Effect of NPK ferlilizer (nitrogen, phosphorus, potassium) on seaweed, Kappaphycus alvarezii, growth and white spot desease prevention

dokumen-dokumen yang mirip
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi. Jl. Kampus Unsrat Bahu, Manado 95115, Sulawesi Utara, Indonesia.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 45 hari dengan menggunakan 4 perlakuan yakni perlakuan A (Perlakuan dengan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii PADA KEDALAMAN PENANAMAN YANG BERBEDA

Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume II, Nomor 1, Maret 2014

Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp dengan Metode Rak Bertingkat di Perairan Kalianda, Lampung Selatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp. dengan Metode Penanaman yang Berbeda di Perairan Kalianda, Lampung Selatan

PENINGKATAN LAJU PERTUMBUHAN THALLUS RUMPUT LAUT

PENGGUNAAN PUPUK BIONIK PADA TANAMAN RUMPUT LAUT (Eucheuma Sp) (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-Unidayan-Jl. Yos Soedarso 43 Baubau) ABSTRACT

Studi Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma cottonii dengan Berbagai Metode Penanaman yang berbeda di Perairan Kalianda, Lampung Selatan

Pertumbuhan Rumput Laut

Pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii pada perbedaan kedalaman dan berat awal di perairan Talengen Kabupaten Kepulauan Sangihe

Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 1, Nomor 2, September 2013

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

PRODUKSI Gracilaria verrucosa YANG DIBUDIDAYAKAN DI TAMBAK DENGAN BERAT BIBIT DAN JARAK TANAM YANG BERBEDA

3 METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Materi Uji

Pertumbuhan rumput laut (Kappaphycus alvarezii) yang dibudidaya dalam kantong jaring dengan berat awal berbeda di Teluk Talengen Kepulauan Sangihe

Tesis. Diajukan kepada Program Studi Magister Biologi untuk Memperoleh Gelar Master Sains Biologi (M.Si) Oleh: Alis Suprihatin NPM:

A ALISIS KELAYAKA LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI PERAIRA TELUK DODI GA KABUPATE HALMAHERA BARAT

IV METODOLOGI. Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

IDENTIFIKASI SPESIES ALGA KOMPETITOR Eucheuma cottonii PADA LOKASI YANG BERBEDA DI KABUPATEN SUMENEP

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT

3. METODE PENELITIAN

Pengaruh Berat Bibit Awal Berbeda terhadap Pertumbuhan Kappaphycus alvarezii di Perairan Teluk Tomini

Oleh : ONNY C

Pertumbuhan Gracilaria Dengan Jarak Tanam Berbeda Di Tambak. Growth of Gracilaria under Different Planting Distances in Pond

Lampiran 1. Sketsa lokasi tambak penelitian

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah

Kata kunci : pencahayaan matahari, E. cottonii, pertumbuhan

LAJU KECEPATAN PENYERANGAN ICE-ICE PADA RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii DI PERAIRAN BLUTO SUMENEP MADURA

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculantus) PADA PELAKUAN PUPUK DEKAFORM DAN DEFOLIASI

Evaluasi Lahan Pembudidayaan Rumput Laut di Perairan Kampung Sakabu, Pulau Salawati, Kabupaten Raja Ampat

PEMANFAATAN PUPUK CAIR TNF UNTUK BUDIDAYA Nannochloropsis sp ABSTRAK

Analisis finansial usaha budidaya rumput laut berdasarkan uji pertumbuhan bibit dengan dengan jarak ikat berbeda

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015

Laju Penempelan Teritip pada Media dan Habitat yang Berbeda di Perairan Kalianda Lampung Selatan

PENGARUH PERBEDAAN STRAIN RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN SPESIFIK. Dodi Hermawan 1) ABSTRACT

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

PERTUMBUHAN DAN RASIO KONVERSI PAKAN IKAN NILA. (Oreochromis niloticus) DENGAN PENAMBAHAN PROBIOTIK. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) PADA KEDALAMAN BERBEDA DI PERAIRAN TELUK LAIKANG KABUPATEN TAKALAR

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) - Bagian 2: Metode longline

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA TRADISIONAL PLUS DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

