KETAHANAN VARIETAS/KLON UBI KAYU TERHADAP HAWAR BAKTERI SECARA ALAMI DI LAPANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENDALIAN KIMIAWI PENYAKIT BERCAK DAUN COKLAT, Cercospora henningsii PADA UBIKAYU

VI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23

POTENSI HASIL KLON HARAPAN UBIKAYU PADA TIGA UMUR PANEN BERBEDA

KERAGAAN KOMPONEN HASIL, HASIL, DAN KUALITAS UMBI KLON-KLON UBI KAYU DI LAHAN ENTISOL KABUPATEN KEDIRI

Potensi Hasil Umbi dan Hasil Pati Klon-Klon Harapan Ubi Kayu

VI. UBI KAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 41

VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UNTUK BAHAN PANGAN DAN BAHAN INDUSTRI

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENAMPILAN TUJUH KLON HARAPAN UBIKAYU DI LAHAN KERING MASAM

HASIL DAN PEMBAHASAN

REAKSI GALUR HARAPAN KEDELAI TERHADAP PENYAKIT KARAT DAN DOWNY MILDEW

KERAGAAN KLON-KLON UBI KAYU DENGAN POTENSI HASIL UMBI DAN PATI TINGGI SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

V. VARIETAS UNGGUL UBI KAYU

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBI KAYU UK-1

Keragaan Fenotipik Klon-Klon Mawar Hasil Persilangan Tunggal. Phenotypic Performance of Rose Clones From Single Hybridization.

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UK-1

V. ARTI EKONOMI PENYAKIT TANAMAN UBI KAYU

RAGAM PERTUMBUHAN, HASIL UMBI, DAN PATI KLON-KLON UBIKAYU PADA UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

USULAN PELEPASAN VARIETAS KENTANG

IDENTIFIKASI PENYAKIT UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG

Lampiran 1. Deskripsi Varetas Adira-1

POTENSI HASIL UMBI DAN PATI BEBERAPA KLON HARAPAN UBIKAYU

DAYA HASIL GALUR-GALUR KACANG TANAH UMUR GENJAH PADA LAHAN SAWAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. (turunan) dari persilangan intraspesifik RRIM 600 x PN 1546 di Balai Penelitian

IDENTIFIKASI DAN SKRINING KETAHANAN VARIETAS/KLON UBIKAYU TERHADAP PENYAKIT LELES DI LAPANG

PENGARUH JUMLAH MATA TUNAS TERHADAP KEMAMPUAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN STEK EMPAT JENIS HIBRID MURBEI

Deskripsi Ubikayu Varietas Adira 1

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PADI LOKAL POTENSI HASIL TINGGI TAHAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI PATOTIPE III DAN IV

DAFTAR GAMBAR. optimal, dan yang tidak dipupuk

Insidensi dan Intensitas Serangan Penyakit Karat Putih pada Beberapa Klon Krisan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. rizosfer tanaman nanas yang diambil dari PT. Great Giant Pineapple (GGP)

Salah satu masalah yang dihadapi dalam

KETAHANAN KLON-KLON HARAPAN UBI JALAR UMBI KUNING DAN UNGU TERHADAP PENYAKIT KUDIS

Adira-1 merupakan varietas ubi kayu yang sudah

KAJIAN CIDER SEBAGAI ALTERNATIF PENGANEKARAGAMAN PRODUK KOPI

DEJA 1 DAN DEJA 2 : VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI TOLERAN JENUH AIR

Hubungan antara Komponen Hasil dan Hasil Umbi Klon Harapan Ubi Kayu

Mengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi

KARAKTER AGRONOMIS GALUR-GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN TANGGAMUS, BURANGRANG, DAN ANJASMORO

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

Lampiran 1 Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan tinggi tanaman kedelai dan nilai AUHPGC

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

KERAGAAN PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN REPRODUKTIF HIBRIDA JAGUNG PERSILANGAN GALUR INBRIDA MUTAN (M4) PADA LATOSOL DARMAGA

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

ustabilitas Hasil Umbi Segar 15 Genotipe Ubi Kayu Menggunakan Metode AMMI Kartika Noerwijati, Nasrullah, Taryono, dan Djoko Prajitno ABSTRACT

Effect of Coating Formulation on Viability, Vigor and Storability of Rice Seeds (Oryza sativa L.)

UJI KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE TANAMAN KARET TERHADAP PENYAKIT Corynespora cassiicola DAN Colletotrichum gloeosporioides DI KEBUN ENTRES SEI PUTIH

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan komoditas andalan Indonesia,

PEMBAHASAN. Pengamatan Vegetatif di Kebun Uji Sei Dadap

- Agustus 1998), tetapi secara keseluruhan lebih bersifat basah (Gambar 7).

Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Jl. Tangkuban Parahu No. 517, Lembang, Bandung Barat )

POTENSI HASIL UMBI DAN KADAR PATI PADA BEBERAPA VARIETAS UBIKAYU DENGAN SISTIM SAMBUNG (MUKIBAT)

6 Hasil Utama Penelitian Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2016

Karakteristik Agronomis dan Fisikokimia Umbi Klon Ubikayu Genjah

KACANG HIJAU. 16 Hasil Utama Penelitian Tahun 2013 PERBAIKAN GENETIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

VARIETAS UNGGUL DAN KLON-KLON HARAPAN UBIKAYU UNTUK BAHAN BAKU BIOETANOL

KAJIAN PRODUKSI UBI DAN ACI TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta CRANTZ) AKIBAT PEMANGKASAN TAJUK

UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN 19 GALUR TOMAT F6(Lycopersicon esculentum Mill.)

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

KARAKTERISASI VARIAN UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) GENOTIPE JAME-JAME DAN ADIRA-4 HASIL IRADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M1V2 MIRA SRI ASTUTI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Muji Mulyo, Desa Muara Putih, Kecamatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

SELEKSI INDEKS KEARAH DAYA HASIL DAN KETAHANAN TERHADAP VIRUS PADA GENOTIPE CABAI MERAH INTRODUKSI

Jl. Raya Kendalpayak Km.8 Malang Jl. Merdeka 147, Bogor

PELAKSANAAN PENELITIAN

Upaya Perbaikan Kualitas dan Produksi Buah Menggunakan Teknologi Budidaya Sistem ToPAS Pada 12 Varietas Semangka Hibrida

3.1. Nata Komersial Hasil pengujian nata de coco dapat dilihat pada Tabel 1. merupakan nata yang difermentasikan menggunakan media air kelapa.

Ubikayu mempunyai peranan strategis sebagai pangan sumber

Ketergantungan kebutuhan karbohidrat pada padi seperti yang terjadi saat ini sangat tidak menguntungkan bagi kelangsungan ketahanan pangan nasional.

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 BALAI PENELITIAN TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI

Respons Pertumbuhan Galur Harapan Kedelai (Glycine max(l.)merril) pada Lahan Masam

UBI JALAR. 32 Laporan Tahun 2011 Penelitian Aneka Kacang dan Umbi PERBAIKAN GENETIK

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

SERANGAN PENYAKIT BUSUK DAUN (Phytophtora infestans Mont de Barry) PADA 14 KLON/VARIETAS UNGGUL KENTANG DI ALAHAN PANJANG SUMATERA BARAT

Deskripsi kedelai varietas Burangrang

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

HYPOMA1 DAN HYPOMA2 VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH TAHAN PENYAKIT DAUN DAN KEKERINGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Jumlah Kutu Kebul (Bemisia tabaci) pada Berbagai Stadia Hidup (telur,

Uji Hedonik. Nama Panelis : Tanggal Pengujian : Jenis Contoh : Sosis Sapi : Nyatakan skor penilaian anda pada kolom di bawah ini.

Keragaman Sifat Agronomi dan Kandungan Pati 20 Aksesi Tanaman Garut (Maranta arundinaceae L)

HASIL UMBI DAN KADAR PATI PADA BEBERAPA VARIETAS UBIKAYU DENGAN SISTIM SAMBUNG (MUKIBAT)

DAYA HASIL GALUR-GALUR MUTAN KACANG HIJAU

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Agros Vol. 15 No.1, Januari 2013: ISSN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

PENGARUH PENGELOLAAN HARA NITROGEN TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL

II. PLASMA NUTFAH. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 3

Transkripsi:

