In Control, Keseimbangan, Liris

BAB V PENUTUP. Institut Seni Indonesia Yogyakarta. terpendam dalam diri masyarakat Baduy Dalam, mereka tetap selalu ingat

BAB V PENUTUP. orang penari putri, dua orang penari putra untuk menarikan tari Gendang Beleq

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global

S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II. Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP

MENGUNGKAP NILAI PERJUANGAN MELALUI KETERBATASAN RUANG GERAK DALAM KARYA STRUGGLE

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

TARZAN. Kata Kunci: langen carita, Persahabatan, dan Tarzan. Abstract

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

MATERI PENYUSUNAN KOMPOSISI

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDIDIKAN SENI TARI ANAK USIA DINI MELALUI STIMULUS BERKREASI TARI NUSANTARA

WUJUD UNGKAP PENEMUAN JATI DIRI DALAM KARYA TARI SEKAR GENDHUK

BAB IV PENUTUP. ide gagasan pengkombinasian antara prajurit berkuda. kesenian rakyat Jathilan dan prajurit Kavaleri TNI AD, dengan mengilhami

Teknik dan Kriteria Evaluasi Pendidikan Seni Tari Dewi Karyati dan Maman Tocharman

BAB IV KESIMPULAN. putri menggunakan properti dhodhog. Tari Reog Dhodhog mulai dikenal oleh

MODEL DESAIN GERAK TARI KELOMPOK UNTUK PELATIHAN GURU SENI BUDAYA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Bagong Kussudiardja adalah seniman besar Indonesia yang mengabdikan

KRITIK SENI BUSANA LIKU DMA TARI ARJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

PROSES PENCIPTAAN TARI SILONGOR DI SMP NEGERI 2 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE ABSTRAK

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Gambar 2.4. Eksplorasi langsung melihat kegiatan di tempat pembuangan sampah Koleksi : Program nstudi Pendidikan Tari Tari FBS UNJ

TARI KURDHA WANENGYUDA

KEBERADAAN MISUK PADA PROSES MENATA TARI PADA MAHASISWA SEMESTER 4 DAN 6 DI JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATSIK PENULIS FRISKA ILATO ANGGOTA PENULIS

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

VISUALISASI CINTA TERLARANG DALAM BENTUK PENYAJIAN KARYA TARI RISTA

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa kajian relevan

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tidak baik dan menimbulkan konflik. Dan sahabat juga harus berani

Jubaidah Monayanti Fathan Jurusan : Pendidikan Seni Drama,Tari dan Musik Anggota Penulis : 1. Riana Diah Sitharesmi 2. Zulkifli S.Pd, M.Sn.

TENAGA, RUANG, DAN WAKTU SEBAGAI DASAR PENCIPTAAN KARYA TARI CITRAPATA. Oleh: Agustin Tri Wijayanti. Dosen Pembimbing: Drs. PeniPuspito M.

NASKAH PUBLIKASI Kendang Juwita

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya

BAB VII KESIMPULAN. Bentuk dan gagasan pada tari kontemporer telah jauh. berkembang dibandingkan dengan pada awal terbentuknya.

KREATIFITAS ASPEK UTAMA DALAM PROSES KOREOGRAFI. Suryanti

BENTUK PENYAJIAN KARYA TARI OPLOSAN

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB I PENDAHULUAN. zaman/waktu. Baik itu seni bahasa atau sastra, seni gerak (acting), seni rias

ANALISIS BENTUK GERAK TARI KREASI GEUNTA PADA SANGGAR SEULAWEUET

Garapan Abimanyu Wigna Kiriman: Kadek Sidik Aryawan, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar

Dasar Kreativitas Tari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam.

NYANDHANG TARESNA. Kata Kunci: genre, langen carita, ketabahan, dan Nyandhang Taresna

SILABUS PEMBELAJARAN

The choreographer conclude that the delimitation of the dody was not a make the movement, expresstion, and able to create esthetic movement.

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada

TARI KIPAS MEGA DALAM RANGKA PAMERAN BATIK DI BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA 18 JULI 2009 OLEH : WENTI NURYANI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat, masyarakat terbentuk oleh individu dengan

BAB V PENUTUP. hasil dari kreatufutas masyarakat di Desa Ngalang, kecamatan gedangsari,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

Desain Estetik Dalam Komposisi Tari Berpasangan Oleh: Lilin Candrawati.S.