EVALUASI KESESUAIAN LOKASI PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) DI DESA LONTAR, KECAMATAN TIRTAYASA, KABUPATEN SERANG

GROUPER FAPERIK ISSN

Oseana, Volume XXXII, Nomor 4, Tahun 2007 : ISSN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Judul PEMBUATAN SLOW-RELEASED NPK FERTILIZER. Kelompok B Pembimbing

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

PEMANFAATAN PUPUK HAYATI BAGI SEBAGAI SOLUSI DALAM REKAYASA PERTUMBUHAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma SP) KOTA TARAKAN

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii (Kasus Di Desapunaga Binaan Balai Budidaya Air Payau Takalar)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2009, di Balai Besar

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah menyediakan unsur hara

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Lingkungan Perairan Pada Lahan Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Di Desa Jayakarsa Kabupaten Minahasa Utara

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di:

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

PENGARUH PUPUK DAUN DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT GAHARU Gyrinops verstegii (Gilg) Domke DI BAWAH CEKAMAN AIR.

Gambar 5. Pertumbuhan Paspalum notatum Fluegge Setelah Ditanam

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP KADAR N, P, DAN K TANAH, SERAPAN N, P, DAN K SERTA PERTUMBUHAN PADI DENGAN SISTEM SRI

5.1 Keadaan Umum Perairan Gugus Pulau Nain

PRODUKTIVITAS PRIMER PERIFITON DI SUNGAI NABORSAHAN SUMATERA UTARA

LAJU DEKOMPOSISI SERASAH DAUN Avicennia marina SETELAH APLIKASI FUNGI Aspergillus sp PADA BERBAGAI TINGKAT SALINITAS SKRIPSI OLEH:

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

Pemanfaatan jenis sumberdaya hayati pesisir dan laut seperti rumput laut dan lain-lain telah lama dilakukan oleh masyarakat nelayan Kecamatan Kupang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seaweed dalam dunia perdagangan dikenal sebagai rumput laut, namun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETEPENG DAN ABU SABUT KELAPA UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN KARAGINAN RUMPUT LAUT (Eucheuma) PADA SPESIES YANG BERBEDA

Kondisi Lingkungan Perairan Budi Daya Rumput Laut di Desa Arakan, Kabupaten Minahasa Selatan

Transkripsi:

Aquatic Science & Management, Vol. 2, No. 1, 7-11 (April 214) Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jasm/index ISSN 2337-443 e-issn 2337-5 jasm-pn48 Effect of NPK ferlilizer (nitrogen, phosphorus, potassium) on seaweed, Kappaphycus alvarezii, growth and white spot desease prevention Pengaruh pupuk NPK (nitrogen, fosfor, kalium) terhadap pertumbuhan dan penanggulangan penyakit white spot pada rumput laut Kappaphycus alvarezii Ramli A. Ismail 1 *, Edwin Ngangi 2, and Markus T. Lasut 2 1 Program Studi Ilmu Perairan, Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi. Jl. Kampus Unsrat Kleak, Manado 95115, Sulawesi Utara, Indonesia. 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi. Jl. Kampus Unsrat Bahu, Manado 95115, Sulawesi Utara, Indonesia. *E-mail: ramli_psdkp@yahoo.co.id Abstract: This study aimed to analyze the effect of NPK fertilizer absorption on the growth of seaweed, Kappaphycus alvarezii, and the white spot disease prevention. This study could become a source of information for seaweed farmers to increase seaweed production through the use of NPK fertilizers. This study was conducted from January until March, 214 in the waters of Toropot Village, the District of Bokan Islands, Banggai Laut. To know whether the different doses affect the white spot infection, ANOVA with Tukey's test was used. Results showed that all doses had the same potential to recover from white spot disease and heal faster than the control (no dose). The addition of nutrients N, P, and K at high dose could accelerate the recovery of the algae from white spot desease and increase the growth rate. Keywords: white spot desease; Kappaphycus alvarezii; Banggai Laut Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penyerapan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan penanggulangan penyakit white spot pada rumput laut Kappaphycus alvarezii. Penelitian ini dapat sebagai sumber informasi bagi pembudidaya rumput laut untuk meningkatkan produksi rumput laut melalui penggunaan pupuk NPK. Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari sampai Maret 214 di perairan Desa Toropot, Kecamatan Bokan Kepulauan, Kabupaten Banggai Laut. Untuk mengetahui apakah perbedaan dosis memberikan pengaruh terhadap serangan white spot, maka dilakukan pengujian ANOVA dengan uji Tukey. Hasil menunjukkan bahwa bahwa semua dosis memiliki potensi yang sama untuk memulihkan penyakit white spot dan lebih cepat penyembuhannya dari kontrol (tanpa dosis). Penambahan nutrien N, P dan K pada dosis tinggi dapat mempercepat pemulihan alga dari penyakit white spot dan dapat meningkatkan laju pertumbuhannya. Kata-kata kunci: penyakit white spot; Kappaphycus alvarezii; Banggai Laut PENDAHULUAN Rumput laut merupakan salah satu sumberdaya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Dalam bahasa Inggris, rumput laut diartikan sebagai seaweed. Sumberdaya ini biasanya ditemui di perairan yang berasosiasi dengan keberadaan ekosistem terumbu karang. Rumput laut dapat hidup di atas substrat pasir dan karang mati (Aslan, 25). Lambatnya produksi rumput laut khususnya jenis Kappaphycus alvarezii disebabkan oleh timbulnya penyakit yang menjadi kendala selama ini pada pembudidaya rumput laut. Penyakit yang sering timbul pada rumput laut, khususnya dari jenis K. alvarezii dikenal dengan nama white spot. 7 Penyakit white spot menyebabkan tanaman berbercak atau bintik putih pada thallusnya. Faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya white spot yaitu adanya faktor fisika, kimia dan biologi. Diduga yang menjadi penyebab utama adanya penyakit white spot yaitu faktor kimia, karena berdasarkan analisis kimia pada rumput laut yang terinfeksi white spot kandungan mineralnya kurang. Menurut Madeali et al. (28) bahwa penyakit white spot di beberapa daerah menunjukkan kandungan N berkisar antara,1-,4% dan kandungan P nya berkisar antara -,1% dari thallus. Nilai N dan P ini diduga sangat rendah sehingga rumput laut yang tumbuh di dalam media seperti ini mudah terserang oleh penyakit. Di samping faktor tersebut juga dipengaruhi oleh