KETAHANAN VARIETAS/KLON UBI KAYU TERHADAP HAWAR BAKTERI SECARA ALAMI DI LAPANGAN Nasir Saleh, Budhi Santoso r., dan Muslikul Hadi Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jl. Raya Kendalpayak KM 8, Kotak Pos 66 Malang Telp. 0341-801468 E-mail: nasir_kabi@yahoo.co.id ABSTRAK Hawar bakteri merupakan penyakit penting pada ubikayu, terutama pada musim hujan. Penanaman varietas tahan merupakan cara yang paling efektif untuk mengendalikan penyakit tersebut. Penelitian ketahanan 30 varietas/klon ubikayu terhadap hawar bakteri telah dilakukan di KP Tegineneng dan KP Pekalongan pada tahun 2011 menggunakan rancangan acak kelompok, diulang tiga kali. Infeksi terjadi secara alami. Terdapat keragaman reaksi varietas/klon ubikayu terhadap hawar bakteri di kedua lokasi. Varietas Malang-6 dan Adira-4 konsisten agak tahan. Terdapat empat klon yang agak tahan terhadap bakteri hawar dengan hasil cukup tinggi (>25 t/ha) yaitu CMM 03069-6, CMM 03008-11, CMM 03005-12, dan CMM 03021-6. Tidak terdapat korelasi antara produktivitas dan kadar pati varietas/klon ubikayu dengan tingkat ketahanannya terhadap penyakit hawar bakteri. Kata kunci: ketahanan, Manihot esculenta, Xanthomonas campestris pv. manihotis. ABSTRACT The resistance of cassava varieties/clones against cassava bacterial blight with natural infection. Cassava bacterial blight is considered as an important cassava disease during rainy season. The cultivation of resistant varieties is an effective way to control the disease. The evaluations of 30 cassava varieties/clones to the disease were carried out at Tegineneng and Pekalongan experimental research station in 2011 relying on the natural infection. The experiment was arranged in randomized completely block design, with three replicates. There were variation among the cassava varieties/clones and the locations in relation to the bacterial blight infection. Malang-6 and Adira-4 varieties had moderately resistant to the bacterial blight. There were four clones, namely CMM 03069-6, CMM 03008-11, CMM 03005-12 dan CMM 03021-6 which were moderately resistant in both locations and having high productivity (>25 t/ha). No significant correlation between cassava productivity and starch content with their resistance to bacterial blight infection was observed. Keywords: Resistance, Manihot esculenta, Xanthomonas campestris pv. manihotis PENDAHULUAN Hawar bakteri (Cassava bacterial blight = CBB) merupakan penyakit yang sering merusak tanaman ubikayu (Semangun 1991; Moses 2007; Tominaga et al. 1978; IITA 2000). Di Indonesia, penyakit hawar bakteri telah diteliti oleh Tominaga et al. (1978). Gejala penyakit ini meliputi bercak menyudut, bercak bulat nekrotik, pelendiran dan mati pucuk. Patogen penyebab penyakit diidentifikasi sebagai Xanthomonas campestris pv. manihotis. Bakteri tersebut termasuk bakteri gram negatif. Di Indonesia, data kehilangan hasil ubikayu akibat penyakit hawar bakteri belum terdokumentasi dengan baik. Di Uganda, penyakit hawar bakteri dilaporkan dapat mengakibatkan kehilangan hasil 90 100% (Otimnape 1980). Demikian juga di Kolumbia, penyakit hawar bakteri ini dapat mengakibatkan kerugian hasil 12 90%, bergantung pada musim, varietas, dan umur tanaman pada saat mulai terinfeksi bakteri. Penanaman varietas tahan merupakan cara yang paling baik untuk mengendalikan penyakit hawar bakteri. Di Indonesia, uji ketahanan dengan cara inokulasi buatan menun- Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2012 555

jukkan varietas Adira-1 dan Adira-2 termasuk beberapa keturunannya bersifat tahan, 17 klon agak tahan, 18 klon agak rentan, dan 26 klon rentan (Nunung et al. 1985). Varietas lokal Ketan dan Adira-4 agak tahan terhadap penyakit hawar bakteri (Purnawati et al. 1990). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi ketahanan varietas/ klon ubikayu terhadap penyakit hawar bakteri Xanthomonas campestris pv. manihotis. BAHAN DAN METODE Percobaan dilaksanakan di KP Tegineneng, Kabupaten Pasawaran dan KP Pekalongan, Lampung Timur pada MT 2011. Penanaman dilakukan masing-masing pada 22 dan 24 Maret 2011. Di masing-masing lokasi, penelitian dilakukan dengan rancangan acak kelompok, diulang tiga kali. Jumlah varietas/klon yang diuji sebanyak 30, masing-masing ditanam lima baris, dan tiap baris terdiri dari lima tanaman. Jarak tanam antarbaris adalah 100 cm, sedangkan jarak dalam barisan ádalah 80 cm. Tanaman dipupuk dengan 100 kg Urea+100 kg S36+100 kg KCl/ha. Pengamatan terhadap intensitas penyakit hawar bakteri dilakukan pada umur 4 dan 10 bulan (menjelang panen) pada lima tanaman contoh yang diambil secara acak. Intensitas penyakit dihitung dengan menggunakan rumus: nv IP = x 100% NZ IP = intensitas penyakit (%), n = jumlah daun dengan skor tertentu, v = skor penyakit pada daun (1-5), N = jumlah daun yang diamati, dan Z = skor tertinggi (5). Skor penyakit didasarkan pada luas bercak/luas daun yang terinfeksi sebagai berikut: 1 = daun sehat, tidak ada bercak, 2 = luas bercak 0,0-0,05 luas daun, 3 = luas bercak >0,05-0,10 luas daun, daun menguning, 4 = luas bercak >0,10 0,20 luas daun, daun menguning, 5 = luas bercak > 0,20 luas daun, daun menguning, layu. Klasifikasi ketahanan didasarkan atas tingkat intensitas penyakit (IP) sebagai berikut; Sangat tahan (ST) apabila IP = 0 10%, Tahan (T) apabila IP >10 20%, Agak tahan (AT) apabila IP >20 30%, Rentan (R) apabila IP >30 60%, dan Sangat rentan (SR) apabila IP >60%. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tahun 2011, curah hujan di KP Tegineneng dan KP Pekalongan tidak terlalu besar. Hal tersebut kurang mendukung perkembangan penyakit hawar bakteri. Restrepo et al. (2000) melaporkan bahwa curah hujan yang rendah kurang cocok bagi perkembangan penyakit hawar bakteri. Pengamatan pada Juli 2011 (tanaman berumur sekitar empat bulan) menunjukkan bahwa di KP Tegineneng terdapat keragaman intensitas penyakit hawar bakteri, berkisar antara 7,8 30% dengan rata-rata 16,1%. Pada Desember 2011 (tanaman berumur sekitar 10 bulan), intensitas penyakit meningkat menjadi 24,2 46,8% dengan rata-rata 32,5%. Sebanyak 14 varietas/klon termasuk agak tahan dan 16 rentan terhadap CBB (Tabel 1). Di KP Pekalongan, pengamatan pada umur empat bulan menunjukkan intensitas penyakit berkisar antara 7,2 27,6%, dengan rata-rata 16,7%, dan pada umur 10 bulan meningkat menjadi 25,5 45,1% dengan rata-rata 33,6%. Berdasar nilai intensitas pada umur 10 bulan, terdapat 12 varietas/klon yang agak tahan dan 18 varietas/klon peka terhadap CBB (Tabel 2). 556 Saleh et al.: Ketahanan Varietas/Klon Ubi Kayu terhadap Hawar Bakteri