2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif

BAB V PENUTUP. agar dapat menggambarkan isi garapan. Kata Mucak Pendak berasal dari

Tari-tari Tradisional Sumatera Utara Sebagai Sumber Proses kreatif Seniman Dalam Berkarya

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

PROSES KREATIF PENCIPTAAN TARI SPARKLING SURABAYA (Studi Kasus Tentang Tahapan Proses Kreatif Penciptaan Koreografi Tari Karya Diastiarni Azhar)

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cintya Iftinan, 2014 Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume D esigner

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

TAK MENDENGAR TAPI MELIHAT

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

Proses Penciptaan Tari. Oleh : Joko Pamungkas, M.Pd.

BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK

14. Baum Garten mengungkapkan estetika sebagai suatu ilmu, bahwa estetika adalah ilmu tentang pengetahuan indriawi yang tujuannya adalah keindahan.

PROSES PENCIPTAAN KOREOGRAFI TARI RENGGO MANIS DI KABUPATEN PEKALONGAN JAWA TENGAH SKRIPSI

PERANCANGAN BUKU FOTOGRAFI TARI MAYANG MADU DI KABUPATEN LAMONGAN

KAJIAN KOREOGRAFI TARI CANGKLAK DI SANGGAR RAMPOE KOTA BANDA ACEH ABSTRAK

diikutsertakan dalam parade tari nasional mewakili Provinsi Jambi di Taman Layang Pekasih terinspirasi dari proses upacara besaleh Suku Anak Dalam

Transkripsi:

SEKARTAJI Arsyah Isnaini arsyahisnaini@gmail.com Dr. Anik Juwariyah, M. Si anik_ju1968@yahoo.com Program Studi S1 Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Karya tari Sekartaji merupakan sebuah karya tari yang berangkat dari fenomena legenda daerah lokal yang berasal dari Nganjuk. Di Nganjuk terdapat wisata alam berupa pemandian air merambat Roro Kuning. Karya ini memilih fokus untuk memvisualisasikan sebuah karakter yang ada dibalik cerita rakyat daerah Nganjuk tersebut. Karya tari ini ditujukan agar dapat mengetahui bahwasannya sebuah ide atau gagasan dalam membuat sebuah karya tari dapat diambil dari penokohan karakter manusia yang akan ditata melalui beberapa bagian di dalam pertunjukannya untuk menghasilkan sebuah makna yang terkandung dalam tarinya melalui gerak yang bersifat simbolik. Sebuah karakter dikaitkan dengan sifat atau perilaku manusia, yang pastinya memiliki banyak perbedaan. Kata Kunci: Karakter, Tokoh, dan Sekartaji Abstract Sekartaji dance work is a dance work that depart from the local legend phenomenon that comes from Nganjuk. In Nganjuk there are natural attractions in the form of Roro Kuning waterfall. Work focus to visualize a character that is behind the people's History of Nganjuk. The work of this dance is intended to be able to find out that an idea in make a dance work can be taken from the characterization of human character that will be arranged through several parts in the show to produce a meaning contained in the dance through a motion that is symbolic. A character is associated with human nature or behavior, which must have many differences. Keywords: Character, figures, and Sekartaji 1

PENDAHULUAN Koreografi merupakan menciptakan karya tari yang bernilai estetis dan bersifat keindahan. Sedangkan pendidikan adalah suatu cara belajar dari tidak tahu menjadi tahu. Dengan ini maksud dari pembelajaran koreo pendidikan adalah mengajarkan anak didik dengan suatu karya tari yang didalamnya mengandung unsur-unsur pendidikan sesuai dengan harapan yang akan dicapai guru. Air Terjun Roro Kuning, adalah sebuah kawasan wisata yang berada di daerah Kab. Nganjuk, tepatnya di Desa Bajulan, Kecamatan Loceret. Air terjun yang berada pada ketinggian 600 mdpl ini, tidak hanya menawarkan suguhan wisata alam yang menarik, tetapi juga legenda dibalik nama Roro Kuning itu sendiri. Menurut penuturan sejarah, Roro Kuning berasal dari nama dua orang putri dari Kerajaan kadiri dan Dhoho, yang pada masa itu (sekitar abad ke 12) mereka mengalami sakit, dan dalam proses penyembuhan mandi dibawah air terjun ini. Pada akhirnya nama mereka diabadikan oleh Resi Darmo yang mengobati penyakit mereka, menjadi air terjun Roro Kuning. Pada karya ini koreografer ingin mengangkat cerita Legenda Air Terjun Roro Kuning. Koreografer memilih ide garap dramatari dengan jumlah penari yang berkelompok. Sehingga diharapkan pada karya ini nantinya dapat dijadikan sebagai referensi karya seni tradisional yang dapat menambah wawasan cerita rakyat (kedaerahan). Rangsang awal yang digunakan koreografer yaitu berkembangnya cerita rakyat di daerah Nganjuk sehingga membuat banyak orang penasaran untuk melakukan wisata ke air terjun Roro Kuning. Motivasi koreografer untuk mengangkat cerita air terjun Roro Kuning karena diharapkan air terjun Roro Kuning tidak hanya dikenal sebagai cerita rakyat dan tempat wisata saja, namun juga ada kesenian tradisi khas yang menggambarkan cerita terbentuknya air terjun tersebut. Penggarapan konsep ini telah disesuaikan dengan syarat terciptanya karya tari pada umumnya. Berikut merupakan beberapa syarat terciptanya sebuah karya tari: 1. Konsep tema 2. Gerak tari (distilisasi) 3. Musik 4. Ekspresi penari 5. Tata rias dan busana 6. Tata pentas dan cahaya (setting dan lighting) Dari beberapa syarat di atas menjadikan alasan pembuatan karya koreografi murni mengenai cerita rakyat air 2