Aquatic Science & Management, Vol. 2, No. 1 (April 214) faktor biologi seperti adanya bakteri, virus dan hama penyakit, dan secara fisika yaitu terjadi akibat perubahan lingkungan seperti arus, suhu, dan kecerahan. Hasil penelitian Silea dan Lita (26), tentang penggunaan pupuk bionik, menunjukkan hasil terbaik pada dosis 15 ml/l selama 6 jam. Diduga penyebab terjadinya penyakit disebabkan rendahnya kandungan nutrien khususnya NPK. Hasil penelitian Muhsina (213) menunjukkan bahwa dosis NPK 2 g/1 liter air dengan lama perendaman 3 menit memberikan petunjuk bahwa dosis ini dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas rumput laut dengan rata-rata pertumbuhan harian 7,34 gram. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka penelitian ini dilakukan sebagai uji perendaman rumput laut yang terinfeksi white spot pada pupuk NPK. MATERIAL DAN METODA Penelitian ini dilaksanakan di perairan Desa Toropot, Kecamatan Bokan Kepulauan, Kabupaten Banggai Laut. Metode yang digunakan yaitu metode longline (tali panjang). Sebagai bahan uji, digunakan Kappaphycus alvarezii yang terserang white spot diambil di Desa Toropot, Kecamatan Bokan Kepulauan, Kabupaten Banggai Laut. Sedangkan bahan uji adalah pupuk NPK komersil merek Nitrophoska (15%, 15%, 15%). Peubah yang digunakan pada penelitian ini adalah: Kandunngan N, P, K dan morfologi thallus rumput laut Peubah yang diamati adalah nilai N, P, K yang terkandung pada rumput laut yang terserang white spot, pemulihan penyakit white spot dideskripsikan dengan pertambahan berat (pertumbuhan) dan penanggulangan penyakit white spot dilihat dari morfologis rumput laut. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peningkatan jumlah N, P, K rumput laut dilakukan analisa N, P dan K untuk thallus rumput laut di Laboratorium Kualitas Air Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin Makassar yang dilakukan pada awal dan setiap minggu penelitian. Parameter kualitas air Data kualitas air merupakan data penunjang. Parameter yang diukur meliputi suhu, kecerahan perairan, kecepatan arus, salinitas, kedalaman, dan ph. Pengukuran suhu air dilakukan pada pagi dan sore hari, sedangkan pengukuran kecerahan, kecepatan arus, salinitas, kedalaman dan ph dilakukan setiap minggu. Berdasarkan hasil pengamatan lingkungan dan pengukuran parameter kualitas air selama penelitian, maka didapat data seperti pada Tabel 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang diperlihatkan pada grafik (Gambar 1, 2 dan 3) menunjukkan bahwa adanya peningkatan mineral N, P dan K pada semua perlakuan kecuali pada perlakuan kontrol yang mengalami penurunan mineral tersebut. Minggu nol () merupakan minggu di mana induk terinfeksi white spotdan tidak dilakukan perendaman pada pupuk, sedangkan minggu pertama, kedua dan ketiga merupakan Tabel 1. Parameter kualitas air di lokasi penelitian No Parameter Satuan Hasil Bahan Acuan 1 Suhu o C 25 26 - Lee et al. (1999) & Luning (199) : 2 3 o C - Kadi & Atmaja (1988) : 27-29 o C 2 Kecerahan % 1 - Kusnendar (22) & Sujatmiko (29) 8 1 % 3 Arus cm/detik 12 48 - Sulistijo (1987) :.33.66 m/detik - Sujatmiko (29) : 2-4 cm/detik 4 Kedalaman perairan cm 5 7 - Kadi dan Atmaja (1988) : 3-5 cm - Sulistijo (22) : 6-2 cm (rakit), 2 1 m (rawai permukaan) 5 Salinitas ppt 3 33 - Kadi dan Atmaja (1988): 3-5 cm - Aslan (25) : 3-37 ppt 6 ph - 7 8 - Kadi dan Atmaja (1988) 7 9 - Sulistijo (1987) : 7,9 8,3 - Luning (199) : 6,8 9,6 8