Di KP Tegineneng, klon CMM 03036-7 dan CMM 03069-14 termasuk rentan tetapi agak tahan di KP Pekalongan. Sebaliknya, klon CMM 03098-8, Butoijo, dan Cecekijo agak tahan di KP Tegineneng tetapi rentan di KP Pekalongan. Baik di KP Tegineneng maupun KP Pekalongan, varietas UJ-5 dan Malang-4 rentan terhadap infeksi hawar bakteri. Saleh et al. (2011) melaporkan bahwa di Kalimantan Selatan, varietas Malang-4 bereaksi tahan terhadap infeksi CBB. Di KP Tegineneng dan KP Pekalongan, varietas Malang-6 dan Adira-4 bersifat agak tahan. Hal ini sejalan dengan penelitian Purnawati et al. (1990) yang melaporkan bahwa varietas Adira-4 agak tahan terhadap infeksi hawar bakteri. Nunung et al. (1985), Rahayu dan Sundari (2003) melaporkan bahwa varietas Adira-1 dan Adira-2 agak tahan terhadap infeksi CBB. Perbedaan reaksi ketahanan tersebut mungkin karena perbedaan strain bakteri atau kondisi lingkungan yang mendorong terjadinya penyakit. Menurut Ogunjobi et al. (2007), kemungkinan terdapat spesifitas antara strain bakteri dengan kultivar ubikayu, sehingga respon terhadap infeksi CBB berbeda pada satu kultivar dengan kultivar lainnya. Varietas Malang-6 dan Adira-4 yang bersifat agak tahan di kedua lokasi dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan penyakit hawar bakteri. Penanaman varietas tahan merupakan cara yang paling efektif untuk mengendalikan penyakit hawar bakteri (Lozano 1975; Umemura dan Kawano 1983; Restrepo et al. 2000). Tabel 1. Reaksi ketahanan varietas/klon ubikayu terhadap penyakit hawar bakteri, Xanthomonas campestris pv. manihotis. KP Tegineneg, MT 2011. No. Varietas/klon Intensitas penyakit (%) Umur 4 bln Umur 10 bln Kategori 1 UJ-5 17,14 35,22 Rentan 2 Malang-6 9,30 25,05 Agak tahan 3 Malang-4 13,15 35,13 Rentan 4 Adira-4 23,23 23,69 Agak tahan 5 CMM 03025-43 24,81 37,64 Rentan 6 CMM 03094-4 21,70 37,17 Rentan 7 CMM 03036-7 19,43 40,52 Rentan 8 CMM 03036-5 15,76 35,05 Rentan 9 CMM 03038-7 16,14 30,79 Rentan 10 CMM 03095-5 18,68 40,37 Rentan 11 CMM 02040-25 13,00 26,92 Agak tahan 12 CMM 02033-1 19,02 27,62 Agak tahan 13 CMM 02035-3 8,76 27,46 Agak tahan 14 CMM 02048-6 9,06 28,47 Agak tahan 15 CMM 03096-12 13,86 40,00 Rentan 16 CMM 03069-6 12,81 24,15 Agak tahan 17 CMM 03028-4 29,97 34,23 Rentan 18 CMM 03095-21 14,90 38,92 Rentan 19 CMM 03008-11 12,41 28,89 Agak tahan 20 CMM 03080-8 19,24 46,79 Rentan 21 CMM 03005-12 17,33 28,91 Agak tahan 22 CMM 03034-21 15,10 31,53 Rentan 23 CMM 03098-8 23,64 28,65 Agak tahan 24 CMM 03100-8 12,73 42,96 Rentan 25 CMM 03069-14 16,10 36,19 Rentan 26 CMM 03021-6 7,76 28,78 Agak tahan 27 BW1 20,68 27,23 Agak tahan 28 Butoijo 12,98 29,58 Agak tahan 29 CMM 03007-16 22,37 30,95 Rentan 30 Cecekijo 12,71 25,71 Agak tahan Rata-rata 16,12 32,48 Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2012 557

