BAB I PENDAHULUAN. Desain stasiun kerja akan berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan di dalam Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 3.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik maupun psikis terhadap tenaga kerja. Secara umum, faktor bahaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung.untuk

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Suma mur (2009) bahwa aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini kondisi jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu tentang mengantisipasi,

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi. pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 5% per tahun. Sementara pada anak-anak dan remaja kejadiannya

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

I. PENDAHULUAN. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Selain itu faktor fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan pekerja,

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Dewasa ini perusahaan-perusahan dipacu untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA RAMBAK KERING DESA DOPLANG KECAMATAN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini peningkatan mutu dalam pelayanan menjadi suatu keharusan bagi. pendenyedia jasa kesehatan khususnya rumah saki.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Kebutuhan itu dapat bermacam-macam, berubah dan. berkembang dan sering kali tidak disadari oleh pelakunya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Volume 2 No. 5 April 2016 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB I PENDAHULUAN. dimana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh perawat. Perawat merupakan

HUBUNGAN ANTARA SHIFT

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya energi yang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. tindakan/perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe

BAB V PEMBAHASAN. hampir semua tenaga kerja pada unit weaving PT. Iskandar Tekstil adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

BAB I PENDAHULUAN. International Laboir Organization (ILO) tahun 2010, diseluruh dunia terjadi

FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI PERTEMUAN KE-4

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM PADA PERAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA KARYAWAN LAUNDRY DI KELURAHAN WARUNGBOTO KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan tenaga yang berlebih karena adanya hubungan dengan manusia

Perbedaan Stres Kerja Antara Pekerja Shift I Dan Shift III Bagian Produksi Di PT. Nusantara Building Industries

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan industri di Indonesia, mendorong

BAB I PENDAHULUAN. secara luas di hampir setiap sektor industri. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

NAPPING DALAM KEPERAWATAN / KESEHATAN. Elly Nurachmah Departmen Keperawatan Medikal Bedah - FIKUI

BAB I PENDAHULUAN. dan produktifitas tenaga kerja serta perbaikan mutu produk dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator, peneliti/pembaharu

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS KONDISI SEBELUM DAN SESUDAH KERJA PADA OPERATOR OFFSHORE DI PT. X DENGAN METODE PSIKOFISIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatutujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (antara lain tenaga kerja perawat), sehingga

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1. Disusun Oleh: ISNA FAIZAH J

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

PENENTUAN BEBAN KERJA MENTAL PERAWAT BERDASARKAN SHIFT KERJA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN METODE NATIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang sangat pesat tidak hanya di Indonesia

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada tahun 1992 memberikan dampak positif sebagai penghasil

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menangani pasien dengan berbagai macam tingkat. kegawatdaruratan (Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA MURID YANG AKTIF DAN TIDAK AKTIF BEROLAHRAGA DI KELAS II SMA AL-ISLAM I SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. terjadinya gangguan kesehatan seperti kelelahan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang berada di

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penggunaan tembakau, penyalahgunaan obat dan alkohol, dan HIV/AIDS.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desain stasiun kerja yang ergonomis merupakan suatu hal yang sangat penting untuk pencapaian suatu produktivitas kerja yang tinggi. Desain stasiun kerja akan berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan pekerja baik duduk maupun berdiri. Masing-masing sikap kerja mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tubuh. Di dalam mendesain suatu stasiun kerja, salah satu pertimbangan penting yang tidak boleh dilupakan adalah setiap manusia berbeda satu dengan yang lainnya (Tarwaka, 2015). Setiap manusia memiliki keterbatasan yang berbeda-beda. Manusia memiliki keterbatasan dalam memproses informasi dan melakukan aktivitas dalam bekerja. Beban kerja yang melebihi kemampuan manusia dapat menurunkan kinerja pekerja, bahkan dapat berujung pada kecelakaan. Selain beban kerja yang overload, pekerjaan yang di bawah kapasitas kerja pekerja juga dapat menyebabkan masalah kinerja seperti, kebosanan, mengurangi kewaspadaan dan mengantuk (Kuswana, 2015). Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut (Tarwaka, 2015). Oleh sebab itu, penempatan seorang pekerja seharusnya sesuai dengan beban optimum yang sanggup dilakukan. Selain