Kandungan N (%) Ismail et al.: Effect of NPK ferlilizer (nitrogen, phosphorus, potassium) on minggu setelah dilakukan perendaman. Pada Gambar 1 dan Gambar 3 terlihat bahwa kandungan N dan P meningkat cepat pada minggu pertama sedangkan pada minggu kedua dan ketiga mulai menurun. Kandungan N tertinggi terdapat pada perlakuan D yaitu,474%, kemudian disusul perlakuan C (,436%), B (,424%), A (,416%) dan Kontrol (,348). Sedangkan kandungan P tertinggi terdapat pada perlakuan D yaitu,36% diikuti perlakuan B (,28%), perlakuan A dan C sama yaitu (,27%), dan Kontrol (,2%). Kandungan K tertinggi K. alvarezii terdapat pada perlakuan D yaitu 11,291% kemudian diikuti perlakuan C (1,16%), perlakuan A dan B sama yaitu 9,19%, dan Kontrol (4,624%). Terjadinya peningkatan kandungan N, P dan K karena rumput laut mampu menyerap mineral N, P dan K pada saat perendaman sehingga thallus rumput laut mampu melawan serangan white spot yang muncul. Pada minggu kedua nilai N, P dan K mulai menurun, diduga unsur hara tersebut sudah banyak digunakan untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel yang rusak (white spot). Hal ini terlihat pada minggu tersebut white spot sudah mulai hilang dan banyak percabangan yang baru. Terjadinya penurunan pada unsur hara N, P dan K pada minggu kedua sampai minggu ketiga diduga unsur hara N, P dan K lebih duluan digunakan oleh thallus rumput laut untuk melawan infeksi white spot atau perbaikan sel dan pertumbuhan. Penurunan unsur hara setiap minggu mengindikasikan bahwa rumput laut mampu menyerap dan menggunakan unsur hara tersebut untuk kelangsungan hidupnya. Sedangkan pada perlakuan kontrol mulai menurun pada minggu kedua secara drastis. Penurunan ini diduga karena mineral yang dikandungnya khususnya K mulai berkurang dan tidak mampu menyerap K yang ada di perairan sehingga kemampuan daya tahan tubuhnya juga akan berkurang dan menyebabkan terjadinya perlambatan pertumbuhan dan percabangan pada thallus. Berdasarkan analisis ragam mengenai perbedaan dosis N, P dan K terhadap rumput laut yang terserang white spot menunjukkan bahwa semua perlakuan baik N, P dan K memberikan pengaruh yang nyata (p <,5). Hasil uji Tukey untuk N menunjukkan bahwa perlakuan A (dosis NPK 1 g/l) tidak berbeda nyata terhadap perlakuan B (dosis NPK 1,5 g/l), C (dosis NPK 2 g/l) dan Kontrol (tanpa dosis) tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan D (dosis NPK 2,5 g/l), sedangkan perlakuan C berbeda nyata terhadap perlakuan Kontrol. Pada unsur hara P menunjukkan bahwa perlakuan A tidak berbeda nyata terhadap perlakuan B, C, D dan Kontrol, sedangkan perlakuan B dengan Kontrol berbeda nyata serta perlakuan D dengan Kontrol berbeda nyata. Pada unsur hara K, di mana perlakuan A tidak memberikan pengaruh pada perlakuan B, C, D dan Kontrol, sedangkan perlakuan C dengan Kontrol berbeda nyata dan perlakuan D berbeda nyata dengan perlakuan Kontrol. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terlihat bahwa dosis yang diberikan mampu memperbaiki jaringan thallus yang rusak (white.6.5.4.3.2.1 Minggu.448.448.448.448.448 Minggu I.482.486.571.559.447 Minggu II.47.495.535.547.427 Minggu III.416.424.436.474.348 Gambar 1. Grafik kandungan N rumput laut yang mengalami white spot dengan dosis yang berbeda 9

Kandungan K (%) Kandungan P (%) Aquatic Science & Management, Vol. 2, No. 1 (April 214) spot) dan mampu memulihkan penyakit white spot. Dosis N, P dan K yang diberikan pada semua perlakuan mulai menurun pada minggu pertama sampai ketiga pada saat terjadi pemulihan (sembuh) thallus rumput laut. Hal ini diduga bahwa pada perlakuan yang memiliki dosis unsur hara N, P dan K sudah mulai diserap untuk perbaikan jaringan dan menumbuhkan jaringan baru. Sehingga pada minggu pertama, rumput laut sudah mampu melawan infeksi penyakit white spot. Jadi dalam hal ini pada perlakuan rumput laut yang menggunakan dosis tersebut dapat menyerap N, P dan K dengan baik sehingga kebutuhan nutrien terpenuhi, dan mampu meningkatkan daya tahan tubuh (kekebalan terhadap penyakit) serta mampu memperbaiki jaringan yang rusak melalui sintesis unsur esensial (protein, karbohidrat, lemak) yang disentesis dari N, P dan K. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutedjo (28) bahwa nitrogen merupakan mineral utama bagi pertumbuhan tanaman dan menyehatkan tanaman serta meningkatkan respon terhadap serangan hama dan penyakit, sedangkan fosfor merupakan protoplasma dan inti sel dan pembentukan jaringan meristem, respirasi dan fotosintesis, memperbaiki jaringan yang rusak, merangsang pembelahan sel dan kalium berfungsi.6.5.4.3.2.1 Minggu.27.27.27.27.27 Minggu I.39.42.47.52.27 Minggu II.32.42.45.44.23 Minggu III.27.28.27.36.2 Gambar 2. Grafik kandungan P rumput laut yang mengalami white spot dengan dosis yang berbeda 14 12 1 8 6 4 2 Minggu 11.626 11.626 11.626 11.626 11.626 Minggu I 12.423 12.422 12.599 12.69 11.266 Minggu II 1.625 11.25 11.411 11.57 1.625 Minggu III 9.19 9.19 1.16 11.291 4.624 Gambar 3. Grafik Kandungan K rumput laut yang mengalami white spot dengan dosis yang berbeda 1