Tabel 2. No. Reaksi ketahanan varietas/klon ubikayu terhadap penyakit hawar bakteri, Xanthomonas campestris pv. manihotis. KP Pekalongan, MT 2011. Varietas/klon Umur 4 bln Intensitas penyakit (%) Umur 9 bln Kategori 1 UJ-5 12,39 36,54 Rentan 2 Malang-6 8,97 25,47 Agak tahan 3 Malang-4 12,48 40,65 Rentan 4 Adira-4 23,91 28,21 Agak tahan 5 CMM 03025-43 27,62 45,33 Rentan 6 CMM 03094-4 23,58 41,06 Rentan 7 CMM 03036-7 19,81 34,17 Rentan 8 CMM 03036-5 11,28 29,13 Agak tahan 9 CMM 03038-7 18,30 36,84 Rentan 10 CMM 03095-5 22,71 40,55 Rentan 11 CMM 02040-25 18,02 29,85 Agak tahan 12 CMM 02033-1 21,93 26,97 Agak tahan 13 CMM 02035-3 7,24 26,61 Agak tahan 14 CMM 02048-6 8,82 26,77 Agak tahan 15 CMM 03096-12 18,96 37,14 Rentan 16 CMM 03069-6 11,23 29,62 Agak tahan 17 CMM 03028-4 22,34 33,47 Rentan 18 CMM 03095-21 8,09 45,07 Rentan 19 CMM 03008-11 15,84 25,78 Agak tahan 20 CMM 03080-8 19,91 41,13 Rentan 21 CMM 03005-12 20,79 28,74 Agak tahan 22 CMM 03034-21 19,88 34,12 Rentan 23 CMM 03098-8 20,15 41,84 Rentan 24 CMM 03100-8 11,12 36,30 Rentan 25 CMM 03069-14 7,47 29,54 Agak tahan 26 CMM 03021-6 9,87 26,60 Agak tahan 27 BW1 16,67 31,43 Rentan 28 Butoijo 13,28 32,60 Rentan 29 CMM 03007-16 16,14 33,33 Rentan 30 Cecekijo 16,23 34,25 Rentan Rata-rata 16,70 33,64 Di KP Tegineneng, tanaman tertinggi terdapat pada klon CMM 03025-43 (288,3 cm) dan terendah pada klon CMM 02048-6 (125,3 cm) dan varietas Butoijo (159,7 cm). Kedua klon juga mempunyai postur tanaman terendah di KP Pekalongan. Jumlah umbi besar/tanaman terbanyak terdapat pada klon CMM 03069-6 (6,7 umbi), tidak berbeda dengan klon CMM 030005-12 dan MLG-4, masing-masing 6,3 umbi. Jumlah umbi besar terendah terdapat pada klon CMM 02035-3. Klon CMM 02035-3 juga mempunyai umbi besar terendah di KP Pekalongan. Jumlah umbi kecil terbanyak terdapat pada klon CMM 03025-43 (6,9 umbi), tidak berbeda dengan klon BW1 (6,8 umbi) dan CMM 03005-12 (6,1 umbi), dan terendah pada klon CMM 02035-3 (2,8 umbi) 558 Saleh et al.: Ketahanan Varietas/Klon Ubi Kayu terhadap Hawar Bakteri