terjun Roro Kuning yang layak dipertontonkan. Fokus karya yang digunakan koreografer yaitu dramatari yang berjudul Sekartaji. Rangsang awal koreografer dalam mengambil tema dan fenomena yang terjadi yaitu akibat mengetahui begitu terkenalnya cerita rakyat tentang air terjun Roro Kuning yang beredar di masyarakat Nganjuk. Tujuan penciptaan karya tari ini adalah untuk memvisualisasikan dengan gerak tentang cerita rakyat mengenai tokoh Dewi Sekartaji sebagai obyek dari ide garap yang diangkat. Selain itu juga bertujuan untuk Menjadikan koreografer berpikir lebih kreatif untuk dapat menciptakan suatu karya koreografi murni, memberikan pengetahuan baru untuk semua pihak mengenai cerita rakyat yang berada di daerah Nganjuk, memberikan referensi karya tari garapan baru kepada penikmat dan pencipta karya seni. Manfaat dari karya tari Sekartaji yaitu Koreografer menjadi lebih kreatif dalam menciptakan karya seni tari murni ciptaan sendiri, sebagai pengetahuan baru bagi semua pihak mengenai cerita rakyat yang berada di daerah Nganjuk, sebagai referensi karya tari garapan baru kepada penikmat dan pencipta karya seni. KAJIAN TEORI Koreografi merupakan menciptakan karya tari yang bernilai estetis dan bersifat keindahan. Sedangkan murni adalah suatu bentuk hal yang ada secara alamiah, hasil karya sendiri. Dengan ini maksud dari koreografi murni adalah menciptakan suatu karya tari hasil garapan sendiri, yang bersifat estetis dan orisinil (hasil karya sendiri). Konsep Kekaryaan Tari sebagai bentuk seni merupakan kesatuan dari berbagai elemen pendukung dan segala sesuatu yang disajikan atau kasat mata. Adapun pendukung elemen bentuk tari meliputi gerak tari, desain musik, tema, tata rias dan busana, dan sebagainya. a. Tema Dalam karya garap koreografi murni ini koreografer mengangkat tema dari cerita rakyat yang tentunya didasari dengan gerak-gerak tari tradisional. b. Judul Koreografer memilih judul Sekartaji sebagai judul dari karya garapannya. Dari judul Sekartaji tersebut dapat diketahui bahwa pada tarian tersebut menceritakan tentang perjuangan Dewi Sekartaji dalam mencari pengobatan untuk sakitnya di air terjun Roro Kuning. 3

c. Sinopsis Sebuah kisah yang menceritakan tentang kehidupan seorang putri, bernama Sekartaji. Putri Sekartaji terlahir dengan paras cantik jelita, namun suatu ketika ia terkena penyakit kulit parah. Berbagai pengobatan telah dilakukannya untuk memperoleh kesembuhan tapi tak kunjung sembuh juga. Suatu ketika ia melakukan pengembaraan ke hutan dari kerajaan Dhoho untuk mencari kesembuhan, setelah perjalanan yang panjang, sampailah ia di tanah Nganjuk. Sekartaji akhirnya menemukan sungai. Dengan penuh kesabaran ia mengobati lukanya, membasuh tubuh di sungai itu, serta dengan penuh keyakinan meminta kesembuhan pada Sang Pencipta. Kemudian sembuhlah dia dari sakit. Dan Sekartaji menjadi simbol diberikannya nama pada sungai itu, dengan sebutan Roro Kuning. e. Jumlah Penari Dalam koreografi ini dipilihlah 7 penari wanita, yakni sebagai berikut: 1) Dea Margaretha W. 2) Karinapasa Avirudini 3) Nimas Aulia A. 4) Alisa Cahyani 5) Sella Mahda S. f. Alur Bagian 1: kerajaan Dimulai dengan adanya penari tunggal diatas stage. Menceritakan tentang kehidupan Sekartaji yang tinggal didalam kerajaan Dhoho. Bagian 2: kegalauan Sekartaji menderita sakit kulit parah. Yang mengakibatkan ia bingung mencari pengobatan untuk penyembuhan lukanya. d. Tipe Tari Tipe tari dalam karya koreografi pendidikan ini yaitu dramatari. Maksud dari dramatari itu sendiri yaitu karya tari yang menyampaikan tarian yang bercerita. Cerita yang disajikan diambil dari cerita Dewi Sekartaji yang menemukan pengobatan di air terjun Roro Kuning. Tentunya gerak tarian menyesuaikan tema yang bersifat tradisional. Bagian 3: berkelana Dewi Sekartaji berkelana, pergi mengembara ke seluruh daerah yang dia ketahui untuk mencari obat. Bagian 4: mandi Setelah perjalanan panjang, akhirnya Sekartaji menemukan pemandian air terjun yang ternyata berkhasiat untuk mengobati penyakitnya. 4