Ismail et al.: Effect of NPK ferlilizer (nitrogen, phosphorus, potassium) on mempercepat jaringan meristematik dan memperbaiki jaringan yang rusak. Menurut Made Ali (28), munculnya penyakit bintik putih disebabkan kondisi perairan budidaya yang kurang nutrien dan adanya pengaruh faktor lingkungan yang sangat ekstrim sehingga mudah terserang oleh penyakit. Sehubungan dengan itu, Sulistijo (22) menyatakan bahwa dengan laju pertumbuhan berat 2% per hari dalam waktu 35 hari sudah dapat dilakukan pemanenan, karena ukuran tanaman sudah mencapai dua kali lipat tanaman semula. Laju pertumbuhan 3% per hari, panen dapat dilakukan lebih cepat lagi yaitu sekitar 25 hari, sedangkan laju pertumbuhan 4% per hari panen dapat dilakukan setelah 2 hari. Konsentrasi dosis dalam larutan pupuk N, P dan K pada setiap percobaan menunjukkan bahwa larutan perendaman dengan daya serap bibit rumput laut terhadap larutan semakin baik. Larutan pupuk N, P dan K mengandung sejumlah nutrien dan merangsang hormon pertumbuhan untuk merangsang tanaman sehingga dengan responnya terhadap konsentrasi larutan NPK yang diberikan dalam dosis dan lama perendaman yang dilakukan berarti semakin banyak unsur-unsur nutrien yang diserap thallus tanaman rumput laut. Oleh karena itu, terjadi kecenderungan pada bibit rumput untuk melakukan aktifitas pertumbuhan yang lebih baik dan lebih cepat. Hal ini terlihat pada masing-masing perlakuan memberikan respon laju pertumbuhan yang cukup baik. KESIMPULAN 1. Penambahan nutrien NPK (Nitrogen, Fosfor, dan Kalium) dengan dosis 2,5 g/l pada rumput laut Kappaphycus alvarezii lebih banyak penyerapannya dibandingkan dengan dosis yang lebih rendah. 2. Penambahan nutrien NPK (Nitrogen, Fosfor, dan Kalium) dengan dosis 2,5 g/l memberikan pemulihan dan pertumbuhan yang paling baik pada rumput laut Kappaphycus alvarezii. Ucapan terima kasih. Penulis panjatkan syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberi petunjuk dan kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi dan kepada Prof. Dr. Ir. Markus T. Lasut, M,Sc selaku pembimbing I, Dr. Ir. Edwin L.A. Ngangi, M.Si selaku pembimbing II, staf PS IPA Evane Pangkey dan teman teman, Ledy D. Khartiono, Erwin Wuniarto, Aunorafik M. Poke, Frederik D. Sangkia dan tak lupa pula kepada istri tercinta Mariam M. Ali dan anak anakku serta kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini yang tidak sempat penulis sebut satu persatu namun kiranya tidak mengurangi rasa hormat penulis REFERENSI ASLAN, L. M. (25) Budidaya Rumput Laut. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. MADE ALI, M.I, PETRUS R, P and TJARONGE, M. (28) Usaha Pencegahan Penyakit White spot Pada Budidaya Rumput Laut Melalui Aplikasi Pola Tanam. Unpublished Article. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. Maros. Sulawesi Selatan. MUHSINA, (213) Pemberian Dosis Pupuk NPK terhadap Peningkatan Produksi Rumput Laut Kappaphycus alvarezii. Unpublished Article. Fakultas Perikanan, Unismuh. Luwuk. SILEA, J. LITA, M. (26) Penggunaan Pupuk Bionik Pada Tanaman Rumput Laut K. alvarezii cottonii. Unpublished Article, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unidayan. SULISTIJO, (22) Penelitian Budidaya Rumput Laut di Indonesia. Jakarta: Puslitbang Oseanologi. LIPI. SUTEDJO, M. M, (28) Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineta Cipta. 11