Bobot umbi/petak (25 tanaman) tertinggi diberikan oleh klon CMM 03094-4 (68,6 kg/petak) atau setara dengan 34,3 t/ha, tidak berbeda dengan klon CMM 03095-21 (65,2 kg), Cecekijo (63,8 kg), CMM 03007-16 (63,1 kg), dan CMM 03069-6 (61,5 kg). Hasil terendah terdapat pada klon CMM 02033-1 (30,9 kg), tidak berbeda dengan klon CMM 02035-3 (32,2 kg). Di KP Pekalongan, tinggi tanaman berkisar antara 152,0 cm pada klon CMM 02048-6 hingga 269,3 cm pada klon CMM 02035-3. Klon CMM 02048-6 berumur genjah dengan habitus tanaman pendek. Jumlah umbi besar/tanaman terbanyak diperoleh dari varietas lokal Butoijo yaitu 5,1 umbi dan terendah pada klon CMM 03025-43. Varietas UJ-5 yang dominan di Lampung dan sudah beradaptasi dengan baik menghasilkan 4,7 umbi besar/ tanaman, tidak berbeda nyata dengan varietas unggul MLG-4 dan MLG-6 yang menghasilkan 4,3-4,8 umbi besar/tanaman. Terdapat 11 varietas/klon ubikayu yang menghasilkan umbi besar 4,1-5,1 umbi/tanaman. Jumlah umbi kecil terbanyak diperoleh dari varietas UJ-5 yaitu 10,8 umbi/tanaman, dan terendah pada klon CMM 03096-12, yaitu 3,1 umbi/tanaman. Bobot umbi tertinggi terdapat pada klon CMM 03007-16 dan CMM 03005-12, masingmasing sebesar 66,9 kg dan 66,1 kg/petak atau setara dengan 33,45 t dan 33,05 t/ha, sedangkan terendah pada klon CMM 03095-5 yaitu 29,3 kg/petak atau setara 14,65 t/ha. Varietas UJ-5 menghasilkan 63,2 kg/petak atau setara 31,6 t/ha. Analisis korelasi antara intensitas penyakit dengan hasil umbi/petak menunjukkan tidak terdapat korelasi negatif yang nyata (r =-0,068). Hal tersebut berarti bahwa klon dengan produktivitas tinggi tidak selalu tahan terhadap hawar bakteri, demikian juga klon yang produktivitasnya rendah tidak selalu rentan terhadap hawar bakteri. Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian Wydra et al. (2007) yang meneliti karakter ketahanan genotipe ubikayu terhadap bakteri hawar pada berbagai ekosistem yang menyimpulkan bahwa umumnya terdapat korelasi negatif antara perkembangan gejala hawar bakteri pada daun dengan hasil umbi. Kadar pati tertinggi terdapat pada klon CMM 03100-8 yaitu 19,8%, dan terendah pada klon CMM 03007-16 yaitu 12,6%. Varietas UJ-5 mempunyai kadar pati yang tinggi, yaitu 19,7% (Tabel 4). Analisis korelasi antara kadar pati dengan intensitas penyakit menunjukkan korelasi yang tidak nyata (r= 0,181). Hal ini juga berbeda dengan penelitian Umemura dan Kawano (1983) yang melaporkan bahwa bobot bahan kering umbi klon yang rentan lebih rendah dibandingkan dengan klon tahan. Baik di KP Pekalongan maupun di KP Tegineneng terdapat 13 klon yang konsisten berdaya hasil cukup tinggi (>25 t/ha), yaitu UJ-5, Mlg-4, CMM 03094-4, CMM 03069-6, CMM 03095-21, CMM 03008-11, CMM 03005-12, CMM 03100-8, BW1, Butoijo, CMM 03007-16, dan Cecekijo (Tabel 3 dan 4). Dari 13 varietas/klon tersebut, empat di antaranya agak tahan terhadap hawar bakteri, yaitu CMM 03069-6, CMM 03008-11, CMM 03005-12, dan CMM 03021-6. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2012 559

Tabel 3. Hasil dan komponen hasil 30 varietas/klon ubikayu. KP Tegineneng, MT 2011. No. Varietas/klon Tinggi tan (cm) Jumlah umbi/tan Besar Kecil Bobot umbi /plot (kg) 1 UJ-5 212,3 fghij 5,8 abcdefg 4,4 ghijk 51,8 efgh 2 Malang-6 240,3 bcdef 4,5 kl 4,1 ghijkl 47,7 ghij 3 Malang-4 212,0 fghij 6,3 abcd 4,1 ghijkl 51,8 efgh 4 Adira-4 209,3 fghij 5,1 fghijkl 4,3 ghijk 47,2 hijk 5 CMM 03025-43 288,3 a 5,5 cdefghi 6,9 a 59,0 bcde 6 CMM 03094-4 210,0 fghij 5,3 efghijkl 3,4 klm 68,6 a 7 CMM 03036-7 256,3 abcd 4,8 hijkl 6,0 abcd 44,5 hijkl 8 CMM 03036-5 191,7 ghijk 5,4 cdefghijk 4,4 ghijk 49,4 fghi 9 CMM 03038-7 217,3 defghi 5,1 fghijkl 4,9 defghi 48,1 ghij 10 CMM 03095-5 264 ab 4,7 hijkl 3,7 ijklm 38,4 klm 11 CMM 02040-25 214,7 efghij 5,5 cdefghi 4,4 ghijk 47,8 ghij 12 CMM 02033-1 207,7 fghij 5,0 fghijkl 4,6 fghij 30,9 m 13 CMM 02035-3 232,3 bcdefg 3,3 m 2,6 m 32,2 m 14 CMM 02048-6 125,3 l 4,4 l 5,7 bcdef 38,9 klm 15 CMM 03096-12 224,7 bcdefgh 4,5 jkl 3,0 lm 39,4 jklm 16 CMM 03069-6 257,7 abcd 6,7 a 5,0 cdefgh 61,5 abc 17 CMM 03028-4 219,0 cdefghi 5,3 defghijkl 5,9 abcde 37,6 lm 18 CMM 03095-21 240,7 bcdef 6,5 ab 4,0 ghijkl 65,2 ab 19 CMM 03008-11 242,7 bcdef 6,1 abcde 4,8 efghi 52,4 defgh 20 CMM 03080-8 186,0 hijk 5,1 fghijkl 3,9 hijkl 59,4 bcde 21 CMM 03005-12 174,7 jk 6,3 abc 6,1 abc 60,7 abcd 22 CMM 03034-21 264,7 ab 5,5 cdefghij 5,1 cdefg 42,0 ijkl 23 CMM 03098-8 209,0 fghij 5,5 cdefghi 3,1 lm 48,7 ghi 24 CMM 03100-8 259,3 abc 4,9 ghijkl 3,8 ijkl 50,1 fghi 25 CMM 03069-14 258,0 abcd 4,6 ijkl 4,9 defghi 48,2 ghi 26 CMM 03021-6 254,7 abcde 5,5 cdefghi 4,6 fghij 59,5 bcde 27 BW1 214,0 efghij 5,9 abcdef 6,8 ab 57,7 bcdef 28 Butoijo 159,7 kl 5,6 bcdefgh 5,9 abcde 56,2 cdefg 29 CMM 03007-16 181,7 ijk 5,1 fghijkl 5,0 cdefgh 63,1 abc 30 Cecekijo 194,0 ghijk 5,5 cdefghi 3,5 jklm 63,8 abc KK (%) 11,5 10,9 15,2 10,6 BNT 0,05 41,45 0,95 1,15 8,82 560 Saleh et al.: Ketahanan Varietas/Klon Ubi Kayu terhadap Hawar Bakteri