itu juga dipengaruhi oleh pengalaman, keterampilan motivasi dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003) Ditinjau dari higiene dan keselamatan kerja perusahaan industri tekstil memiliki segi-segi khusus yang tidak dimiliki industri lain, misalnya saja penyakit byssinosis dan demam pabrik (mill fever). Selain itu, kelelahan merupakan segi yang harus mendapat perhatian di perusahaan-perusahaan tekstil. Kelelahan berakibat kepada penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh untuk bekerja. Kelelahan yang terus-menerus untuk jangka waktu yang panjang akan menyebabkan terjadinya kelelahan kronis (Suma mur, 2009). World Health Organization (WHO) dalam model kesehatan yang dibuat sampai tahun 2020 meramalkan gangguan psikis berupa perasaan lelah yang berat dan berujung pada depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementrian Tenaga Kerja Jepang terhadap 12.000 perusahaan yang melibatkan sekitar 16.000 pekerja di negara tersebut yang dipilih secara acak menunjukkan bahwa 65% pekerja mengeluhkan kelelahan fisik akibat kerja rutin, 28% mengeluhkan kelelahan mental dan sekitar 7% pekerja mengeluh stress berat dan merasa tersisihkan. Hasil penelitian yang dilakukan pada salah satu perusahaan di Indonesia khususnya pada bagian produksi mengatakan rata-rata pekerja mengalami kelelahan dengan mengalami gejala sakit di kepala, nyeri di punggung, pening dan kekakuan di bahu (Irma dkk, 2014). 2

Berdasarkan Undang-undang (UU) No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 164 ayat 4 menjelaskan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Salah satu hambatan yang berhubungan dengan produktivitas karyawan di suatu perusahaan atau organisasi adalah kelelahan kerja. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hariyono dkk (2009), diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan kelelahan kerja perawat di Rumah Sakit Islam Yogyakarta Persaudaraan Djama ah Haji Indonesia (PDHI). Penelitian Murleni dan Widodo (2011), menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan kelelahan kerja karyawan laundry di Kelurahan Warungboto Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Pada penelitian Setyowati dkk (2013), umur berhubungan secara bermakna dengan kelelahan kerja dan beban kerja tidak berhubungan dengan kelelahan kerja karena pelaksanaan pekerjaan pada saat dilakukan penelitian tidak lebih dari 8 jam dan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah yaitu 75% bekerja dan 25% istirahat. Penelitian Mayasari (2011), terdapat perbedaan tingkat kelelahan antara perawat wanita shift pagi dan shift malam di bagian rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak. Penelitian Nugroho (2004) menunjukkan adanya perbedaan tingkat kelelahan pada sikap kerja berdiri dan duduk di clean area instalasi binatu Rumah Sakit (RS) Dr. Sardjito Yogyakarta. 3

Berdasarkan hasil observasi dan pengukuran yang dilakukan oleh peneliti di Perseroan Terbatas (PT) Iskandar Indah Printing Textile Surakarta, diperoleh data bahwa terdapat 35 tenaga kerja pada bagian operator pakan dengan dibebani 12 mesin pakan tiap pekerjanya dan semuanya dilakukan dengan sikap kerja berdiri. Pekerjaan ini berlangsung dari pukul 07.00-15.00 dengan jeda waktu istirahat 1 jam. Peneliti melakukan pengukuran beban kerja berdasarkan kebutuhan kalori pada 10 tenaga kerja selama 4 jam kerja dalam satu hari kerja dan diambil rerata setiap jam. Hasil pengukuran diperoleh 80% termasuk beban kerja sedang dan 20% beban kerja ringan. Selanjutnya peneliti mewawancarai dan pengukur kelelahan kerja dengan menggunakan kuesioner kepada 10 tenaga tersebut yang diketahui 40% tingkat kelelahan tinggi dan 60% tingkat kelelahan sedang. Beralih ke bagian produksi lainnya yaitu pada operator cucuk yang memiliki tenaga kerja berjumlah 25 orang dengan sikap kerja duduk, peneliti juga mengukur beban kerja berdasarkan kebutuhan kalori kepada 10 tenaga kerja. Hasilnya 100% tenaga kerja termasuk beban ringan. Tingkat kelelahan tenaga kerja diketahui dengan mewawancarai dan mengukur tingkat kelelahan menggunakan kuesioner kepada tenaga kerja tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa 60% tingkat kelelahan sedang dan 40% tingkat kelelahan rendah. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang perbedaan beban kerja dan kelelahan kerja antara sikap kerja berdiri 4

dan duduk pada karyawan bagian produksi di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah ada perbedaan beban kerja dan kelelahan kerja antara sikap kerja berdiri dan duduk pada karyawan bagian produksi di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan beban kerja dan kelelahan kerja antara sikap kerja berdiri dan duduk pada karyawan bagian produksi di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui dan menganalis karakteristik tenaga kerja bagian produksi di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. b. Untuk mengukur dan menganalisis perbedaan beban kerja antara sikap kerja berdiri dan duduk pada karyawan bagian produksi di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. c. Untuk mengukur dan menganalisis perbedaaan kelelahan kerja antara sikap kerja berdiri dan duduk pada karyawan bagian produksi di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. 5

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta Hasil penelitian ini dapat memberi bahan masukan perusahaan untuk mengetahui perbedaan beban kerja dan kelelahan kerja antara sikap kerja berdiri dan duduk pada karyawan bagian produksi di PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. 2. Bagi Tenaga Kerja Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan masukan dan informasi mengenai kondisi yang diamali pekerja. 3. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan mampu memberikan acuan bagi penelitian selanjutnya. 6