Ending: Air terjun Roro Kuning sebagai penyembuh luka dari sakitnya. Kerangka Berpikir Landasan dalam pembuatan karya tari koreografi murni ini adalah cerita rakyat sekitar daerah Nganjuk. Dari cerita rakyat daerah sekitar ini tentunya menggunakan gerak-gerak tari tradisional. METODE PENCIPTAAN Metode menemukan fokus karya dapat dilakukan melalui rangsang awal, pada rangsang awal sendiri dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang membangkitkan pikiran, semangat, atau dorongan untuk melakukan suatu kegiatan. Rangsang dalam komposisi tari dapat berupa gagasan indera pendengaran, indera penglihatan, indera perabaan atau kinestetik. Dalam penciptaan karya seni ini koreografer menggunakan rangsang awal yang berupa rangsang ide. Koreografer menemukan ide garapan tari ini diperoleh dari pengetahuan koreografer mengenai cerita rakyat daerah sekitar Nganjuk, sehingga koreografer tertarik untuk menggarap karya dramatari. Melalui karya tari ini diharapkan banyak pihak bisa berkenan untuk menerima sebagai referensi ataupun wawasan baru dalam berkesenian. Metode Konstruksi Metode konstruksi merupakan metode menyusun bentuk yang melibatkan metode analisis bentuk dan metode evaluasi. Dalam proses kekaryaan ini, koreografer membuat komposisi tari dengan menganalisa mulai dari pengembangan dan penggarapan pola ritme, tempo, ruang, tenaga, dan aksen. a. Rangsang Awal Idesional Koreografer menemukan ide dari cerita rakyat daerah sekitar Nganjuk mengenai air terjun Roro Kuning. b. Eksplorasi dan Kerja Studio Eksplorasi merupakan proses penjajalan yaitu pengalaman untuk menanggapi obyek dari luar atau aktifitasnya mendapat rangsangan dari luar. Eksplorasi merupakan proses berfikir, imajinasi, merasakan dan menanggapi atau merespon dari suatu obyek untuk dijadikan sebagai bahan dalam karya tari yang berupa gerak, irama, dsb. Dalam penciptaan karya tari koreografi murni ini koreografer menggunakan gerak-gerak yang telah distilisasi, dengan tetap mengandung unsur estetis. 5

c. Improvisasi Improvisasi merupakan penemuan gerak secara kebetulan atau spontan, walaupun gerak-gerak tertentu muncul dari gerak yang pernah dipelajari ataupun ditemukan sebelumnya (Hadi dalam Wahyu, 2006). Improvisasi dilakukan secara bertahap agar gerak yang didapat oleh penata mempunyai makna dan tujuan dalam penciptaan. TATA RIAS DAN BUSANA Tata rias dan busana yang digunakan pada tari Sekartaji yaitu rias cantik. Seperti berikut: d. Analisis dan Evaluasi Metode penciptaan karya tari ini banyak membutuhkan waktu dan proses guna memantapkan gerakan dan rasa tarian agar tertata dengan baik. Proses yang dilakukan bukan hanya sehari dua hari akan tetapi setiap hari dan setiap waktu. Hal ini sangat baik dilakukan agar proses setiap hari jauh lebih baik. Proses karya tari koreografi murni membuat penata harus lebih kreatif, inovatif, selektif dalam pemilihan gerak dan menyesuaikan dengan kemampuan koreografer sendiri ataupun penari juga. Hal ini sangatlah penting guna mampu memberikan greget terhadap gerak yang dibawakan sehingga apa yang disampaikan dapat ditangkap oleh penikmat ataupun pelaku seni. Gambar 1 Tata rias dan rambut tampak depan Gambar 2 Tata rambut tampak belakang 6