Tabel 4. Hasil dan komponen hasil 30 varietas/klon ubikayu. KP Pekalongan, MT 2011. No. Varietas/klon Tinggi tan(cm) Jumlah umbi/tan Bobot umbi Kadar pati Besar Kecil /plot (kg) (%) 1 UJ-5 212,3 efghij 4,7 abc 10,8 a 63,2 ab 19,68 abc 2 Malang-6 226,3 cdefg 4,8 ab 7,5 bcdefghi 52,9 efgh 16,79 ghij 3 Malang-4 202,7 ghij 4,3 abcd 8,1 abcdefg 61,6 abc 18,85 abcd 4 Adira-4 224,3 defg 3,4 defgh 5,9 fghij 46,3 ijk 16,84 fghij 5 CMM 03025-43 261,3 ab 2,2 i 8,7 abcdef 34,2 nop 18,85 abcd 6 CMM 03094-4 218,3 defghi 4,0 abcdef 5,5 ghij 55,4 defg 16,11 ij 7 CMM 03036-7 229,7 cdef 3,9 bcdef 10,3 abc 46,3 ijk 16,45 hij 8 CMM 03036-5 190,7 j 3,6 cdefgh 7,8 bcdefghi 43,2 jkl 17,54 defgh 9 CMM 03038-7 210,3 fghij 3,5 defgh 9,0 abcde 57,2 bcde 18,45 abcdef 10 CMM 03095-5 236,3 cde 2,7 ghi 6,2 efghi 29,3 p 17,47 defghi 11 CMM 02040-25 199,0 hij 4,1 abcde 9,7 abcd 49,6 ghi 19,55 ab 12 CMM 02033-1 231,3 cdef 3,9 bcdef 7,7 bcdefghi 41,5 klm 17,14 efghij 13 CMM 02035-3 269,3 a 2,5 hi 5,0 hij 55,5 cdefg 15,76 j 14 CMM 02048-6 152,0 k 3,5 defgh 6,8 defghi 46,0 ijkl 16,84 fghij 15 CMM 03096-12 251,0 abc 2,9 fghi 3,1 j 33,5 op 17,54 defgh 16 CMM 03069-6 238,7 bcd 3,5 defgh 10,4 ab 50,9 fghi 18,77 abcde 17 CMM 03028-4 215,3 defghij 3,7 bcdefgh 8,6 abcdef 40,8 klm 17,54 defgh 18 CMM 03095-21 209,7 fghij 3,9 bcdef 8,1 abcdefg 53,5 defgh 17,87 cdefgh 19 CMM 03008-11 220,3 defghi 3,8 bcdefg 8,3 abcdefg 59,0 bcd 17,14 efghij 20 CMM 03080-8 206,7 fghij 4,7 abc 7,9 abcdefghi 53,0 defgh 18,85 abcd 21 CMM 03005-12 208,7 fghij 4,3 abcd 9,3 abcd 66,1 a 17,14 efghij 22 CMM 03034-21 223,3 defgh 3,0 efghi 7,5 bcdefghi 41,7 kl 17,87 cdefgh 23 CMM 03098-8 235,7 cde 3,7 bcdefgh 7,4 cdefghi 48,9 hij 16,11 ij 24 CMM 03100-8 208,3 fghij 3,5 defgh 6,3 efghi 55,8 cdef 19,83 a 25 CMM 03069-14 219,7 defghi 2,9 efghi 4,9 ij 35,5 mno 18,45 abcdef 26 CMM 03021-6 217,7 defghi 3,3 defghi 7,5 bcdefghi 40,2 lmn 18,16 bcdefg 27 BW1 203,7 ghij 4,3 abcd 9,3 abcd 58,4 bcde 17,87 cdefgh 28 Butoijo 165,7 k 5,1 a 8,8 abcdef 58,9 bcde 18,45 abcdef 29 CMM 03007-16 197,3 ij 4,8 ab 8,8 abcdef 66,9 a 12,55 k 30 Cecekijo 192,3 j 4,1 abcde 7,9 abcdefgh 58,6 bcde 18,77 abcde KK (%) 7,0 19,0 23,2 7,4 6,8 BNT 0,05 24,74 1,16 2,95 6,07 1,92 KESIMPULAN 1. Terdapat keragaman reaksi ketahanan dari 30 varietas/klon ubikayu terhadap penyakit hawar bakteri. 2. Varietas Malang-6 dan Adira-4 konsisten agak tahan terhadap hawar bakteri. 3. Terdapat empat klon yang hasilnya cukup tinggi (>25 t/ha) dan agak tahan terhadap hawar bakteri di dua lokasi pengujian, yaitu CMM 03069-6, CMM 03008-11, CMM 03005-12, dan CMM 03021-6 Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2012 561

4. Tidak terdapat korelasi yang nyata antra produktivitas dan kadar pati varietas/klon ubikayu dengan tingkat ketahanannya terhadap penyakit hawar bakteri. DAFTAR PUSTAKA IITA. 2000. Disease control in cassava farms. IPM field guide for extention agens. IITA. Ibadan, Nigeria. 26 pp. Lozano, J.C. 1975. Bacterial blight of cassava. PANS 21(1): 38 43. Moses, E. 2007. Guide to identification and control of cassava diseases. CSIR-Crops Research Institute, Kumasi Ghana.41 pp. Nunung, HA., N. Zuraida, J. Wargiono dan Suparman. 1985. Ketahanan klon-klon ubikayu terhadap penyakit busuk daun yang disebabkan oleh Xanthomonas campestris pv. manihotis. Buletin Penelitian No.1 Balittan Bogor.Hlm:1 10. Ogunjobi, A.A., O.F. Fagade, A.G.O. Dixon and N. Amusa. 2007. Pathological variation in Cassava Bacterial Blight (CBB) isolates in Nigeria. World Applied Sciences Journal 2(6): 578 593. Otim-nape. 1980. Cassava bacterial blight in Uganda. PANS 26(3): 274 277. Purnawati, A., R. Mastuti dan L. Sulistyowati. 1990. Ketahanan ubikayu local dan Adira-4 hasil radiasi terhadap bakteri Xanthomonas xampestris pv. manihotis secara in-vitro. Hlm: 118 125. Rahayu. M. dan. T. Sundari. 2003. Penyakit-penyakit penting pada tanaman ubikayu dan upaya mendapatkan klon/varietas yang tahan. Dalam. Pemberdayaan Agribisnis ubikayu mendukung ketahanan pangan. Balitkabi Malang. Hlm: 214 223. Restrepo, S., M.C. Duque, and V. Verdier. 2000. Resistance spectrum of selected Manihot esculenta genotypes under field conditions. Field crop Research 65: 69 77. Saleh, N., B.S. Rajid, N. Prasetyaswati dan A. Munip. 2011. Uji adaptasi varietas/klon ubikayu yang sesuai untuk bahan baku industry di Kalimantan Selatan. Laporan Kerjasama Penelitian Balitkabi Malang dengan PT. Bhakti Putra Sejati. Kalimantan Selatan.21 hlm. Semangun, H. 1991. Penyakit-penyakit tanaman pangan di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.449 hlm. Tominaga, T., H.A. Nunung, K. Nishiyama, and A.Ezuka. 1978. Xanthomonas manihotis, the causal bacterial blight in Indonesia. Contribution. CRIA Bogor.16 pp. Umemura dan Kawano.1983. Field assessment and inheritance of resistance to cassava bacterial blight. Crop Science 23: 1127 1132. Wydra, K., B. Agnasin, K. Kossi. 2007. Characterization of resistance of cassava genotypes to bacterial blight by evaluation of leaf and systemic symptoms in relation to field in different ecozone. Euphytica 155(3): 337 348. 562 Saleh et al.: Ketahanan Varietas/Klon Ubi Kayu terhadap Hawar Bakteri