Gambar 3 Tata rias dan rambut tampak samping Gambar 5 Tata busana tampak belakang PENUTUP Gambar 4 Tata busana tampak depan Simpulan Karya tari Sekartaji merupakan sebuah karya inspiratif untuk menawarkan bentuk pertunjukan dengan tipe tari dramatik yang digunakan untuk memvisualisasikan cerita rakyat yang berasal dari Nganjuk. Dalam karya tari ini penata telah mengangkat tentang cerita rakyat yang terjadi di air merambat Roro Kuning, untuk menceritakan tentang keteguhan hati dan kesabaran Dewi Sekartaji menghadapi penyakitnya yang tak seorang pun dapat menyembuhkan. Usaha tersebut berbuah manis setelah perjalanan jauh yang kemudian mempertemukannya dengan seorang tabib. Dari pengalaman Dewi Sekartaji tersebut kemudian diangkat menjadi nama air merambat yang 7

disebut dengan Roro Kuning dan dibangun sebuah monumen untuk mengenang sosok Dewi Sekartaji sebagai putri yang cantik dan tangguh. Dari hasil karya tari ini dapat disimpulkan bahwa dari berbagai penemuanpenemuan baru berdasarkan fokus yang terpilih, koreografer mendapatkan bermacam-macam bentuk diantaranya pada gerak, pola lantai, iringan musik, serta pendukung lainnya yang dapat menunjukkan bahwa hal tersebut adalah sebuah visualisasi tentang cerita mengenai Dewi Sekartaji. Saran Koreografer berharap pada bentuk penyajian yang diangkat dan divisualisasikan sebagai fokus dapat dijadikan bahan apresiasi, serta dapat di pahami bahwa sebuah cerita rakyat dapat divisualisasikan melalui karya tari yang insipiratif. Adapun dengan adanya karya tari Sekartaji ini juga dapat dijadikan inspirasi dan motivasi para koreografer muda dalam menciptakan karya-karya tari. Koreografer berharap bahwa pertunjukan ini bisa menginspirasi, dan disarankan bagi penata-penata tari yang lain untuk lebih berani berekspresi dan mengembangkan suatu gagasan atau ide dalam mencipta karya tari. Selain itu juga untuk semua penikmat agar berupaya dalam hal memahami hal-hal yang berada di sekitar kita untuk memvisualisasikan pada sebuah gerak tari dengan konsep yang matang. Saran disusun berdasarkan temuan penelitian yang telah dibahas. Saran dapat mengacu pada tindakan praktis, pengembangan teori baru, dan/atau penelitian lanjutan. DAFTAR RUJUKAN Hadi, Sumandiyo. 2003. Aspek-aspek Dasar: Koreografi Kelompok. Jogjakarta: Elkaphi. --------------------. 2007. Kajian Teori Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Publisher. ---------------------. 2005. Sosiologi Tari: sebuah telaah kritis yang mengulas tari dari zaman ke zaman: primitive, tradisional, modern hingga kontemporer. Yogyakarta: Pustaka. --------------------. 2014. Koreografi: Bentuk-Teknik- Isi. Yogyakarta: MRA. Hidayat, Robby. 2011. Koreografi & Kreativitas: Pengetahuan dan Petunjuk Praktikum Koreografi. Yogyakarta: Kendil Media Pustaka Seni Indonesia. Humphrey, Doris. 1983. Seni Menata Tari. Judul Asli: The Art Of Making Dances. Diindonesikan oleh Sal Murgiyanto. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta. Meri, La. 1986. Elemen-elemen dasar Komposisi Tari. Judul asli: Dances Composition, the Basic Elements. Diterjemahkan oleh Soedarsono. Yogyakarta: Lagaligo. Murgiyanto, Sal. 1983. Koreografi: Pengetahuan Dasar Komposisi Tari. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. -------------------. 2004. Tradisi dan Inovasi: Beberapa Masalah Tari Di Indonesia. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Padmodarmaya, Pramana. 1988. Tata dan Teknik Pentas. Jakarta: Balai Pustaka. Permendikbut No 50 tahun 2015. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Smith, Jacqueline. 1985. Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru. Judul Asli: Dance Composition. Diterjemahkan oleh Ben Suharto.Yogyakarta: Ikalasi Yogyakarta. Soedarsono. 2006. Tripologi Seni: Penciptaan Eksistensi dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta. Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB. 8